Anda di halaman 1dari 11

NAMA : EDITYA ANGGAWIJAYA

NIM : D052222003

Fasilitas yang berperan pada pelayanan kedatangan kapal

Pada tahap pelayanan kedatangan kapal, terdapat beberapa fasilitas yang berperan penting dalam
menyambut kapal yang tiba di pelabuhan. Berikut adalah beberapa contoh fasilitas yang berperan pada
pelayanan kedatangan kapal:

1. Dermaga: Tempat di mana kapal bersandar saat tiba di pelabuhan. Dermaga harus cukup kuat
dan dapat menampung kapal dengan aman.
2. Tali Tambat: Digunakan untuk mengikat kapal agar tetap berlabuh di dermaga.
3. Alat Bantu Sandar: Termasuk fender (pelindung dermaga) dan tali tambat. Fender melindungi
kapal dan dermaga dari benturan saat kapal bersandar, sedangkan tali tambat digunakan untuk
mengamankan kapal agar tetap berada di posisinya.
4. Petugas Pelabuhan: Petugas pelabuhan berperan dalam mengatur dan mengkoordinasikan
kedatangan kapal. Mereka memberikan arahan kepada awak kapal, mengatur proses
pemeriksaan keamanan, dan memberikan bantuan logistik jika diperlukan.
5. Fasilitas Kesehatan: Fasilitas kesehatan seperti klinik atau pusat medis dapat tersedia di
pelabuhan untuk memberikan perawatan medis kepada awak kapal dan penumpang yang
membutuhkan.
6. Transportasi dan Layanan Publik: Pelabuhan biasanya menyediakan akses transportasi seperti
taksi, bus, atau kereta api untuk menghubungkan kapal dengan daerah sekitarnya. Selain itu,
mungkin juga terdapat fasilitas seperti restoran, bank, dan toko-toko yang memenuhi kebutuhan
penumpang dan awak kapal.

Fasilitas Yang Berperan Pada Pelayanan Jasa Pandu Masuk

Pada pelayanan jasa pandu masuk, yang melibatkan bantuan dari pandu kapal untuk membimbing kapal
masuk ke pelabuhan dengan aman, terdapat beberapa fasilitas yang berperan penting. Berikut adalah
beberapa contoh fasilitas yang berperan pada pelayanan jasa pandu masuk:

1. Kapal Pandu: Kapal pandu merupakan fasilitas utama dalam pelayanan jasa pandu masuk. Kapal
ini dilengkapi dengan peralatan navigasi yang canggih dan dilayani oleh pandu kapal
berpengalaman. Kapal pandu berfungsi untuk membimbing kapal yang akan masuk ke
pelabuhan melalui jalur yang aman, memperhatikan kondisi cuaca, arus, dan kedalaman air di
sekitar pelabuhan.
2. Stasiun Pandu/Pusat Pandu: Stasiun pandu adalah fasilitas di darat yang berperan dalam
koordinasi dan manajemen pelayanan jasa pandu masuk. Stasiun pandu biasanya terletak di
dekat pelabuhan dan dilengkapi dengan peralatan komunikasi dan pemantauan yang diperlukan
untuk mengatur jadwal dan rute pandu kapal.
3. Sistem Komunikasi: Sistem komunikasi yang handal sangat penting dalam pelayanan jasa pandu
masuk. Ini meliputi peralatan radio dan komunikasi lainnya yang memungkinkan pandu kapal
dan stasiun pandu berkomunikasi dengan lancar untuk memberikan instruksi dan informasi yang
diperlukan.
4. Fasilitas Navigasi: Fasilitas navigasi seperti mercusuar, buoy (baki), dan marka pemandu di
perairan sekitar pelabuhan sangat penting dalam pelayanan jasa pandu masuk. Fasilitas ini
membantu pandu kapal dalam menentukan jalur yang tepat, menghindari bahaya, dan
mengarahkan kapal menuju pelabuhan dengan aman.
5. Sistem Pemantauan dan Informasi Cuaca: Sistem pemantauan cuaca dan informasi maritim
memberikan data penting kepada pandu kapal dan stasiun pandu mengenai kondisi cuaca,
pasang surut, arus, dan informasi lainnya yang relevan untuk pengaturan pandu masuk. Hal ini
membantu dalam mengambil keputusan yang tepat dalam memberikan pelayanan pandu kapal.

Fasilitas Yang Berperan Pada Pelayanan Jalur Tambat

Pada pelayanan jalur tambat, yang melibatkan penambatan kapal di dermaga atau tempat berlabuh,
terdapat beberapa fasilitas yang berperan penting dalam menjalankan proses tersebut. Berikut adalah
beberapa contoh fasilitas yang berperan pada pelayanan jalur tambat:

1. Bendera/Marker Tambat: Menandakan jalur tambat yang ditentukan untuk kapal.

2. Bolder dan Bitt: Bolder adalah blok beton besar atau bongkahan batu yang digunakan sebagai
titik penambatan kapal. Kapal dapat mengikat tali tambat pada bolder untuk menjaga posisi
kapal. Bitt adalah tongkat logam yang terpasang di dermaga sebagai tempat untuk
mengamankan tali tambat.
3. Tali Tambat: Tali tambat adalah peralatan yang digunakan untuk mengikat kapal ke dermaga atau
bolder. Tali tambat biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama seperti serat sintetis
atau baja. Tali tambat harus cukup panjang dan kuat untuk menahan kapal dalam kondisi angin,
arus, dan gelombang yang berbeda.

4. Fender: Fender adalah pelindung yang dipasang di dermaga untuk melindungi kapal dan
dermaga dari kerusakan akibat benturan. Fender biasanya terbuat dari bahan elastis seperti
karet atau busa yang dapat menyerap energi benturan ketika kapal bersandar.

5. Penerangan Dermaga: Penerangan yang memadai di dermaga penting untuk pelayanan jalur
tambat, terutama saat kapal bersandar di malam hari. Lampu penerangan yang cukup
memberikan visibilitas yang baik bagi kapal dan awak kapal dalam melakukan proses tambat
yang aman.
6. Alat Bantu Sandar: Alat bantu sandar seperti jangkar, pelampung, dan tongkat penjepit tambatan
dapat digunakan jika terjadi situasi darurat atau perlu melakukan penyesuaian tambat kapal.

Fasilitas Yang Berperan Pada Pelayanan Bongkar Muat

Pada pelayanan bongkar muat, yang melibatkan proses memindahkan muatan dari atau ke kapal,
terdapat beberapa fasilitas yang berperan penting dalam menjalankan proses tersebut. Berikut adalah
beberapa contoh fasilitas yang berperan pada pelayanan bongkar muat:
1. Crane dan Alat Angkat: Crane merupakan fasilitas utama dalam pelayanan bongkar muat. Crane
digunakan untuk mengangkat muatan dari atau ke kapal. Crane dapat berupa crane pelabuhan
besar yang terpasang di darat atau crane pada kapal yang disebut crane kapal. Selain crane,
terdapat juga alat angkat lain seperti forklift, reach stacker, atau ekskavator yang digunakan
untuk memindahkan muatan di darat.

2. Conveyor: Conveyor adalah fasilitas berupa ban berjalan yang digunakan untuk memindahkan
muatan secara kontinu dari atau ke kapal. Conveyor sangat berguna dalam memindahkan
muatan curah seperti batu bara atau bijih besi.

3. Forklift: Alat pengangkut dan pemindah muatan di dermaga.


Fasilitas Yang Berperan Pada Pelayanan Jalur Pandu Keluar

Pada pelayanan jalur pandu keluar, yang melibatkan bantuan dari pandu kapal untuk membimbing kapal
keluar dari pelabuhan dengan aman, terdapat beberapa fasilitas yang berperan penting. Berikut adalah
beberapa contoh fasilitas yang berperan pada pelayanan jalur pandu keluar:

1. Kapal Pandu: Kapal pandu tetap menjadi fasilitas utama dalam pelayanan jalur pandu keluar.
Kapal pandu dilengkapi dengan peralatan navigasi yang canggih dan dilayani oleh pandu kapal
berpengalaman. Kapal pandu berfungsi untuk membimbing kapal keluar dari pelabuhan melalui
jalur yang aman, memperhatikan kondisi cuaca, arus, dan kedalaman air di sekitar pelabuhan.

2. Stasiun Pandu: Stasiun pandu berperan dalam koordinasi dan manajemen pelayanan jalur pandu
keluar. Stasiun pandu biasanya terletak di dekat pelabuhan dan dilengkapi dengan peralatan
komunikasi dan pemantauan yang diperlukan untuk mengatur jadwal dan rute pandu kapal
keluar.

Fasilitas Yang Berperan Pada Pelayanan Pelepasan Kapal


Pada pelayanan pelepasan kapal, yang melibatkan proses persiapan dan kegiatan untuk memungkinkan
kapal meninggalkan pelabuhan dengan aman, terdapat beberapa fasilitas yang berperan penting. Berikut
adalah beberapa contoh fasilitas yang berperan pada pelayanan pelepasan kapal:

1. Tugboat: Kapal penarik yang membantu kapal dalam manuver saat melepaskan dari dermaga.

2. Fender: Pelindung yang dipasang di sekitar dermaga untuk melindungi kapal dari benturan.

Referensi

1. "Port Engineering: Planning, Construction, Maintenance, and Security" oleh Gregory P. Tsinker.
2. "Port Planning and Management" oleh Khalid Bichou dan Sue Arrowsmith.
3. "Maritime Logistics: A Complete Guide to Effective Shipping and Port Management" oleh Dong-
Wook Song dan Photis M. Panayides.
4. "Port Management and Operations" oleh Maria G. Burns.
5. "Handbook of Terminal Planning" oleh Rolf H. Möhring, Armin Scholl, dan Malte Fliedner.
6. "Marine Terminal Management and Self Assessment" oleh International Association of Ports and
Harbors (IAPH).
7. "Maritime Port Operations and Logistics" oleh Paulina Golinska-Dawson dan Thanos Pallis.

Fasilitas Pelayanan Muatan Kapal


Fasilitas Yang Berperan Pada Pelayanan Stevedoring

Pada pelayanan stevedoring, yang melibatkan proses bongkar muat dan penanganan muatan di kapal,
terdapat beberapa fasilitas yang berperan penting. Berikut adalah beberapa contoh fasilitas yang
berperan pada pelayanan stevedoring:

1. Dermaga: Dermaga adalah tempat di mana kapal bersandar selama proses bongkar muat.
Dermaga harus cukup kuat dan stabil untuk menahan beban dan tekanan kapal serta muatan
yang ditangani. Dermaga juga dilengkapi dengan sistem penambat dan fender untuk melindungi
kapal dan dermaga dari benturan.
2. Crane: Crane merupakan fasilitas utama dalam pelayanan stevedoring. Crane digunakan untuk
mengangkat muatan dari atau ke kapal. Crane pelabuhan besar terpasang di darat dan memiliki
kapasitas angkat yang besar, sedangkan crane kapal biasanya terpasang di kapal itu sendiri dan
digunakan untuk memindahkan muatan di atas kapal.
3. Conveyor: Conveyor adalah fasilitas berupa ban berjalan yang digunakan untuk memindahkan
muatan secara kontinu dari atau ke kapal. Conveyor sangat berguna dalam memindahkan
muatan curah seperti bijih, batu bara, atau grain.
4. Alat Angkat: Alat angkat seperti forklift, reach stacker, atau ekskavator digunakan untuk
memindahkan muatan di darat atau di dalam kapal. Alat angkat ini membantu dalam
memindahkan muatan ke tempat penyimpanan sementara atau mengatur muatan di dalam
kapal.
5. Baki Penyimpanan dan Palet: Baki penyimpanan atau kontainer serta palet adalah fasilitas yang
digunakan untuk mengatur muatan dalam bentuk paket atau kemasan. Baki penyimpanan
berupa kotak atau wadah yang dapat diangkat oleh crane atau forklift, sedangkan palet adalah
platform datar yang digunakan untuk menumpuk dan mengangkut muatan dengan forklift.
6. Timbangan dan Peralatan Pengukuran: Timbangan digunakan untuk mengukur berat muatan
yang akan dibongkar atau dimuat. Peralatan pengukuran lainnya seperti alat ukur dimensi dan
volume digunakan untuk memastikan muatan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
7. Fasilitas Keamanan: Peralatan keamanan seperti petugas keamanan, gerbang masuk/keluar, dan
alat pemadam kebakaran berperan penting dalam pelayanan stevedoring untuk menjaga
keamanan selama proses bongkar muat berlangsung.
8. Sistem Informasi dan Komunikasi: Sistem informasi dan komunikasi digunakan untuk memantau
dan mengkoordinasikan proses stevedoring. Hal ini meliputi sistem pencatatan muatan, sistem
pelacakan dan pemantauan, serta komunikasi antara kapal, agen pelayanan, dan pihak terkait
lainnya.

Fasilitas Yang Berperan Pada Pelayanan Cargodoring

Pelayanan cargodoring melibatkan proses pengemasan dan pemrosesan muatan di darat sebelum
dikirim ke kapal. Berikut adalah beberapa fasilitas yang berperan penting dalam pelayanan cargodoring:

1. Gudang: Gudang adalah fasilitas penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan dan mengatur
muatan sebelum dikirim ke kapal. Gudang ini harus memiliki area yang cukup luas dan
terorganisir dengan baik untuk memudahkan pengelolaan muatan.
2. Alat Pemuatan dan Pemindahan: Alat pemuatan dan pemindahan, seperti forklift, reach stacker,
atau ekskavator, digunakan untuk memindahkan dan mengangkat muatan di dalam gudang. Alat
ini membantu dalam pengaturan dan penataan muatan dengan efisien.
3. Peralatan Pengemasan: Peralatan pengemasan, seperti kotak kemas atau kontainer, digunakan
untuk mengemas muatan dengan aman dan sesuai dengan persyaratan pengiriman. Peralatan
pengemasan yang tepat membantu melindungi muatan dari kerusakan dan memudahkan
penanganan muatan di kapal.
4. Timbangan dan Peralatan Pengukuran: Timbangan dan peralatan pengukuran digunakan untuk
mengukur berat dan dimensi muatan. Peralatan ini penting untuk memastikan muatan sesuai
dengan persyaratan kapal dan menentukan biaya pengiriman yang akurat.
5. Sistem Informasi dan Komunikasi: Sistem informasi dan komunikasi digunakan untuk mengelola
dan melacak muatan. Hal ini meliputi sistem pencatatan muatan, sistem pelacakan dan
pemantauan, serta komunikasi antara pihak terkait seperti produsen, pengirim, dan agen
pelayanan.
6. Fasilitas Keamanan: Fasilitas keamanan, seperti petugas keamanan dan sistem pengawasan
keamanan, berperan dalam menjaga keamanan muatan selama proses cargodoring.
Pemeriksaan keamanan dilakukan untuk memastikan muatan bebas dari bahan-bahan yang
berbahaya atau melanggar aturan pengiriman.
7. Peralatan Penanganan Khusus: Pada beberapa kasus, fasilitas cargodoring mungkin dilengkapi
dengan peralatan penanganan khusus sesuai dengan jenis muatan yang ditangani. Misalnya,
untuk muatan curah, mungkin diperlukan fasilitas seperti silo atau conveyor khusus untuk
memudahkan penanganan dan pengemasan muatan.
8. Fasilitas Kepabeanan dan Imigrasi: Fasilitas kepabeanan dan imigrasi berperan dalam
memproses dokumen dan pemeriksaan yang terkait dengan muatan sebelum pengiriman. Hal ini
meliputi pemeriksaan dokumen, pemeriksaan keamanan, dan pemenuhan persyaratan yang
berlaku sebelum muatan diberangkatkan.
Fasilitas Yang Berperan Pada Pelayanan Reciving/Delivery

Pelayanan receiving/delivery berkaitan dengan proses penerimaan dan pengiriman muatan di pelabuhan
atau pusat distribusi. Berikut adalah beberapa fasilitas yang berperan penting dalam pelayanan
receiving/delivery:

1. Area Penerimaan: Area penerimaan adalah fasilitas yang digunakan untuk menerima muatan
yang masuk ke pelabuhan atau pusat distribusi. Area ini harus memiliki ruang yang cukup untuk
menerima dan menampung muatan dari berbagai jenis kendaraan seperti truk, kereta api, atau
kapal.
2. Gudang Penyimpanan Sementara: Gudang penyimpanan sementara digunakan untuk
menampung muatan yang diterima sebelum dikirimkan ke tujuan akhir. Gudang ini harus
memiliki area yang luas dan terorganisir dengan baik untuk memudahkan pengelolaan dan
distribusi muatan.
3. Timbangan: Timbangan digunakan untuk mengukur berat muatan yang diterima atau dikirimkan.
Timbangan harus akurat dan sesuai dengan standar yang berlaku untuk memastikan
penghitungan biaya dan manajemen inventaris yang tepat.
4. Sistem Pencatatan dan Pengelolaan Inventaris: Sistem pencatatan dan pengelolaan inventaris
digunakan untuk memantau dan mengelola muatan yang masuk dan keluar. Sistem ini mencakup
pengumpulan data, identifikasi muatan, pengaturan stok, dan pelaporan yang diperlukan untuk
mengelola proses receiving/delivery dengan efisien.
5. Fasilitas Pengamanan dan Keamanan: Fasilitas pengamanan dan keamanan, seperti petugas
keamanan, kamera pengawas, atau sistem keamanan elektronik, berperan dalam menjaga
keamanan muatan selama proses receiving/delivery. Hal ini termasuk dalam menghindari
pencurian, kerusakan, atau kehilangan muatan yang berharga.
6. Alat Bongkar-Muat: Alat bongkar-muat, seperti forklift, reach stacker, atau conveyor, digunakan
untuk memindahkan muatan dari kendaraan ke gudang atau sebaliknya. Alat ini membantu
dalam pengaturan dan penataan muatan dengan efisien serta mempercepat proses pengiriman.
7. Sistem Informasi dan Komunikasi: Sistem informasi dan komunikasi digunakan untuk memantau
dan mengkoordinasikan proses receiving/delivery. Hal ini meliputi sistem pencatatan data,
sistem pelacakan dan pemantauan, serta komunikasi antara pihak terkait seperti pihak pengirim,
penerima, dan pengelola logistik.
8. Fasilitas Penyortiran dan Pemilahan: Pada pusat distribusi yang besar, fasilitas penyortiran dan
pemilahan mungkin diperlukan untuk memilah muatan sesuai dengan tujuan pengiriman.
Fasilitas ini mencakup area penyortiran, konveyor, dan sistem otomatis untuk memastikan
muatan dikirimkan ke tempat yang tepat.
Ecoport

Ecoport adalah sebuah konsep atau pendekatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan efisiensi,
keberlanjutan, dan pengurangan dampak lingkungan dalam operasional pelabuhan. Ecoport didasarkan
pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang mencakup tiga pilar utama, yaitu ekonomi,
lingkungan, dan sosial.

Konsep Ecoport melibatkan penerapan berbagai praktik dan teknologi yang ramah lingkungan untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca, mengelola limbah, dan meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan alam sekitar pelabuhan. Ecoport juga mendorong penggunaan energi terbarukan,
penghematan energi, dan efisiensi penggunaan sumber daya.

Beberapa langkah atau fasilitas yang umumnya terkait dengan konsep Ecoport antara lain:

1. Pengelolaan Energi: Menggunakan teknologi yang efisien secara energi, seperti penggunaan
lampu LED hemat energi, penerapan sistem manajemen energi, dan pemanfaatan energi
terbarukan, seperti panel surya atau turbin angin.
2. Pengelolaan Air: Melakukan pengelolaan air yang efisien, seperti penggunaan teknologi
penghematan air, daur ulang air, atau pengolahan air limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
3. Pengelolaan Limbah: Mengadopsi sistem pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, termasuk
pengurangan limbah, daur ulang, dan pengolahan limbah sebelum pembuangan.
4. Transportasi Hijau: Mendorong penggunaan kendaraan dan peralatan berbasis energi
terbarukan, seperti kendaraan listrik atau peralatan pengangkut barang dengan emisi rendah.
5. Pemantauan Lingkungan: Menggunakan teknologi pemantauan lingkungan untuk mengawasi
dan mengelola dampak operasional pelabuhan terhadap lingkungan, termasuk kualitas udara,
air, dan suara.
6. Desain Bangunan Ramah Lingkungan: Menerapkan prinsip-prinsip desain bangunan yang
berkelanjutan, seperti penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan, desain energi efisien,
dan integrasi dengan lingkungan alam sekitar.
7. Edukasi dan Kesadaran Lingkungan: Melibatkan pelatihan dan edukasi terhadap karyawan,
pengguna, dan pihak terkait lainnya mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan menerapkan
praktik ramah lingkungan.
8. Ecoport bertujuan untuk menggabungkan efisiensi operasional dengan perlindungan lingkungan,
sehingga menciptakan pelabuhan yang lebih berkelanjutan secara ekonomi, lingkungan, dan
sosial. Konsep ini merupakan upaya untuk mengurangi dampak negatif dari operasional
pelabuhan terhadap lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan sektor maritim secara
keseluruhan.

Ada beberapa alasan mengapa Ecoport menjadi pendekatan yang diadopsi untuk mengembangkan
pelabuhan yang berkelanjutan:

1. Perlindungan Lingkungan: Ecoport menempatkan perlindungan lingkungan sebagai salah satu


pilar utamanya. Dengan menerapkan praktik dan teknologi yang ramah lingkungan, pelabuhan
dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, mengelola limbah dengan lebih efisien, dan melindungi
ekosistem alam sekitar. Ini berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan keanekaragaman
hayati serta mengurangi dampak negatif terhadap udara, air, dan tanah.
2. Efisiensi Sumber Daya: Ecoport bertujuan untuk menggunakan sumber daya dengan lebih
efisien. Dengan mengoptimalkan penggunaan energi, air, dan bahan, pelabuhan dapat
mengurangi jejak lingkungan dan menghemat biaya operasional jangka panjang. Penggunaan
energi terbarukan dan teknologi efisiensi energi membantu mengurangi ketergantungan pada
sumber energi fosil dan meminimalkan emisi gas rumah kaca.
3. Keberlanjutan Ekonomi: Ecoport tidak hanya mengutamakan aspek lingkungan, tetapi juga
mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi pelabuhan. Dengan menerapkan teknologi dan
praktik yang ramah lingkungan, pelabuhan dapat meningkatkan efisiensi operasional,
mengurangi biaya energi, dan meningkatkan daya saing. Hal ini dapat menghasilkan
penghematan biaya jangka panjang dan meningkatkan produktivitas serta profitabilitas
pelabuhan.
4. Kepatuhan Regulasi: Semakin banyak regulasi dan persyaratan yang berkaitan dengan lingkungan
dan keberlanjutan di sektor maritim. Ecoport membantu pelabuhan untuk memenuhi standar
dan persyaratan tersebut, seperti aturan emisi, pengelolaan limbah, dan perlindungan
lingkungan. Dengan mematuhi regulasi, pelabuhan dapat menjaga hubungan yang baik dengan
pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat umum.
5. Reputasi dan Citra: Mengadopsi pendekatan Ecoport memberikan pelabuhan reputasi dan citra
yang baik sebagai pelabuhan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan dan lingkungan. Ini
dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, mitra bisnis, dan
masyarakat, yang pada gilirannya dapat berdampak positif pada bisnis pelabuhan dan menarik
investasi.
6. Tanggung Jawab Sosial: Ecoport mengakui pentingnya tanggung jawab sosial dalam operasional
pelabuhan. Dengan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar,
pelabuhan dapat memperkuat hubungan dengan komunitas setempat, meningkatkan kualitas
hidup, dan memberikan manfaat yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai