Anda di halaman 1dari 3

Kisah Abu Nawas Mencari Neraka di Baghdad Membuat Raja Harun Ar-

Rasyid Kembali Memujinya

Sosok Abu Nawas kerap dikaitkan dengan perilaku sufi dan orang yang memiliki kecerdasan
tingkat tinggi.

Humor yang sering diucapkan oleh Abu Nawas membuat orang sering bingung dan kemudian
mengagumi kecerdasan lewat humornya.

Kisah tentang Abu Nawas juga banyak ditemukan diberbagai catatan, dan tidak jarang
mengandung nilai-nilai sufi dalam setiap humornya.

Seperti salah satu kisah Abu Nawas yang sedang mencari neraka di siang bolong di tengah
kota Baghdad.

Saat itu, di waktu siang hari, tiba-tiba Abu Nawas keluar dari rumah dengan membawa lampu
di tangannya sambil digoyang-goyangkan. Melihat kelakuan Abu Nawas,
penduduk Baghdad sedikit terkejut dan mengatakan bahwa Abu Nawas mulai gila.

Bahkan ada yang memberikan komentar bahwa Khalifah Harun Ar-Rasyid pasti malu memiliki
staf ahli yang gila seperti Abu Nawas. Namun, komentar dari penduduk Baghdad sama sekali
tidak dipedulikan oleh Abu Nawas.

Keesokan harinya Abu Nawas kembali melakukan hal yang sama. Dia keluar rumah, bahkan
lebih pagi dari kemarin serta membawa lampu sambil digoyang-goyangkan.

Di hari tersebut, penduduk Baghdad masih menganggap Abu Nawas waras, sehingga
ditanyalah Abu Nawas oleh penduduk perihal perilakunya selama dua hari ini.

“Sedang apa kau,wahai Abu Nawas?”, tanya penduduk Baghdad.

“Aku sedang mencari neraka”, jawab Abu Nawas singkat

Jawaban Abu Nawas membuat penduduk Baghdad langsung berfikir bahwa Abu Nawas sudah
gila. Keesokan harinya, di hari ketiga Abu Nawas tetap melakukan hal yang sama. Dan
membuat penduduk Baghdad marah.
Di Baghdad ada undang-undang yang berisi melarang orang gila berkeliaran, sehingga
ditangkaplah Abu Nawas dan dibawa ke istana. Saat sampai di istana, Khalifah Harun Ar-
Rasyid merasa malu atas kelakuan staf ahlinya.

“Abu Nawas apa yang kamu lakukan dengan lampu minyak itu di siang hari?”, tanya Khalifah
Harun Ar-Rasyid dengan nada marah

“Hamba mencari neraka, paduka yang mulia”, jawab Abu Nawas dengan ringan.

Mendengar jawaban Abu Nawas, Khalifah Harun Ar-Rasyid marah dan mengatakan
bahwa Abu Nawas sudah gila. Namun Abu Nawas malah mengatakan sebaliknya, bahwa yang
gila adalah orang-orang Baghdad, bukan dirinya.

Mendengar jawaban itu Khalifah Harun Ar-Rasyid memanggil penduduk Baghdad dan
mempersilahkan Abu Nawas berbicara
“Wahai kalian yang mengaku waras,” teriak Abu Nuwas kepada orang-orang di depannya,
“apakah kalian selama ini menganggap orang lain yang berbeda pikiran dan berbeda pilihan
dengan kalian adalah munafik?”, ucap Abu Nawas

“Benaaaaar”, jawab penduduk

“Apakah kalian juga yang menyatakan para munafik itu sesat?”, ucap Abu Nawas

“Betuuuuuul. Dasar sesat!”, jawab penduduk

“Jika mereka munafik dan sesat apa konsekuensinya?”, tanya Abu Nawas

“Hai Abu Nuwas, kamu gila ya? Orang munafik pasti masuk neraka! Dasar munafik, kamu!”,
jawab penduduk

“Baik, jika saya munafik, sesat, dan masuk neraka, di mana neraka yang kalian maksud? Punya
siapa neraka itu?” jawab Abu Nuwas dengan tenang, sambil kali ini lampu di tangannya
diangkat tinggi-tinggi seolah dia mencari sesuatu.

Kali ini orang-orang di depan khalifah Harun mulai tak sabar. Mereka merasa diledek dengan
mimik Abu Nuwas dan lampu di tangannya.
“Hai Abu Nuwas, tentu saja neraka ada di akhirat dan itu milik Allah. Kenapa kamu tanya?”,
ucap penduduk

“Paduka, mohon maaf,” kata Abu Nuwas kepada khalifah Harun. “Tolong sampaikan pada
mereka, jika neraka ada di akhirat dan yang punya neraka itu adalah Allah, kenapa mereka di
dunia ini gemar sekali menentukan orang lain masuk neraka? Apakah mereka asisten Allah
yang tahu bocoran catatan Allah? Atau jangan-jangan merekalah yang gila?”

Ha-haaa-ha Khalifah Harun Al-Rasyid tertawa sambil berkata, “Abu Nawas lanjutkan
pencarian mencari neraka, jika sudah ketemu kabari aku dan jebloskan mereka ke
dalam neraka”, ucap Khalifah Harun Ar-Rasyid.***

Anda mungkin juga menyukai