Anda di halaman 1dari 35

1.

Pendahuluan

1.1. Identitas Modul


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : X SMA
Judul Modul : Perubahan Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup

1.2. Kompetensi Dasar

3.11. Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan dampaknya bagi


kehidupan.
4.11 Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang terjadi di
lingkungan sekitar.

1.3. Deskripsi Singkat

Mengamati Peristiwa Perubahan Lingkungan


Sebelum belajar pada materi ini, silahkan Anda baca dengan cermati berita
tentang peristiwa perubahan lingkungan berikut, kemudian jelaskan hasil analisis Anda.

Pencemaran Air Akibat Limbah Medis Covid-19 di Indonesia

Gambar 1. Limbah Covid-19 di sungai Cisadane


November 9, 2020
Nurwita Utami
Jumlah kasus penyebaran Covid-19 yang masih belum menunjukkan tren penurunan
menyebabkan masalah baru selain pada jumlah peningkatan kasusnya. Masalah tersebut adalah
peningkatan jumlah sampah medis bekas perawatan Covid-19 seperti masker, alat pelindung
diri, suntikan, hingga bekas alat uji swab. Hal ini tentu meresahkan terlebih sampah medis ini
tidak hanya ditemukan di satu tempat, namun di beberapa daerah seperti Tangerang dan Bekasi.
Kasus penemuan sampah medis yang terjadi di Tangerang ditemukan pada aliran
Sungai Cisadane. Masyarakat setempat yang menggantungkan hidupnya pada aliran sungai
tersebut tentu sangat khawatir lantaran pencemaran air yang dialami ini berasal dari limbah
medis bekas penyakit yang penyebarannya saat ini masih sangat tinggi.
1
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui limbah medis menjadi masalah serius.
Mereka mengatakan 1.480 ton limbah medis COVID-19 diproduksi di seluruh negeri dari Maret
hingga Juni. Membludaknya limbah medis tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan
ahli kesehatan masyarakat bahwa hal itu dapat menyebarkan penyakit. Risiko tinggi kini
menghantui masyarakat di tepi sungai.
Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3), pengendalian pencemaran air juga perlu dilakukan agar air bersih sebagai elemen
pokok kehidupan manusia dapat tetap terjaga. Pengendalian terhadap pencemaran air ini
dilakukan juga untuk menjaga kesehatan para penduduk pinggiran daerah aliran sungai. Selain
itu, sanksi harus diberikan secara tegas kepada siapapun yang kedapatan membuang sampah
medis tanpa melakukan pengelolaan terlebih dahulu ke tempat pembuangan sampah domestik,
bahkan ke aliran sungai.
Synergy Solusi melalui Indonesia Environment and Energy Center mendukung setiap
langkah pemerintah dalam menjaga kesehatan lingkungan melalui peraturan-peraturan dan
tindakan pencegahan pencemaran lainnya. Salah satu cara kami menjaga kesehatan lingkungan
ini adalah dengan cara memberikan edukasi melalui program pembinaan dan pendampingan
kepada perusahaan atau fasilitas pelayanan kesehatan yang membutuhkan bantuan terkait
pengendalian pencemaran air dan pengelolaan limbah B3. Dengan ini kami berharap agar
lingkungan hidup sekitar perusahaan atau fasilitas kesehatan dapat terjaga kebersihan dan
kesehatannya.

sumber: indonesiabaik.id, liputan6.com, merdeka.com, suara.com

Saat ini kita sedang dihadapkan dengan isu-isu wabah Covid-19. Bukan hanya isu
tentang peningkatan kasus positif covid-19 dan munculnya varian virus baru,
melainkan meningkatnya jumlah sampah medis bekas perawatan Covid-19 yang
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Berdasarkan berita di atas, mengapa
penduduk kesulitan untuk mendapatkan air bersih? Apa yang dimaksud dengan
pencemaran? Pencemaran apakah yang terjadi pada berita di atas? Apa yang akan
terjadi apabila permasalahan di atas tidak segera ditangani? Bagaimanakah cara
menanganinya? Untuk itu, pada materi ini kita akan membahas lebih dalam tentang
pencemaran, serta bagaimana cara menjaga lingkungan dan mengelola berbagai jenis
limbah.

1.4. Relevansi
Setelah mempelajari materi pada modul ini, diharapkan peserta didik, dapat
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan. menganalisis
penyebab dan akibat perubahan lingkungan yang terjadi akibat pencemaran,
mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran air, tanah, udara, suara, dan menganalisis
dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan bagi makhluk hidup. Setelah
mempelajari modul, peserta didik diharapkan mengerjakan tes formatif untuk
mengukur kemampuan pemahaman modul ini. Setelah memahami modul ini, maka
peserta didik diharapkan dapat merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan
lingkungan.

2
1.5. Panduan Belajar
Supaya anda berhasil mencapai kompetensi dalam mempelajari modul ini maka ikuti
petunjuk-petunjuk berikut:
a) Bacalah modul ini secara berurutan dan pahami isinya.
b) Anda dapat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Jangan
memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul
ini, karena masing-masing saling berkaitan.
c) Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi anda
berkembang sesuai kompetensi yang diharapkan.
d) Setiap mempelajari materi, anda harus mulai dari menguasai pengetahuan
pendukung (uraian materi) melaksanakan tugas-tugas, mengerjakan lembar latihan.
e) Dalam mengerjakan lembar latihan, Anda jangan melihat kunci jawaban terlebih
dahulu sebelum anda menyelesaikan lembar latihan.
f) Laksanakan lembar kerja untuk pembentukan keterampilan sampai Anda benar-
benar terampil sesuai kompetensi.
g) Konsultasikan dengan guru apabila Anda mendapat kesulitan dalam mempelajari
modul ini.

1.6. Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari buku modul ini, diharapkan peserta didik dapat:


1. Menjelaskan ketidakseimbangan lingkungan dan menjabarkan penyebab-penyebab
ketidakseimbangan lingkungan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan.
3. Menganalisis penyebab dan akibat perubahan lingkungan yang terjadi akibat
pencemaran air, tanah, udara, suara.
4. Mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran air, tanah, udara, suara.
5. Menganalisis dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan bagi makhluk hidup.
6. Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan.
7. Mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran.
8. Mengindentifikasi limbah yang masih dapat digunakan ulang (reuse) dan daur ulang
(recycle) di rumah tangga.
9. Melakukan daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.

1.7. Pokok Materi


Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, soal latihan, forum diskusi dan soal sumatif.
1. Pertama:
• Perubahan Lingkungan
• Pencemaran Lingkungan
2. Kedua:
• Upaya Pemecahan Masalah Perubahan Lingkungan

3
2. Inti

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PERUBAHAN LINGKUNGAN

2.1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari buku materi perubahan dan pencemaran lingkungan, diharapkan


peserta didik mampu:
1. Menjelaskan ketidakseimbangan lingkungan dan menjabarkan penyebab-penyebab
ketidakseimbangan lingkungan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan.
3. Menganalisis penyebab dan akibat perubahan lingkungan yang terjadi akibat
pencemaran air, tanah, udara, suara.
4. Mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran air, tanah, udara, suara.
5. Menganalisis dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan bagi makhluk hidup.

2.2. Uraian Materi

2.2.1. Keseimbangan Lingkungan


Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia beserta mahluk hidup lainnya.
Lingkungan yang seimbang memiliki daya lenting dan daya dukung yang tinggi.
Daya lenting merupakan kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan
seimbang ketika mengalami gangguan atau perubahan. Daya dukung merupakan
kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan berbagai mahluk hidup agar
dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya.
Keseimbangan lingkungan ditentukan oleh seimbangnya energi yang masuk dan
energi yang digunakan, seimbangnya bahan makanan yang terbentuk dan yang
digunakan, serta seimbangnya faktor-faktor abiotik dan faktor-faktor biotik. Gangguan
pada salah satu faktor dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan.
Daya dukung lingkungan dapat ditingkatkan, terutama pada lingkungan buatan.
Misalnya, agar padang rumput dapat menampung lebih dari 1.000 ekor kelinci tanpa
terjadi kompetisi, maka tanah diberi pupuk agar lebih subur sehingga dapat memenuhi
kebutuhan kelinci di dalamnya. Manusia selalu berusaha meningkatkan daya dukung
lingkungannya, Untuk meningkatkan daya dukung lingkungan (misal meningkatkan
hasil pertanian), manusia melakukan beberapa usaha seperti pemberian pupuk kimia

4
pada ekosistem pertanian dan pemberantasan hama penyakit menggunakan pestisida.
Akan tetapi, daya dukung lingkungan tidak mungkin terus menerus ditingkatkan,
karena kemampuan lingkungan memiliki kapasistas tertentu.

Gambar 2. Penggunaan pupuk kimia untuk meningkatkan hasil tanaman


berdampak buruk bagi lingkungan
(Sumber: https://pestcontroljakarta.com/dampak-negatif-pembasmi-hama-pestisida)

Sejak abad ke-1 hingga abad ke-17 Masehi, penduduk bumi diperkirakan
berjumlah 0.5 miliar jiwa. Artinya selama kurun waktu 16 abad, jumlah penduduk bumi
tetap sama. Hal ini memberikan bukti adanya keseimbangan antara populasi manusia
dengan lingkungannya selama kurun waktu tersebut.

Gambar 3. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan ketidakseimbangan lingkungan


(Sumber: https://epicanimalquest.com/blog/overpopulation)

Akan tetapi, setelah perkembangan IPTEK dan revolusi industri, populasi


manusia terus-menerus meningkat. Pada tahun 2013, jumlah penduduk dunia mencapai
7.2 miliar, dan untuk memenuhi kebutuhan populasi manusia yang terus meningkat,
maka diproduksi bahan-bahan kebutuhan manusia dalam jumlah besar melalui
industrialisasi. Hal tersebut mengakibatkan:
1. Sumber daya alam yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam
maupun jumlahnya.

5
2. Industri menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan.
3. Populasi manusia yang meningkat mengakibatkan meningkatnya produksi limbah
rumah tangga.
4. Muncul bahan-bahan sintetik untuk meningkatkan daya dukung lingkungan
manusia, misalnya pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian yang dapat
meracuni lingkungan.
Semua itu dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan.
Pertama, daya lenting lingkungan akan semakin kecil, sehingga waktu yang diperlukan
lingkungan untuk pulih kembali semakin lama. Kedua, daya dukung lingkungan
menjadi rendah, lingkungan tidak mampu lagi menyediakan kebutuhan hidup
organisme di dalamnya, yang kemudian berdampak buruk pada kehidupan organisme
tersebut. Berikut adalah bagan mengenai pengaruh kegiatan manusia terhadap
kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Gambar 4. Bagan pengaruh kegiatan manusia terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
(Sumber: Syamsuri, 2017)

2.2.2. Perubahan Lingkungan


Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, manusia melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam secara
berlebihan. Eksploitasi tersebut dapat mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
ekologi, seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, hilangnya suatu populasi,
dan bahkan menyebabkan putusnya rantai dalam daur biologi dan daur materi. Hal
tersebut berdampak pada terjadinya perubahan lingkungan.
Pada dasarnya, perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh banyak hal, yang
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu karena faktor kesengajaan
manusia dan karena faktor alam. Baik perubahan karena faktor manusia maupun karena
faktor alam, sama-sama menimbulkan dampak yang harus ditanggung oleh manusia.

6
1. Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam
Lingkungan di bumi yang kita tempati sebenarnya selalu berubah. Pada awal
pembentukannya, lingkungan di bumi sangat panas sehingga tidak ada satu pun
bentuk kehidupan yang mampu hidup. Namun, dalam jangka waktu yang sangat
lama dan secara berangsur-angsur lingkungan bumi berubah menjadi lingkungan
yang memungkinkan adanya bentuk-bentuk kehidupan.
Perubahan lingkungan itu terjadi karena adanya faktor-faktor alam. Beberapa
faktor alam yang dapat mengubah lingkungan antara lain gunung meletus, gempa
bumi, gelombang tsunami, tanah longsor, banjir, badai angin, dan kemarau panjang.
Manusia tidak mampu mencegah faktor-faktor alam tersebut.
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan perubahan iklim seperti yang terjadi
pada waktu gunung Tambora meletus. Letusan gunung Tambora yang terjadi pada
tahun 1815 menyebabkan musim dingin yang panjang atau disebut sebagai tahun
tanpa musim panas dengan adanya perubahan cuaca drastis di Amerika Utara dan
Eropa akibat debu yang dihasilkan dari letusan tersebut.

Gambar 9. Letusan gunung api Tambora menyebabkan terjadinya perubahan iklim


(Sumber: https://bobo-fakta-gunung-tambora-yang-menakjubkan)

2. Perubahan Lingkungan karena Faktor Manusia


Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau kebutuhan
lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sumber daya
alam yang tersedia. Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak pula sumber
daya alam yang digali. Dalam proses pengambilan, pengolahan, dan pemanfaatan
sumberdaya alam terdapat zat sisa yang tidak digunakan oleh manusia. Sisa-sisa
tersebut dibuang karena dianggap tidak ada manfaatnya lagi. Proses pembuangan
yang tidak sesuai dengan mestinya akan mencemari perairan, udara, dan daratan.
Sehingga lama-kelamaan lingkungan menjadi rusak.
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan pencemaran terjadi dimana-mana
berdampak pada menurunnya kemampuan lingkungan, menimbulkan dampak buruk
bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam. Beberapa kegiatan manusia yang
dapat meneyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yaitu: penebangan hutan,
penambangan liar, pembangunan perumahan, dan penerapan intensifikasi
pertanian.

7
a. Penebangan Hutan
Penebangan dan penggundulan hutan, apalagi yang dilakukan secara liar, akan
merusak ekosistem hutan dan mengurangi fungsi hutan sebagai penahan dan
penyimpan air serta pemelihara tanah. Akibatnya daya dukung hutan menjadi
berkurang. Penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah dan
banjir di musim hujan, sedangkan di musim kemarau akan menyebabkan
kekurangan air. Selain itu, penebangan hutan menyebabkan semakin sempitnya
habitat bagi berbagai satwa hutan, hal ini dapat menyebabkan punahnya satwa
tersebut.

Gambar 5. Penebangan hutan mengakibatkan hilangnya fungsi hutan


(Sumber: https://lampungmediaonline.com/dampak-penebangan-hutan-secara-liar)

b. Penambangan
Kegiatan penambangan, apalagi yang dilakukan secara liar, dapat menyebabkan
rusaknya ekosistem asal, khususnya yang terletak di atas lokasi tambang.
Penambangan biasanya menyisakan lubang-lubang bekas galian dan limbah.
Perubahan topografi tersebut menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Pertambangan juga menghasilkan limbah berbahaya yang dapat mencemari
lingkungan sekitarnya.

Gambar 6. Perubahan topografi akibat aktivitas pertambangan emas


(Sumber: https://bisnis.tempo.co/read/1436238/5-daerah-tambang-emas)

8
c. Pembangunan Perumahan
Meningkatnya jumlah populasi manusia menuntut tersedianya tempat tinggal
yang semakin banyak. Artinya, akan semakin banyak lahan yang digunakan untuk
membangun perumahan. Tidak jarang manusia melakukan pembukaan lahan
untuk areal perumahan yang menyebabkan semakin berkurangnya jumlah pohon.
Rawa-rawa ditimbun kemudian dibangun perumahan, tanah terbuka juga semakin
jarang karena ditutup oleh aspal dan semen beton yang menghalangi air hujan
meresap ke dalam tanah. Akibatnya, ketika musim hujan sering terjadi banjir dan
pada siang hari udara menjadi sangat panas.

Gambar 7. Pembukaan lahan hijau untuk perumahan


(Sumber: https://economy.okezone.com/pemkot-depok-batasi-lahan-perumahan)
d. Intensifikasi Pertanian
Sering kali, manusia tidak menyadari bahwa kegiatan-kegiatannya yang
bermaksud baik dan tidak mengganggu lingkungan pada akhirnya dapat merusak
lingkungan seperi intensifikasi pertanian. Penerapan intensifikasi pertanian
memang diakui dapat meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memiliki
dampak yang merugikan Dalam intensifikasi pertanian, petani biasanya hanya
menanam satu jenis tanaman pangan (pertanian monokultur), melakukan
pengolahan tanah, pemupukan tanaman dengan pupuk kimia dan melakukan
pemberantasan hama dan penyakit menggunakan pestisida. Jika dilakukan tanpa
kendali, kegiatan intensifikasi pertanian tersebut dapat menimbulkan dampak
negatif.

Gambar 8. Dampak intensifikasi pertanian terhadap lingkungan


(Sumber: Syamsuri, 2017)

9
2.2.3. Pengertian Lingkungan Hidup dan Pencemaran
Menurut UU No 23 Tahun 1997, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupaan dan kesejahteraan
manusia beserta makhluk hidup lainnya. Lingkungan memyediakan sumber daya alam
yang dibutuhkan manusia untuk menunjang kehidupannya. Namun berbagai aktivitas
manusia menghasilkan limbah yang Sebagian besar tidak dikelola dengan baikdan
dibuang ke lingkungan.
Menurut Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun
2009, Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan (air, tanah, udara) atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
kualitas lingkungan turun hingga tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bahan penyebab pencemaran disebut polutan.
Suatu lingkungan dapat tercemar bila jumlah atau kadar polutan melebihi ambang batas
sehingga menyebabkan menurunnya kualitas atau daya dukung lingkungan dan
terganggunya kehidupan makhluk hidup.
Pencemaran lingkungan dapat dibedakan berdasarkan bahan pencemarnya dan
berdasarkan tempat terjadinya. Berdasarkan bahan pencemarnya, pencemaran
lingkungan dibedakan menjadi tiga macam yaitu, pencemaran kimiawi, pencemaran
biologi, dan pencemaran fisik. Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran lingkungan
dibedakan menjadi empat macam, yaitu pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran tanah dan pencemaran suara.
1. Pencemaran Lingkungan Berdasarkan Bahan Pencemarnya
Syarat suatu zat atau bahan dapat disebut sebagai bahan pencemar (polutan)
adalah jika keberadaannya dapat merugikan mahluk hidup karena jumlahnya yang
melebihi batas normal, berada pada waktu yang tidak tepat, atau berada pada tempat
yang tidak tepat. Bahan pencemar (polutan) tidak diam di suatu tempat, tetapi dapat
menyebar melampaui batas wilayah dan juga dapat menyebar melalui jaring-jaring
makanan serta daur biogeokimia.
Berdasarkan bahan pencemarnya, pencemaran lingkungan dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu pencemaran kimiawi, pencemaran biologi, dan pencemaran fisik.
a. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif,
logam (Hb, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida, detergen,
minyak. Contohnya baterai bekas yang dibuang di sembarang tempat,
kandungan bahan pencemar di dalamnya seperti asam sulfat, kadmium dan
merkuri (logam berat) dapat meresap ke dalam tanah. Jika logam berat ini
mencapai sumur penduduk, akan membahayakan kesehatan penduduk yang
memanfaatkan air sumur tersebut.
b. Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh mikroorganisme
seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
c. Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh kaleng-kaleng
bekas, botol bekas, plastik, dan karet.

10
2. Pencemaran Lingkungan Berdasarkan Tempat Terjadinya
Berbagai bahan pencemar telah memasuki lingkungan hidup manusia sehingga
menyebabkan perubahan kualitas lingkungan. Umumnya pencemaran lingkungan
dibedakan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran tanah, dan pencemaran suara (kebisingan).
A. Pencemaran Udara
Udara merupakan campuran dari berbagai macam gas, salah satunya adalah
oksigen (O2). Gas ini adalah komponen yang sangat penting untuk menunjang
kehidupan. Berikut zat yang dapat menyebabkan pencemaran udara.
1. Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa. Sebagian besar gas CO berasal dari gas buangan dari pembakaran
tidak sempurna bahan yang mengandung karbon atau bahan bakar fosil
(minyak). Gas CO terkadang dapat muncul dari dalam tanah melalui kawah
gunung dan sumur. Pada konsentrasi tinggi, gas CO sangat mematikan bagi
manusia.
2. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas KFC bersifat tidak berbau, tidak mudah terbakar, dan tidak mudah
bereaksi. Gas KFC dimanfaat sebagai gas pendorong dalam kaleng semprot
(aerosol), pengembang busa polimer, pendingin dalam lemari es, AC (air
conditioning), dan pelarut pembersih microchip. KFC dapat merusak lapisan
ozon (O3). Menipisnya lapisan ozon menyebabkan semakin tinggi intensitas
paparan sinar ultra violet (UV) kebumi, sehingga memicu terjadinya kanker
kulit dan kerusakan mata pada manusia, serta mematikan spesies tumbuhan
tertentu.
3. Ozon (O3)
Ozon (O3) dilapisi stratosfer (10-60 km dari bumi berfungsi melindungi bumi
dari sinar ultra violet yang masuk kebumi, sedangkan ozon di lapisi stratosfer
(0-10 km dari bumi) berbahaya bagi manusia bila berada konsentrasi tinggi.
Pencemaran gas ozon menimbulkan efek pusing dan gangguan paru-paru.
4. Nitrogen Monoksida (NOx)
Nitrogen oksida (NOx) ada dua macam, yaitu nitrogen monoksida (NO) dan
nitrogen dioksida (NO2). Sumber pencemaran NOx berasal dari alat
transportasi (kendaraan bermotor), generator pembangkit listrik, pembuangan
sampah, dan lain-lain. Gas NO bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan
dapat teroksidasi oleh oksigen menjadi NO2 yang bersifat toksik.
Dalam keadaan normal gas NO tidak berbahaya, tetapi dalam konsentrasi
tinggi NO dapat menyebabkan iritasi mata dan gangguan sistem saraf. Gas
NO2 merupakan penyebab terjadinya hujan asam yang membahayakan
kehidupan tumbuhan dan hewan, menyebabkan korosi logam serta
merapuhkan struktur candi dan bangunan.

11
Gambar 10. Proses terjadinya hujan asam

5. Gas rumah kaca (H2O, CO2, CH4, O3, dan NO)


Gas rumah kaca menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (Greenhouse
effect). Pada efek rumah kaca, sinar matahari yang menembus lapisan gas
rumah kaca akan dipantulkan kembali kebumi sehingga menimbulkan panas
yang terperangkap seperti pada “rumah kaca”. Tanpa efek rumah kaca, suhu
bumi akan sangat dingin. Namun semakin meningkatnya kadar gas rumah
kaca seperi CO2 di udara akibat pembakaran hutan dan pengunaan bahan
bakar fosil yang berlebihan meningkatkan efek rumah kaca dan menyebabkan
pemanasan global (global warming). Meningkatkan suhu bumi akibat
pemanasan global berdampak pada cairan es kutub sehingga meningkatkan
ketinggian muka air laut.

Gambar 11. Pencemaran udara


(Sumber: http://blogmelianature. files. wordpress.com)

B. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup atau zat lain kedalam air
yang menyebabkan kualitas air menurun ketingkat tertentu sehingga tidak dapat
berfungsi sesuai peruntukannya. Penyebab pencemaran air oleh limbah dari
berbagai kegiatan manusia, antar lain sebagai berikut.

12
1. Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari perumahan, pusat
perdagangan, perkantoran, hotel, rumah sakit, dan tempat umum lainnya.
Limbah domestik misalnya detergen, sampah organik, tinja hewan, dan tinja
manusia. Air yang tercemar dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti
tifus, kolera, disentri, diare, cacingan, dan gatal-gatal pada kulit.
2. Limbah industri, yaitu limbah yang berasal dari industri (pabrik). Limbah
industri berupa bahan-bahan sisa yang mengandung logam berat berbahaya
dan beracun seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), tembaga (Cu), krom (Cr), seng
(Zn), dan nikel (Ni). Logam berat biasanya terakumulasi dalam organisme air,
seperti ikan. Manusia yang mengkonsumsi ikan yang tercemar logam berat
akan mengalami gangguan kesehatan seperti penyakit Minamata.
3. Limbah pertanian, yaitu limbah dari kegiatan pertanian berupa pupuk kimia
dan pestisida.
4. Limbah pertambangan, yaitu limbah yang berasal dari area pertambangan.
Contoh tambang emas yang menggunakan merkuri (Hg) untuk memisahkan
emas dan bijinya. Tumpahan minyak dari pertambangan minyak lepas pantai
dari kebocoran kapal tanker akan mematikan organisme dilaut misalnya
ganggang, ikan, mamalia laut, dan burung pemakan ikan dilaut.

Gambar 12. Pencemaran air


(Sumber: http://3bp.Blogspot.com)

C. Pencemaran Tanah
Bahan pencemar tanah berasal dari limbah pabrik, limbah rumah tangga,
rongsokan kendaraan, dan sampah-sampah buangan organisme yang hidup
diatas. Ada yang pembusukan memerlukan banyak oksigen dan ada yang sulit
dihancurkan oleh mikroba tanah. Bahan yang pembongkarannya memerlukan
banyak oksigen, misalnya sampah organik. Adapula yang sukar dihancurkan
oleh mikroba tanah misalnya plastik.

13
Gambar 13. Pencemaran tanah
(Sumber: www. Bangazul.com)

D. Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah suara yang tidak diinginkan mengganggu, dan
merusak pendengaran manusia. Pencemaran suara dibedakan menjadi empat
macam, yaitu sebagai berikut.
1. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang terjadi dalam waktu singkat dan
bisa mengejutkan. Contoh suara ledakan mercon, suara tembakan senjata, dan
suara petir.
2. Kebisingan impulsif kontinu, yaitu kebisingan impulsif yang terjadi terus-
menerus, tetapi hanya sepotong-sepotong. Contoh suara palu yang dipukul
terus menerus.
3. Kebisingan semikontinu, yaitu kebisingan kontinu yang hanya sekejap,
kemudian hilang dan muncul lagi. Contohnya suara lalu lalang kendaraan
bermotor dijalanan dan suara pesawat terbang yang sedang melintas.
4. Kebisingan kontinu, yaitu kebisingan yang datang secara terus menerus dalam
waktu yang cukup lama. Contohnya suara mesin pabrik.

Gambar 14. Pencemaran suara


(Sumber: pollutiononmyearth. Weebly.com)

14
2.2.4. Dampak Pencemaran Lingkungan
Kerusakan dan pencemaran lingkungan membawa banyak dampak terhadap
lingkungan, diantaranya yaitu:
a) Punahnya spesies, polutan berbahaya bagi biota darat dan air karena dapat
meracuni hewan dan bahkan mematikannya. Berbagai spesies hewan memiliki
tingkat kekebalan yang berbeda terhadap polutan, ada yang sensitif dan ada juga
yang tahan terhadap bahan pencemar. Hewan muda seperti larva, merupakan
hewan yang sensitif terhadap bahan pencemar. Sedangkan kerang hijau,
merupakan salah satu spesies hewan yang kebal karena dapat beradaptasi dengan
baik terhadap bahan pencemar. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui
bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Jika batas tersebut terlampaui,
hewan akan mati, dan jika hal ini terus-menerus terjadi, maka hewan tersebut
akan punah.

Gambar 15. Kerusakan cangkang telur burung pelikan karena induk pelikan
mengkonsumsi ikan yang tercemar pestisida DDT

b) Peledakan hama, penggunaan insektisida tidak hanya mematikan hama, tetapi


juga mematikan predator. Apabila predator alami punah, maka serangga hama
akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga dapat
mengakibatkan beberapa spesies serangga hama menjadi kebal (resisten), dan
untuk memberantasnya, diperlukan dosis yang lebih tinggi dari biasanya.
Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.

Gambar 16. Pada tahun 2016 terjadi ledakan belalang kembara yang menyerang
ribuan hektar sawah (Sumber: inakoran.com, 2019)

15
c) Gangguan keseimbangan, punahnya spesies tertentu dapat mengubah pola
interaksi di dalam suatu ekosistem, seperti berubahnya pola pada rantai makanan,
jaring-jaring makanan, dan aliran energi. Perubahan tersebut mengakibatkan
keseimbangan lingkungan terganggu. Contoh: hilangnya belalang sawah karena
penggunaan insektisida akan menyebabkan populasi katak sawah berkurang,
berkurangnya populasi katak sawah akan menyebabkan populasi ular sawah juga
semakin berkurang.
d) Kesuburan tanah berkurang, penggunaan insektisida secara berlebihan dapat
mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan tanah menurun.
Penggunaan pupuk secara terus-menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi
asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya,
perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau pupuk kompos, sistem
penanaman berselang-seling (tumpang sari), dan rotasi tanaman. Rotasi tanaman
artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang sama.
Rotasi tanaman mencegah terjadinya pengambilan zat hara yang sama secara
terus-menerus dari dalam tanah.
e) Keracunan dan penyakit, Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, buah-buahan,
dan bahan makanan tercemar lainnya dapat mengalami keracunan. Selain itu, jika
kita terus-menerus mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar, maka bahan
pencemar akan terakumulasi dalam tubuh yang dapat memicu kerusakan fungsi
organ, menyebabkan penyakit kanker, menyebabkan kecacatan pada keturunan,
dan bahkan menyebabkan kematian. Selain itu, pencemaran biologi juga dapat
mengakibatkan tersebarnya bibit penyakit ke lingkungan, dan pencemaran suara
(kebisingan) dapat menimbulkan gangguan sulit tidur, stress dan lain-lain.
f) Pemekatan hayati, bahan pencemar memasuki lingkungan melalui rantai
makanan dan jaring-jaring makanan. Contoh: bahan beracun yang dibuang ke
perairan dapat meresap ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut dimakan
oleh udang kecil. Udang kecil dimakan oleh ikan. Jika ikan ini ditangkap oleh
manusia kemudian dimakan, maka bahan pencemar akan masuk ke dalam tubuh
manusia. Apabila proses tersebut dilakukan secara berulang-ulang, maka ada
peningkatan bahan pencemar pada manusia. Proses peningkatan kadar bahan
pencemar melewati tubuh mahluk hidup disebut pemekatan hayati
(biomagnification).
g) Terbentuknya lubang ozon, terbentuknya lubang ozon merupakan satu
permasalahan global. Bahan pencemar seperti gas CFC (misalnya dari freon,
spray, kulkas, AC) dapat membumbung tinggi hingga mencapai lapisan stratosfer.
Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan
pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC yang terdiri atas
klorin, fluorin dan karbon ini mencapai lapisan ozon, maka akan terjadi reaksi
antara gas CFC dan ozon. Rantai karbon pada gas CFC akan mengikat oksigen
penyusun ozon sehingga semakin lama lapisan ozon akan menipis dan kemudian
berlubang.

16
FORUM DISKUSI KEGIATAN BELAJAR 1

1. Undang-Undang RI No.32 Tahun 2009 menjelaskan bahwa


perlindungan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Berdasarkan
pernyataan diatas, menurut Anda apakah etika masyarakat di era ini sudah
melakukan pengelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan? Jelaskan.

2. Perhatikan gambar di berikut ini.

Gambar Aliran Air Sungai Cisadane dipenuhi Limbah Medis


(Sumber: Sungai Cisadane Dipenuhi Limbah Medis, Kemenkes: Peraturan Pengolahan Baru Saja Disahkan - Pikiran-Rakyat.com)
a. Berdasarkan gambar di atas, apakah dapat dikatakan sebagai masalah
lingkungan akibat pencemaran air? Jelaskan!
b. Apa ciri atau kriteria-kriteria gambar di atas dikatakan sebagai masalah
lingkungan akibat pencemaran air? Sebutkan 3 cirinya!
c. Sebagai generasi muda, tindakan apakah yang dapat Anda lakukan untuk
untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut?
d. Jika pemerintah melakukan hukuman yang tegas kepada warga yang
membuang sampah ke dalam aliran air atau sungai berupa denda sebesar
1-2 juta. Apakah tindakan yang dilakukan pemerintah daerah tersebut
sudah tepat? Berikan alasannya!

3. Menurut hasil kajian SWI menunjukkan presentasi sampah kota di


Indonesia, sebanyak 60% adalah sampah organik, 14% adalah sampah
plastik, 9% sampah kertas, 4,3% metal dan 12,7% sampah lainnya (kaca,
kayu dan bahan lainnya). Sampah-sampah tersebut jika tidak diolah akan
berdampak terhadap kualitas lingkungan. Solusi apa yang Anda berikan
untuk menanggulangi masalah sampah tersebut? Jelaskan.

17
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

UPAYA MENGATASI MASALAH PERUBAHAN LINGKUNGAN

2.3. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari buku materi upaya pemecahan masalah perubahan lingkungan, diharapkan
peserta didik mampu:
1. Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran.
3. Mengindentifikasi limbah yang masih dapat digunakan ulang (reuse) dan daur ulang
(recycle) di rumah tangga.
4. Melakukan daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.

2.4. Uraian Materi

2.4.1. Upaya Mengatasi Permasalahan Lingkungan


Selama ini, aktivitas manusia (dengan bermacam-macam cara) telah
menimbulkan banyak kerusakan dan pencemaran lingkungan. Ketika lingkungan telah
rusak dan tercemar, manusia baru menyadari bahwa dampak negatif yang ditimbulkan
akibat kerusakan dan pencemaran lingkungan akan kembali ke manusia itu sendiri. Jika
bumi terus-menerus dibiarkan rusak dan tercemar, maka bumi tidak akan mampu
menyokong kehidupan di bumi termasuk kehidupan manusia
Oleh sebab itu, manusia kini menyadari bahwa pelestarian lingkungan sangat
penting. Kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan mulai berkembang. Berbagai
upaya pencegahan pencemaran dan pelestarian lingkungan terus dilakukan secara
terpadu baik oleh pemerintah, pihak-pihak terkait, maupun oleh setiap individu. Pada
dasarnya, ada tiga prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk melakukan pelestarian
lingkungan dan penanggulangan pencemaran.

Tiga Langkah Dasar Penanggulangan Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan

18
2.4.2. Limbah dan Penggolongannya
Limbah atau sampah bisa diartikan sebagai sisa-sisa hasil pengolahan pabrik
ataupun manusia yang mengandung zat kimia berupa sampah dan dapat menimbulkan
polusi serta menganggu kesehatan. Pada umunya sebagian besar orang mengatakan
bahwa limbah adalah sampah yang sama sekali tidak berguna dan harus dibuang,
namun jika pembuangan dilakukan secara terus-menerus maka akan menimbulkan
penumpukan sampah. Limbah bukanlah suatu hal yang harus dibuang tanpa guna,
karena dengan pengolahan dan pemanfaat secara baik limbah akan menjadi barang yang
lebih berguna dari sebelumya.
Limbah akan menjadi suatu yang sangat berguna dan memiliki nilai jual tinggi
kala limbah diolah secara baik dan benar. Limbah yang tidak diolah akan menyebabkan
berbagai polusi baik polusi udara, polusi air, polusi tanah dan juga polusi lain yang akan
menjadi sarang penyakit. Berdasarkan wujudnya limbah dibedakan menjadi:
1. Limbah padat, berwujud padat, bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada
yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran,
potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam.

Gambar Limbah Padat

2. Limbah cair, berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan
tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas
pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.

Gambar Limbah Cair dari Industri

3. Limbah gas, limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat
dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas.

19
Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan
bakar minyak juga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan

Gambar Limbah Gas dari pabrik dan kendaraan

Berdasarkan komponen penyusunnya limbah dibedakan menjadi:


1. Limbah organik
Limbah organik termasuk pada jenis limbah yang mudah diuraikan zat-
zatnya mejadi partikel-partikel yang baik untuk lingkungan. Limbah organik bisa
berupa sampah rumah tangga, sampah industri yang tidak menggunakan bahan
kimia misalnya sampah sayur-sayuran dan sampah peralatan yang alami ataupun
sampah hasil ternak. Limbah organik dari rumah tangga tidak hanya berpaku
pada sampah-sampah yang berupa hasil olahan makhluk hidup saja tetapi
Limbah apapun asalkan mampu diolah menjadi benda-benda yang lebih
bermanfaat dan dapat diuraikan adalah limbah organik seperti kompos.

Gambar Limbah Organik Gambar Kompos Organik

2. Limbah anorganik
Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari limbah pabrik dan
perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang pertambangan. Sumber daya
alam yang tidak mampu untuk diuraikan menjadi partikel-partikel berguna inilah
yang dikatakan limbah anorganik. Limbah industri anorganik yang tidak dapat

20
diuaraikan ini akan berbahaya bagi kesehatan dan menjadi sampah yang tidak
berguna bagi manusia maupun lingkungan sekitar. Limbah rumah tangga yang
berupa benda-benda bekas seperti plastik, kaleng bekas, botol-botol bekas dan
peralatan lain juga dikatakan menjadi limbah anorganik karena limbah ini tidak
mampu diuraikan.

