Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

CULTURAL DIVERSITY AND MANAGEMENT


Dosen: Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

Melisawati Parangin Angin


2
07007135
KELAS 49-2

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
1. Jelaskan bagaimana upaya kepemimpinan dalam perusahaan untuk
memastikan terwujudnya Kesamaan Kesempatan dalam Pekeriaan.
Jelaskan beserta peraturan yang ada.
Jawaban:
Prinsip kesetaraan kesempatan dan perlakuan berlaku untuk seluruh pekerja di
suatu perusahaan, yang bekerja untuk perusahaan tersebut dari sebuah lokasi
eksternal, atau yang dikaitkan dengan perusahaan tersebut, termasuk pekerja
paruh waktu, pekerja lepas, subkontraktor, pekerja alih daya dan pekerja komisi.
Pemimpin suatu perusahaan harus mengikuti panduan yang ditetapkan di dalam
Panduan ini dan Kode praktik bagi pengusaha tentang mempromosikan
kesetaraan dan mencegah diskriminasi di tempat kerja di Indonesia yang
diterbitkan oleh APINDO bekerja sama dengan ILO untuk memastikan bahwa
tidak ada bentuk diskriminasi yang ditoleransi di tempat kerja. Seluruh manajer,
penyelia dan staf di perusahaan sama-sama bertanggung jawab untuk
menghormati prinsip kesetaraan dan untuk melaksanakan toleransi dan
pemahaman terhadap keragaman untuk meningkatkan keharmonisan dan
kepercayaan tempat kerja.

Kesamaan kesempatan atau kesetaraan di tempat kerja adalah dua cara untuk
menyatakan hal yang sama: Kesamaan kesempatan berarti tidak adanya
diskriminasi, dan diskriminasi berarti hilangnya atau berkurangnya kesetaraan.
Hak atas kesetaraan adalah hak asasi manusia yang fundamental, yang dijamin
di dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia, Undang- Undang
Ketenagakerjaan (UU No.13 Tahun 2033) maupun di dalam instrumen-
instrumen hukum internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia.
Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghormati prinsip kesetaraan,
baik sebagai pengusaha maupun sebagai pelaku ekonomi.
2. Jelaskan bagaimana mewujudkan rekrutmen dan seleksi tanpa
diskriminasi. Berikan contoh di tempt kerja Bapak/Ibu.
Jawaban:
Contoh perekrutan dan seleksi di tempat saya bekerja yaitu:
a. Transparansi dalam proses perekrutan
Tujuan utama memiliki kebijakan perekrutan perusahaan adalah untuk
memastikan segala prosedur yang berkaitan dilakukan secara terbuka dan
adil. Transparansi akan membantu HR menemukan kandidat yang tepat
sesuai yang dibutuhkan. Tak hanya itu, transparansi di sini juga berarti
perusahaan selalu memberikan informasi terbaru mengenai status lamaran
pada pelamar. Hal ini membantu para kandidat mendapat kejelasan,
sekaligus mencegah talenta terbaik “hilang” karena ketidaktahuan mereka.
b. Keadilan bagi calon karyawan
Prosedur seleksi karyawan yang jelas membantu memastikan proses
perekrutan berjalan dengan adil, dan tanpa diskriminasi. Setiap kandidat
idealnya diproses berdasarkan kemampuan dan kesesuaiannya dengan peran
yang ditawarkan, alih-alih latar belakang suku, agama, atau ras. Kebijakan
perekrutan juga membantu menjaga informasi pribadi pelamar
disebarluaskan kepada mereka yang tidak berhubungan langsung.
c. Memastikan konsistensi
Kebijakan rekrutmen idealnya menjadi dasar untuk bertindak konsisten
dalam setiap tahapan yang dijalankan. Untuk melakukannya, perlu
ditetapkan sebuah standar perekrutan pada tahap awal. Misalnya,
perusahaan bisa menetapkan untuk melakukan riset singkat mengenai profil
kandidat sebelum membuat janji untuk wawancara. Hal ini membantu
perusahaan benar-benar yakin untuk meminta kesediaan kandidat
meluangkan waktunya menjalani proses seleksi. Dengan begitu, nama
perusahaan pun akan tetap baik di mata para pencari kerja.
d. Membangun kredibilitas perusahaan
Prosedur rekrutmen yang jelas dan konsisten juga turut membangun
kredibilitas perusahaan di mata pencari kerja. Pada masa sekarang, banyak
penipuan yang mengatasnamakan perusahaan berkedok lowongan
pekerjaan. Hal tersebut tentu membuat para kandidat menjadi lebih selektif
dan waspada dalam menyambut sebuah tawaran pekerjaan. Itu sebabnya,
perlu prosedur yang profesional dan konsisten dijalankan. Maka, para
pelamar menjadi lebih yakin mengenai posisi dan perusahan yang akan
dilamar.
e. Membantu merumuskan deskripsi pekerjaan
Memiliki kebijakan rekrutmen dan seleksi karyawan yang baik dapat
membantu perusahaan dalam merumuskan deskripsi pekerjaan dengan tepat.
Job description bisa disebut sebagai salah satu esensi utama dalam
keseluruhan proses hiring. Beberapa hal yang perlu dijabarkan mencakup
tugas utama dan pendukung yang akan dijalankan kandidat sesuai dengan
perannya.
3. Penempatan kerja sebaiknya berdasarkan prinsip Right man on the right
place. Namun berbagai dilemma dialami pimpinan dalam penempatan
karyawan terutama apabila dikaji dari sisi gender. Beri berbagai contoh
penempatan kerja yang adil dan terhindar dari dilemma tersebut.
Jawaban:
Contoh penempatan kerja yang adil dan terhindar dari dilemma:
a. Kesempatan yang sama untuk berkembang pada perusahaan
Di dunia kerja, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan karir. Mulai dari proses rekrutmen yang objektif,
penempatan kerja sesuai kemampuan, kebebasan berpendapat, hingga
kesempatan meniti jenjang karir untuk pada akhirnya memimpin sebuah tim
atau divisi. Sayangnya, masih banyak perusahaan yang ragu untuk
menempatkan wanita pada posisi kepemimpinan. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat bahwa persentase perempuan yang menduduki posisi
manajerial hanya mencapai 33,08%.
b. Bekerja dengan aman dan nyaman pada perusahaan
Lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah hak setiap pekerja. Namun
bagi para pekerja perempuan, hal tersebut masih harus diperjuangkan.
Selain menghadapi diskriminasi, pelecehan seksual masih mengancam
kenyamanan dan keselamatan mereka. Menurut survei Never Okay Project,
94% dari 1.204 responden pernah mengalami pelecehan di tempat kerjanya.
62,39% pelaku merupakan senior atau atasan mereka. Namun karena merasa
khawatir akan respon yang diterima, 94% korban tidak melaporkannya ke
HRD.
4. Carilah jurnal internasional terkait dengan Keragam budaya pada
angkatan kerja/perusahaan. Lakukan telaah kritis atas jurnal tersebut.
Jawaban:

Sumber: https://journalofbusiness.org/index.php/GJMBR/article/download/1316/1223

Pada jurnal di atas bahwa Perusahaan multinasional yang bergerak dalam


bisnis internasional di seluruh dunia. Ini harus menjadi keuntungan untuk
memiliki pekerja lintas budaya dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja
pekerjaan. Sayangnya, salah urus oleh tim manajemen puncak dapat mengubah
keuntungan ini menjadi kelemahan bagi organisasi. Bullying di tempat kerja
merupakan hambatan untuk mencegah perusahaan berfungsi dengan lancar dan
berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Sangat penting bagi manajer untuk
menetralisir dan mengurangi intimidasi di tempat kerja. Stereotip adalah faktor
utama yang mengarah pada intimidasi di tempat kerja di mana pekerja lokal
percaya bahwa pekerja asing adalah beban bagi mereka di tempat kerja.
Stereotip kemudian akan berubah menjadi diskriminasi yang secara negatif
menilai semua pekerja asing. Bullying di tempat kerja akan menimbulkan
dampak negatif apabila manajemen tidak melakukan tindakan secara efektif.
Kesehatan psikologis di era teknologi modern ini telah meningkat secara
signifikan di kalangan pekerja karena stres kerja dan bullying di tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai