Anda di halaman 1dari 13

DASAR HUKUM, DEFINISI, CIRI, DAN FUNGSI BANK

SENTRAL, BANK UMUM, BANK PENGKREDITAN RAKYAT


(BPR), DAN BANK SYARIAH

Penyusun

Nama: Bagas Prasetyo

NIM: 202210160311459

Kelas: MANAJEMEN I

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2023
KATA

PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karna atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dasar Hukum, Definisi,
Ciri, Dan Fungsi Bank Sentral, Bank Umum, Bank Pengkreditan Rakyat (BPR), Dan Bank
Syariah” ini dengan tepat waktu tanpa ada halangan dan sesuai dengan harapan. Makalah ini
saya buat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah hukum bisnis. Dalam pengerjaan makalah
ini kami bersumber pada beberapa jurnal. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak
Fadjar Ramdani Setyawan, SH., MH sebagai dosen pengampu mata kuliah Hukum Bisnis
yang telah membantu saya dengan memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang kami kerjakan dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 15 April 2023

Penyusun

i
Daftar isi
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Jenis-Jenis Bank........................................................................................................................2
1.2.1 Bank Sentral........................................................................................................................2
1.2.2 Bank Umum........................................................................................................................2
1.2.3 Bank Pengkreditan Rakyat (BPR).....................................................................................2
1.2.4 Bank Syariah.......................................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.4 Tujuan.........................................................................................................................................3
BAB2.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
Bank Sentral....................................................................................................................................4
Bank Umum.....................................................................................................................................5
Bank Pengkreditan Rakyat (BPR).................................................................................................6
Bank Syariah....................................................................................................................................7
BAB 3....................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
Kesimpulan......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
hukum perbankan berasal dari kebutuhan untuk mengatur dan melindungi
kepentingan para nasabah dan lembaga keuangan dalam melakukan kegiatan perbankan.
Kegiatan perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena
berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian
diberikan kembali dalam bentuk kredit atau investasi.

Peraturan-peraturan dalam hukum perbankan dirancang untuk memastikan bahwa


kegiatan perbankan dilakukan dengan cara yang etis, aman, dan terpercaya. Salah satu fungsi
utama hukum perbankan adalah melindungi kepentingan nasabah dengan memastikan bahwa
lembaga keuangan memiliki kemampuan dan kewajiban untuk mengelola dana nasabah
secara aman dan bertanggung jawab.

Selain itu, hukum perbankan juga melindungi stabilitas sistem keuangan dalam negeri
dan mencegah terjadinya krisis keuangan yang dapat berdampak buruk pada perekonomian
suatu negara. Oleh karena itu, pengaturan hukum perbankan meliputi hal-hal seperti
pengawasan terhadap bank, persyaratan modal, kewajiban penyimpanan uang nasabah,
perlindungan hak-hak nasabah, serta sanksi bagi pelanggar hukum.

hukum perbankan juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan inovasi dalam
industri keuangan. Seiring dengan adanya layanan perbankan digital dan finansial teknologi
(fintech), maka diperlukan peraturan-peraturan hukum yang dapat mengakomodasi
perkembangan tersebut dan memastikan bahwa kegiatan perbankan dilakukan dengan cara
yang aman dan terpercaya.

Secara keseluruhan, hukum perbankan sangat penting dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan dan melindungi kepentingan nasabah dan lembaga keuangan. Oleh karena itu,
memahami dasar-dasar hukum perbankan menjadi sangat penting bagi semua pihak yang
terlibat dalam kegiatan perbankan, baik nasabah maupun lembaga keuangan.

1
1.2 Jenis-Jenis Bank
1.2.1 Bank Sentral
bank sentral berasal dari kebutuhan untuk mengatur dan mengendalikan sistem keuangan
suatu negara. Bank sentral bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga dan stabilitas sistem
keuangan dalam negeri, serta mengendalikan suplai uang dalam perekonomian. Bank sentral juga
memiliki peran dalam menjaga kestabilan nilai tukar mata uang negara, serta memastikan kelancaran
pembayaran dan penyelesaian transaksi keuangan.

1.2.2 Bank Umum


bank umum berasal dari kebutuhan masyarakat untuk memiliki lembaga keuangan
yang dapat memberikan layanan perbankan komersial, seperti pengumpulan dana dan
penyaluran kredit. Bank umum juga berperan dalam mendukung kegiatan ekonomi, seperti
investasi dan perdagangan.

Seiring dengan berkembangnya perdagangan dan industrialisasi, kebutuhan akan lembaga


keuangan yang dapat memfasilitasi kegiatan ekonomi semakin meningkat. Pada awalnya,
bank-bank umum berdiri sebagai perusahaan swasta atau kelompok keuangan yang
menawarkan layanan perbankan. Namun, seiring dengan berkembangnya sistem keuangan,
bank-bank umum sering kali menjadi bank besar yang memiliki banyak cabang dan jaringan
nasabah. Terkait dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, yang memungkinkan bank-
bank umum untuk menyediakan layanan keuangan secara online dan mengembangkan
produk dan layanan yang lebih kompleks. Bank umum juga memainkan peran penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, serta menyediakan
layanan keuangan kepada masyarakat yang membutuhkan.

1.2.3 Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)


bank pengkreditan rakyat (BPR) berasal dari kebutuhan untuk memberikan akses keuangan
kepada masyarakat yang tidak terlayani oleh bank-bank komersial besar. BPR biasanya lebih fokus
pada pembiayaan usaha kecil dan menengah, serta memberikan layanan keuangan kepada masyarakat
di daerah-daerah terpencil. Selain itu, BPR juga berperan dalam membantu mengembangkan ekonomi
lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1.2.4 Bank Syariah


bank syariah berasal dari kebutuhan masyarakat Muslim untuk memiliki lembaga keuangan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip

2
syariah, seperti larangan riba (bunga), larangan spekulasi, serta prinsip keadilan dan berbagi risiko
antara bank dan nasabah. Bank syariah juga berperan dalam mendukung pengembangan ekonomi
syariah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Muslim.

1.3 Rumusan Masalah


1. Sebarapa paham masiswa tentang dasar hukum, definisi, ciri, dan fungsi perbankan?.

1.4 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dasar hukum, definisi, ciri, dan fungsi perbankan.
2. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis bank yang ada di Indonesia.

3
BAB2

PEMBAHASAN

Bank Sentral
Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam sistem
keuangan suatu negara. Berikut adalah penjelasan mengenai dasar hukum, definisi, ciri, dan
fungsi bank sentral:

Dasar Hukum Bank Sentral

Dasar hukum bank sentral terdapat dalam undang-undang yang dikeluarkan oleh
pemerintah atau lembaga legislatif. Di Indonesia, dasar hukum bank sentral terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Definisi Bank Sentral

Bank sentral adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur dan
mengawasi sistem keuangan suatu negara. Bank sentral juga berperan dalam menjaga
stabilitas nilai mata uang dan mengatur tingkat suku bunga.

Ciri-Ciri Bank Sentral Beberapa ciri-ciri bank sentral antara lain:

1. Bank sentral biasanya dimiliki oleh pemerintah atau diatur oleh undang-undang yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
2. Bank sentral memiliki kekuasaan monopoli dalam mengeluarkan uang kertas dan
logam.
3. Bank sentral memiliki wewenang dalam menentukan tingkat suku bunga dan
melakukan intervensi dalam pasar uang.
4. Bank sentral memiliki tugas menjaga stabilitas nilai mata uang.

4
Fungsi Bank Sentral

Beberapa fungsi bank sentral antara lain:

1. Menerapkan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas harga dan nilai mata uang.
2. Mengatur dan mengawasi sistem pembayaran dalam negeri dan luar negeri.
3. Mengeluarkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah.
4. Memberikan pinjaman kepada bank-bank komersial dan pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas.
5. Menjaga stabilitas sistem keuangan nasional dan internasional.

Bank Umum
Dasar hukum bank umum di Indonesia adalah UU No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan. Bank umum adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit atau investasi.

Definisi bank umum

Bank umum adalah lembaga keuangan yang memiliki kegiatan pokok menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau investasi.

Ciri-Ciri Bank Umum antara lain:

1. Menerima simpanan dari masyarakat


2. Memberikan kredit atau pembiayaan kepada masyarakat
3. Menerima pembayaran dari masyarakat atas nama pihak ketiga
4. Memberikan jasa-jasa lain seperti jasa perbankan dan jasa keuangan lainnya

Fungsi Bank Umum adalah sebagai berikut:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan


2. Menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit atau investasi
3. Memberikan jasa-jasa perbankan seperti transfer, penagihan, dan lain-lain
4. Memberikan jasa-jasa keuangan lainnya seperti konsultasi keuangan, investasi, dan
asuransi.
5. Menjaga stabilitas sistem keuangan dengan mengatur aliran dana dan memberikan
dukungan likuiditas.

5
Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)
Bank pengkreditan rakyat adalah lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang
pemberian kredit kepada masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai dasar hukum,
definisi, ciri, dan fungsi bank pengkreditan rakyat:

Dasar Hukum Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)

di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan


sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 6/8/PBI/2004 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bank Umum.

Definisi Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)

Definisi Bank pengkreditan rakyat adalah lembaga keuangan yang didirikan dengan tujuan
memberikan pembiayaan atau kredit kepada masyarakat, terutama bagi pelaku usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya.

Ciri Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) adalah:

1. Fokus pada kredit: Bank pengkreditan rakyat berfokus pada memberikan kredit
kepada masyarakat, khususnya UMKM.
2. Modal relatif kecil: Modal bank pengkreditan rakyat umumnya lebih kecil
dibandingkan dengan bank umum lainnya.
3. Memiliki jaringan cabang yang terbatas: Karena modalnya yang relatif kecil, bank
pengkreditan rakyat umumnya memiliki jaringan cabang yang terbatas dan hanya
beroperasi di wilayah tertentu.
4. Memiliki risiko kredit yang lebih tinggi: Karena lebih banyak memberikan kredit
kepada masyarakat dengan risiko yang lebih tinggi, bank pengkreditan rakyat
memiliki risiko kredit yang lebih tinggi daripada bank umum lainnya.

6
Fungsi Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) adalah

1. Memberikan pembiayaan atau kredit kepada masyarakat, khususnya UMKM yang


membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya.
2. Menjembatani antara masyarakat yang membutuhkan modal dengan pihak-pihak yang
memiliki dana untuk dipinjamkan.
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan memberikan pembiayaan atau
kredit kepada masyarakat untuk membuka usaha baru atau mengembangkan usaha
yang sudah ada.
4. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan pembiayaan
atau kredit kepada pelaku usaha kecil yang sulit mendapatkan akses ke lembaga
keuangan formal.

Bank Syariah
Bank syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-
prinsip syariah atau Islam. Berikut ini adalah penjelasan mengenai dasar hukum, definisi, ciri,
dan fungsi bank syariah:

Dasar Hukum

Bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah atau Islam. Dasar


hukumnya berasal dari Al-Quran, hadits, dan fatwa dari para ulama. Di Indonesia, bank
syariah diatur oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Definisi Bank Syariah

Definisi Bank syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang mengelola dana dari
masyarakat dengan prinsip-prinsip syariah atau Islam. Prinsip-prinsip syariah ini meliputi
larangan untuk memberikan atau menerima bunga (riba), transaksi spekulatif, dan riba nasiah
(penambahan bunga atas utang).

Ciri-Ciri Dari Bank Syariah adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan prinsip-prinsip syariah dalam semua operasinya.


2. Mengutamakan profit sharing atau bagi hasil sebagai sumber pendapatan utama,
bukan bunga.
3. Mengutamakan investasi pada sektor riil, bukan sektor finansial.
4. Menghindari transaksi spekulatif dan riba nasiah.

7
5. Menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana masyarakat.

Fungsi Bank Syariah memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya untuk investasi yang halal.
2. Memberikan pembiayaan atau pinjaman kepada masyarakat dengan prinsip syariah.
3. Menyediakan jasa perbankan seperti pembayaran, transfer, dan simpanan.
4. Membantu pemerintah dalam mengembangkan perekonomian yang berbasis syariah.
5. Menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin bertransaksi secara halal sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.

8
BAB 3

PENUTUP
Kesimpulan
Dari dasar hukum, definisi, ciri, dan fungsi bank sentral, bank umum, bank
pengkreditan rakyat (BPR), dan bank syariah, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Bank sentral adalah lembaga keuangan yang bertanggung jawab untuk mengendalikan
dan mengatur sistem keuangan suatu negara, menjaga stabilitas harga, stabilitas sistem
keuangan, dan kelancaran pembayaran.

Bank umum adalah lembaga keuangan yang menyediakan layanan perbankan


komersial untuk masyarakat umum, dengan fokus pada pengumpulan dana dan penyaluran
kredit.

Bank pengkreditan rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan yang fokus pada
pembiayaan usaha kecil dan menengah, serta memberikan layanan keuangan kepada
masyarakat di daerah-daerah terpencil.

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip


syariah Islam, seperti larangan riba, larangan spekulasi, dan prinsip keadilan. Setiap jenis
bank memiliki peran yang berbeda dalam sistem keuangan, dengan tujuan untuk memberikan
layanan keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Bank sentral, bank umum, BPR, dan bank syariah masing-masing memiliki peran
penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan memfasilitasi kegiatan keuangan
masyarakat. Meskipun berbeda dalam fokus dan prinsip, semua jenis bank tersebut harus
beroperasi dengan cara yang etis, aman, dan bertanggung jawab untuk memastikan
kepentingan nasabah dan kestabilan sistem keuangan terjaga.

9
DAFTAR PUSTAKA

Patimbano, N. C. A. (2016). TUGAS BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL DI INDONESIA


MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1999 JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 6
TAHUN 2009. LEX ADMINISTRATUM, 4(4).

No, U. U. R. I. (10). Tahun 1998 Tentang Perbankan Indonesia. Skala Likert lima poin dengan tujuh item
pertanyaan, dikembangkan oleh Haag dan Cummings (1998) dan disesuaikan dengan objek penelitian ini.

Sumual, J. (2016). Perbedaan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat terhadap Tugas dan Fungsi Bank
menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Lex Administratum, 4(3).

Rachman, A. (2022). Dasar Hukum Kontrak (Akad) dan Implementasinya Pada Perbankan Syariah di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(1), 47-58.

Andriani, I. D., & Dewi, R. M. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Tebak Kata Pada Materi Bank
Sentral, Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), 9(2), 65-71.

Purwanti, E. (2021). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Umum Pemerintah Dan Bank Swasta Nasional
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017. Among Makarti, 13(2).

Andriyan, O. (2014). Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja keuangan Bank Perkreditan
Rakyat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 7(2), 187-204.

Suryaningsih, S. A. (2013). Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan Syariah di Indonesia. Journal of Innovation


in Business and Economics, 4(1), 13-24.

10

Anda mungkin juga menyukai