Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMASARAN DAN UPAYA MEMENGARUHI HARAPAN STAKEHOLDER


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah
Dosen :
Dr. Wawan Karsiwan, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Nadya Pratiwi (0142S1A018009)


2. Hidayatul Kamila (0142S1A018021)
3. Nadya Amlia Rachman (0142S1A018040)
4. Leonaldi (0142S1A018027)

Program Studi Administrasi Pendidikan


Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bogor
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas karunia dan nikmat yang telah
dilimpahkan kepada kita. Salawat dan salam semoga tercurah ke haribaan baginda Rassulullah
SAW, yang menjadi rahmat alam semesta. Tak lupa pula, kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini, terutama kepada orang tua,
dan teman-teman yang telah tulus memberikan dorongan dan bantuan. Kepada sumber yang
menjadi penunjang selesainya makalah ini, kami ucapkan terima kasih. Demikian juga kepada
para pembaca yang telah bersedia membaca karya tulis ini. Semoga Allah SWT, senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya.
Makalah ini bertujuan untuk menambah pemahaman serta wawasan melalui
pengumpulan data yang hasilnya telah dituangkan dalam bentuk tulisan. Selain itu, diharapkan
dengan karya ini membuka wawasan serta pengetahuan tentang masalah yang dibahas dalam
makalah ini. Makalah ini mengacu pada data-data yang akurat serta serangkaian usaha yang telah
dilakukan dengan penyusunannya. Makalah ini disusun dengan beberapa data berupa
pengumpulan informasi data dari berbagai buku serta penelusuran melalui internet.
Kami juga mengharapkan saran yang bersifat positif untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah khazanah kepustakaan dan dapat memberikan manfaat
bagi pembaca. Amin.

Bogor, 22 Juni 2021

(Kelompok 2)

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
A. Pemasaran Dan Stakeholder Pendidikan ............................................................. 3
1. Pemasaran pendidikan ...................................................................................... 3
2. Stakeholder pendidikan .................................................................................... 4
B. Pemasaran Dan Upaya-Upaya Penting Untuk Memengaruhi Harapan Stakeholder
........................................................................................................................................... 5
1. Pemasaran pendidikan dan upaya-upaya penting lainnya ................................ 5
2. Harapan Stakeholder ......................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 10
B. Saran ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ii

Pemasaran dan upaya mempengaruhi harapan stakeholder adalah dua hal yang sangat
penting dalam dunia manajemen pendidikan. Pemasaran pendidikan dimana pengelolaannya
tidak dapat dilakukan secara tradisional akan tetapi membutuhkan kemampuan khusus
sehingga output pendidikan sesuai dengan kebutuhan pasar (stakeholder) baik nasional
maupun internasional. Fokus dari manajemen pendidikan mengalami perubahan dari sekedar
melayani proses pendidikan menjadi bagaimana membuat pemakai pendidikan diubah
menjadi pelanggan pendidikan (customer pendidikan), dimana pelanggan pendidikan akan
memberikan loyalitas yang tinggi untuk tidak bisa berpaling pada lembaga lain.
Perubahan-perubahan dalam aspek manajemen tersebut, harus dapat menciptakan: (1)
Makes regular repeat purchases yaitu pelanggan yang selalu membeli atau memakai secara
teratur program yang diluncurkan oleh lembaga, misalnya mahasiswa menyelesaikan studi
sampai akhir tetap pada jurusan yang sama; (2) Purchases across product and service lines,
pelanggan membeli diluar lini produk/ jasa, misalnya ketika suatu universitas mengeluarkan
program lain yaitu pelatihan Bahasa Inggris maka banyak mahasiswa jurusan lain yang
mengikuti pelatihan tersebut; (3) Refers other yaitu merekomendasikan produk lain, misalnya
mahasiswa sebuah universitas merekomendasikan kepada keluarga, teman ataupun
masyarakat setiap program layanan pendidikan baik merekomendasikan jurusan yang diambil
maupun layanan lainnya (training, seminar, loka karya dan sebagainya); (4) Demonstrates an
immunity to the full of the competition yaitu menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk
sejenis dari pesaing, misalnya lagi banyak lembaga lain yang menawarkan pendidikan serupa
yaitu untuk calon guru, akan tetapi sebanyak dan semenarik apapun yang dilakukan oleh
lembaga lain, mahasiswa pada universitas yang disebutkan pertama di atas tetap teguh
memilihnya sebagai lembaga layanan pendidikannya. Customer seperti di atas yang akan
dicari oleh setiap lembaga pendidikan, hal itu bisa dilakukan melalui strategi pemasaran
pendidikan. (Irianto, 2014:201).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam makalah ini penyusun mengangkat
rumusan masalah:
1
1. Apakah pemasaran dan stakeholder itu?
2. Upaya pemasaran (pendidikan) yang bagaimanakah yang dapat memengaruhi harapan
stakeholder?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pemasaran stakeholder

2. Untuk mengetahui upaya pemasaran pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Pemasaran Dan Stakeholder Pendidikan
1. Pemasaran Pendidikan
Pada bab pendahuluan telah dikemukakan bahwa dalam memajukan suatu bidang
usaha diperlukan upaya pemasaran yang baik. Tak terkecuali pemasaran di bidang
pendidikan. Dikatakan bahwa pemasaran pendidikan dimana pengelolaannya tidak dapat
dilakukan secara tradisional akan tetapi membutuhkan kemampuan khusus sehingga
output pendidikan sesuai dengan kebutuhan pasar/ stakeholder baik pada skala nasional
maupun internasional.
Untuk lebih memahami bagian ini, maka kita terlebih dahulu sebaiknya mengetahui
pengertian pemasaran, khususnya pemasaran pada bidang pendidikan. Secara umum,
pemasaran atau marketing berarti berbagai macam cara yang dilakukan oleh perusahaan
dalam menjual produk-produknya. Usaha dapat berupa promosi produk kepada
konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli dan memiliki produk tersebut. Akan
tetapi pengertian pemasaran dapat berkembang lebih luas lagi sesuai dengan bidang usaha
tertentu. Berikut pengertian pemasaran menurut para ahli:
a. William J. Stanton, pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa. Barang dan jasa yang sifatnya memuaskan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
b. Philip dan Duncan, pemasaran adalah sesuatu yang meliputi semua langkah yang
dipakai dan dibutuhkan untuk menempatkan barang ke tangan konsumen.
c. Sutisna, pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama
konsumen mengenai keberadaan produk (barang/ jasa) di pasar. (Admin, 2014)
b. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
pemasaran pendidikan adalah segala bentuk upaya untuk menginformasikan atau
mengenalkan produk layanan pendidikan yang berkualitas kepada seluruh konsumen
pendidikan.
2. Stakeholder Pendidikan
Istilah stakeholder sudah sangat populer. Kata ini telah dipakai oleh banyak pihak
dan hubungannnya dengan berbagai ilmu atau konteks, misalnya manajemen bisnis, 3
ilmu komunikasi, pengelolaan sumberdaya alam, sosiologi, dan lain-lain. Lembaga-
lembaga publik telah menggunakan secara luas istilah stakeholder ini ke dalam proses-
proses pengambilan dan implementasi keputusan. Secara sederhana, stakeholder sering
dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu
issu atau suatu rencana. Dalam buku Cultivating Peace, Ramizes mengidentifikasi
berbagai pendapat mengenai stakeholder ini. Beberapa defenisi yang penting
dikemukakan:
a. Freeman (1984), yang mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok atau individu
yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan
tertentu.
b. Biset (1998), secara singkat mendefenisikan stakeholder merupakan orang dengan
suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan.
c. Grimble and Wellard (1996), stakeholder adalah kelompok atau individu yang
memilki posisi dan pengaruh penting. (Juanda, 2014)
Pandangan-pandangan di atas menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak
sekedar menjawab pertanyaan siapa stakeholder suatu issu tapi juga sifat hubungan
stakeholder dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Aspek-aspek
ini sangat penting dianalisis untuk mengenal stakeholder.
Stakeholder adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi
kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Clarkson membagi stakeholder
menjadi dua: stakeholder primer dan stakeholder sekunder. Stakeholder primer adalah
‘pihak di mana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’
Contohnya adalah pemegang saham, investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok. Menurut
Clarkson dalam Juanda (2014), suatu perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem stakeholder primer yang merupakan rangkaian kompleks hubungan
antara kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan, harapan, dan
tanggung jawab yang berbeda. Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak yang
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam

4
transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup
perusahaan.’ Contohnya adalah media dan berbagai kelompok kepentingan tertentu.
Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi
mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mengganggu kelancaran bisnis
perusahaan. Clarkson (dalam artikel tahun 1994) juga telah memberikan definisi yang
bahkan lebih sempit lagi di mana stakeholder didefinisikan sebagai suatu kelompok atau
individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena mereka telah melakukan
investasi (material ataupun manusia).
Di perusahaan tersebut (‘stakeholder sukarela’), ataupun karena mereka menghadapi
risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut (‘stakeholder non-sukarela’). Karena itu,
stakeholder adalah pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan
strategi perusahaan. Mengacu pada pengertian stakeholders di atas, maka dapat ditarik
suatu penjelasan tentang stakeholder pendidikan bahwa dalam suatu aktivitas pendidikan
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar dan dari dalam, yang kesemuanya dapat disebut
sebagai stakeholders. Atau lebih jelasnya dapat disebut sebagai “para pemercaya”. Dalam
bidang pendidikan, kelangsungan hidup pendidikan bergantung pada dukungan
stakeholders (para pemercaya) dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas
penyelenggara pendidikan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin powerful
stakeholdernya, makin besar usaha penyelenggara pendidikan untuk beradaptasi. (Chariri
dan Ghazali dalam Juanda, 2007). Stakeholders pendidikan dapat terdiri dari:
a. Pelanggan Pendidikan (Siswa/ mahasiswa dan para orang tuanya)
b. Karyawan Pendidikan (Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
c. Pemasok Bantuan Pendidikan (Pemerintah, Perusahaan atau Badan Usaha tertentu)
d. Distributor (Penyalur dana dan informasi pendidikan; Bank, jasa perhubungan,
komunikasi baik cetak maupun noncetak). (Zaidun, 2013)
B. Pemasaran Dan Upaya-Upaya Penting Untuk Memengaruhi Harapan Stakeholder
1. Pemasaran Pendidikan dan Upaya-upaya penting lainnya
Persaingan dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakkan lagi, banyak
lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa
tahun ini banyak terjadi penurunan minat pendaftar dari beberapa lembaga pendidikan.
Kemampuan tenaga atau staf administrator pada sebuah lembaga pendidikan untuk

5
memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan
meningkatkan pertumbuhan lembaganya.
Ada beberapa kunci yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memahami
konsep pemasaran pendidikan, yaitu konsep pasar. Pasar merupakan tempat bertransaksi
berbagai komoditas yang dihasilkan produsen dengan yang dibutuhkan, diinginkan dan
diharapkan konsumen. Pemasaran ialah proses transaksional untuk meningkatkan harapan,
keinginan dan kebutuhan calon konsumen sehingga calon konsumen menjadi tergugah
untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan mengeluarkan imbalan sesuai yang
disepakati, atau dengan kata lain konsumen merasa puas.
Pendidikan adalah proses perubahan pola pikir, apresiasi dan pembiasaan manusia
agar menjadi manusia. Sekolah merupakan salah satu kelembagaan satuan pendidikan.
Walaupun kebanyakan orang sering mengidentikan sekolah dengan pendidikan,
pendidikan merupakan wahana perubahan peradaban manusia; Manakala membicarakan
sistem pendidikan tidak cukup hanya membahas sistem persekolahan, sehingga untuk
membicarakan pemasaran pendidikan pun sesungguhnya tidak cukup dengan hanya
membahas terbatas pada pemasaran persekolahan. Karena paradigma pendidikan yang
begitu universal tidak hanya dipandang secara terbatas pada sistem persekolahan.
Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasikan dari lembaga pendidikan yang
bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasad mata.Untuk mengenal
lebih dalam dari pemasaran pendidikan maka kita harus mengenal terlebih dahulu
pengertian dan karakteristik jasa dan konsep pemasaran sehingga penerapan konsep
pemasaran pendidikan ada pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari
pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah
pendidikan yang: (1) Ada Produk sebagai Komoditas; (2) Produknya memiliki standar,
spesifikasi dan kemasan; (3) Punya pangsa/ sasaran yang jelas; (4) Punya jaringan dan
media; dan (5) Tenaga Pemasar. (Irianto, 2014:208)
2. Harapan Stakeholder
Seperti telah dikemukakan di awal pembahasan, bahwa penerapan pemasaran dalam
dunia pendidikan adalah untuk menciptakan kepuasan bagi pelanggan pendidikan. Ketika
berbicara tentang kepuasan maka kita harus menyadari bahwa kepuasan antara satu orang
dengan yang lainnya berbeda, artinya kepuasan berurusan dengan beberapa hal. Kata

6
kepuasan berasal dari bahasa Latin ”satis” (artinya cukup baik, memadai) dan ”facio”
(melakukan atau membuat), sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan
sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Menyatakan. “Satisfaction is the consumer’s
fulfillment response. It is a judgement that a product pleasurable level of consumption
related fulfillment” (Zeithaml dalam Irianto, 2000:75). Jadi dapat ditegaskan bahwa
kepuasan merupakan respons konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya tentang
penggunaan barang atau jasa yang mereka pakai.
Pembelian atau pemakaian ulang serta mengajak temannya untuk menggunakan
produk dan jasa yang dihasilkan pendidikan terjadi karena customer delivered value (nilai
yang diterima pelanggan), secara matematis merupakan selisih dari total customer value –
total customer cost (jumlah segala pengorbanan yang dikeluarkan seseorang). Dalam arti
bahwa dia mengorbankan waktu, tenaga, uang yang kemudian dibandingkan dengan nilai,
manfaat hasil yang ia terima.
Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan
sesungguhnya dapat ditelusuri berdasarkan; Pertama, contrast theory yang berasumsi
bahwa konsumen akan membandingkan kinerja produk aktual dengan ekspektasi para-
pembelian, dimana apabila kinerja aktual lebih besar atau sama dengan ekspektasi, maka
pelanggan akan puas, dan sebaliknya apabila kinerja actual lebih rendah dari ekspektasi
maka komsumen akan mengalami ketidakpuasan.
Kedua, assimilation theory menyatakan bahwa evaluasi purnabeli merupakan fungsi
positif dari ekspektasi konsumen para-pembelian, karena proses diskonfirmasi secara
psikologis tidak enak dilakukan, konsumen cenderung secara perseptual mendistorsi
perbedaan antara ekspektasi dan kinerjanya ke arah ekspektasi awal sehingga
penyimpangan ekspektasinya cenderung akan diterima oleh konsumen yang bersangkutan.
Ketiga, assimilation-contras theory yang berpegang bahwa terjadinya efek asimilasi
(assimilation effect) atau efek kontras (contrast effect) merupakan fungsi dari tingkat
kesenjangan antara kinerja yang diharapkan dan kinerja actual. Apabila kesenjangannya
besar, konsumen akan memperbesar gap tersebut, dengan kata lain rentang wakrtu yang
diterima (acceptable deviations) dilewati, maka kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja
akan menjadi signifikan sehingga disitulah efek kontras berlaku.

7
Stauss & Neuhaus (1997) yang dikutip Fandhy & Gergorius (2005:203) dalam
Irianto membedakan lima tipe kepuasan dan dua tipe ketidakpuasan berdasarkan
kombinasi antara emosi spesifik terhadap penyedia jasa, ekspektasi menyangkut
kapabilitas kinerja masa depan pemasok jasa, dan minat berperilaku untuk memilih lagi
penyedia jasa bersangkutan, tipe tersebut adalah:
a. Demanding customer satisfaction, merupakan tipe kepuasan yang aktif, relasi dengan
penyedia jasa diwarnai emosi positif, terutama optimisme dan kepercayaan.
Berdasarkan pengalaman positif dimasa lalu, pelanggan dengan tipe kepuasan ini
berharap bahwa penyedia jasa bakal mampu memuaskan ekspektasi mereka yang
semakin meningkat di masa depan, selain itu mereka bersedia meneruskan relasi yang
memuaskan dengan penyedia jasa sehingga loyalitas akan tergantung pada
kemampuan penyedia jasa dalam meningkatkan kinerjanya seiring dengan tuntutan
pelanggan.
b. Stable customer satisfaction yaitu pelanggan yang memiliki tingkat aspirasi pasif dan
perilaku yang demanding. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa bercirikan
steadiness dan trust dalam relasi yang terbina saat ini, dima mereka menginginkan
segala sesuatunya tetap sama. Berdasarkan pengalaman positif yang telah terbentuk,
mereka bersedia melanjutkan relasi dengan penyedia jasa.
c. Resigned customer satisfaction, pelanggan pada tipe ini merasa puas, namun bukan
diakibatkan pemenuhan ekspektasinya, namun lebih didasarkan pada kesan tidak
realistis, perilakunya cenderung pasif cenderung tidak bersedia melakukan berbagai
upaya dalam menuntut perbaikan.
d. Stable customer dissatisfaction, pelanggan tidak puas terhadap kinerja penyedia jasa
namun cenderung tidak melakukan apa-apa. Relasi dengan penyedia jasa diwarnai
emosi negatif dan asumís ekspektasi mereka di masa datang tidak akan terpenuhi, dan
tidak melihat adanya peluang untuk perubahan dan perbaikan.
e. Demanding customer dissatisfaction bercirikan tingkat aspirasi aktif dan perilaku
demanding, pada tingkat emosi ketidakpuasan menimbulkan protes dan oposisi,
mereka aktif menuntut perbaikan.
Dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggan, Kotler dalam Irianto (2000:38)
mengemukakan beberapa cara diantaranya adalah:

