Stase 4 Laporan Komprehensif DPS
Stase 4 Laporan Komprehensif DPS
Oleh
DWI PUSPITTA SINDI
NIM PO.71.24.4.21.014
Laporan Komprehensif
“Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan Dan Bayi Baru Lahir pada Ny.N
Usia 22 Tahun G1P0A0 Hamil 37 Minggu Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala Di
Rs Bhayangkara Kota Palembang Tahun 2021”
Oleh
Dwi Puspita Sindi
PO.71.24.4.21.014
Menyetujui,
Pembimbing Lahan
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan komprehensif terkait asuhan
kebidanan fisiologis holistik persalinan dan bayi baru lahir. Laporan komprehensif ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas praktik kebidanan fisiologis
holistik persalinan dan bayi baru lahir. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
laporan ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si., Apt., MM., M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Palembang.
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT., M.Kes selaku ketua jurusan kebidanan Politeknik
Kesehatan Palembang
3. Ibu Elita Vasra, SST., M.Keb selaku ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Politeknik Kesehatan Palembang.
4. Ibu Wilma, SST, M.Kes selaku dosen Pembimbing institusi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada saya.
5. Ibu Emi Restu, SST selaku Pembimbing Lahan Praktik yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada saya.
6. Seluruh staf dan pegawai bagian kebidanan RS Bhayangkara Kota Palembang
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHANii
KATA PENGANTARiii
DAFTAR ISIiv
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Tujuan2
C. Ruang Lingkup3
D. Manfaat3
BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI4
A. Kajian Masalah Kasus4
B. Kajian Teori4
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................17
A. Pengkajian........................................................................................................43
B. Analisis..............................................................................................................48
C. Penatalaksanaan...............................................................................................48
BAB IV PENUTUP...............................................................................................65
A. Kesimpulan.......................................................................................................65
B. Saran................................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................67
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal, jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Hampir sebagian besar persalinan merupakan persalinan normal, hanya sebagian
saja (12-15%) merupakan persalinan patologik (Nurul, 2011).
Kehamilan postterm atau disebut juga serotinus, kehamilan lewat waktu,
prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/post datisme atau
pascamaturitas merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari (42
minggu) atau lebih. Umur kehamilan ini dapat dihitung dari hari pertama haid
terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus rata-rata 28 hari (Abdul Bahri,
2010). Tujuan dari pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran
yang aman bagi ibu dan bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas kesehatan
untuk mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan bayi, sebab kematian ibu dan bayi sering terjadi terutama saat proses
persalinan. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
Angka Kematian Ibu (AKI) akibat persalinan di Indonesia masih tinggi yaitu
208/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 26/1.000 kelahiran
hidup (Kemenkes RI, 2013). Angka Kematian Ibu untuk Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2018 sebanyak 4/26.837 Kelahiran Hidup (profil Pelayanan
Kesehatan Dasar, 2018), sedangkan Angka Kematian Bayi sebesar 24 kasus yang
terdiri dari 18 bayi neonatus (0-28 Hari) dan 6 bayi (29 s.d 11 Bulan) dari 26.837
kelahiran hidup.
1
Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat
kesejahteraan perempuan dan target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) tujuanke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi sampai ¾ resiko 2 jumlah kematian ibu atau 102/100.000
kelahiran hidup, maka dari itu upaya untuk mewujudkan target tersebut masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Kemenkes RI,
2013). Sebagian besar persalinan selalu disertai rasa nyeri yang pada umumnya
terasa hebat, sedangkan rasa nyeri pada persalinan merupakan hal yang lazim
terjadi, penyebab nyeri selama persalinan meliputi faktor fisiologis dan psikologis
(Rejeki et al, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2
e) Menentukan perencanaan
f) Melakukakan penatalaksanaan
g) Mengevaluasi tindakan
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayanan
kebidanan yang berfokus pada asuhan kebidanan fisiologis persalinan dan bayi
baru lahir.
D. Manfaat
1) Bagi Penulis
2) Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi khususnya
tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal.
3
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI
Kasus dalam asuhan kebidanan fisiologis holistik persalinan dan bayi baru lahir ini
adalah ibu hamil normal. Ny. N usia 22 tahun. Pengkajian dilakukan di RS
Bhayangkara. Berdasarkan hasil pengkajian Ny. N hamil anak ketiga 37 minggu dan
perut mules hingga menjalar ke pinggang. Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. N
didapatkan BB: 60 kg, TB: 158 cm, tanda-tanda vital dalam keadaan normal TD: 120/70
mmHg, S: 36.6°C, N: 83 x/menit, dan RR: 23 x/menit. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan LILA: 25 cm, keluarga tidak ada riwayat penyakit, menarche pada usia 14
tahun dan menstruasi secara teratur. Pemeriksaan fisik menunjukkan Ny.N tampak lesu.
Secara psikologis Ny.N merasa gelisah menunggu persalinan. Pada pemeriksaan dalam
Ny. N mengalami pembukaan 4 cm. Berdasarkan data tersebut maka diagnosisnya
adalah seorang ibu hamil cukup bulan inpartu kala 1 fase aktif. Tindakan yang dilakukan
adalah memantau kemajuan persalinan, konseling, tindak lanjut terkait kemajuan
persalinan. dan asuhan sayang ibu.
B. Kajian Teori
1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
b. Jenis Persalinan
5
6) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di
kamar mandi, diatas kenderaan dan sebagainya.
7) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo pelvic
Disproportion (CPD). (Rohani,2011)
c. Etiologi
2) Teori Oxytosin
3) Keregangan otot
4) Teori prostaglandin
d. Tahap Persalinan
7
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-
pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka.
8
lebih dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium
internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang sama.
9
3) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Biasanya plasenta akan lepas
dalam 5 menit.
a) Tingkat kesadaran.
10
a) Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk
merangsang uterus berkontraksi.
b) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang antara pusat dan fundus uteri.
c) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
11
titik poros (hipomoklion). Uterus yang berkontraksi kemudian
memberikan tekanan tambahan di kepala yang menyebabkannya
ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva. Vagina membuka lebar.
6) Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45° baik ke kanan atau ke
kiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju
posisi oksiput anterior.
7) Putaran paksi luar, putaran ini terjadi bersamaan dg putaran internal
dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan
mengalami perputaran dalam arah yang sama dg kepala janin.
8) Lahirnya bahu & seluruh anggota badan bayi, bahu posterior akan
menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dg cara fleksi
lateralis. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan
dilahirkan. (Sarwono,2011)
f. Tanda-tanda Persalinan
1) Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (bloody show). Bloody show adalah
pengeluaran dari mukus dan pengeluaran yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi
servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan,
berperan sebagai barier protektif dan menutup servikal selama
kehamilan.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran
yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12%
12
wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara
spontan dalam 24 jam.
4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara
nulipara dan multipara.
a) Nulipara
b) Multipara
Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal
persalinan, tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada
multipara serviks akan membuka, kemudian diteruskan dengan
penipisan.
Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari:
3) Os. Coccygis
13
b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
1) Pintu Panggul
14
6) Distansia tuberum : dengan ,menggunakan jangka oceander
(10,5 cm)
e. Bentuk-bentuk panggul :
b. Passanger (janin)
1) Janin besar
Janin (bayi) aterm mempunyai tanda cukup bulan, 280 hari (40
minggu) dengan berat badan sekitar 2500 sampai 3000 gram dan
panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm (Saiffudin, 2008)
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dibedakan menjadi:
15
a) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram.
b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
c) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
c. Power
a) Teratur.
2) Umur ibu
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Usia di bawah 16 tahun
atau diatas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi (Varney, 2007).
3) Paritas
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama
dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati. Paritas
mempengaruhi durasi persalinan dan insiden komplikasi. Pada
16
multipara dominasi fundus uteri lebih besar dengan kontraksi uterus
lebih besar dengan kontraksi lebih kuat dan dasar panggul yang lebih
rileks sehingga bayi lebih mudah melalui jalan lahir dan mengurangi
lama persalinan. Namun pada grandemultipara, semakin banyak jumlah
janin, persalinan secara progresif lebih lama (Siswosudarmo, 2008).
4) Penolong
Pada kasus yang ditangani oleh dukun atau tenaga paramedis yang
tidak kompeten, sering kali penderita disuruh mengejan walaupun
pembukaan belum lengkap. Akibatnya serviks menjadi edema dan
menghambat pembukaan lebih lanjut, ibu mengalami kelelahan
sehingga persalinan berlangsung lama (Siswosudarmo, 2008).
d. Psikologis
e. Posisi Ibu
17
membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman dan memperbaiki
sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk dan
jongkok.
2) Sirkulasi Janin
d) PH arteri menurun.
b. Adaptasi Ibu
18
1) Perubahan kardiovaskuler
2) Perubahan pernapasan
4) Perubahan integument
5) Perubahan muskulusskeletal
19
Nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi sebagai akibat semakin
meregangnya sendi pada masa aterm.
6) Perubahan neurologis
7) Perubahan pencernaan
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita bernapas
melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respon emosi terhadap
persalinan. Selama persalinan, mortilitas dan absorbsi saluran cerna
menurun dan waktu kerja lambung menjadi lambat. Mual, muntah
dan sendawa juga terjadi sebagai respon refleks terhadap dilatasi
serviks lengkap.
8) Perubahan endokrin
20
dan bidan dapat berbuat banyak dengan membantu para wanita yang
dihinggapi perasaan takut dan cemas dengan kesabarannya meyakinkan
calon ibu bahwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal
dan wajar.
21
1. Pengertian
2. Tujuan
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah yang penting dan
saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai
aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun
patologis. Lima benang merah tersebut, yaitu:
22
1) Membuat keputusan klinik antara lain pengumpulan data subjektif
dan objektif, diagnosis kerja, penatalaksanaan klinik, evaluasi hasil
implementasi tatalaksana.
2) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi antara lain, persalinan
merupakan peristiwa alami. Sebagian besar persalinan umumnya
akan berlangsung normal, penolong memfasilitasi proses persalinan,
tidak asing, bersahabat, rasa saling percaya, tahu dan siap membantu
kebutuhan klien, membuat dukungan moril dan kerjasama semua
pihak (penolong-klien-keluarga).
3) Pencegahan infeksi antara lain, kewaspadaan standar, mencegah
terjadinya transmisi penyakit, proses pencegahan infeksi instrumen
dan aplikasinya dalam pelayanan, barier protektif, budaya bersih dan
lingkungan yang aman.
4) Pencatatan (rekam medik) antara lain, kelengkapan status klien,
anamnesis, prosedur dan hasil pemeriksaan fisik, laboratorium dan
uji atau penapisan tambahan lainnya, patograf sebagai instrumen
membuat keputusan dan dokumentasi klien, kesesuaian kelayakan
kondisi klien dan prosedur klinik terpilih, upaya dan tatalaksana
rujukan yang diperlukan.
5) Sistem rujukan efektif yaitu alasan keperluan rujukan, jenis rujukan
(darurat atau optimal), tatalaksana rujukan, upaya yang dilakukan
selama merujuk, jaringan pelayanan dan pendidikan menggunakan
sistem umum atau sistem internal rujukan kesehatan.
C. Partograf
1. Pengertian
Patograf merupakan a Patograf merupakan alat bantu yang digunakan
selama fase aktif persalinan, bertujuan untuk mencatat hasil observasi dan
23
kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui
pemeriksaan dalam, mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal dan dapat melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya
partus lama (Depkes RI, 2007).