Gambar Plastik Sisa Makanan Gambar Contoh Kreasi Limbah Anorganik

Berdasarkan sumbernya, limbah dibedakan menjadi:


1. Limbah rumah tangga, limbah rumah tangga disebut juga limbah domestik.
2. Limbah industri, limbah industri adalah limbah yang berasal dari industry pabrik.
3. Limbah pertanian, limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian,
contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, dan kayu.
4. Limbah konstruksi, adapun limbah konstruksi didefinisikan sebagai material
yang sudah tidak digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan
atau perubahan. Material limbah konstruksi dihasilkan dalam setiap proyek
konstruksi, baik itu proyek pembangunan maupun proyek pembongkaran
(contruction and domolition). Limbah yang berasal dari perobohan atau
penghancuran bangunan digolongkan dalam domolition waste, sedangkan limbah
yang berasal dari pembangunan perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik
itu rumah atau bangunan komersial), digolongkan ke dalam construction waste.
5. Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga
nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor
nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah
sakit. Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat disebabkan
karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi
pengion.

2.4.3. Pengolahan Limbah


Setiap hari manusia hampir selalu menghasilkan limbah yang merupakan sisa-
sisa aktivitas yang tidak digunakan lagi. Umumnya terdapat dua jenis limbah yang

21
dihasilkan, yaitu limbah biodegadrable (limbah organik) dan nonbiodegradable
(anorganik) yang diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Gambar Limbah Organik dan Limbah Anorganik

1) Permasalahan Limbah
Jumlah penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan jumlah limbah yang
dihasilkan juga semakin meningkat. Terutama pada penduduk perkotaan
peningkatan jumlah penduduk di perkotaan tidak disertai dengan penyediaan
fasilitas umum pengelolaan sampah yang memadai. Masih banyak sampah yang
hanya dibakar atau dibuang di badan air atau di lahan kosong. Hal ini menyebabkan
daya lenting lingkungan perkotaan untuk menyerap bahan pencemar semakin
menurun.

Gambar salah satu contoh permasalahan limbah yang


paling sering dihadapi masyarakat perkotaan

22
2) Daur Ulang Limbah
Limbah dapat dikurangi dengan cara mendaur ulang limbah (recycle), yaitu
penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan menjadi
produk lain yang bermanfaat, memiliki nilai seni atau memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. Baik limbah organik maupun limbah anorganik dapat didaur ulang. Tujuan
dari daur ulang limbah adalah untuk mengurangi pencemaran, mengurangi
penggunaan bahan atau sumber daya alam, dan mendapatkan penghasilan karena
produk daur ulang dapat dijual ke masyarakat.

Gambar Langkah Daur Ulang Limbah

3) Membuat Produk Daur Ulang Limbah


Akhir-akhir ini, kegiatan membuat produk daur ulang marak dilakukan. Selain tidak
memerlukan biaya yang tinggi, proses daur ulang mudah untuk dipelajari. Mendaur
ulang limbah bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah, sehingga dapat
mengurangi pencemaran lingkungan.

Gambar Contoh Limbah yang Dapat Didaur Ulang

Daur ulang limbah dapat dilakukan baik pada limbah organik maupun pada limbah
anorganik. Limbah organik seperti sisa sayuran, sampah daun dan ranting, serta sisa
makanan dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos. Kertas bekas juga merupakan
limbah organik yang dapat didaur ulang menjadi kertas pembungkus, kertas tisu,
kertas koran dan kertas tulis.

23
Contoh membuat produk daur ulang limbah (membuat kertas daur ulang)

Beberapa limbah anorganik seperti kaleng alumunium, baja, pecahan botol dan
toples kaca, serta gelas, botol dan ember plastik, dapat dilebur dan diolah ulang
kembali. Mendaur ulang limbah anorganik seperti kaleng alumunium dan baja
dapat menghemat penggunaan sumber daya alam dan energi jika dibandingkan
dengan membuat alumunium atau baja baru.

4) Mengurangi Produk Limbah dalam Kehidupan Sehari-Hari


Sebagai manusia yang selalu bergantung dengan alam, sudah seharusnya kita juga
ikut serta menjaga lingkungan kita dari kerusakan dan pencemaran, minimal dengan
cara mengurangi produksi limbah. Gambar di bawah ini menyajikan usaha-usaha
yang dapat dilakukan untuk mengurangi produksi limbah dalam kehidupan sehari-
hari.

Gambar Usaha-Usaha yang Dapat Dilakukan untuk


Mengurangi Produksi Limbah

24
2.4.4. Reduce, Reuse, Recycle
Adapun usaha yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah atau limbah
disekitar lingkungan kita untuk menjadi bahan yang lebih berguna adalah sebagai
berikut:
1. Reduce yaitu kegiatan/perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah.
Contohnya, jika berbelanja ke pasar, bawalah tas dari rumah sehingga turut
menghemat pemakaian tas plastik dari toko/penjual. Selain itu bila setiap orang
menggunakan saputangan dari pada tissue, di samping akan mengurangi
sampahnya, dengan tidak menggunakan tissue dapat terjadi penghematan terhadap
bahan baku untuk tissue, yang tidak lain adalah kayu dari hutan. Kalau setiap orang
melakukan hal tersebut maka beberapa ton sampah yang akan tereduksi per bulan
dan beberapa hasil hutan dapat terselamatkan.
2. Reuse yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan bahan, untuk
tujuan yang sama atau berbeda.
Contohnya, kaleng bekas minuman digunakan sebagai tempat pensil, plastik bekas
belanja digunakan lagi untuk membawa belanjaan dilain waktu.
3. Recycle yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah
materinya untuk digunakan lebih lanjut.
Contohnya, mendaur ulang kertas yang tidak di gunakan menjadi kertas kembali,
botol plastik bisa di sulap menjadi tempat alat tulis. Sampah organik yang berasal
dari dapur atau pasar dapat didaur ulang menjadi kompos (pupuk). Kompos
merupakan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mengalami pelapukan, bentuknya
sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos memiliki sifat fisik dan
kimia yang hampir mirip dengan tanah. Namun memiliki kandungan unsur hara
yang sangat bermanfaat dapat menyuburkan dan menggemburkan tanah bagi
tanaman. Sampah organik dapat diolah dengan teknologi sederhana dan hasil
olahannya dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai pupuk alami. Pada
prinsipnya semua bahan yang berasal dari makhluk hidup atau bahan organik dapat
dijadikan kompos. Misalnya seperti daun-daunan, ranting kayu, cacahan rumput,
limbah sayur, limbah buah-buahan dapat dibuatkan kompos. Termasuk kotoran
ternak juga bisa dibuatkan kompos.

25
KEGIATAN BELAJAR 2

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

Judul Kegiatan : Pembuatan Pupuk Kompos (composting)

Tujuan : Membuat pupuk kompos dari dampah organik (misalnya


dedaunan, rumput, sisa sayuran, kulit buah)

Alat : 1. Ember plastic


2. Sekop untuk mengaduk sampah

Bahan : 1. Sampah daun dengan volume 1m3


2. ¼ kg gula merah
3. EM4 (cairan starter bakteri pengurai sampah) sebanyak 1 gelas
air mineral atau 200Ml (EM4 bisa diperoleh di took pertanian)
4. Air untuk melarutkan gula

Tempat : Halaman rumah yang beratap dan memiliki bak sampah terbuka
(bisa dibuat permanen dari tembok berukuran 2m x 2m x 1m dan
diberi celah untuk aliran air buangan)

Cara Kerja :

1. Daun dicacah dengan pisau atau digiling tiga kali dengan mesin pencacah hingga
berukuran kecil (-+0,5cm2).
2. Masukkan sampah ke dalam bak sampah.
3. Gula merah direbus dengan air hingga larut, kemudian didinginkan.
4. Campurkan EM4 ke dalam larutan gula.
5. Siramkan campuran gula dan EM4 ke sampah, lalu aduk hingga merata.
6. Buarkan sampah membusuk hingga menjadi kompos selama 15 hari.
7. Aduk sampah dua kali sehari. Hal ini bertujuan agar bakteri tidak mati karena selama
proses pembusukan akan terjadi kenaikan suhu. Proses pepmbusukan terjadi secara
aerob (dengan oksigen).
8. Setelah 15 hari kompos siap digunakan sebagai pupuk

Catatan:
Untuk meningkatkan kualitas pupuk, kompos yang sudah masak bisa ditambah kotoran
ternak kering dengan perbandingan kompos : kotoran ternak = 3 : 1, kemudian dikemas
dengan kantong plastic dan siap dipasarkan.

26
3. Penutup

3.1. RANGKUMAN

Manusia merupakan bagian dari lingkungan. Selain alam, manusia berperan penting
sebagai penyebab terjadinya perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan dapat
menyebabkan perubahan kualitas hidup organisme yang hidup di dalamnya. Perubahan
lingkungan dapat mengarah ke sesuatu yang positif (meningkatkan daya dukung
organisme di dalamnya) atau mengarah ke sesuatu yang negative (menurunkan daya
dukung lingkungan).
Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang mendukung
kehidupan serta proses-proses yang terlibat dalam aliran energi dan siklus materi.
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa pengurangan
fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan
putusnya rantai makanan dalam ekosistem di lingkungan itu.
Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh faktor alam seperti gunung meletus
dan gempa bumi serta oleh aktivitas manusia seperti penebangan hutan dan pencemaran
lingkungan.
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Zat pencemar atau limbah, berdasarkan
sifatnya digolongkan menjadi: limbah cair, limbah padat, limbah organik, limbah daur
ulang dan limbah berbahaya (disebut dengan B3).
Pemanfaatan limbah dengan cara didaur ulang atau tanpa daur ulang merupakan
upaya manusia untuk menanggulangi masalah lingkungan yang disebabkan oleh
pemcemaran lingkungan.
Manusia adalah komponen biotik yang memiliki pengaruh ekologi terkuat di biosfer
bumi. Oleh karenanya supaya tidak terjadi bencana alam diterapkan etika lingkungan
dalam mengelola sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan, dimana manusia
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban melestarikan keseimbangan lingkungan baik
lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik.

27
3.2. TES SUMATIF

PILIHAN BERGANDA
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar.

1. Daerah perkembangan daerah pertanian “X”.


Tahun Luas Tanah Pertanian
Ladang Berpindah
2012 10.000 ha
2013 12.000 ha
2014 17.000 ha
2015 25.000 ha
Berdasarkan data tersebut, dapat diramalkan bahaya yang akan terjadi di masa yang
akan dating ialah ….
A. Luas hutan produksi makin bertambah
B. Perekonomian rakyat semakin maju
C. Areal hutan produktif stabil
D. Luas hutan produktif semakin berkurang
E. Suhu udara di atmosfer semakin menurun
2. Komponen industri di bawah ini yang dapat menyebabkan hujan asam adalah....
A. produk akhir suatu industri
B. limbah buangan industri
C. pembakaran yang menghasilkan SO2
D. hasil industri kosmetik dalam bentuk gas
E. CFC (Chloro Fluoro Carbon)
3. Dalam ekosistem air, diketahui komponen-komponen penyusun mengandung DTT
sebagai berikut:
1. fitoplangton mengandung 0,04 ppm
2. burung pemakan ikan mengandung 6 ppm
3. air mengandung 0,00005 ppm
4. zooplangton mengandung 0,16 ppm
5. ikan mengandung 0,94 ppm
Hal ini dapat terjadi dikarenakan....
A. air dapat menetralkan DTT
B. burung terkena DTT langsung
C. ikan berada di permukaan air saat penyemprotan
D. zooplankton jumlahnya lebih sedikit dibanding fitoplangton
E. DDT dapat terakumulasi dalam tubuh mahluk hidup
4. Pemakaian pestisida secara berlebihan selain mencemari lingkungan juga dapat
menimbulkan dampak negatif lain, yaitu….
A. Meningkatnya hasil panen
B. Meningkatnya keanekaragaman serangga
C. Menurunnya populasi serangga
D. Meluasnya persebaran serangga

28
E. Resistensi serangga terhadap pestisida
5. Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar diatas, saat energi panas matahari telah diabsorpsi oleh bumi
kemudian dipantulkan kembali ke angkasa namun tidak sepenuhnya energi panas
tersebut lepas dari atmosfer bumi. Hal ini dikarenakan....
A. Energi panas yang dipancarkan matahari terlalu tinggi
B. Energi panas yang dipancarkan matahari terlalu rendah
C. Energi panas yang dipantulkan bumi terlalu rendah
D. Energi panas tertahan oleh gas-gas rumah kaca
E. Energi panas tertahan oleh udara di atmosfer
6. Pencemaran insektisida di dalam ekosistem air tawar, dalam jangka waktu lama kadar
insektisida tertinggi terdapat dalam….
A. Air tawar
B. Dasar perairan
C. Tumbuhan air
D. Karnivora air
E. Herbivora air
Tabel Untuk Soal No. 7 dan No.8
Data hasil uji bahan pencemar terhadap ikan Mas (Cyprinus carpio) diperlihatkan pada
tabel berikut:
Bahan Pencemar Menit Keadaan ikan
ke
Detergen cair 3 pergerakan mulut cepat
(500mL air + 5 mL dan berenang lambat
detergen cair)
Detergen cair 3 pergerakan mulut lebih
(500mL air + 10 mL cepat, berenang sangat
detergen cair) lambat dan insang berdarah

Oli 3 pergerakan mulut cepat dan


(500mL air + 5 mL oli) berenang lincah
Oli 3 pergerakan mulut cepat dan

29
(500mL air +10 mL oli) berenang melambat
7. Berdasarkan data diatas, faktor yang mempengaruhi tingkat gangguan atau keracunan
pada ikan mas adalah….
A. Detergen cair
B. Detergen cair dan oli
C. Jenis, jumlah dan lamanya pemasukan bahan pencemar
D. Jenis, jumlah dan bentuk bahan pencemar
E. Jenis dan lamanya pemasukan bahan pencemar
8. Berdasarkan data diatas, bahan pencemar yang paling berbahaya bagi ikan adalah….
A. Detergen cair (500mL air + 5 mL detergen cair)
B. Detergen cair (500mL air + 10 mL detergen cair)
C. Oli (500mL air + 5 mL oli)
D. Oli (500mL air + 10 mL oli)
E. Detergen cair dan oli
9. Pengadaan pohon pelindung jalan di perkotaan dapat membantu menurunkan suhu
udara perkotaan. Kenyataan itu disebabkan....
A. Penaungan oleh daun pohon
B. Produksi oksigen pada proses fotosintesis
C. Dampak dari proses transpirasi tumbuhan
D. Pemanfaatan karbondioksida pada proses fotosintesis
E. Dampak dari penimpanan air tanah oleh akar tumbuhan
10. Gambar pembagian zona di ekosistem laut.

Alasan yang tepat terkait peristiwa yang terjadi di zona limnetik jika ekosistem tersebut
tercemar oleh berbagai macam sampah plastik?
A. Tumpukan berbagai sampah plastik terhempas ke pantai oleh gelombang laut
sehingga organisme di zona itu ikut terdampar ke pantai.
B. Tumpukan sampah plastik membelokkan gelombang laut menuju ke dasar
sehingga merusak susunan habitat di zona itu.
C. Tumpukan berbagai sampah plastik menghambat penetrasi sinar matahari dan
mengganggu proses fotosintesis produsen di zona itu.
D. Tumpukan sampah plastik yang menjadi partikel-partikel kecil menimbun di dasar
laut dan merusak habitat organisme di zona itu.
E. Tumpukan sampah plastik yang menjadi partikel-partikel kecil menghambat proses
penguaraian mikroorganisme di zona itu.

30
11. Jika limbah organik yang berasal dari limbah rumah tangga di ekosistem perairan
semakin banyak dan kadar ekosistem terlarut habis, proses pembusukan akan
dilaksanakan oleh bakterianaerobik. Akibat yang ditimbulkan dari proses tersebut
adalah….
A. Timbulnya gas yang berbau busuk
B. Semakin menumpuknya sampah organic
C. Naiknya pH di ekosistem tersebut
D. Meningkatnya kadar oksigen pada ekosistem
E. Cepatnya pertumbuhan tumbuhan air
12. Data persentase komposisi limbah/sampah rumah tangga di area pulau Jawa
diperlihatkan pada table berikut:
Kota Jakarta Surabaya Yogyakarta Semarang
Sampah
Organik 76,10 83,85 73,25 70,70
Kertas 8,71 3,72 9,70 5,59
Gelas 1,22 0,46 0,43 2,15
Plastik 8,58 4,43 5,34 6,40
Logam 1,80 1,04 0,50 4,50
Kayu 2,85 3,39 3,60 2,50
Berdasarkan tabel diatas, perkiraan jenis limbah atau sampah terendah di kota
Yogyakarta adalah….
A. Limbah gelas
B. Limbah kertas
C. Limbah logam
D. Limbah plastik
E. Limbah kayu
13. Berdasarkan tabel pada soal no.12, perkiraan persentase limbah plastik paling tinggi
terdapat di kota….
A. Semarang
B. Jakarta
C. Perhatikan Yogyakarta
D. Surabaya
E. Jakarta dan Surabaya
14. 1. Membawa tas belanja sendiri untuk berbelanja daripada membeli kantong plastik
2. Memanfaatkan kembali botol-botol plastik untuk wadah
3. Membuat kertas daur ulang
4. Membeli kemasan isi ulang untuk shampo daripada membeli botol shampo tiap kali
habis
Dari data di atas, kegiatan yang menerapkan metode reduse yaitu….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 3 dan 4

31
E. 4
15. Perhatikan gambar berikut ini!

Berdasarkan gambar diatas, cara yang tepat dalam mengolah jenis sampah tersebut
adalah….
A. Dihancurkan (pulverisating)
B. Dibakar (increnating)
C. Dijadikan pupuk (composting)
D. Dibuang
E. Dibiarkan saja
16. Berikut ini macam-macam sampah atau limbah:
1. Besi bekas
2. Serbuk kayu bekas
3. Pecahan kaca
4. Karet ban bekas
5. Daun kering
Jenis sampah yang boleh ditimbun dalam tanah adalah….
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 2, 3 dan 5
D. 2 dan 5
E. 3 dan 4
17. Di suatu perairan yang ditemukan banyak cacing Tubifex sp berkembang baik dan tidak
ditemukan Planaria sp mengindikasikan bahwa kondisi perairan tersebut...
A. Belum terjadi pencemaran, karena Planaria sp absen dari perairan
B. Belum terjadi pencemaran, karena Tubifex sp berkembang baik
C. Terjadi pencemaran, karena Tubifex sp absen dari perairan
D. Terjadi pencemaran, karena Planaria sp berkembang baik
E. Terjadi pencemaran, karena karena Tubifex sp berkembang baik
18. Berdasarkan penelitian kondisi air Sungai Denai oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Kota Medan, kondisi air sungai per 31 Juli 2021 di Sungai Pekalongan sebagai berikut.

32
No. Kategori BOD COD
1. Nilai Standar 2 Mg/l 10 Mg/l

2 Kadar di Sungai Denai 5 Mg/l 58, 4 Mg/l

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa:


A. Telah terjadi pencemaran di sungai Denai karena kadar BOD & COD melebihi nilai
standar
B. Telah terjadi pencemaran di sungai Denai karena kadar BOD & COD kurang dari
nilai standar
C. Telah terjadi pencemaran di sungai Denai karena kadar BOD kurang dari nilai
standar dan kadar COD melebihi nilai standar
D. Kadar BOD & COD sungai Denai masih dalam standar nilai baku mutu air
E. Kadar BOD & COD sungai Denai dapat berubah seiring berjalannya waktu
19. Pemanfaatan keanekaragaman hayati dalam upaya mengurangi pencemaran akibat
limbah batik dapat diwujudkan melalui...
A. Memanfaatkan aliran sungai sebagai tempat pembilasan kain batik
B. Memanfaatkan keanekaragaman flora dan fauna sebagai inspirasi dari motif batik
C. Memanfaatkan tanaman berpigmen sebagai pewarna organic
D. Menanam tanaman yang bersifat akumulator di sepanjang aliran sungai pembuangan
limbah
E. Membuang limbah di tempat yang terdapat banyak tanaman potensial fitoremediasi
20. Kadar CFC yang tinggi di udara dapat mengakibatkan berlubangnya lapisan ozon hal
ini karena….
A. CFC bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker kulit
B. CFC dapat melubangi lapisan ozon dengan cara bersenyawa dengan UV
C. CFC adalah gas rumah kaca yang memiliki afinitas tinggi untuk membentuk
senyawa dengan ozon
D. CFC dapat berikatan dengan ozon mengakibatkan jumlah ozon murni berkurang.
E. CFC dapat berikatan dengan unsur O dari ozon, karena ozon adalah senyawa yang
tak stabil dan mudah terpecah.

33
3.3. KUNCI JAWABAN TES SUMATIF
1. D. Luas hutan produktif semakin berkurang
2. C. pembakaran yang menghasilkan SO2
3. E. DDT dapat terakumulasi dalam tubuh mahluk hidup
4. E. Resistensi serangga terhadap pestisida
5. E. Energi panas tertahan oleh gas-gas rumah kaca
6. D. Karnivora air
7. E. Jenis, jumlah dan lamanya pemasukan bahan pencemar
8. B. Detergen cair (500mL air + 10 mL detergen cair)
9. D. Pemanfaatan karbondioksida pada proses fotosintesis
10. C. Tumpukan berbagai sampah plastik menghambat penetrasi sinar matahari dan
mengganggu proses fotosintesis produsen di zona itu.
11. A. Timbulnya gas yang berbau busuk
12. A. Limbah gelas
13. B. Jakarta
14. C. 1 dan 4
15. C. Dijadikan pupuk (composting)
16. D. 2 dan 5
17. E. Terjadi pencemaran, karena karena Tubifex sp berkembang baik
18. A. Telah terjadi pencemaran di sungai Denai karena kadar BOD & COD melebihi nilai
standar
19. C. Memanfaatkan tanaman berpigmen sebagai pewarna organic
20. E. CFC dapat berikatan dengan unsur O dari ozon, karena ozon adalah senyawa yang tak
stabil dan mudah terpecah.

34
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N A, Reece J B, Urry L A, Cain M L, Wasserman S A, Minorsky P V, Jacson R B.


2012. Biology Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Huda, K. 2020. Modul Pembelajaran SMA

Irnaningtiyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Nurhayati, N. 2016. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Bandung. Yrama Widya

Syamsuri, I. 2017. ESPS Biologi. Jakarta: Erlangga.

Wijana, N. 2014. Biologi dan Lingkungan. Yogyakarta: Plantaxia.

Wijana, N. 2014. Ilmu Lingkungan Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zulkifli, A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Salemba Teknika

35

Anda mungkin juga menyukai