Pedoman 1
Pedoman 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta,memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.Pelayan kesehatan
yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka di Instalasi Laboratorium perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan
pelayanan yang diberikan ke pasien. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam melakukan
pelayanan laboratorium di Instalasi Laboratorium RSUD Prof.Dr. Aloei Saboe harus
berdasarkan Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Prof.Dr. Aloei Saboe.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Prof.Dr. Aloei Saboe meliputi:
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain hematologi rutin,
golongan darah, hitung retikulosit, hitung eosinofil, hitung jenis leukosit, malaria, LED,
morfologi sel darah tepi dan hemostasis (CT BT, PT, APTT).
2. Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain: glukosa, fungsi hati
lengkap, fungsi ginjal, fraksi lipid, HbA1c, elektrolit.
3. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin
antara lain: urin rutin, urin lengkap, tes kehamilan dan drug monitoring.
4. Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan dari
feses antara lain: feses rutin.
5. Pemeriksaan Serologi/Imunologi
Pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain: HBsAg, Anti HBs, Anti
HCV, Anti HIV, CD4, fungsi tiroid, Crp dan D-Dimer.
6. Pemeriksaan Bakteriologi/Mikrobiologi
Pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain Sputum Basil Tahan
Asam.
I. Pengertian
Nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium ekstrim tinggi atau rendah yang dapat
mengancam keselamatan pasien dan memerlukan tindakan medis segera
II. Tujuan
Meningkatkan pelayanan pasien dengan memberikan informasi hasil laboratorium
pasien yang masuk dalam kategori kritis kepada klinisi sehingga pasien
mendapatkan tindakan medis segera.
III. Kebijakan
1) Setiap formulir permintaan laboratorium wajib mencantumkan identitas pasien
yang meliputi nama, tanggal lahir,/umur, jenis kelamin, nomor rekam medik dan
melengkapi dokter yang meminta pemmeriksaan, asal SMF dengan nomor
telpon yang dapat dihubungi sewaktu-waktu
2) Hasil laboratorium yang masuk dalam kategori kritis, segera dilaporkan kepada
dokter yang yang merawat.
3) Hasil pemeriksaan yang hasilnya kritis harus segera disampaikan ke
DPJP/dokter pengirim yang menangani langsung pasien paling lambat 1 jam
setelah hasil laboratorium selesai
4) Sistem pelaporan dengan metode SBAR/TBAK
5) Petugas yang melaporkan kepada dokter yang merawat harus mencatat dalam
buku komonikasi
6) Petugas yang menerima laporan hasil laboratorium yang masuk kategori kritis
mendokumentasikan hasil tersebut pada rekam medis pasien.
II. Tujuan
Meningkatkan Kualitas pelayanan laboratorium klinik sebagai salah satu upaya
menjamin keselamatan pasien.
III. Kebijakan
1. Laboratorium rujukan yang direkomendasi menjadi laboratorium rujukan adalah
minimal Laboratorium Klinik Utama.
2. Pemilihan laboratorium rujukan ditentukan berdasarkan mutu laboratprium
rujukan yang meliputi :
a. Laboratorium tersebut telah melaksanakan program Pemantapan Mutu
Internal dan External secara rutin dengan hasil yang baik.
b. Laboratorium wajib memberikan hasil Pemantapan Mutu Internal dan
External untuk direview Instalasi Laboratorium RSUD.Prof.DR.H.Aloei Saboe
c. Laboratorium rujukan minimal telah tersertifikat ISO 9001 tahun 2008.
3. Penetapan laboratorium rujukan merupakan acuan bagi instalasi Laboratorium
Klinik RSUD.Prof.DR.H.Aloei Saboe untuk mengirim permintaan pelayanan
pemeriksaan laboratorium klinik yang tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan secara
internal terhadap pasien yang memerlukan.