2. Tujuan
1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan
elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan
untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf
sangat membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi
dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit
maupun yang tidak disertai dengan penyulit
24
2) Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah,
Puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll)
3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri,
Bidan, Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa Kedokteran)
4. Pengisian
Selama kala I, kondisi ibu dan bayi harus dinilai dan dicatat dengan
seksama, yaitu :
Parameter Frekuensi pada Frekuensi pada
fase laten fase aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60
menit
Denyut Jantung Janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
(2010)
25
baik di catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat
(KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali
membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan
intervensi juga harus dicatatkan.
Pencatatan selama fase aktif persalinan halaman depan partograf
mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan
dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil
pemeriksaan selama fase aktif persalinan.
2) Pencatatan Patograf, meliputi:
(4) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah : tanggal
dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)
b) Waktu pecahnya selaput ketuban
c) Kondisi janin :
(1) DJJ (denyut jantung janin) 2) Warna dan adanya air ketuban)
3) Penyusupan ( moulase) kepala janin.
d) Kemajuan persalinan
26
(2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
(1) Oksitisin
i) Kondisi ibu :
27
Kisaran normal DJJ terpapar pada patograf diantara 180 dan 100. Akan
tetapi penolong harus waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160.
b) Warna dan adanya air ketuban
28
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan antar
tulang (molase) kepala janin. Catat temuan yang ada dikotak yang sesuai
di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0 : Tulang-tulang kepala janin terpish, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan 2 : Tulang-
tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat
dipisahkan
3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan.
c. Kemajuan persalinan
(1) Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai
dengan besarnya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan dalam
29
(2) Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan
(pembukaan serviks dari hasil pemeriksaan dalam harus dicantumkan
pada garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks
(hasil periksa dalam) dan cantumkan tanda “X” pada ordinat atau
titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada.
(3) Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh
(tidak terputus).
a) Oksitosin
31
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-
hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan –
tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV (termasuk bayi
baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan.
Nilai dan catatkan asuhan yang telah diberikan pada ibu dalam masa nifas
terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong
persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik,
terutama pada pemantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan
pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan
lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai memantau sejauh
mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman.
7. Kontraindikasi pelaksanaan patograf
2) Perdarahan antepartum
4) Persalinan prematur
7) Kelainan letak
32
8. Keuntungan dan kerugian pelaksanaan partograf
a. Keuntungan
b. Kerugian
Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kehidupan ekstrauterine) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran (Saifuddin, 2016). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada
usia kehamilan genap, 37-42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,
33
2. Perubahan Fisiologis Bayi Segera Setelah Lahir
a. Termoreguler
Sesudah bayi lahir ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah
0
suhu kamar 25 C maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi,
(Walyani, 2016).
1) Evaporasi
ketuban.
2) Konduksi
3) Konveksi
4) Radiasi
34
panas dapat dikurangi dengan mengatur suhu lingkungan yaitu
yang hangat seperti pangkuan ibu, dalam inkubator, dan dapat pula
b. Sistem Pernafasan
dan dalamnya bernapas belum teratur. Saat kepala bayi melewati jalan
tekanan ini akan hilang dengan tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses
Karena terstimulus oleh sensor kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi
c. Sistem Pencernaan
35
terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir
cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih
30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan, dan kapasitas lambung
(Walyani, 2016).
d. Sistem Kardiovaskuler
36
meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah (Walyani,
2016)
e. Metabolisme Glukosa
tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2
jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang
cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila
f. Sistem Ginjal
fungsional pada sistem ginjal. Banyak dari kejadian defisit tesebut akan
masalah untuk bayi baru lahir yang sakit atau mengalami stres.
37
3. Asuhan Bayi Baru Lahir dalam 2 Jam Pertama
1) Pencegahan Infeksi
baru lahir:
38
dilaksanakan segera setelah bayi baru lahir (menit pertama)
lahir :
Tabel 2.2
Penilaian Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR
Aspek Skor
pengamatan
bayi baru 0 1 2
lahir
Seluruh Warna kulit
tubuh bayi tubuh normal, Warna kulit
Appearance/
berwarna tetapi tangan dan seluruh tubuh
warna kulit
kebiruan kaki berwarna normal
kebiruan
Pulse/ denyut
Tidak ada <100 >100
jantung
Meringis,
Tidak ada
menarik,
Grimace/ respon Wajah meringis
batuk atau
respon reflex terhadap saat distimulasi
bersin saat
stimulasi
diatimulasi
Activity/ Tidak ada Lengan dan kaki Bergerak aktif
tonus otot gerakan dalam posisi dan spontan
fleksi dengan
39
sedikit gerakan
Menangis
Menangis lemah, kuat,
Respiration/
Tidak ada terdengar seperti pernapasan
pernapasan
merintih baik dan
teratur
Sumber : Walyani, dkk, 2016.
Tabel 2.3
Penanganan BBL Bedasarkan APGAR Skor
Nilai APGAR Penanganan
0 – 3 : Asfiksia 1. Tempatkan ditempat hangat dengan lampu
sebagai sumber penghangat
Berat
2. Pemberian Oksigen
3. Resusitasi
4. Stimulasi
5. Rujuk
4 – 6 : Asfiksia 1. Tempatkan dalam tempat yang hangat
2. Pemberian oksigen
Sedang
3. Stimulasi taktil
7 – 10 : Asfiksia 1. Dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan bayi
normal
Ringan
Sumber : Walyani, dkk, 2016.
memotong tali pusat setelah bayi lahir, kemudian mengikat tali pusat tanpa
membubuhi apapun.
Segera setelah lahir dan tali pusat diikat, bayi diletakkan secara
40
tengkurap di dada ibu dengan kontak langsung ke kulit ibu. Biarkan kontak
dapat menyusu sendiri. Bayi diberikan topi dan diselimuti. Keluarga dapat
Langkah 2 : Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling
sedikit satu jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya.
kontak visual antara ibu dan bayi. Sebagian besar bayi akan berhasil
Langkah 3 : Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai
setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan selesai menyusu pada IMD.
Salep tetrasiklin 1% diberikan pada kedua mata harus tetap pada waktu
41
satu jam setelah kelahiran.
kanan anterolateral.
h. Saat kunjungan tindak lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1
kali pada umur 4-7 hari, dan 1 kali pada umur 8-28 hari.
42
BAB III
PEMBAHASAN
Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir pada Ny.N Usia 22 Tahun
G1P0A0 Hamil 37 Minggu Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala Di Rs
Bhayangkara Kota Palembang Tahun 2021”
A. PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Wanita Laki-laki
43
Nama : Ny. N Nama : Tn. R
Umur : 22 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sumatera Suku : Sumatera
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Sosial KM. 05 Alamat : Jl. Sosial KM. 05
I. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan Datang
Sudah keluar lendir darah dari jalan lahir dan merasa mules.
3. Tanda-tanda persalinan
Kontraksi sejak pukul 09.00 WIB (21-12-2021) Lamanya 2x ‘lama
30 detik dalam waktu 10 menit, Intensitas mules kuat dan teratur.
Ketidaknyamanan di lokasi: di perut bagian bawah menjalar sampai ke
pinggang.
Pengeluaran pervaginam : sudah keluar lendir darah dari jalan lahir
4. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ≥ 10 kali/12 jam
5. Riwayat sebelum masuk kamar bersalin : Ibu tidak pernah di rawat / opname
selama kehamilan ini.
6. Riwayat perkawinan
Ini merupakan pernikahan yang pertama, ibu sudah menikah selama 2
tahun. Ibu menikah pada usia 21 tahun. Suami berperan dalam pengambilan
keputusan keluarga.
44
7. Riwayat Menstruasi
Menarche usia 14 tahun. Siklus teratur. Lama: ± 5-7 hari. Sifat darah encer
kadang beku. Bau khas darah haid. Flour albous tidak. Disminorhe tidak.
Banyaknya 3-4x ganti pembalut/hari
HPHT : 05-04-2021
HPL : 12-01-2022
UK : 37 minggu
8. Riwayat kehamilan sekarang
Ini merupakan kehamilan pertama. Usia kehamilan ibu saat ini adalah 9
bulan 1 minggu dari telat haid.
a) Kunjungan ANC :
Ibu melakukan ANC teratur, frekuensi selama hamil 4 kali, 1 kali di
Puskesmas, 3 kali di bidan di PMB.
b) Obat-obatan yang dikonsumsi selama hamil :
Ibu tidak mengkonsumsi obat–obatan khusus selain obat suplemen
tambah darah, kalk, vitamin dan asam folat yang di dapat dari
puskesmas dan PMB
c) Imunisasi TT : Sudah Lengkap
d) Keluhan/masalah/keadaan yang dirasakan ibu selama hamil ini
No Keluhan Tindakan Oleh Tempat
a) Ibu dan keluarga tidak pernah menderita dan tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik, penyakit menurun ataupun penyakit menular seperti
penyakit jantung, ASMA, TBC, ginjal Diabetes Melitus, Malaria, dan
HIV/AIDS.
b) Selama ini ibu tidak pernah sakit di rawat dan di operasi di Rumah
Sakit
c) Ibu tidak memiliki riwayat keturunan kembar baik dari keluarga ibu
atau pun dari keluarga suami.
46
c. Personal hygiene : ibu terakhir mandi pada sore hari jam 17.00 WIB
tanggal 20-12-2021.
d. Istirahat/tidur : ibu tidur lebih kurang 5 jam pada tanggal 21-12-2021.
1. Pemeriksaan umum
3. Pemeriksaan Dalam
a. Portio : Tipis e. Molase : Tidak Ada
b. Pembukaan : 4 Cm f. Penumbungan : Tidak Ada
c. Ketuban : (+) g. Kesan Panggul : Normal
d. Penurunan : Hodge II h. Pelepasan : Lendir dalam darah
i. Presentase : Ubun-ubun kecil kanan depan
48
B. ANALISA DATA
Diagnosa : Ny. N 22 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu inpartu kala I fase aktif, janin
tunggal hidup, punggung kanan, presentasi kepala.
C. PENATALAKSAAN
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan pengaturan napas dalam pada saat
kontraksi dengan cara menarik nafas panjang melalui hidung dan dikeluarkan
melalui mulut.
Rasionalisasi : Melakukan nafas panjang memantau ibu menjadi rileks dan
fokus. Napas panjang juga membantu mengurangi rasa sakit saat adanya
kontraksi karena napas panjang mampu menekan syaraf-syaraf yang berkaitan
dengan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
49
Rasionalisasi : Latihan gymball adalah latihan atau gerakan tubuh sederhana
menggunakan bola yang dapat di lakukan pada saat melahirkan yang bertujuan
sebagai pengurang rasa nyeri non farmakologi.
5. Mengajurkan ibu untuk makan dan minum untuk menjaga energi selama
persalinan.
Rasionalisasi : Salah satu kebutuhan fisiologis ibu bersalin adalah nutrisi dan
cairan. Asupan makanan menjadi sumber gula darah untuk membentuk energi.
Ibu bersalin apabila kekurangan nutrisi dan cairan akan mengalami
hipoglikemia dan dehidrasi.
7. Observasi keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan berupa observasi
DJJ dan kontraksi (HIS) tiap 30 menit, pemeriksaan dalam tiap 4 jam, nadi
dan pernafasan tiap 30 menit, tekanan darah dan suhu tiap 2-4 jam.
Rasionalisasi : observasi pada fase aktif dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan persalinan masih dalam batas normal tanpa
harus adanya tindakan kegawatdaruratan dan rujukan. Hasil : Observasi telah
dilakukan
8. Menyiapkan alat partus set, hecting set dan obat. (bak instrument sedang yang
berisi : metal kateter, gunting episiotomy, gunting tali pusat, 2 klem tali pusat,
50
penjepit tali pusat, benang steril, ½ kocher, kassa steril, nal pooder heckting,
jarum hecting, handschoon )
Rasionalisasi : persiapan alat dilakukan sebagai langkah antisipasi proses
persalinan dengan cepat dan untuk menunjang proses persalinan yang aman
dan steril. Hasil : Alat dan obat tersedia.
51
CATATAN PERKEMBANGAN
52
Selasa, 21 Data Subjektif
Desember
2021 Ibu mengatakan mules semakin sering dan kuat serta
16.00 seperti ingin BAB dan terasa ada yang mengganjal pada
Data Objektif :
Analisis Data :
Penatalaksanaan:
53
2. Memfasilitasi ibu untuk memilih posisi meneran.
Rasionalisasi : posisi mempengaruhi dalam
kenyamanan ibu saat bersalin, posisi juga menentukan
posisi bidan dalam pertolongan persalinan. Posisi
meneran dapat mempengaruhi kemajuan persalinan.
(Kurniarum, 2016).
Hasil : Ibu ingin bersalin dengan posisi setengah
duduk.
54
Rasionalisasi : APN menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan
lengkap, tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang dinginkan
(optimal). (APN, 2008)
Hasil : Pukul 16.10 WIB bayi lahir normal spontan.
Jenis kelamin laki-laki. BB : 3.200 gr PB : 50 cm
6. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat.
Rasionalisasi : Penelitian menemukan bahwa sebanyak
80-100 mL volume darah dapat ditransfer dari plasenta
ke bayi baru lahir dalam waktu 1-3 menit pertama
kehidupan. Penambahan Volume darah pada bayi
cukup bulan dapat meningkatkan haemoglobin/
hematokrit hingga usia 4-12 bulan. (Cernadas, 2017)
Hasil : tali pusat telah diikat.
7. Dilakukan asuhan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera
pada bayi.
Rasionalisasi : IMD membantu ibu dan bayi bounding
attachment dan membantu bayi dalam penyesesuaian
suhu dengan udara luar untuk menjaga kehangatan
bayi sehingga tidak terjadi hipotermi.
Hasil : bayi diletakkan di atas perut ibu dengan
diselimuti dan dibiarkan mencari putting susu ibu.
55
Selasa, 21 Data Subjektif
Desember
Ibu merasa mules.
2021
16.45 Data Objektif :
WIB
KU baik, kesadaran : composmentis, Abdomen : TFU 2 jari
di atas pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong,
56
Genitalia: semburan darah tiba-tiba, tampak tali pusat
memanjang, plasenta belum lahir.
Analisis Data :
Penatalaksanaan :
57
Hasil : plasenta dan selaput ketuban lahir spontan,
lengkap pada pukul 16.45 WIB.
4. Melakukan masase uterus 15 detik.
Rasionalisasi : masase uterus dilakukan untuk
merangsang adanya kontraksi uterus untuk mencegah
perdarahan.
Hasil : Kontraksi uterus keras. TFU : 2 jari di bawah
pusat.
58
Selasa, 21 Data Subjektif :
Desember
Ibu merasa lega dan bahagia atas kelahiran bayinya.
2021
18.25 Data Objektif :
WIB
KU baik, kesadaran : composmentis,
TekananDarah : 120/80mmhg Respirasi : 22x/m
Nadi : 84x/m Suhu : 36,8oC
Analisis Data :
Penatalaksanaan :
59
Rasionalisasi : Setiap tindakan asuhan harus
mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
keluarganya (Standar IV, Permenkes no 938 tahun
2007).
Hasil: Ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan pemeriksaan laserasi,
Rasionalisasi : menilai laserasi merupakan bagian
yang sangat penting. Sebab keluhan perineum tidak
hanya berperan atau menjadi bagian penting dari
persalinan, tetapi juga diperlukan untuk mengontrol
buang air besar dan buang air kecil, menjaga aktivitas
peristaltik normal (dengan menjaga tekanan intra
abdomen) dan fungsi seksual yang sehat (Muliawati,
2014)
Hasil : terdapat laserasi grade I
4. Melakukan hecting laserasi perineum derajat I pada
luka bekas rupture dengan benang catgut.
Rasionalisasi : penjahitan luka laserasi bertujuan untuk
mendekatkan jaringan-jaringan perlukaan sehingga
proses penyembuhan luka cepat dan menghindari
terjadinya infeksi. (Isnaini, 2016).
Hasil : Luka perineum sudah dilakukan penjahitan.
5. Membersihkan ibu dari sisa-sisa air ketuban, lendir,
dan darah sertamemasang popok serta mengganti
pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan kering.
Rasionalisasi : agar ibu merasa nyaman jika dalam
keadaan bersih danlingkungan yang bersih.
Hasil : ibu sudah dibersihkan dan diganti pakaiannya.
6. Mengajarkan ibu dan keluarga teknik masase uterus.
60
Rasionaliasi : teknik masase uterus diberikan pada ibu
dan keluarga secara mandiri untuk deteksi dini sendiri
terjadinya perdarahan pada ibu paska bersalin.
Hasil : Ibu mengerti dan dapat melakukan dengan baik.
Riwayat Kelahiran
Usia Kehamilan : Aterm
Anak ke : Pertama
Jenis Persalinan : Spontan
Pemeriksaan Umum
O KU : Baik, Tonus otot aktif
PB : 50 cm BB : LK : 32 cm
3200 gr
Vital Sign :
N : 134 x/m RR : 41 x/m S : 36,50C
APGAR SCORE
Waktu
No Aspek yang dinilai
1 5 10
Menit Menit Menit
1 Pernafasan 2 2 2
2 Denyut Jantung 2 2 2
3 Reaksi Terhadap Rangsangan 1 1 1
4 Tonus Otot 1 2 2
5 Warna Kulit 1 1 2
63
Jumlah 7 8 9
64
Dari hasil Laporan Komprehensif yang telah diuraikan sebelumnya,
maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Diperolehnya data subjektif pada Ny. “N”melalui wawancara (anamnesa).
2. Diperolehnya data objektif pada Ny. “N” melalui pemeriksaan umum dan
pemeriksaan fisik.
3. Diperolehnya analisa data pada Ny. “N” bersasarkan pengkajian data
subjektif (anamnesa biodata ibu) dan data objektif melalui pemeriksaan
umum, pemeriksaan fisik.
4. Diperolehnya penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “N” dengan
postterm dan dilakukan evaluasi sehingga asuhan yang diberikan telah
terlaksana dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Kebidanan
Diharapkan agar dapat memahami konsep dasar asuhan kebidanan baik pada
ibu hamil serta menerapkan asuhan kebidanan yang efektif, efisien, dan
komprehensif.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi pihak institusi pendidikan dapat melengkapi buku-buku
referensi agar mahasiswa dapat memperoleh rangkuman materi dari sumber
kepustakaan secara lengkap dan dengan ilmu yang baru, serta diharapkan
pihak institusi pendidikan dapat mengembangkan program pengabdian
masyarakat dengan memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil.
65
Diharapkan RS Bhayangkara Palembang dapat mempertahankan dan lebih
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan khususnya dalam pelayanan Intranatal Care.
DAFTAR PUSTAKA
66
Dinkes kota palembang. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
Dinkes Kota Palembang. 2017. Angka Kematian Ibu di Kota Palembang. Tahun
2017
Elisabeth & Th. Endang. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir. Yogjakarta: Pustaka Baru Rupress
Kemenkes RI. 2017. Tujuan dan Target SDGs Kesehatan
Manuaba, Ida A.C (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC
67