PDF Soap Kehamilan Ektopik Terganggu - Compress
PDF Soap Kehamilan Ektopik Terganggu - Compress
KASUS
DI RB BUAH HATI
Dirawat di ruang : -
1. DATA PENGKAJIAN
1. Nama : Ny C Tn. E
B. Data Subjektif
1. Alasan datang/dirawat
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah sedikit
(flek) pada celan.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus : ± 28 hari
4. Riwayat perkawinan
24tahun.
Ha Persalina Nifas
m n
il Tangg Umur Jenis Penolo Komplika J BB Lakta Komploka
ke al ng si K si si
Kehamil Persalin Lah
an an ir
kontrasepsiTanggalOlehTempatKeluhanTanggalOlehTempatAlasan
b. Kunjungan
ANC Trimester I
Frekuensi : 2 kali
Trimester II
Frekuensi......................kali
Keluhan :…………………………………………………………………
Komplikasi :…………………………………………………………………
Terapi :…………………………………………………………………
Trimester III
Frekuensi.......................kali
Keluhan :…………………………………………………………………
Komplikasi :…………………………………………………………………
Terapi :…………………………………………………………………
c. Imunisasi TT
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
pernah atau sedang menderita penyakit menular menular (TBC, PMS,
HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (Asma, Hipertensi, DM), dan menahun
(Jantung, Ginjal).
d. Riwayat operasi
a. Nutrisi
Makan
Minum
b. Eliminasi
BAB
BAK
Konsistensi:Cair Cair
c. Istirahat Tidur
siang
Tidur malam
d. Personal Hygiene
e. Pola seksualitas
Ibu mengatakan kehamilan adalah proses yang normal yang dialami setiap
wanita
Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumahnya bersih dan ibu tidak mempunyai
hewan peliharaan
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital :
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : keriting, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan
bersih
penciuman normal
Mulut : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
pendengaran baik
abnormal
keluar
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, perut bagian bawah sedikit
Palpasi
Auskultasi
kecacatan.
ke coklatan
cm
Konjungtiva external : 20 cm
Lingkar panggul : 89 cm
WIB HB
Protein uterus
USG
PP tes
4. Data penunjang
HB : 9 gr%
Protein uterus : tidak dilakukan
USG : tidak terlihat kerangka janin dan ditemukan kantung gestasi
A. Diagnosa kebidanan
DS :
DO :
B. Masalah
Data Dasar :
DS :
DO :
A. Mandiri
Tidak ada
B. Kolaborasi
Tidak ada
C. Merujuk
V. PERENCANAAN
1. Menjelaskan pada dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini, bahwa ketika
dilakukan pemeriksaan Leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba
balotemen. Tinggi fundus 20 cm kemudian pada saat USG ternyata kehamilan
berimplantasi dan tumbuh di luar rahim yaitu di tuba.
Jelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan di luar rahim, janin
tumbuh di tuba kehamilan ini biasanya tidak bertahan berakhir dengan abortus.
Anjurkan untuk keluarga, agar selalu memberi dukungan pada kehamilan ibu.
Melarang ibu untuk melakukan aktivitas yang berat karena dapat terjadi
perdarahan yang berat.
4. Jelaskan pada ibu tentang makan-makanan yang banyak mengandung gizi yaitu
makanan yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral.
Misalnya makanan sehari-hari; nasi, sayur, buah-buahan. Sayur misalnya; wortel,
tomat, bayam, katu. Lauk misal; tempe, tahu, telur, hati, daging. Buah misalnya;
jeruk, apel, melon, pepaya, dan di tambah minum susu.
Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari, dan minum 7-8 gelas / hari
5. Jelaskan pada ibu tentang kelanjutan fungsi reproduksinya kelenjar fungsi reproduksi
ibu hanya 60% dari wanita yang pernah dapat KET menjadi hamil lagi,
walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi.
Menjelaskan pada ibu tentang resiko kehamilan yang berulang itu dilaporkan
berkisar antara 0-14,6% kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah 50%.
PEMBAHASAN
Penyebab kehamilan ektopik banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak di
ketahui, tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian ampula tuba dan di dalam
perjalanan ke uterus terus mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masaih di tuba.
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan di
kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner. Pada yang pertama
telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya di
batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian di
resorbsi.
Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan, karena tuba bukan
tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti
dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai
10 minggu :
1 . H a s i l k o n se p s i m a ti d i i d a n d ir e s o r b s i
O O v u m m a ti d a n k e m u d ia n d ir e s o r b s i , d a l am hal ini sering kali
adanya kehamilan tidak di
ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah meninggalnya ovum, di anggap
sebagai haid yang datangnya agak terlambat.
timbulnya perdarahan dalam lumen tuba. Darah itu menyebabkan pembesaran tuba
(hematosalping) dan dapat pula mengalir terus ke rongga peritoneum, berkumpul di kavum
Douglasi dan menyebabkan hematokele retrouterina.
Gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda: Dari perdarahan banyak yang tiba-
tiba dalam ronga perut sampai terdapat nya gejala yang tidak jelas, sehingga sukar membuat
diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus
atau ruptur tuba, tuanya kehamilan ektopik terganggu, derajat perdarahan yang terjadi dan
keadaan umum penderita sebelum hamil.
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik, gejala-gejala kehamilan
ektopik beraneka ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang-kadang menimbulkan
kesukaran yang terpenting dalam pembuatan diagnosis kehamilan ektopik ialah supaya pada
pemeriksaan penderita selalu waspada terhadap kemungkinan kehamilanini.
Gejala yang has dari kehamilan ektopik terganggu ialah seorang wanita yang sudah terlambat
haid nya, sekonyong-konyong nyeri perut kadang-kadang jelas lebih nyeri sebelah kiri atau
sebelah kanan. Selanjutnya pasien pening dan kadang-kadang pingsan sering keluar darah
pervaginam.
Gejala-Gejala Yang Terpenting:
a. Nyeri perut: nyeri perut ini paling sering dijumpai biasanya nyeri datang setelah mengangkat
benda yang berat. Buang air besar namun kadang-kadang bisa juga pada waktu sedang istirahat.
b. Adanya AMENOREA: amenorea sering di temukan walaupun hanya pendek saja sebelum di
ikuti oleh perdarahan.
c. PERDARAHAN: perdarahan dapat berlangsung kontinu dan biasanya berwarna
hitam. d. Shock karena hypovoluemia.
e. Nyeri Bahu dan Leher (iritasi diafragma)
f. Nyeri pada palpasi : perut penderita biasanya tegang dan agak kembung.
g. Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
h. Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangsangan
peritonium oleh darah di dalam rongga perut.
i. Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang
NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk
selama tindakan berlangsung)
d. Bila darah pengganti belum tersedia, berikan autotransfusion berikut ini :
1. Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah
penampung yang steril
2. Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah (blood
bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus (yang
baru terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
3. Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.
1. Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil
konsepsi.
Mengingat kehamilan ektopik berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba yang di
sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik kombinasi atau tunggal
dengan spektrum yang luas.
Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
1) Ketoprofen 100 mg supositoria.
2) Tramadol 200 mg IV.
3) Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
6. Komplikasi Potensial
Komplikasi-komplikasi kehamilan tuba yang biasa adalah ruptur tuba atau abortus tuba,
aksierosif dari trofroblas dapat menyebabkan kekacauan dinding tuba secara mendadak: ruptur
mungkin paling sering timbul bila kehamilan berimplatasi pada pars ismikus tuba yang sempit,
abortus tuba dapat menimbulkan hematokel pelvis, reaksi peradangan lokal dan infeksi skunder
dapat berkembang dalam jaringan yang berdekatan dengan bekuan darah yang berkumpul.
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung dengan diagnosis dini dan persediaan
darah yang cukup, Hellman dkk, (1971) 1 kematian diantara 826 kasus, dan Willson dkk. (1971)
1 antara 591. Tetapi bila pertolongan terlambat angka kematian dapat tinggi, Sjahid dan
Martohoesodo (1970) Mendapat angka kematian 2 dari 120 kasus, Sedangkan Tarjamin dkk
(1973) 4 dari 138 kehamilan ektopik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan
berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat keadaan yang gawat
ini dapat terjadi apabila kehamalan ektopik terganggu.macam-macam kehamilan ektopik
berdasarkan tempat implantasinya antara lain :
A. Kehamilan Abdominal
B. Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya berakhir sebagai abortus tuba.
C. Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam kanalis servikalis
uteri.
E. Kehamilan Kornu
F. Kehmailan Interstisial
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah rupturnya kehamilan
tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
H. Kehamilan Ismik
Gestasi pada pars ismikus tuba
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada permukaan
ovarium.
J. Kehamilan Tuba
fallopii. B.SARAN
Prawirohardjo, Sarwono, 1989, Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Supriyadi Teddy,2005, Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC