Anda di halaman 1dari 2

َ‫ضرَّا ِء َو ْال َكا ِظ ِمين‬َّ ‫ الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ فِي ال َّسرَّا ِء َوال‬.

َ‫ت لِ ْل ُمتَّقِين‬ ْ ‫ات َواَأْلرْ ضُ ُأ ِع َّد‬


ُ ‫ضهَا ال َّس َم َو‬ ُ ْ‫ ِإلَى َم ْغفِ َر ٍة ِم ْن َربِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة َعر‬4‫ارعُوا‬ ِ ‫َو َس‬
ْ ُ ْ ‫هَّللا‬ ُ ْ ‫َأ‬ َ ‫َأ‬ ً ُ َّ ْ
‫م َو َم ْن يَغفِ ُر‬4ْ ‫ َوال ِذينَ ِإ َذا فَ َعلوا فَا ِح َشة وْ ظلَ ُموا نف َسهُ ْم َذ َكرُوا َ فَا ْستَغفَرُوا لِذنُوبِ ِه‬. َ‫اس َو ُ يُ ِحبُّ ال ُمحْ ِسنِين‬ ‫هَّللا‬ ِ ‫ْال َغ ْيظَ َوال َعافِينَ ع َِن الن‬
َّ ْ
َ‫ َعلَى َما فَ َعلُوا َوهُ ْم يَ ْعلَ ُمون‬4‫ُصرُّ وا‬ ِ ‫وب ِإاَّل هَّللا ُ َولَ ْم ي‬ ُّ
َ ُ‫الذن‬
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-
orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya
itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 133-135)
1. Gemar berinfaq
Karakter orang bertaqwa yang pertama yaitu org yag gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Sebagaimana pada
potongan ayat yang disebutkan tadi
َّ ‫الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ فِي ال َّسرَّا ِء َوال‬
‫ضرَّا ِء‬
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit
Bulan Ramadhan yang disebut juga sebagai syahrul infaq telah melatih kita untuk banyak berinfaq. Rasulullah juga
mencontohkan, beliau yang sangat dermawan menjadi jauh lebih dermawan pada bulan Ramadhan. Infaq dan sedekah yang telah dilatih
di bulan Ramadhan itu, hendaknya menjadi karakter kita, karena itulah karakter orang bertaqwa; berinfaq baik dalam kondisi lapang
maupun sempit. Berinfaq baik dalam keadaan kaya atau miskin. Tentu besarannya disesuaikan dengan kemampuan.
Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, mereka mencontohkan gemar berinfaq dalam segala kondisi. Ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan Perang Tabuk, dan waktu itu kondisinya paceklik, para sahabat berbondong-bondong untuk
berinfaq. Umar radhiyallahu ‘anhu datang membawa harta yang banyak. Beliau menginfakkan harta itu untuk jihad fi sabilillah yakni
Perang Tabuk. Ketika ditanya Rasulullah, “Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Umar menjawab, “Aku menginfakkan separuh
hartaku dan untuk keluargaku masih ada separuh hartaku.”
Setelah itu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Beliau menginfakkan harta yang lebih banyak daripada infaq Umar. “Ya Rasulullah, aku
infakkan seluruh hartaku.” Ketika ditanya Rasulullah, apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan
untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya.”
Selain Abu Bakar dan Umar, para sahabat lainnya juga berbondong-bondong untuk berinfaq. Ada pula sahabat yang karena
keterbatasan ekonomi, hanya berinfaq segenggam kurma. Sampai-sampai Orang-orang munafik mengejek, “Allah tidak membutuhkan
infaq yang sangat sedikit seperti itu.” Namun Rasulullah justru memuji sahabat yang berinfaq dengan segenggam kurma tadi karena
kemampuannya memang hanya sebesar itu.
Dan tidak ada ceritanya Umar jatuh miskin setelah menginfakkan separuh hartanya. Juga tidak ada ceritanya Abu Bakar jatuh bangkrut
setelah menginfakkan seluruh hartanya. Yang ada, justru kekayaan mereka di kemudian hari bertambah dan semakin berkah. Persis
seperti sabda Nabi:
‫ص َدقَةٌ ِم ْن َما ٍل‬ ْ ‫ص‬
َ ‫ت‬ َ َ‫َما نَق‬
“Tidaklah sedekah mengurangi harta” (HR. Muslim)
Ada beberapa manfaat infaq yang diterima bagi orang berinfaq tersebut
1. Allah akan ganti harta yang disedekahkannya
2. Allah bukakan pintu rezeki seluas luasnya
3. Allah lipatgandakan Rezekinya
4. Allah pelihara warisannya
5. Sedekah sebagai penolongnya dihari kiamat

Maka mari kita miliki karakter orang bertaqwa ini. Jangan menunggu kaya baru sedekah, sedekahlah! Insya Allah kita akan dijadikan
kaya oleh Allah.

2. Menahan marah
Karakter orang bertaqwa yang kedua adalah menahan marah, yang mampu mengendalikan emosi .
َ‫اظ ِمينَ ْال َغ ْيظ‬
ِ ‫َو ْال َك‬
dan orang-orang yang menahan amarahnya
Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk mampu mengelola emosi dengan baik. Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk bersabar,
menahan diri dan tidak marah. Bahkan sekalipun ada orang-orang yang memprovokasi atau mengajak kita berkelahi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

َ ‫ َوِإ ِن ا ْم ُرٌؤ قَاتَلَهُ َأوْ َشاتَ َمهُ فَ ْليَقُلْ ِإنِّى‬، ْ‫ث َوالَ يَجْ هَل‬
‫م‬4ٌ ‫صاِئ‬ ْ ُ‫ فَالَ يَرْ ف‬، ٌ‫الصِّ يَا ُم ُجنَّة‬
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat. Jika seseorang mencela atau
mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa” (Muttafaq ’alaih).
Marah sering kali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan tidak bijak dan emosi tak terkendali. Puasa
Ramadhan telah melatih kita untuk bisa menahan marah dan hendaknya itu terus menjadi karakter kita.
Dan ternyata Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan. Mulai dari darah tinggi, kolestreol, hingga
diabet. Sebab marah memicu hormon kortisol.
Hormon kortisol itu berfungsi mengendalikan stres yang dapat dipengaruhi oleh kondisi infeksi, cedera, aktivitas berat, serta
stres fisik dan emosional. Tidak hanya itu, hormon kortisol juga membantu mempertahankan tekanan darah normal, sekaligus
mengendalikan kadar gula darah dengan melepaskan insulin
Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu menahan marah, itulah orang-orang yang
sejatinya benar-benar kuat.
‫ب‬ َ ‫ك نَ ْف َسهُ ِع ْن َد ْالغ‬
ِ ‫َض‬ ُ ِ‫ ِإنَّ َما ال َّش ِدي ُد الَّ ِذى يَ ْمل‬، ‫ْس ال َّش ِدي ُد بِالصُّ َر َع ِة‬
َ ‫لَي‬
“Orang yang kuat bukanlah orang (menang dalam) gulat, tetapi orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan
dirinya ketika marah” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Memafkan manusia
Karakter orang bertaqwa yang ketiga adalah adalah suka memaafkan .

ِ َّ‫َو ْال َعافِينَ َع ِن الن‬


‫اس‬
Dan memaafkan manusia
Tak hanya mampu menahan marah, orang bertaqwa juga pandai memaafkan kesahalah orang lain. Dan memaafkan tidak akan
menurunkan harga diri seseorang, ia justru menambah kemuliaan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
‫َو َما زَا َد هَّللا ُ َع ْبدًا بِ َع ْف ٍو ِإالَّ ِع ًّزا‬
“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya” (HR.
Muslim)
Memaafkan juga membuat hati lapang, penuh kedamaian dan mudah bahagia. Sebaliknya, tidak memaafkan alias mendendam akan
memicu hormon kortisol yang mengakibatkan berbagai penyakit menyerang tubuh.

4. Suka berbuat baik


Karakter keempat dari orang bertaqwa adalah suka berbuat baik; ia menjadi muhsinin.
َ‫َوهَّللا ُ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬
Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (QS. Ali Imran: 134)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa muhsinin adalah orang yang membalas kejelekan dengan
kebaikan. Orang mencela kita, kita tidak marah, justru memaafkannya dan menyambung silaturahim dengannya, ini adalah contoh
muhsinin. Ada orang menyakiti kita, kita justru memaafkan dan menolongya saat membutuhkan, itulah contoh muhsinin.
Ramadhan telah mendidik kita untuk berbuat baik kepada siapa pun. Dan sudah seharusnya karakter itu kita teruskan
sepanjang tahun karena itulah karakter orang bertaqwa.

5. Segera bertaubat
Karakter kelima dari orang bertaqwa adalah segera ingat Allah dan bertaubat kepada-Nya ketika melakukan dosa dan kemaksiatan.

ِ ‫وب ِإاَّل هَّللا ُ َولَ ْم ي‬


‫ َوهُ ْم‬4‫ُصرُّ وا َعلَى َما فَ َعلُوا‬ ُّ ‫ لِ ُذنُوبِ ِه ْم َو َم ْن يَ ْغفِ ُر‬4‫ هَّللا َ فَا ْستَ ْغفَرُوا‬4‫َوالَّ ِذينَ ِإ َذا فَ َعلُوا فَا ِح َشةً َأوْ ظَلَ ُموا َأ ْنفُ َسهُ ْم َذ َكرُوا‬
َ ُ‫الذن‬
َ‫يَ ْعلَ ُمون‬
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah,
lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 135)
Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum. Setiap orang bisa salah, setiap orang bisa
terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa berbuat maksiat. Yang paling penting adalah segera bertaubat; ingat Allah, memohon
ampun kepadaNya dan tidak mengulanginya lagi.

Demikianlah khutbah singkat ini saya sampaikan, semoga kita masuk kedalam golangan orang-orang bertaqwa
‫ و انت خير الراحمين‬4‫وقل رب اغفر وارحم‬
Khutbah kedua

ِ ‫ِّين ُكلِّ ِه َولَوْ َك‬


َ‫رهَ ْال ُم ْش ِر ُكون‬ ِ ‫ُظ ِه َرهُ َعلَى الد‬ ْ ‫ق لِي‬ ِّ ‫ين ْال َح‬ ِ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأرْ َس َل َرسُولَهُ بِ ْالهُدَى َو ِد‬
‫ورسُولُه‬
َ ‫ وأشه ُد أنَّ ُم َح َّمدًا ع ْبدُه‬،ُ‫َريكَ لَه‬ ِ ‫أن ال إلَهَ إال هللاُ َوحْ َدهُ ال ش‬ ْ ‫َأ ْشهَ ُد‬.
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُنَّ ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬

Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,

Lima karakter orang bertaqwa ini harus kita miliki; suka berinfaq, menahan marah, memaafkan manusia, suka berbuat baik dan
bersegera bertaubat.
Jika kita memilikinya, maka insya Allah kita memiliki karakter orang bertaqwa sekaligus menjadi harapan kita termasuk orang yang
bertaqwa. Menjadi orang yang bertaqwa bukan hanya menunjukkan bahwa puasa kita berhasil namun juga akan membawa kita menjadi
orang yang sukses sebagaimana firman-Nya:
‫ا‬ ‫ِإ َّن لِ ْل ُمتَّقِينَ َمفَا ًز‬
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan, memperoleh kesuksesan (QS. An Naba’:
31)
Sukses di dunia, sukses di akhirat. Berlimpah kebaikan dan keberkahan di dunia, dan insya Allah di akhirat dimasukkan Allah ke
dalam surgaNya.
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ‫ُص ُّلونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا‬ َ ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
‫آل‬
ِ ‫َلى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى‬َ ‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللَّهُ َّم با َ ِر ْك ع‬ ِ ‫َلى‬ َ ‫َلى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوع‬ َ ‫صلَّيْتَ ع‬ َ َ ‫ص ِّل عَل َى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫ُم َح َّم ٍد َكما َ با َ َر ْكتَ عَل َى ِإب َْرا ِه ْي َم َوعَل َى‬
َ َّ ‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـ‬
‫ ِإنَّكَ َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال ُّدعَا ِء‬،‫ت‬ ِ ‫ اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا‬،‫ت‬ ِ ‫ َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬،‫ت‬ ِ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬
‫وف‬ ‫اًّل‬
ٌ ‫ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ لِلَّ ِذينَ َآ َمنُوا َربَّنَا ِإنَّكَ َر ُء‬ ِ ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِاِإْل ي َم‬
َ‫ر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬4ِ ‫ ع َِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك‬4‫ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإل حْ َسا ِن َوِإ ْيتَا ِء ِذي القُرْ بَى َويَ ْنهَى‬: ِ‫ِعبَا َد هللا‬

Anda mungkin juga menyukai