Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ahmad Kurnia Putra

NIM : 040983183
Mata Kuliah : Manajemen Strategik
Tugas 3
Jawaban :
mengidentifikasi Strategi Pertumbuhan dan Penyehatan yang dilakukan oleh
Perusahaan GRUP MODERN PT . Modern Sevel Indonesia (MSI)

Analisis:

penurunan kinerja Perseroan PT Modern Sevel Indonesia (MSI) pada tahun 2017
merupakan dampak dari restrukturisasi dan konsolidasi serta kebijakan Perseroan untuk
menghentikan operasional seluruh kegiatan gerai-gerai 7-Eleven yang ada.

Strategi Pertumbuhan:

dengan mendukung keputusan Direksi untuk menutup Bisnis 7-Eleven serta menfokuskan
segenap sumber daya Perseroan untuk menyelesaikan seluruh kewajiban-kewajiban yang
ada sesuai dengan peraturan dan regulasi yang berlaku, terutama kewajiban terhadap
karyawan, pemerintah dan kreditur. Selain itu, kami juga mengarahkan agar Perseroan
untuk melakukan restrukturisasi hutang-hutang Perseroan dengan melakukan negosiasi
ulang dengan para kreditur dalam rangka untuk menyehatkankondisi keuangan Kebijakan
Perseroan untuk melakukan penjualan asset property yang sudah tidak produktif lagi
perlu diintensifkan sehingga dana hasil penjualan tersebut dapat dipergunakan untuk
mengurangi beban utang Perseroan dan dapat menambah modal kerja Perseroan. Dalam
hal tata kelola Perusahaan yang baik (GCG), Perseroan tetap berkomitment untuk
menerapkan GCG dengan konsisten dengan cara melalui penegakan prinsip TARIF
(Transparancy, Accountanbility,Responsibility, Independency & Fairness) dalam rangka
melindungi kepentingan Perseroan dan pemegang saham.

Prospek Usaha Ke Depan:

Kedepannya, setelah penutupan bisnis 7-Eleven, kami mengarahkan Perseroan untuk


focus pada penyelesaian semua kewajiban sesuai dengan rencana perdamaian yang telah
disetujui oleh Pengadilan Niaga. Disamping itu, fokus dan dukungan modal kerja harus
diberikan kepada PT Modern Data Solusi dalam rangka meningkatkan pemasaran produk
dokumen manajemen solusi melalui penjualan produk-produk berbasis IT untuk gedung-
gedung perkantoran dan agen-agen percetakan serta memperbanyak varian produk dari
merk RICOH.

Strategi Penyehatan:

Fokus Utama adalah Restrukturisasi untuk Tahun 2017

Perusahaan PT Modern Internasional Tbk beserta entitas anak, termasuk di dalamnya PT


Modern Sevel Indonesia,sejak tahun 2015 menjalankan fokus pada retrukturisasi dan
konsolidasi perusahaan, termasuk didalamnya mencari investor baru untuk melakukan
pengembangan bisnis 7-Eleven. Namun demikian, per tanggal 30 Juni 2017, Perseroan
mengambil keputusan untuk melakukan penghentian operasional seluruh gerai-gerai 7-
Eleven yang ada, yang disebabkan oleh keterbatasan sumberdaya yang dimiliki untuk
menunjang kelanjutan kegiatan operasional gerai 7-Eleven setelah Rencana Transaksi
Material Perseroan atas penjualan dan transfer segmen bisnis restoran dan convenience
store di Indonesia dengan merk waralaba 7-Eleven beserta aset-aset yang menyertainya
oleh PT Modern Sevel Indonesia sebagai salah satu entitas anak dari Perseroan kepada
PT Charoen Pokphand Restu Indonesia, mengalami pembatalan karena tidak tercapainya
kesepakatan atas pihak-pihak yang berkepentingan utama. Adapun management
menyadari bahwa penghentian kegiatan operasional 7-Eleven yang telah berdiri sejak
tahun 2009 di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor baik faktor internal maupun
eksternal. Untuk saat ini penghentian operasional bisnis 7-Eleven merupakan pilihan
terbaik bagi Perseroan karena bisnis 7-Eleven mengalami kerugian yang signifika dan
terus menerus menggerus modal kerja Perseroan. Manajemen menyadari bahwa
keputusan ini merupakan salah satu resiko bisnis yang harus dihadapi Perseroan.
Disamping itu, Perseroan juga mendapatkan pembelajaran bahwa ekspansi gerai 7-Eleven
dilakukan terlalu cepat di awal dimana sebagian besar kebutuhan ekspansi tersebut
dibiayai oleh pinjaman, kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang
signifikan menggangu modal kerja yang dapat digunakan untuk operasi bisnis 7-Eleven.
Ditambah lagi dengan daya beli masyarakat yang melemah sejak tahun 2015 dan terus
berkelanjutan di tahun 2016 dan awal 2017, serta pertumbuhan bisnis retail yang
melambat juga menjadi salah satu kendala dalam pengembangan bisnis 7-Eleven. Hal ini
semakin diperparah dengan adanya pelarangan penjualan minuman beralkohol di gerai-
gerai mini market yang efektif berlaku per April 2015. Pelarangan penjualan minuman
beralkohol juga mempengaruhi penjualan snack dan confectionary sehingga penurunan
penjualan menjadi sangat signifikan Selain itu persaingan bisnis retail khususnya di
bidang Convenience Store semakin lama semakin tinggi dan ketat dengan banyaknya
pemain baru yang masuk. Persaingan bisnis yang sangat ketat ini bukan hanya dirasakan
oleh bisnis 7-Eleven, tetapi juga banyak pemain ritel Convenience Store dengan brand
kuat dari luar yang sudah terlebih dahulu melakukan penghentian operasi bisnis mereka.

Strategi dan prioritas utama Perseroan setelah menghentikan operasi bisnis 7-Eleven
adalah sebagai berikut :

- Melokalisir masalah yang ada di entitas anak PT Modern Sevel Indonesia dengan
menyelesaikan kewajiban–kewajiban yang ada sesuai dengan peraturan dan regulasi
yang berlaku, terutama kewajiban terhadap karyawan, pemerintah, kreditur.
- berdasarkan putusan pengadilan niaga tanggal 26 Oktober 2017, proposal perdamaian
yang diajukan telah disetujui oleh Majelis Hakim pengadilan Niaga. Untuk
selanjutnya manajemen PT MSI akan melaksanakan segala usaha dan tindakan untuk
memenuhi kewajiban dalam rencana perdamaian tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang ada.
- Menyuntik modal kerja dan menghidupkan kembali bisnis unit yang masih berjalan
dan berpotensi besar. Perseroan juga masih memiliki entitas anak PT Modern Data
Solusi yang memegang hak distribusi tunggal untuk RICOH copy mesin dengan
target perkantoran dan percetakan yang masih berpotensi besar untuk dikembangkan.
Dengan berjalannya kembali dan berkembangnya bisnis RICOH copy mesin,
diharapkan dapat menopang operasional Perseroan pasca penghentian operasional
bisnis 7-Eleven.
- Melakukan retrukturisasi hutang-hutang Perseroan dengan melakukan negosiasi ulang
dengan para kreditur dalam rangka untuk menyehatkan kondisi keuangan Perseroan.
Melakukan penjualan aset-aset Perseroan berupa tanah dan bangunan yang sudah
tidak produktif lagi serta tidak dipergunakan dalam pengembangan bisnis. Dana Hasil
penjualan tersebut akan digunakan untuk mengurangi hutang Perseroan dan
menambah modal kerja Perseroan.

Anda mungkin juga menyukai