Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI AKADEMIK

Nama : Sony Widyawan, S.ST


NDH : 23
Kelompok : III (Tiga)
Angkatan : XXXVIII (Tiga Puluh Delapan )
Unit Kerja : Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan
Judul Kasus : KPK Tangkap 7 Kepala Daerah Sepanjang Januari-Oktober 2019

1. Soal : Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat
dan persan setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban :
Rumusan Kasus
- Masih rendahnya nilai – nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) integritas kepala
daerah terkait korupsi sepanjang bulan Januari - Oktober 2019;
- Terjadinya Korupsi Transaktif (korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan
timbal balik antara pemberi dan penerima (Suap Menyuap) dan Gratifikasi.

Aktor yang terlibat


- KPK Sebagai organisasi penindak penegakan hukum;
- Bupati Mesuji periode 2017-2022, Khamami ditangkap pada pada 23 Januari
2019 sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan infrastruktur
di Kabupaten Mesuji tahun 2018, Khamami menerima sekurang - kurangnya
uang suap Rp1,58 miliar;
- Bupati Kabupaten Talaud periode 2014-2019, Sri Wahyumi Maria Manalip
terkena Operasi tangkap tangan (OTT) pada 30 April 2019 tersangka oleh KPK
terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa revitalisasi pasar di
Kabupaten Talaud;
- Gubernur Kepulauan Riau periode 2016-2021, Nurdin Basirun ditangkap pada
10 Juli 2019 ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana korupsi memberikan
atau menerima hadiah atau janji terkait dengan izin prinsip dan lokasi
pemanfaatan laut, proyek reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Kepulauan Riau tahun 2018/2019 dan gratifikasi yang berhubungan dengan
jabatan;
- Bupati Kudus, Tamzil terkena Operasi tangkap tangan (OTT) pada 26 Juli 2019
ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait jual beli jabatan di
Kabupaten Kudus, Jawa tengah;
- Bupati Kabupaten Muara Enim, Ahmad Yani ditangkap pada 2 September 2019
terkait dugaan suap proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muara Enim;
- Bupati Kabupaten Bengkayang, Suryadman Gidot terkena Operasi tangkap
tangan (OTT) pada 3 September 2019 ditetapkan sebagai tersangka kasus
dugaan suap proyek pemerintah di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat;
- Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara terkena Operasi tangkap
tangan (OTT) pada 6 Oktober 2019 ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan
suap terkait Proyek di Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan Kabupaten
Lampung Utara
- Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan sebagai pemberi informasi kepada PERS
mengenai penangkapan bupati lampung utara;
- Juru Bicara KPK, Febri Diansyah.

2. Soal : Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran


terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS
dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B.
Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus

Jawaban :
A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor
yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus
1) KPK sebagai organisasi penindak penegakan hukum telah menerapkan nilai
Berorientsi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Loyal, Kolaboratif;
2) Bupati Mesuji periode 2017-2022, sebagai perencana, pelaksana dan
pengawasan penyelanggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional, pelaksana kebijakan dan pelayan publik yang profesional bebas dari
intervensi politik serta bebas KKN telah melanggar nilai Akuntabel, Loyal dan
Kompeten;
3) Bupati Kabupaten Talaud periode 2014-2019 Sri Wahyumi Maria Manalip.
sebagai perencana, pelaksana dan pengawasan penyelanggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional, pelaksana kebijakan dan pelayan
publik yang profesional bebas dari intervensi politik serta bebas korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN) telah melanggar nilai Akuntabel, Loyal dan Kompeten;
4) Gubernur Kepulauan Riau periode 2016-2021 Nurdin Basirun, sebagai
perencana, pelaksana dan pengawasan penyelanggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional, pelaksana kebijakan dan pelayan
publik yang profesional bebas dari intervensi politik serta bebas KKN telah
melanggar nilai Akuntabel, Loyal dan Kompeten;
5) Bupati Kudus Tamzil, sebagai perencana, pelaksana dan pengawasan
penyelanggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional,
pelaksana kebijakan dan pelayan publik yang profesional bebas dari intervensi
politik serta bebas KKN telah melanggar nilai Akuntabel, Loyal dan Kompeten;
6) Bupati Kabupaten Muara Enim, Ahmad Yani sebagai perencana, pelaksana dan
pengawasan penyelanggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional, pelaksana kebijakan dan pelayan publik yang profesional bebas dari
intervensi politik serta bebas KKN telah melanggar nilai Akuntabel, Loyal dan
Kompeten;
7) Bupati Kabupaten Bengkayang Suryadman Gidot sebagai perencana, pelaksana
dan pengawasan penyelanggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional, pelaksana kebijakan dan pelayan publik yang profesional bebas dari
intervensi politik serta bebas KKN telah melanggar nilai Akuntabel, Loyal dan
Kompeten;
8) Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara. sebagai perencana,
pelaksana dan pengawasan penyelanggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional, pelaksana kebijakan dan pelayan publik yang profesional
bebas dari intervensi politik serta bebas KKN telah melanggar nilai Akuntabel,
Loyal dan Kompeten;
9) Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan sebagai orang yang bekerja pada organisasi
penindak penegakan hukum telah menerapkan nilai Berorientsi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Loyal, Kolaboratif;
10)Syahbuddin menjadi Kepala Dinas PUPR Lampung Utara, sebagai perencana,
pelaksana dan pengawasan penyelanggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional, pelaksana kebijakan dan pelayan publik yang profesional
bebas dari intervensi politik serta bebas KKN telah melanggar nilai Akuntabel,
Loyal dan Kompeten;
11)Febri Diansyah sebagai orang yang bekerja pada organisasi penindak penegakan
hukum telah menerapkan nilai Berorientsi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Loyal, Kolaboratif.

Seharusnya kita sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menerapkan nilai-nilai
Anti korupsi yaitu penanaman nilai integritas yang berani dalam proses
perubahan sikap dan perilaku serta mengidentifikasi nilai dasar anti korupsi
seperti : Jujur, peduli, mandiri, displin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,
berani, dan adil.

Kemudian menjalakan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI sebagai pelaksana
kebijakan publik, Perekat pemersatu bangsa, dan pelayan publik.
B. Dampak tidak diterapkannya Nilai nilai dasar PNS dan pengetahuan dan peran
PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus. Masih rendahnya
INTEGRITAS kepala daerah yang tertangkap KPK terhadap nilai nilai dasar
- AKUNTABEL dengan terbukti tidak melaksanakan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab dan integritas tinggi. menggunakan kekayaan dan barang
milik negara tidak secara bertanggung jawab;
- LOYAL, terbukti tidak menjaga nama baik sesama ASN, pemimpin, Instansi dan
negara;
- KOMPETEN, terbukti tidak melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik;
- Dapat mengakibatkan lemahnya nilai BerAKHLAK diantaranya yang paling
penting lemahnya nilai INTEGRITAS, LOYAL dan Kompeten;
- ASN / para pejabat negara TIDAK melaksanakan tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi), salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa;
- Dalam melaksanakan pekerjaan dapat menyalahi kode etik;
- Dapat menyalahgunakan wewenang jabatan;
- Tidak melaksanakan hak dan kewajiban sesuai ketentuan.

3. Soal : Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah


berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban :
Upaya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) menerapkan hal baik, sebijak mungkin
dimulai dari Diri Sendiri, yaitu :
- Menguatkan nilai BerAKHLAK didalam diri;
- Memperkuat nilai-nilai agama dalam melaksanakan tugas;
- Membentuk perilaku anti korupsi melalui pendidikan;
- Menghindari / menolak bila ada gratifikasi dalam hal sekecil apapun;
- Tidak memanfaatkan celah yang ada;
- Transparansi perencanaan program penganggaran kegiatan;
- Tidak tergiur dengan pemberian barang dari pihak lain;
- Memperkuat sistem pengawasan Instansi;
- Dalam Melaksanakan pekerjaan harus berkolaborasi dengan banyak pihak
4. Soal : Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan
pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban :
Upaya sebagai ASN menerapkan hal baik, sebijak mungkin dimulai dari Diri Sendiri,
Yaitu:
- Menguatkan nilai BerAKHLAK didalam diri dapat menjadi seorang ASN yang
professional;
- Memperkuat nilai-nilai agama dalam melaksanakan tugas. dapat menghindari
godaan Suap, Korupsi dan gratifikasi;
- Menghindari / menolak bila ada gratifikasi dalam hal sekecil apapun agar
terhindar dari godaan Suap, Korupsi dan gratifikasi;
- Tidak memanfaatkan celah yang ada agar terhindar dari godaan Suap, Korupsi
dan gratifikasi;
- Memperkuat sistem pengawasan Instansi agar indikasi indikasi Suap, korupsi dan
gratifikasi dapat dicegah dengan mengembangkan digitalisasi agar
menghilangkan tingkat KKN;
- Dalam Melaksanakan pekerjaan harus berkolaborasi dengan banyak pihak agar
adanya pengawasan dari pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai