Anda di halaman 1dari 6

SCHOOL WELL-BEING

KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 5


BY. NURUL KHALISA
DEFINISI SCHOOL WELL-BEING

Well-being berarti kesejeahteraan. Menurut Konu dan Rimpela (2002), School


well-being adalah kondisi dimana individu dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
baik materiil maupun non-materiil di sekolah. Well-being berdampak pada sikap
dan emosi, Dengan adanya rasa bahagia dan sejahtera, maka akan muncul sikap
dan emosi yang positif.

PLAY NOW
4 DIMENSI SCHOOL WELL-BEING
HAVING
Adalah persepsi dan perasaan individu terhadap kondisi sekolah. Dimensi ini meliputi lingkungan fisik sekolah,
termasuk kenyamanan, rasa aman, kebisingan, pertukaran udara, ruang terbuka, dan lain sebagainya

LOVING
Mengacu pada lingkungan sosial saat pembelajaran, meliputi hubungan dengan guru, dengan teman sekelas,
interaksi dalam kelompok. Dimensi ini pada dasarnya mengacu pada iklim atau suasana di sekolah

BEING
Mengacu pada bagaimana individu di sekolah menghargai keberadaan mereka. Dalam hal ini guru dapat bekerja
dengan baik dan menghargai perannya. Peserta didik juga merasa percaya diri, bahagia mendapatkan
pendidikan.

HEALTH
Mengacu pada kesehatan fisik dan mental peserta didik dan guru
PERTANYAAN 1
BAGAIMANA MEMBUAT KELAS ANDA MENJADI LEBIH AKTIF DAN MAU TERLIBAT? BAGAIMANA
ANDA NANTINYA DAPAT MENGAKOMODIR PESERTA DIDIK ANDA? MATERI APA SAJA YANG ANDA
PELAJARI YANG DAPAT DIGUNAKAN?

Menciptakan pembelajaran yang aktif dan berpusat pada peserta


didik serta menjawab kebutuhan peserta didik
Mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman pribadi peserta didik
(menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching)
Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berpendapat
dan ikut aktif terlibat dalam diskusi.
PERTANYAAN 2
MATERI LAIN/MK APA YANG DAPAT ANDA TERAPKAN BERSAMAAN DENGAN MK INI?
PPDP
Pada mata kuliah PPDP, kami mempelajari tentang profilling peserta didik, profilling ini memiliki hubungan erat
dengan kemampuan guru memahami latar belakang peserta didik. Dengan demikian, guru dapat lebih mudah
membangun hubungan emosional dengan peserta didik.
PPL II
Melalui PPL II, pendidik mampu mengaplikasikan semua materi yang didapatkan dari mata kuliah PSE dalam
kesehariannya mengajar di sekolah. Oleh karena itu, guru dapat langsung belajar mengelola emosi serta
merancang suasana pembelajaran yang menyenangkan.
PPAE
Pada mata kuliah PPAE, kami mempelajari pendekatan Culturally Responsive Teaching. Melalui pendekatan ini,
pendidik dapat memasukkan pengalaman pribadi peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga pendidik dapat
membangun proses pembelajaran yang aktif.
DESIGN THINKING
Pada design thinking, kami mempelajari beberapa pendekatan yang dapat membantu kami merancang
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. sehingga, dengan menerapkan pembelajaran
Design Thinking ini, kami dapat membangun suasana pembelajaran yang nyaman.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai