Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA SEHAT PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK) DI

PUSKESMAS NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU


KABUPATEN BOJONEGORO
(Studi kasus dalam meningkatkan pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif) ”

“ M. Najib Mahmudi
S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
najib barbara@yahoo.co.id

Dr Weni Rosdiana S.Sos, M.AP


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya, ”

weni rosdiana@unesa.ac.id

Abstrak

Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK) adalah program yang dirumuskan oleh kementrian

Kesehatan di antara yang menjadi satu sasaran yang ingin dicapai dalam Rencana Jangka Panjang Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Tujuan dalam penelitian untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan PIS-PK
diPuskesmas Nglumber ditahun 2019. Penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif Kualitatif. Teknik
pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dalam pelaksanaannya PIS-PK ini masih belum
efektif, keberhasilan program tidak sesuai dengan PMK No 39 Tahun 2016 yaitu belum memenuhi IKS (> 0,800)
dan jumlah KK yang tidak sehat masih banyak. sumberdaya belum sepenuhnya maksimal ada beberapa aspek yang
dinilai kurang yakni jumlah surveyor dan sumber daya fasilitas dalam pelaksanaan PIS-PK kurang mencukupi.
Karakteristik Agen Pelaksana pelaksana mengacu SOP Program dalam Permenkes No.39 tentang PIS-PK tahun
2016, namun dalam penggunaan flyer (lembar edukasi) tidak dilaksanakan oleh surveyor. bentuk dukungan yang
diberikan oleh para lembaga yaitu SK, dan Surat Edaran .Sikap pelaksana semua netral dan tidak ada yang menolak
dalam pelaksana melakukan tugas yang sudah ditetapkan oleh puskesmas. Komunikasi antar organisasi belum
berjalan dengan maksimal sosialisasi Program kepada masyarakat. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik
diwilayah kerja Puskesmas Nglumber merespon dengan baik akan tetapi beberapa masih terdapat masyarakat yang
tidak keterbukaan informasi kesehatan keluarga. Saran peneliti yaitu Penambahan jumlah sumber daya manusia
terutama tenaga surveyor, sehingga beban kerja tidak berat serta poin – poin dapat tersampaikan dan lebih
menekankan sosialisasi program sehingga tidak ada penolakan lagi di dalam pelaksanaan PIS-PK.

Kata Kunci: Implementasi, Program Indonesia Sehat Pendekatan keluarga

Abstrak

The Indonesian Healthy Family Approach program (PIS-PK) is a program formulated by the Ministry of Health
among which becomes one target that is to be achieved in the National Intermediate Long Term Plan (RPJMN) in
2015-2019. The aim in the study to know the extent of the implementation of PIS-PK diPuskesmas Nglumber in
2019. This research uses qualitative descriptive research. Data collection techniques are interviews, observations,
and documentation. Data analysis is data collection, data reduction, data presentation and withdrawal of
conclusions. The results of the research in the implementation of PIS-PK is still not effective, the success of the
program is not in accordance with PMK No 39 year 2016 which is not yet fulfilled IKS (> 0.800) and the number of
unwholesome KK is still much. Resources are not yet fully maximally there are some aspects that are assessed less
i.e. the number of surveyors and facility resources in the implementation of PIS-PK is insufficient. Characteristics
of implementing agents refer to the SOP Program in Permenkes No. 39 on PIS-PK year 2016, but in the use of
Flyers (education sheet) is not carried out by surveyors. form of support provided by the institutions namely SK, and
circular letters. Attitude executor is all neutral and nobody refuses in the executor doing the tasks that have been
established by the Puskesmas. Communication between organizations has not been running with the maximum
Program socialization to the community. Social, economic and political environment in the workplace Puskesmas
Nglumber responds well but some still have communities that do not openness to family health information. The
advice of researchers is the addition of human resources, especially surveyors, so that the workload is not heavy
and points-points can be delivered and more emphasize the socialization of the program so that there is no longer
rejection in the implementation of PIS-PK.

Keywords: implementation, The Indonesian Healthy Family Approach program

1
PENDAHULUAN Tahapan “pelaksanaan Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di
Kesehatan merupakan hak dasar setiap warga

tingkat Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan
negara. Kesehatan sebagai investasi untuk sebagai berikut :
mendorong pembangunan kesehatan suatu negara.
Tujuan dalam sebuah pembangunan kesehatan 1. Melakukan pendataan kesehatan keluarga
yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan ,serta menggunakan Prokesga oleh Pembina
kemampuan hidup sehat untuk masyarakat Keluarga (dapat dibantu oleh kader
sehingga meningkatkan derajat kesehatan dalam kesehatan).
masyarakat yang setinggi – tingginya untuk 2. Membuat dan mengelola pangkalan data
mewujudkan pembangunan kesehatan harus Puskesmas oleh tenaga pengelola data
dipandang sebagai investasi dalam meningkatkan Puskesmas.
kualitas SDM yang sesuai dengan amanah yang ada 3. Menganalisis, merumuskan intervensi
di dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009 masalah kesehatan, dan menyusun rencana
tentang kesehatan. Pembangunan kesehatan pada Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas.
dasarnya sebagai upaya yang dilakukan oleh 4. Melaksanakan penyuluhan kesehatan
seluruh komponen bangsa yang bertujuan dalam melalui kunjungan rumah oleh Pembina
meningkatkan kemauan, kesadaran serta Keluarga.
kemampuan untuk hidup sehat bagi seluruh lapisan 5. Melaksanakan pelayanan profesional
masyarakat sehingga terwujudnya derajat kesehatan (dalam gedung dan luar gedung) oleh
masyarakat yang tinggi. Kesuksesan pembangunan tenaga teknis/profesional Puskesmas.
dalam kesehatan sangat dipengaruhi oleh 6. Melaksanakan Sistem Informasi dan
keselarasan antara upaya program serta sektor, dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga
keselarasan dengan tindakan – tindakan yang pengelola data Puskesmas.
dilakukan dalam periode pada masa lalu atau

sebelumnya( Kemenkes,2016) Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke


dalam langkah-langkah manajemen Puskesmas
Kementerian “ Kesehatan
“ menyelenggarakan yang mencakup P1 (Perencanaan), P2
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan (Penggerakan- Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-
Keluarga (PIS PK) dengan mengeluarkan regulasi Pengendalian-Penilaian).”
diantaranya Permenkes Nomor 39 tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Menurut Fauzan (2018) menerangkan bahwa
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. pelaksanaan PIS-PK sebagai terobosan yang
Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan
program utama Pembangunan Kesehatan yang kualitas hidup manusia atau meningkatkan derajat
kemudian direncanakan pencapaiannya melalui kesehatan masyarakat.. menurut Agustina (2018)
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian pelaksanaan program indonesia sehat pendekatan
Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan keluarga bertujuan meningkatkan pelayanan kepada
melalui Keputusan Menteri” keluarga-keluarga serta akes kepada anggota
keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara
“ komprehensif. Serta hasil penelitian dari program
Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran PIS-PK yang dilakukan kabupaten lampung selatan
dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan oleh Pusat FIT ke-3 untuk sumber daya dan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi pelayanan kesehatan IAKMI 2017 menggambarkan
keluarga. Sehingga terjalinnya komunikasi yang bahwa berguna untuk menjawab temuan masalah
baik antara petugas kesehatan dengan masyarakat. yang ada dalam keluarga maupun masyarakat dan
Hal ini diharapkan akan menciptakan suasana yang memberikan rekomendasi terkait dengan
baik dan harmonis, sehingga masyarakat mau implementasi paket informasi kesehatan keluarga
menggunakan pelayanan kesehatan dan mampu dapat dilakukan secara paralel selama kunjungan
melakukan perintah dari petugas kesehatan. rumah. Ini juga memberikan benang merah dalam
Dengan itu diharapkan dapat meningkatkan derajat penelitian yang telah dilakukan para peneliti.
kesehatan masyarakat.”

2
Puskesmas yaitu pelayanan tingkat pertama yang
“ i) Anggota keluarga tidak ada yang
memfasilitasi pelayanan dalam kesehatan yang merokok.
melaksanakan upaya kesehatan masyarakat serta j) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan
upaya kesehatan perorangan. Dengan bentuk Kesehatan Nasional (JKN).
pelayanan kesehatan atau yang lebih menekankan k) Keluarga mempunyai akses sarana air
dalam upaya promotif maupunk Preventif sehingga bersih.
tercapainya derajat kesehatan tinggi bagi l) Keluarga mempunyai akses atau
masyarakat pada cakupan wilayah kerja Puskesmas menggunakan jamban sehat
(peraturan Menteri kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 tentange Pusat Kesehatane Masyarakat) Implementasi Program PIS-PK di Puskesmas
puskesmas mempunyai satu wilayah administrasi Nglumber penetapan target 55% persen di
pemerintah sebagai tanggung jawab yaitu dalam tahun 2018 sebagai berikut yang tertuang
satu kecamatan dengan minimal terdapat satu dalam grafik target Dinas Kesehatan kabupaten
puskesmas. Peran puskesmas dalam PIS-PK ini Bojonegoro.”
adalah melakukan perubahan paradigma kearah
yang lebih baik. Di dalam prinsip paradigma sehat
puskesmas mempunyai kewajiban mendorong Gambar 1.1
semua kepentingan untuk berkomitmen dalam
pencegahan serta mengurangi akibat yang
ditimbulkan dalam kesehatan yang langsung
berdampak pada individu keluarga kelompok dan
seluruh masyarakat. Serta pemberdayaan bagi
masyarakat serta penguatan di bidang pelayanan
kesehatan dengan menggunakan strategi
meningkatkan akses pelayanan kesehatan. ”

Puskesmas “Nglumber dalam melaksanakan


program PIS-PK dipilih menjadi tempat penelitian
karena puskesmas tersebut memiliki cakupan
wilayah terluas kedua se kabupaten Bojonegoro
dengan 13 desa binaan serta jumlah keluarga yang Sumber : Monev Dinas Kesehatan Kab Bojonegoro
mencapai 19.125 keluarga. Pelaksanaan program 2019
dimulai pada tahun 2018 dengan proses pendataan
Berdasarkan Grafik diatas menggambarkan bahwa
kesehatan keluarga dengan 12 indikator capaian
pelaksanaan Program Indonesia Sehat Pendekatan
program sesuai dengan prokesga yang ada dalam
Keluarga yang ada di Bojonegoro pada tahun 2019
pedoman pelaksanaan Program “PIS-PK tahun 2016
mempunyai target pendataan keluarga di setiap
antara lain” :
puskesmas dengan persentase 50% dari jumlah
a) Keluarga mengikuti Program keluarga Keluarga yang didata. Dalam grafik diatas
berencana (KB). menunjukan Puskesmas Nglumber luas cakupan
b) Ibu melakukan persalinan di fasilitas pendataan Program Indonesia sehat Pendekatan
kesehatan. Keluarga yang dilaksanakan pada tahun 2017 oleh
c) Bayi mendapatkan imunisasi lengkap puskesmas Nglumber dengan target yang telah
d) Bayi mendapatkano air susu ibu ( ASI) ditentukan mencapai 9,554 KK 55% dari jumlah
ekslusif. keseluruhan KK. Yang mencapai 19,125. Yang
e) Balita mendapatkan pemantauan mempunyai capaian IKS dapat kita gunakan
pertumbuhan . sebagai tolok ukur dari strategi pembangunan
f) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan kesehatan di tiap tingkatan pemerintahan atau
pengobatan standart. mengetahui Permasalahan Kesehatan yang terdapat
g) Penderita hipertensi melakukan di cakupan wilayah Kerja Puskesmas. Sehingga
pengobatan secara rutin. dapat di intervensi sesuai dengan permasalahan
h) Penderita gangguan jiwa mendapatkan kesehatan.
pengobatan dan tidak ditelantarkan.

3
Puskesmas Nglumber pada Tahun 2019 telah bersama Ibu Basyirotul Insiyah, Amd. Keb TIM
menyelesaikan pendataan sebagai tahapan awal pelaksana PIS-PK sebagai berikut” : ”

pelaksanaan. program Indonesia Sehat Pendekatan


Keluarga mempunyai 3 kategori atau penilaian “Banyak dalam pelaksanaan PIS-PK
terkendala informasi yang diberikan oleh
dalam kesehatan, ketiga kategori itu yaitu kategori
masyarakat kurang terbuka dan nggak mau
Sehat, kategori Keluarga Pra Sehat dan Keluarga diperiksa oleh tim pelaksana yang ada di
Tidak Sehat, dalam kalkulasi atau rekapitulasi yang lapangan dengan alasan takut. Ya
dilakukan Puskesmas Nglumber 3 kategori bagaimana lagi mas masyarakat kita
diwilayah Kerja Puskesmas sebagai Berikut :” memang masih gitu mbak pola pikirnya..”
Hasil wawancara, 4 September 2019
Tabel 1.1
Jumlah Kategori PIS-PK Puskesmas Nglumber
Pentingnya implementasi kebijakan merupakan
NO. Kategori Keluarga Sehat Jumlah KK
tahapan yang krusial dalam proses kebijakan
1. Sehat 5.203
2. Pra Sehat 5097 publik. Suatu kebijakan atau program harus
3. Tidak Sehat 8829 diimplementasikan agar mempunyai dampak atau
Total 19.125 tujuan yang diinginkan dalam Wijayanti Dkk
Sumber : Monev PIS-PK Puskesmas Nglumber (2019) mengemukakan kebijakan yang telah
2019 ditetapkan tidak ada manfaatnya jika tidak
diimplementasikan. maka peneliti akan
Berdasarkan tabel diatas puskesmas Nglumber
“ mendefinisikan terkait implementasi Program
dalam pelaksanaan Program rekapitulasi hasil Indonesia Sehat pendekatan Keluarga
pendataan dengan Monitoring serta Evaluasi data menggunakan teori Van Meter dan Horn dengan 6
yang diambil dalam pendataan menunjukan poin pendekatan dalam Implementasi kebijakan. ”

presentasi bahwa masih banyak keluarga yang


dikategorikan tidak sehat dengan jumlah 8.829 METODE PENELITIAN
Keluarga dibanding keluarga Sehat yang mencapai
5.203 Keluarga. ”
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif untuk mengetahui atau menggambarkan
Salah satu permasalahan yang terdapat dalam kenyataan dari kejadian yang diteliti. Menurut
pelaksanaan yaitu permasalahan Sumber daya Sugiyono (2010:15) menjelaskan bahwa :
manusia dalam pelaksanaan Program yaitu
mengacu pada kuantitas petugas pelaksana program “Metode penelitian kualitatif merupakan metode
yang di rasa kekurangan menjadi alasan banyaknya penelitian yang berlandaskan pada filsafat
petugas yang mengeluh tentang beban kerja di postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
setiap individu petugas pelaksana, hal ini senada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya
dengan yang disampaikan oleh Siti Marli'ah adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
Amd.Kep Koordinator” Program Indonesia Sehat instrumen kunci. Pengambilan sampel sumber data
Pendekatan Keluarga : dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
“Terkait sumberdaya untuk melaksanakan kualitatif lebih menekan makna daripada
Program Indonesia Pendekatan Keluarga ya generalisasi.”
saya kira masih kurang dibandingkan
dengan jumlah Keluarga yang harus didata” Penetapan “fokus dapat membatasi studi dan
(wawancara dengan 9 Maret 2020, pukul berfungsi untuk memenuhi kriteria keluar masuk
13.00 WIB). suatu informasi yang diperoleh di lapangan. Jadi
Permasalahan lain yang muncul dalam pelaksanaan lokus dalam penelitian kualitatif berasal dari
yaitu permasalahan sosial bahwa terdapat keluhan permasalahan itu sendiri yang dapat menjadi bahan
dari petugas pelaksana kurang kerja sama penelitian. Penelitian ini berfokus pada
masyarakat ketika dalam pendataan atau juga di Implementasi Program Indonesia Sehat Pendekatan
wawancara terkait 12 Indikator yang dalam Keluarga di Puskesmas Nglumber. Peneliti
Program tersebut dengan alasan takut. wawancara menggunakan teori implementasi Van Meter dan
Van Horn, yang mengemukakan bahwa terdapat

4
enam faktor yang mempengaruhi implementasi Indek Keluarga Sehat diwilayah kerja Puskesmas
kebijakan program-program, yaitu : Ukuran dan Nglumber.
Tujuan, sumberdaya karakteristik agen Pelaksana,
Sikap/Kecenderungan (Disposition) para pelaksana, Menurut agustina (2018) dalam penelitian
Komunikasi Antar Organisasi, lingkungan ekonomi pelaksanaan PIS-PK di Puskesmas Kulon Progo
sosial dan politik. Dalam penelitian ini peneliti menyatakan bahwa tujuan kebijakan menjadi suatu
menggunakan teknik purposive sampling, setiap hal yang ditentukan dalam menentukan atau
subyek dipilih dengan sengaja berdasarkan membuat suatu kebijakan dalam penelitian rahma
pertimbangan tertentu. Subyek dalam penelitian ini tujuan pelaksanaan Program Indonesia Sehat
adalah ibu Siti Marli’ah A.Md Keb Indah wahyuni Pendekatan Keluarga berlandaskan PMK No 39
S.ST Basyarotul Insiyah A.Md Keb selaku tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan PIS-
Surveyor Program serta masyarakat sebagai PK. Dalam Pelaksanaan Program Indonesia Sehat
kelompok sasaran Teknik pengumpulan data Pendekatan keluarga Di Puskesmas Nglumber
menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi bertujuan Program Indonesia Sehat Pendekatan
dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang Keluarga adalah Pendekatan keluarga adalah
digunakan peneliti yaitu pengumpulan data, reduksi pendekatan pelayanan oleh Puskesmas yang
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.” mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan
(UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
Hasil Dan Pembahasan secara berkesinambungan, dengan target keluarga,
didasarkan pada data dan informasi dari Profil
Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan Program Kesehatan Keluarga. Tujuan dari pendekatan
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga di keluarga adalah sebagai berikut :

Puskesmas Nglumber diharapkan dapat berjalan


dengan baik dan berhasil sesuai dengan tujuan yang a) Meningkatkan akses keluarga terhadap
ditetapkan dalam Program.untuk mengetahui pelayanan kesehatan komprehensif,
sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam meliputi pelayanan promotif dan preventif
Program Indonesia sehat pendekatan Keluarga di serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif
puskesmas Nglumber peneliti menggunakan dasar.
pendekatan dalam teori van meter dan van horn b) Mendukung pencapaian Standar
dalam situmorang (2016;198) dengan 6 kategori Pelayanan Minimum (SPM)
pelaksanaan program dan kebijakan sebagai berikut Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi,
melalui peningkatan akses dan skrining
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan kesehatan.
c) Mendukung pelaksanaan Jaminan
Kinerja “implementasi kebijakan dapat diukur
Kesehatan Nasional (JKN) dengan
tingkat keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari
meningkatkan kesadaran masyarakat
kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur
untuk menjadi peserta JKN.
yang mengada di level pelaksana kebijakan. Ketika
ukuran kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu Mendukung “tercapainya tujuan Program Indonesia
ideal(bahkan terlalu utopis) untuk dilaksanakan di Sehat dalam Renstra . Program ini terdapat
level warga, maka agak sulit memang beberapa tahapan dalam pelaksanaan Program
merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga yaitu yang
dapat dikatakan berhasil.

pertama tahapan pengumpulan data keluarga yang
kedua tahapan intervensi lanjutan yang berupa
Berdasarkan “hasil wawancara oleh peneliti
program yang sesuai dengan permasalahan
diketahui bahwa ukuran keberhasilan program
kesehatan. Sehingga didapat Indek keluarga Sehat (
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga secara teknis
IKS) dalam IKS dikategorikan keluarga sehat yaitu
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
sebagai berikut :

masyarakat yang diketahui dari penyelesaian


pendataan Program Indonesia Sehat pendekatan
Keluarga sehingga dalam menyelesaikan
permasalahan Kesehatan secara tepat dan terarah.
Sesuai dengan yang peneliti ketahui bahwa tingkat

5
Tabel 1.1 4. Bayi mendapat air susu ibu
Kategori Kesehatan (ASI) eksklusif 96,1
Keluarga Sehat > 0,800 5. Balita mendapatkan 98,3
Keluarga Pra sehat 0,500 – 0,800 pemantauan pertumbuhan
Keluarga Tidak sehat < 0,500 6. Penderita tuberkulosis paru 26,1
Sumber : Pedoman penyelenggaraan PIS-PK 2016 mendapatkan pengobatan
sesuai standar
Ukuran tercapainya Program menurut Agustina

7. Penderita hipertensi 32,8
melakukan pengobatan secara
(2018) dalam penelitian Pelaksanaan PIS-PK Di
teratur
Puskesmas kulon progo menyatakan bahwa ukuran 8. Penderita gangguan jiwa 52,4
serta tujuan kebijakan sangat diperhatikan dalam mendapatkan pengobatan dan
patokan penyelenggaraan Program Indonesia Sehat tidak ditelantarkan
pendekatan Keluarga dalam ukuran pencapaian 9. Anggota keluarga tidak ada 39,7
tujuan Program ini meliputi Indek Keluarga sehat yang merokok
yang mencapai 0,800 atau 80% dari total keluarga 10. Keluarga sudah menjadi 40,9
yang menjadi wilayah suatu Puskesmas dalam anggota Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
pelaksanaan pelaksanaan Program Indonesia Sehat
11. Keluarga mempunyai akses 99,3
Pendekatan Keluarga di Puskesmas Nglumber sarana air bersih
terkait IKS dikategorikan tidak sehat karena dalam 12. Keluarga mempunyai akses 96,7
pelaksanaan data yang didapat saat kunjungan atau menggunakan jamban
Program Selanjutnya ukuran keberhasilan sehat
Program Indonesia Pendekatan keluarga yang IKS Puskesmas Nglumber 0,19
tertuang di 12 Indikator Program Indonesia Sehat
Keterangan Tidak
berdasarkan Indikator tersebut, dilakukan Sehat
perhitungan Indek keluarga Sehat dari setiap Sumber : Dokumen Puskesmas IKS Wilayah 2019
Indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari
keluarga bersangkutan dalam pelaksanaan Program Berdasarkan data diatas menunjukan 12 indikator
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga di wilayah dalam tabel itu menerangkan ada persentase jika
kerja puskesmas juga dikategorikan tidak sehat dalam satu indikator yang persentasenya kurang
dalam satu wilayah kerja Puskesmas Nglumber dari 50% itu dikategorikan rendah atau tidak sehat
terdapat 13 desa binaan dengan pelaksanaan sehingga dalam data diatas terdapat 4 indikator
Program rekapitulasi hasil pendataan dengan yang dikategorikan tidak sehat. Dalam penanganan
Monitoring serta Evaluasi data yang diambil dalam nantinya juga dibentuk atau diadakan Intervensi
pendataan menunjukan presentasi bahwa masih menurut Jeffrey (2018) intervensi diartikan sebagai
banyak keluarga yang dikategorikan tidak sehat solusi utama dalam masalah kesehatan dalam
dengan jumlah 8.829 Keluarga sehingga jumlah masyarakat dalam kajian ini intervensi menerima
antara keluarga yang dikategorikan tidak sehat kunjungan 30-60 menit di pusat senior dengan
masih tinggi dengan demikian pencapaian tujuan perawat terdaftar untuk meninjau faktor risiko
atau ukuran keberhasilan Program Indonesia Sehat kecacatan, mengembangkan rencana promosi
Pendekatan keluarga belum sepenuhnya berhasil kesehatan yang ditargetkan, dan memperkenalkan
sehingga data yang diperoleh tersebut sebagai program latihan yang diawasi. Perawat dan subjek
bahan untuk melakukan intervensi pada keluarga meninjau data awal. Sedangkan dalam intervensi
yang dikategorikan tidak sehat Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
intervensi berguna meningkatkan Indek Kesehatan
Tabel 1.2 Keluarga tabel diatas sebagai rujukan dalam
IKS Puskesmas Wilayah Puskesmas melakukan program yang sesuai dengan
NO. Indikator Program IKS permasalahan keluarga. Berdasarkan IKS wilayah
1. Keluarga mengikuti program 77,5 Puskesmas Nglumber dikategorikan tidak sehat
Keluarga Berencana (KB) sehingga nanti akan dilakukan intervensi lanjutan.
2. Ibu melakukan persalinan di 97,3
fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi 99,0
dasar lengkap

6
Tabel 1.3 Sumber Daya Manusia Kegagalan implementasi
IKS Desa Binaan Puskesmas Nglumber kebijakan/program sering muncul disebabkan
No. Desa IKS Keterangan sumber daya manusia yang tidak mencukupi,
1. NGLUMBER 0,14 Tidak Sehat memadai, atau tidak kompeten dalam bidangnya.
2. TLOGOREJO 0,25 Tidak Sehat Terkait. Berdasakan wawancara oleh peneliti

3. SUGIHWARAS 0,11 Tidak Sehat sumberdaya dibagi beberapa aspek yang pertama
4. BUMIREJO 0,12 Tidak Sehat yaitu dari segi pegawai Pelaksana yaitu surveyor
5. SUMBERGEDE 0,1 Tidak Sehat
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
6. WORO 0,2 Tidak Sehat
karena pegawai aspek terpenting dalam
7. BALONGDOWO 0,3 Tidak Sehat
8. BAYEMGEDE 0,2 Tidak Sehat pelaksanaan Program indonesia sehat Pendekatan
9. POHWATES 0,3 Tidak Sehat Keluarga di puskesmas Nglumber.
10 SUMBEROTO 0,2 Tidak Sehat
11. TURIGEDE 0,3 Tidak Sehat Upaya manajemen puskesmas dalam menangani
12. SUMBERAGUNG 0,2 Tidak Sehat kurangnya ketersediaan sumberdaya manusia yaitu
13. BETET 0,3 Tidak Sehat surveyor dengan cara gotong royong artinya saling
IKS Wilayah 0,19 Tidak Sehat membantu antara petugas pelaksana.
Sumber Aplikasi Keluarga Sehat 2019 Puskesmas Mekanismenya jika dalam pelaksanaan surveyor
Nglumber belum bisa menyelesaikan target yang ditentukan
oleh ketua pelaksana Program maka dengan
Gambaran tabel diatas menunjukkan bahwa dalam petugas pelaksana lainya akan turut membantunya. ”

pelaksanaan Program Indonesia Sehat pendekatan strategi penggunaan sumber daya menurut Lauri
Keluarga yang dilakukan oleh Puskesmas Koskinen (2017) mengemukakan bagaimana
Nglumber dalam 13 desa binaan menunjukkan “strategi penggunaan sumber daya mereka untuk
presentasi tidak sehat dengan IKS di bawah menerapkan program Kesehatan, penyerapan
ketentuan dalam PMK Program. strategi ini sangat bervariasi antara kota untuk
promosi kesehatan terjadi di sebagian besar kota.
Berdasarkan “pelaksanaan Kebijakan Program
termasuk beberapa deskripsi tentang bagaimana
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga dapat
implementasi Health 2015 kurang terkoordinasi,
disimpulkan bahwa tujuan program tidak berjalan
dengan sedikit tindak lanjut di beberapa bidang.
dengan lancar dan tidak sesuai dengan harapan
Pihak manajemen kepegawaian Puskesmas
pemerintah. Kendala yang dialami yaitu keluarga
Nglumber telah berusaha untuk memenuhi
yang menjadi sasaran program tidak mau
kebutuhan sumber daya yang diperlukan dalam
keterbukaan informasi terkait kondisi kesehatan
pelaksanaan Program Indonesia Sehat Pendekatan
dalam keluarga dengan berbagai alasan, salah
Keluarga. Akan tetap masih kekurangan jumlah

satunya yaitu karena masyarakat takut jika di
sumber daya manusia untuk pelaksanaan Program
informasikan tentang penyakit yang diderita oleh
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga masih belum
keluarga. Hal ini menandakan jika Program
tercukupi, terutama tenaga surveyor. Jumlah tenaga
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga yang
surveyor yang tersedia masih kurang apabila
diberikan tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
dibandingkan dengan jumlah keluarga yang didata
Pelaksana program sudah melaksanakan program
di wilayah kerja Puskesmas Nglumber. Dalam
dengan maksimal, seperti adanya pendataan yang
pelaksanaan Program Indonesia Sehat Pendekatan
dilakukan oleh tim surveyor dengan 12 indikator
Keluarga surveyor berjumlah 10 orang. Dengan
2. Sumberdaya rincian sebagai berikut :

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat


tergantung dari kemampuan memanfaatkan


sumberdaya yang tersedia.. Dalam Wijayanti Dkk
(2019) sumberdaya implemntasi kebijakan tidak
akan berhasil tanpa adanya sumber – sumberdaya
yang digunakan dengan baik staff yang meliputi
kecukupan sumber daya manusia (SDM) dan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), finansial
dan waktu.

7
Tabel 1.5 Pelatihan aspek penting dalam pelaksanaan
Nama surveyor PIS-PK Puskesmas Nglumber program dalam menambah kualitas pelaksana
NO. Nama Surveyor Rahma, (2015) pelatihan tenaga medis disertai
1. Siti Nafi’ah A.Md Keb dengan penyedia fasilitas terbukti meningkatkan
2. Indah wahyuni S.ST kualitas layanan sejalan dengan penelitian
3. Ratna wahyuni A.Md., Keb Prasetyawan (2017) menyebut bahwa tidak adanya
4. Dany Yunianto A.Md Kep pelatihan khusus program memiliki dampak antara
5. Ari Listia Wati A.Md Keb
lain kurangnya mengerti hakikat pelaksanaan
6. Basyarotul Insiyah A.Md Keb
program bagi karyawan tim pengawas belum
7. S. Irma A.Md Keb
8. Teguh Yuwono S.Kep Ns memahami dengan baik mengenai peran dan tugas
9. Yohana Wahyuni A.Md Keb masing-masing serta kesulitan dalam mengevaluasi
10. Nur Hanifa A.Md Ken program untuk selanjutnya dijadikan bahan untuk
Sumber ; Puskesmas Nglumber meningkatkan kualitas program. fasilitas pelatihan
yang disediakan oleh dinas Kesehatan kabupaten
Permasalahan tersebut tentunya mempengaruhi Bojonegoro adalah meliputi tahapan persiapan,
tingkat keberhasilan suatu Program yang pendataan keluarga, penginputan data dan
dilaksanakan Puskesmas Nglumber Dari penjelasan pengolahan data terkait pelatihan. Pelatihan ini
dan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa diberikan supaya para petugas pelaksana program
jumlah sumber daya manusia dalam pelaksanaan memahami betul terkait mekanisme pelaksanaan
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
belum tercukupi seluruhnya. Hal ini menyebabkan pelatihan.
beberapa poin pada Program Indonesia Sehat
Pendekatan Keluarga tidak dapat berjalan secara Akan tetapi dari hasil observasi dan wawancara
maksimal. Oleh karena itu dapat disimpulkan fasilitas yang disediakan oleh Dinas Kesehatan
bahwa karena keterbatasan jumlah sumber daya Kabupaten Bojonegoro bagi petugas pelaksana
manusia, perlu adanya penambahan jumlah sumber khususnya pada tenaga surveyor, masih terdapat
daya manusia untuk pelaksanaan program agar beberapa kendala berupa keterbatasan ruangan pada
program dapat berjalan dengan lancar. pelatihan sehingga dalam pelatihan ini dinas
kesehatan diadakan dua tahap. Pelaksanaan
Selain kuantitas sumber daya juga perlu

pelatihan yang pertama 30 – 31 Januari 2018 dan
diperhatikan kualitas dari sumber daya tersebut, 6-7 Februari 2018 dengan sistem pelatihan pada
karena meskipun jumlah sumber daya mencukupi setiap puskesmas mendelegasikan 2 surveyor dan 1
tetapi apabila tidak memiliki keahlian yang tepat admin pemaparan data informan diklat yang
maka akan menghambat pelaksanaan kebijakan. dilakukan sangat tepat karena melalui Pelatihan
Dalam pelaksanaan Program Indonesia Sehat tersebut para pelaksana dapat benar-benar
Pendekatan Keluarga tidak ada kualifikasi khusus memahami Program Indonesia Sehat Pendekatan
karena programnya yang bersifat sederhana dan Keluarga dan diklat tersebut juga dilakukan secara
semua yang berada di lingkup puskesmas menyeluruh kepada semua petugas pelaksana
Nglumber harus ikut terlibat pelaksanaanya. Tidak program di tingkat Puskesmas Nglumber melalui
ada kualifikasi khusus bukan berarti kualitas pemateri yang dipaparkan oleh petugas yang sudah
sumber daya untuk pelaksanaan tidak diperhatikan, mengikuti pelatihan di tingkat kabupaten
meskipun tidak ada syarat khusus tetap saja Bojonegoro. Melalui Pelatihan tersebut informasi
minimal untuk tenaga medis harus memiliki latar yang dibutuhkan petugas dapat tercukupi sehingga
belakang pendidikan D3 Keperawatan atau dapat lebih memahami tindakan-tindakan yang
Kebidanan. Berdasarkan data tersebut dapat harus dilakukan kepada keluarga sebagai upaya
diketahui bahwa Koordinator Program Indonesia mendukung pelaksanaan Program Indonesia Sehat
Sehat Pendekatan Keluarga tetap memperhatikan Pendekatan Keluarga. Indikator ketersediaan
kualitas sumber dayanya. Sumber daya manusia informasi telah dipenuhi untuk melaksanakan
merupakan faktor yang penting dalam Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga dan
implementasi kebijakan karena staff merupakan tidak ada kendala dalam prosesnya..
pelaksana dari sebuah kebijakan. Ketersediaan dan
kualitas sumber daya yang ada sangat Akan tetapi, bagi petugas pelaksana yang
mempengaruhi pelaksanaan kebijakan tersebut.” mengikuti pelatihan di dinas kesehatan seharusnya

8
menyampaikan pokok materi dalam pelatihan Surveyor PIS-PK Puskesmas Nglumber itu
kepada semua petugas pelaksana yaitu belum tergantung coveran jumlah Keluarga yang didata
tersampaikan dengan baik sehingga petugas pada Program dengan jumlah anggaran satu orang
pelaksana yang tidak mengikuti pelatihan belum Surveyor mendapatkan 300,000 dalam satu desa.
banyak mengetahui mekanisme dalam pelaksanaan sejalan dengan penelitian Sitohang (2015) yang

Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga. mengatakan bahwa anggaran merupakan hal yang
sangat penting dalam proses kegiatan suatu
Indikator “sumber daya yang terakhir menurut Van organisasi, anggaran merupakan faktor penunjang
Meter dan Van Horn dalam situmorang (2016;198) dalam pelaksanaan program suatu organisasi yang
yaitu ketersediaan fasilitas untuk melaksanakan bertujuan agar pelaksanaan program suatu
kebijakan atau program tersebut. Berdasarkan hasil organisasi yang bertujuan agar dalam pelaksanaan
wawancara serta pengamatan lapangan dalam program dapat berjalan dengan dan menghasilkan
menunjang para pelaksana (surveyor) untuk kinerja yang efektif dan efisien. Diperlukan kajian
melaksanakan pendataan PIS-PK, ketersedian akan ulang dan perbaikan anggaran, lama waktu
sarana dan prasarana merupakan salah satu hal pencairan, dana imbal jasa dalam pelaksanaan
yang penting dan perlu diperhatikan.berdasarkan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga. ”

hasil wawancara diketahui bahwa ketersediaan


kelengkapan sarana dan prasarana yang digunakan Sehingga perlu diperhatikan hal sekecil apapun
untuk menunjang pendataan PIS-PK di wilayah yang terlihat sepele semua harus diperhatikan
kerja Puskesmas Nglumber pada dasarnya sudah sehingga dapat meminimalisir permasalah atau
baik dan lengkap. Sulastian (2018 ) mengemukakan hambatan pelaksanaan program.Indonesia Sehat
Salah satu aspek penting yang harus pendekatan Keluarga.
dipertimbangkan dalam mencapai program adalah
kesiapan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan 3. Karakteristik Agen Pelaksana
adalah fasilitas pendukung yang harus dipersiapkan
Karakteristik “agen pelaksana adalah mencakup
dengan baik dalam upaya memberikan pelayanan
struktur birokrasi. Struktur birokrasi salah satu
kesehatan yang memadai kepada masyarakat.”
aspek yang mempunyai dampak terhadap
Pemaparan yang telah disampaikan oleh informan

penerapan kebijakan dalam arti bahwa penerapan
tidak ada kendala terkait fasilitas untuk kebijakan tidak akan berhasil jika terdapat
pelaksanaan Program Indonesia Sehat pendekatan kelemahan dalam struktur birokrasi. Van meter dan
Keluarga, semua fasilitas sudah tercukupi karena van horn dalam situmorang (2016;198)
memang untuk melaksanakan program ini tidak menyebutkan struktur birokrasi diartikan sebagai
memerlukan fasilitas yang terlalu banyak. bahwa karakteristik-karakteristik, norma-norma dan pola-
pelaksanaan PIS-PK, diketahui bahwa untuk pola hubungan yang terjadi berulang – ulang dalam
melakukan pendataan kepada masyarakat itu badan-badan eksekutif yang mempunyai hubungan
menggunakan alat bantu untuk surveyor dalam baik potensial maupun nyata dengan mereka miliki
memudahkan tugasnya, alat yang disediakan oleh dengan menjalankan kebijakan.”
puskesmas sudah cukup memadai walaupun masih
Karakteristik “dari agen pelaksana dalam hal ini
ada kekurangan dari segi alat yang disediakan.
meliputi siapa saja yang terlibat dalam suatu
Hanya beberapa fasilitas yang diperlukan seperti
kebijakan atau program yang masuk di dalam
komputer buat input data keluarga. Sementara itu
” “
struktur organisasi program PIS-PK maupun diluar
dalam banyak alat yang digunakan untuk
struktur program PIS-PK. Adanya bentuk
mendukung pelaksanaan PIS-PK ini seperti tensi,
dukungan atau penolakan yang diberikan oleh
lembar balik, stiker dan ATK. dalam penggunaan
pelaksana berdasarkan struktur organisasi program
alat masih mengalami kendala di karenakan oleh
PIS-PK di tingkat Kabupaten maupun Puskesmas.
waktu dan jumlah target di lapangan perharinya.”
Pelaksanaan program PIS-PK di Puskesmas
Sumberdaya finansial pendanaan dalam Nglumber melakukan kerjasama oleh setiap
pelaksanaan Program Indonesia Sehat Pendekatan personil anggota pelaksanaan program PIS-PK
Keluarga di Puskesmas Nglumber yaitu yang bertujuan mensukseskan program. Adanya
menggunakan APBD kabupaten Bojonegoro, keterbukaan informasi dalam kegiatan
sedangkan dana operasional yang diberikan kepada pendistribusian manfaat untuk masyarakat. Namun

9
untuk komitmen pelaksana dinilai belum optimal pelaksanaan PIS-PK di Puskesmas Nglumber
karena Implementasi program Indonesia sehat bentuk dukungan yang diberikan oleh para lembaga
Pendekatan Keluarga menunjukkan bahwa seluruh yaitu SOP, SK, Surat Edaran. Hal ini dilakukan
agen pelaksana dari Puskesmas Nglumber masih karena untuk memudahkan surveyor untuk
terdapat pegawai yang kurang memahami Program melakukan pendataan di wilayah kerja puskesmas
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga kurangnya Nglumber. Yang sudah ditentukan dalam pedoman
pemahaman terkait pelaksanaan Program penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
dikarenakan hanya beberapa petugas pelaksana Pendekatan Keluarga ””

yang mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh


dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro sehingga Karakteristik agen pelaksana merupakan bentuk
dalam pelaksanaan banyak petugas pelaksana yang dukungan menurut Lauren (2017) Selain
kurang pemahaman tentang Program Indonesia perencanaan dan standarisasi strategi, pendidikan
Sehat Pendekatan Keluarga. ”
semua pemangku kepentingan kritis dan dukungan
kepemimpinan Pelaksana sangat mendukung
Konsepsi Karakteristik agen pelaksana yaitu sejauh dengan adanya pelaksanaan PIS-PK di Puskesmas
mana mekanisme atau aliran program maupun Nglumber bentuk dukungan yang diberikan oleh
mendukung penerapan kebijakan, agar dapat para lembaga yaitu SK, dan Surat Edaran.
tercapai program yang ditentukan dari atas melalui
prosedur yang ada. dalam penelitian ini 4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para
sehubungan dengan SOP standar operasional pelaksana
Prosedur Menurut “Permenkes No.39 tentang PIS-
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen
PK tahun 2016, pelaksanaan PIS-PK oleh
pelaksana akan sangat mempengaruhi keberhasilan
puskesmas Nglumber akan berjalan baik dengan
atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan
melaksanakan langkah-langkah persiapan yang
publik. Hal ini sesuai dengan penyataan Nigrum,
meliputi Sosialisasi, Pengorganisasian,
Khaidir dan Alhadi (2018) menyatakan bahwa
Pembiayaan, dan persiapan pendataan. Berdasarkan
dalam keberhasilan implementasi kebijakan tidak
hasil penelitian diketahui bahwa puskesmas
hanya ditentukan oleh sejauh mana para pelaku
Nglumber sudah melaksanakan langkah-langkah
kebijakan mengetahui apa yang harus dilakukan
persiapan sesuai acuan yang ditetapkan Permenkes
dan mampu melakukannya tetapi juga sikap dan
baik dari sosialisasi kepada internal maupun
kemauan dari pelaksana untuk melaksanakan
eksternal sudah melaksanakan sosialisasi.
kebijakan
pelaksanaan PIS-PK di Puskesmas Nglumber,
dalam segi pengorganisasian puskesmas Berdasarkan hasil wawancara oleh peneliti ketahui

berkoordinasi dengan Kecamatan, Kelurahan, bahwa respon (dukungan/persetujuan) dari semua


RT,RW dalam pelaksanaan ini. Persiapan agen pelaksana sepenuhnya mendukung untuk
pendataan yang dilakukan puskesmas sudah sesuai program Indonesia Sehat pendekatan keluarga.
dengan yang acuan permenkes mulai dari jumlah sikap pelaksana Program semua netral dan tidak
KK di lapangan, menyediakan SDM tambahan ada yang menolak dalam pelaksana melakukan
karena wilayah yang berada di Puskesmas tugas yang sudah ditetapkan oleh puskesmas. Sikap
Nglumber jauh dan SDM yang tersedia kurang pelaksana PIS-PK di Puskesmas Nglumber, para
memadai, persiapan instrumen untuk di bawa oleh surveyor Puskesmas Nglumber belum optimal
surveyor kelapangan, namun dalam penggunaan dengan menjalankan tupoksi mereka masing-
flyer (lembar edukasi) tidak dilaksanakan secara masing. Dapat dilihat surveyor sebagai pelaksana
maksimal oleh surveyor. karena jumlah target yang kebijakan selama ini belum sepenuhnya
ditetapkan puskesmas terlalu banyak kepada setiap memberikan informasi. Informasi yang diberikan
surveyor. bahwa dalam pelaksanaan PIS-PK ini terkait pengarahan kepada Keluarga dalam
banyak lembaga lain mendukung untuk memberikan intervensi dalam bentuk edukasi
terlaksananya program ini di puskesmas Nglumber kesehatan, serta informasi-informasi lainnya
bahwa pelaksanaan Karakteristik agen pelaksana. mengenai program PIS-PK.”
Berdasarkan “ hasil wawancara serta pengamatan

Berdasarkan hasil penelitian Sulastian (2018)

diketahui bahwa pelaksanaan Karakteristik Agen diketahui disposisi merupakan salah satu faktor
Pelaksana sangat mendukung dengan adanya yang mempengaruhi keberhasilan implementasi

10
Program Jaminan kesehatan Nasional, dengan cara sosialisasi ke desa desa sesuai dengan
menyebutkan bahwa jika pelaksana sudah memiliki jumlah desa binaan di wilayah kerja puskesmas
pemahaman dan pengetahuan tentang program dengan jumlah 13 desa binaan. Salah satu tolak
yang dilaksanakan maka akan menimbulkan ukur keberhasilan sosialisasi yang terpenting
penerimaan dan dukungan yang positif terhadap adalah jika informasi sampai ke tingkat paling
program tersebut.” bawah dari sasaran program, yaitu para kelompok
sasaran masyarakat.
Selanjutnya dalam Van meter dan Van Horn dalam
situmorang (2016;198) implementasi laksanakan Komunikasi menurut Aqib (2010) menyebutkan
adalah kebijakan"dari atas" (top down) yang sangat bahwa komunikasi ke bawah sering tidak lengkap
mungkin para pengambil keputusannya tidak dan akurat hal ini sering terbukti dari seringnya
pernah mengetahui kebutuhan, keinginan, atau terdengar pernyataan dari anggota organisasi
permasalahan yang warga ingin selesaikan. bahwa “ kita sama sekali tidak mengetahui apa
Pelaksana Koordinasi merupakan mekanisme yang yang terjadi. Dalam penelitian Program Indonesia
ampuh dalam implementasi kebijakan publik. maka Sehat Pendekatan Keluarga di Puskesmas
asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil Nglumber Peneliti melihat komunikasi atau
untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya. Program koordinasi yang baik dan teratur di lingkungan
“Indonesia Sehat Pendekatan keluarga merupakan dinas kesehatan Kabupaten Bojonegoro dengan
program yang menggunakan pendekatan top down. pelaksanaan Program Indonesia sehat Pendekatan
Artinya program tersebut dibuat oleh Kementrian Keluarga. Dinas Kesehatan kabupaten Bojonegoro
Kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh mengundang petugas pelaksana Program dalam
Puskesmas yang ada di Indonesia salah satunya pelatihan persiapan pelaksanaan Program dengan
puskesmas Nglumber. Keberhasilan program delegasi 2 surveyor dan satu admin. Terkait
tersebut diraih apabila kognisi agen pelaksana yang koordinasi Tim Pelaksana Program Indonesia sehat
baik dan mendapatkan dukungan penuh serta di Puskesmas Nglumber koordinasi dengan
persetujuan para stakeholder yang terlibat dalam beberapa sektor yaitu kepada pemerintah Desa dan
hal ini para agen pelaksana. Kognisi (pemahaman) kader Kesehatan desa.
atau informasi informasi para agen pelaksana
sepenuhnya memahami bahwa Program Indonesia Menurut Ningum, Khaidir dan Alhadi dalam
Sehat Pendekatan keluarga merupakan kebijakan penelitiannya mengenai implementasi menyatakan
program Kementrian Kesehatan dalam bidang dalam komunikasi setiap tujuan dan sasaranan yang
Kesehatan untuk mengetahui permasalahan ditetapkan harus tersosialisasi dengan baik kepada
kesehatan pada lini terkecil yaitu keluarga yang kelompok sasaran. Sosialisasi program indonesia
dilaksanakan oleh Puskesmas. Sementara mengenai sehat Pendekatan Keluarga yang dilakukan oleh
respons (dukungan/persetujuan) pelaksana, peneliti Puskesmas Nglumber ke masyarakat sebagai
dapat menganalisis bahwa semua agen pelaksana kelompok sasaran dengan cara memberikan
sepenuhnya mendukung program Indonesia sehat penyuluhan atau sosialisasi kepada pihak
Pendekatan keluarga.”
Pemerintah Desa Serta Kader kesehatan Desa,
kemudian Kader Kesehatan desa melakukan proses
5. Komunikasi Antar Organisasi sosialisasi kepada masyarakat sesuai cakupan
wilayahnya. Selanjutnya sosialisasi langsung juga
Komunikasi “Antar Organisasi. Koordinasi adalah diberikan pihak pelaksana Program Indonesia sehat
bentuk atau cara komunikasi yang baik dalam Pendekatan keluarga pada saat tahapan pendataan
pelaksanaan sebuah program kebijakan. Karena Program dengan mensosialisasikan maksud serta
tanpa koordinasi program tersebut tidak berjalan tujuan datang ke rumah sebagai pelaksanaan
secara optimal.

Program Indonesia Sehat pendekatan Keluarga.
sosialisasi yang dilakukan oleh Puskesmas Dengan
Berdasarkan “hasil wawancara oleh peneliti bahwa
melihat realita diatas penulis berkesimpulan bahwa
dalam pelaksanaan sosialisasi oleh Dinas
proses komunikasi yang berjalan tidak maksimal
Kesehatan Kabupaten Bojonegoro dilakukan
sehingga sasaran dari program tersebut belum
dengan metode pelatihan yang diadakan oleh dinas
tersosialisasikan dengan baik dan maksimal.
kesehatan bojonegoro untuk sosialisasi dengan
masyarakat dilakukan oleh Puskesmas Nglumber

11
6. Lingkungan ekonomi, Sosial dan Politik mungkin mempunyai efek yang mendalam
terhadap pencapaian badan-badan pelaksana.”
Hal “terakhir yang perlu juga diperhatikan guna
menilai kinerja implementasi publik dalam Dilihat dari “lingkungan ekonomi dalam
perspektif yang ditawarkan oleh Van Metter dan implementasi Program Indonesia Sehat Pendekatan
Van Horn adalah sejauh mana lingkungan eksternal Keluarga di Puskesmas Nglumber secara umum
turut mendorong keberhasilan kebijakan publik belum kondusif. Artinya adalah tujuan dibentuknya
yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial,ekonomi, program PIS-PK adalah untuk meningkatkan
dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi kualitas hidup Masyarakat. Peneliti melihat kondisi
biang keladi dari kegagalan kinerja implementasi ekonomi wilayah kerja Puskesmas Nglumber masih
kebijakan. Karena itu, upaya untuk terdapat keluarga tidak mampu. Permasalahan
mengimplementasikan kebijakan harus pula yang ditemukan diantaranya banyak MCK yang
memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan tidak layak karena tidak mampu dalam membangun
eksternal.” Mck yang layak bagi Keluarga Untuk kondisi
sosial lingkungan di wilayah Puskesmas Nglumber,
Berdasarkan “hasil wawancara dan observasi masyarakat sebagai kelompok sasaran yaitu terkait
penelitian yang dilakukan dengan wawancara
mainset atau pandangan masyarakat tentang
mendalam bahwa kondisi lingkungan sosial,
ekonomi dan politik di wilayah kerja Puskesmas program indonesia sehat pendekatan keluarga. Ada
Nglumber merespon dengan baik dengan kehadiran beberapa masyarakat yang kurang terbuka dengan
PIS-PK akan tetapi masih ada penolakan dari kondisi dalam keluarga sebab tidak ingin
masyarakat untuk pendataan PIS-PK, hal ini mengetahui apa yang diderita serta takut kalau
menjadi kurang maksimal dalam melakukan petugas kesehatan datang ke rumah, sehingga tidak
pendataan akurat data yang dapat diambil oleh pelaksana
Berdasarkan hasil kajian Fauzan (2018) tentang Program juga menjadi bagian terpenting dalam
Pelaksanaan PIS PK Kota bogor menyatakan pelaksanaan program indonesia Sehat Pendekatan
bahwa kondisi lingkungan sosial, ekonomi dan Keluarga dalam suatu kebijakan publik yang juga
politik dapat mempengaruhi pelaksanaan karena mempengaruhi keberhasilan kebijakan publik di
dalam kondisi lingkungan sosial ekonomi serta Puskesmas Nglumber.
politik bermacam-macam tergantung program
Terkait “dengan situasi politik. Sejauh
dilaksanakan dimana serta respon dari sasaran
dilaksanakannya program Indonesia Sehat
program tersebut. Dalam pelaksanaan Program
Pendekatan Keluarga hingga sekarang belum ada
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga di
penolakan-penolakan terhadap program tersebut.
Puskesmas Nglumber Lingkungan Ekonomi,
Implementasi kebijakan program masih tetap
Sosial dan Politik. Lingkungan Eksternal juga turut
berjalan baik dan kondusif. Dukungan oleh
mempengaruhi implementasi kebijakan publik di
eksekutif yaitu melalui perbup Bojonegoro Nomor
samping dari lingkungan internal organisasi.
18 Tahun 2018 mengenai pedoman pelaksanaan
Lingkungan sosial dan ekonomi dalan Van Meter

PIS-PK di kabupaten Bojonegoro Lingkungan
dan Van Horn dalam situmorang (2016;198) eksternal mendukung adanya program Indonesia
sebenarnya menunjuk kondisi atau keadaan Sehat Pendekatan Keluarga mendapat tanggapan
lingkungan dalam ranah implementasi dapat yang baik di masyarakat wilayah Kerja Puskesmas
mempengaruhi kesuksesan implementasi kebijakan sehingga situasi politik dalam implementasi
itu sendiri. Dalam hal ini menilai sejauh mana Program ini relatif terkendali.
lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan
KESIMPULAN DAN SARAN
kebijakan publik. Lingkungan sosial dan ekonomi
yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah Kesimpulan
dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.
Karena itu, upaya implementasi kebijakan Adapun kesimpulan mengenai Implementasi
mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
kondusif. Sekalipun dampak dari sistem-sistem ini Puskesmas Nglumber telah dilaksanakan pada

pada implementasi keputusan-keputusan kebijakan tahun 2017 dalam pelaksanaan diketahui bahwa
mendapat perhatian yang kecil, sistem-sistem ini hasil implementasi program Indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga (PIS-PK) di Puskesmas

12
Nglumber telah selesai dilaksanakan, hasil yang Pada Pelaksanaan Program Indonesia sehat
dicapai sesuai dengan konsep yang di telah Pendekatan keluarga indikator Sikap (disposisi)
ditetapkan oleh puskesmas akan tetapi masih belum pelaksana semua netral dan tidak ada yang menolak
efektif dalam pelaksanaan program telah dijelaskan dalam pelaksana melakukan tugas yang sudah
sebelumnya menggunakan teori implementasi ditetapkan oleh puskesmas. Hanya saja dalam
kebijakan menurut Van Meter dan Van horn, pelaksanaan belum maksimal. Untuk Indikator
terdapat 6 indikator yang mempengaruhi dalam komunikasi dalam proses penyaluran informasi
implementasi kebijakan. pada program Indonesia Sehat Pendekatan
Keluarga dapat dikatakan belum berjalan dengan
Pelaksanaan Program Indonesia sehat maksimal dan merata dikarenakan masih ada
Pendekatan keluarga indikator pertama tentang masyarakat yang belum mengetahui adanya
ukuran dan tujuan kebijakan dalam pelaksanaan

pelaksanaan PIS-PK sehingga sasaran dari program
PIS-PK di Puskesmas Nglumber sudah tersebut belum tersosialisasikan dengan baik dan
melaksanakan standar dan tujuan kebijakan dengan maksimal tentang maksud serta tujuan
benar dan sesuai dengan acuan yang ada di dilaksanakanya Program ini. Yang terakhir dalam
Kementerian Kesehatan tetapi dalam pelaksanaan Pelaksanaan Program Indonesia sehat Pendekatan
belum mencapai target yang ditentukan sebanyak keluarga indikator Lingkungan sosial, ekonomi dan
0.80% dari jumlah Keluarga yang dikategorikan politik di wilayah kerja Puskesmas Nglumber
sehat karena pelaksanaan PIS-PK di puskesmas merespon dengan baik dengan kehadiran PIS-PK
Nglumber keluarga yang masuk dalam kategori serta terdapat beberapa masyarakat yang tidak
sehat yaitu 5.203 keluarga dari 19.125 keluarga. keterbukaan informasi kesehatan dalam keluarga
Selanjutnya pada indikator Sumber daya belum dari masyarakat untuk pendataan PIS-PK, hal ini
sepenuhnya maksimal dikarenakan pada sub menjadi kurang maksimal dalam melakukan
Indikator masih terdapat kekurangan. Kekurangan pendataan.
dalam hal Jumlah sumber daya manusia untuk
melakukan pelaksanaan PIS-PK masih kurang Saran
memadai jumlah pelaksana PIS-PK dengan jumlah
keluarga yang tidak seimbang dengan surveyor Berdasarkan uraian hasil penelitian, maka peneliti
memiliki beban kerja yang lebih dilapangan, selain memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat
itu sumber daya fasilitas dalam pelaksanaan PIS- berguna bagi peningkatan Program Indonesia Sehat
PK dirasa sudah mencukupi karena memang dalam pendekatan Keluarga ( PIS-PK . Saran tersebut
pelaksanaan Program ini tidak memerlukan fasilitas antara lain sebagai berikut :
yang terlalu banyak. Walaupun masih ada
1. Penambahan jumlah sumber daya manusia
kekurangan fasilitas komputer. Dalam indikator
terutama tenaga surveyor, agar beban
karakteristik agen pelaksana mengacu SOP standar
kerja yang dimiliki tidak terlalu banyak
operasional Prosedur Menurut “Permenkes No.39
serta cakupan wilayah yang besar
tentang PIS-PK tahun 2016, pelaksanaan PIS-PK
sehingga dalam pelaksanaan Program
oleh puskesmas Nglumber akan berjalan baik
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
dengan melaksanakan langkah-langkah persiapan
dapat secara optimal dalam poin – poin
yang meliputi Sosialisasi, Pengorganisasian,
pelaksanaan seperti hal nya dalam
Puskesmas Nglumber sudah melaksanakan
memberikan intervensi langsung dengan
langkah-langkah persiapan sesuai acuan yang
tidak tergesa-gesa.
ditetapkan di Permenkes baik dari sosialisasi
2. Lebih menekankan sosialisasi program
kepada internal maupun eksternal sudah
sehingga tidak ada penolakan lagi di
melaksanakan sosialisasi maupun dalam segi
dalam pelaksanaan Program Indonesia
pengorganisasian, pembiayaan serta persiapan
Sehat Pendekatan Keluarga.
pendataan puskesmas namun dalam penggunaan
flyer (lembar edukasi) tidak dilaksanakan secara Ucapan Terimakasih
maksimal oleh surveyor. karena jumlah target yang
ditetapkan puskesmas terlalu banyak kepada setiap Penulis mengucapkan terimakasih
surveyor dan bentuk dukungan yang diberikan oleh kepada pihak-pihak yang berkontribusi
para lembaga yaitu SK, dan Surat Edaran hal ini dalam penulisan jurnal ini diantaranya:
dilaksanakan upaya mempermudah para Surveyor.

13
Agustina S. C 2018 Implementation Of health
a. Seluruh dosen S1 Administrasi Indonesia With Family approach ( PIS-
Negara FISH Unesa. PK) Using Contract In Kulon Progo
District 2018. Jurnal Kebijakan Kesehatan
b. Dr Weni Rosdiana S.Sos,. M.AP
JKKi
selaku dosen Pembimbing yang
telah memberikan arahan kepada Fauzan A. 2018 Implementasi program Indonesia
penulis sampai terselesaikan Sehat Pendekatan keluarga ( PIS-PK) Di
Puskesmas Mulyaharja Kota Bogor.
artikel ilmiah ini.
Jurnal Kesehatan Masyarakat
c. Indah Prabawati, S.Sos., M.Si, Rahma A. Asro S. P 2015 Implementasi Fungsi
selaku dosen penguji Pokok pelayanan Primer Puskesmas
d. Dr Suci Megawati, S.IP., M.SI selaku sebagai Gatekeeper dalam program JKN (
studi Puskesmas Juwana Kabupaten pati)
dosen penguji selaku Dosen Penguji Jurnal Kesehatan masyarakat
e. Serta pihak ikut andil dalam
Penyusunan Artikel Ilmiah Lauri Kokinen Implementation of Health 2015
Public Health Program in Firlandia : a
Welfare State in transition Health Promotion
International, 2017, 1–11 doi:
DAFTAR PUSTAKA 10.1093/heapro/dax081
Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Ningrum, Khaidir, Alhadi 2018 Implementasi
Publik. Bandung: Alfabeta Kebijakan rektor tentang Tata Krama dan
Etika Mahasiswa di UKM/ Ormawa
Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik Universitas Negeri Padang JPSI ( during)
(Konsep, Teori dan Aplikasi) Yogyakarta: Vol. 3, No 1 November Tahun 2018: 12-18.
Pustaka Pelajar. (https//juornal.unesa.ac.id/index.pp/ipsi)
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif & Jeffrey I . Implementation and Effectiveness of a
RND. Bandung : Alfabeta Community- Based Health Promotion
Program for Older Adults Journal of
Thoha, M. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Gerontology: MEDICAL SCIENCES 2018,
Raja Grafindo Persada.
Vol. 53A, No. 4, M30I-M306
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25
Zaenal Abidin. Analysis of Compliance with
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Repairs of Hypertension Reviewed from
Peraturan Menteri kesehatan Nomor 39 tahun Health Care Function and Implementation
2016 tentang Program Indonesia Sehat dengan of Family Health Information Package
Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kemenkes RI Journal for Quality in Public Health ISSN:
2614-4913 (Print) Vol. 3, No. 1, November
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang 2019, pp: 101-111 DOI:
Kesehatan 10.30994/jqph.v3i1.53

Sitohang, R. S. 2015 implementasi peraturan Sulastian manikan sumail 2018 Implementation


pemerintah nomor 65 tahun 2010 tentang of National Health Insurance (JKN)
sistem informasi keuangan daerah pada Program in Konawe District Health Notions,
pemerintah daerah Dairi Jurnal Volume 2 Number 3 (March 2018)
Administrasi Publik. USU, 6 (2)
Mary E. 2017 Implementation and dissemination
Wijayanti, Jannah 2019 Implementasi Kebijakan of the Sikh American Families Oral Health
Manfaat Jaminan Hari Tua JPSI ( duing) Promotion Program doi: 10.1007/s13142-
Vol. 4, No. 1 November Tahun 2019 ( 20- 017-0466-4
29)
Anggara Sahya 2020 Implementation of Policy of
Prasetya U.B 2017 Implementasi Safety Fulfilling of People's Rights with Mental
Punishment system untuk meningkatkan Disorder in the West Java Province,
Produktivitas kerja. Hygeia Journal Indonesia International Journal of
Health Research Development Psychosocial Rehabilitation, Vol. 24, Issue
03, 2020 ISSN: 1475-7192

14

Anda mungkin juga menyukai