8
a. Complaint and Suggestion system (sistem keluhan dan saran), informasi dari saran dan
keluhan ini akan dijadikan data dalam melakukan antisipasi dan pengembangan
perusahaan.
b. Customer satisfaction surveys (survey kepuasan pelanggan), tingkat keluhan
konsumen dijadikan data dalam mengukur tentang kepuasan, hal itu bias melalui
survey, pos, telpon, atau angket,
c. Ghost shopping (pembeli bayangan), dengan mengirimkan orang untuk melakukan
pembelian di perusahaan orang lain maupun diperusahaan sendiri untuk melihat secara
jelas keunggulan dan kelemahan pelayanannya,
d. Lost customer analysis (analisis pelanggan yang beralih), yaitu kontak yang dilakukan
kepada pelanggan yang telah beralih pada perusahaan lain untuk dijadikan perbaikan
kinerja dalam meningkatkan kepuasan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa timbulnya ketidakpuasan dari konsumen
dikarenakan oleh: (1) tidak sesuai harapan dengan kenyataan yang dialaminya, (2)
ketidakpuasan dalam pelayanan selama proses menikmati jasa, (3) perilaku personil
kurang memuaskan, (4) suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang, (5)
ongkos terlalu tinggi, karena jarak, waktu dan harga terlalu tinggi, (6) promosi tidak
sesuai dengan kenyataan. (Irianto, 2014:217).

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pada bab pembahasan sebelumnya dapat dibuat simpulan berikut berdasarkan rumusan
masalah, Pemasaran pendidikan adalah segala bentuk upaya untuk menginformasikan atau
mengenalkan produk layanan pendidikan yang berkualitas kepada seluruh konsumen
pendidikan. Stakeholder pendidikan yakni bahwa dalam suatu aktivitas pendidikan
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar dan dari dalam, yang kesemuanya itu dapat disebut
sebagai stakeholders. Atau lebih jelasnya dapat disebut sebagai “para pemercaya”. Dalam
bidang pendidikan, kelangsungan hidup pendidikan bergantung pada dukungan stakeholders
(para pemercaya) dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas penyelenggara
pendidikan adalah untuk mencari dukungan tersebut.
Faktor dalam dan luar tersebut dapat berupa elemen-elemen (stakeholder pendidikan)
sebagai berikut:
1. Pelanggan Pendidikan (Siswa/ mahasiswa dan para orang tuanya).
2. Karyawan Pendidikan (Pendidik dan Tenaga Kependidikan).
3. Pemasok Bantuan Pendidikan (Pemerintah, Perusahaan atau Badan Usaha tertentu).
4. Distributor (Penyalur dana dan informasi pendidikan; Bank, jasa perhubungan,
komunikasi baik cetak maupun noncetak).
Upaya pemasaran (pendidikan) yang dapat memengaruhi harapan stakeholder dapat
ditempuh dengan upaya-upaya pemasaran pendidikan yang baik. Pemasaran pendidikan yang
baik yaitu pemasaran yang memiliki strategi. Adapun strategi yang dimaksud adalah minimal
memperhatikan tingkat kepuasan dan ketidakpuasan stakeholder pendidikan terutama
konsumen.
B. Saran Dan Kritik
Penyusun menyadari bahwa dalam hal penyusunan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Olehnya itu, penyusun mengharapkan saran-saran yang bermanfaat,
begitupula dengan kritik yang konstruktif. Ini semata-mata untuk kesempurnaan karya tulis
selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2012. Pengertian Pemasaran Menurut Para Ahli. Jakarta:


http://dilihatya.com/729/pengertian-pemasaran-menurut-para-ahli
Irianto, H. Yoyon Bahtiar, Dr. M.Pd. 2014. Pemasaran Pendidikan. Bandung:
http://www.upi.edu
Juanda, Edwar. 2014. Pengertian Stakeholder. Surabaya:
http://komunikasi.us/index.php/course/strategic-corporate-communication/2060-pengertian-
stakeholder
Zaidun, Achmad. 2013. Membangun Kepuasan, Nilai Pelanggan dan Upaya mempertahankan
pelanggan. Kudus: http://www.achmadzaidun.blogspot.com

11

Anda mungkin juga menyukai