Anda di halaman 1dari 4

A.

PERSIAPAN Berdiri
 Melagukan KJ. No. 355 : 1 dan 2 “Yesus Memanggil”
1. Yesus Memanggil, "Mari Seg'ra!" Ikutlah Jalan S'lamat Baka
Jangan Sesat, Dengar SabdaNya, "Hai Marilah Seg'ra!"
Reff : Sungguh, Nanti Kita 'Kan Senang, Bebas Dosa Hati Pun Tent'ram
Bersama Yesus dalam terang di rumah yang kekal.
2. Hai Marilah, Kecil Dan Besar, Biar Hatimu Girang Benar.
Pilihlah Yesus Jangan Gentar. Hai Mari Datanglah (Reff)
 Doa
B. MELAGUKAN : KJ. No. 355 : 3 “Jangan Kau Lupa”
3. Jangan kau lupa, Ia Serta; P'rintah KasihNya Patuhilah
Mari Dengar Lembut SuaraNya, AnakKu, Datanglah
Reff : Sungguh, Nanti Kita 'Kan Senang, Bebas Dosa Hati Pun Tent'ram
Bersama Yesus Dalam Terang Di Rumah Yang Kekal
C. PELAYANAN FIRMAN
 Doa Pembacaan : Oleh Seorang Koordinator Unit
 Pembacaan Firman : Matius 5 : 38 – 39 (DI Baca Bersama-sama)
 Diskusi : Oleh PF
Tema Bulanan : Dalam Derita Gereja Kuat
Tema Mingguan : Dalam Derita: Pandang Yesus, Jauhi Kekerasan
Fakta Kekerasan
Kekerasan selalu terjadi dimana-mana : di rumah, di sekolah, di kantor, di gereja dan
berbagai tempat lainnya. Kekerasan terjadi dalam beragam bentuknya baik kekerasan
fisik dan non fisik (verbal/perkataan, dan sebagainya). Dalam keluarga misalnya, ada
suami yang melakukan kekerasan terhadap isteri dan anak-anak. Sebaliknya ada juga
isteri yang melakukan kekerasan kepada suami dan anak-anak.
Orangtua melakukan kekerasan terhadap anak-anak dan anak-anak pun melakukan
kekerasan terhadap orangtua. Jadi, baik perempuan, laki-laki, orangtua dan anak-anak
dapat melakukan kekerasan. Seringkali kekerasan yang dilakukan dibalas dengan
kekerasan pula. Pernah seorang anak berinisial N, karena melihat ibunya sering dipukul
oleh ayahnya, berjanji untuk membalas perlakuan ayahnya itu suatu waktu.
N menyusun rencana untuk menghabisi nyawa ayahnya. Kesempatan itu tiba, N
memukul ayahnya dengan sepotong kayu rep yang pada akhirnya merenggut nyawa
ayahnya. N sekarang harus mendekam di Lapas. Pernah juga seorang isteri yang karena
setiap hari diperlakukan kasar, dimaki dan hampir diusir dari rumah, karena mengetahui
perselingkuhan suaminya, mengatakan kepada suaminya itu : “iya, ale memang jago,
tapi ingat! ale 11 beta 12, ale selingkuh beta balas!.
Ini hanya beberapa contoh dari fakta kekerasan yang dibalas dengan kekerasan dan
menimbulkan luka dan sakit hati, penyesalan dan penderitaan. Kekerasan yang dibalas
dengan kekerasan tidak memungkinkan terciptanya kehidupan yang memberikan rasa
aman dan nyaman serta kebahagiaan dalam kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat.
Kekerasan yang dibalas dengan kekerasan membuat kedamaian dan keharmonisan
hidup menjadi terganggu.
Pertanyaan
1. Diskusikanlah mengapa seseorang dapat melakukan kekerasan terhadap orang-
orang yang dikasihinya bahkan sesamanya ?
2. Bagaimana seharusnya kita menjaga supaya tidak melakukan kekerasan atau
membalas kekerasan dengan kekerasan ?
Pesan Teks
Yesus mengajarkan dalam ajaran-Nya, sebuah prinsip yang melampaui kebiasaan
manusia dan hukum mengenai pembalasan. Bahasa yang digunakan adalah:
“memberikan pipi kiri ditampar, sekalipun pipi kanan sudah ditampar”. Dalam tradisi
Yahudi, menampar dengan punggung tangan (menampar pipi kanan seseorang) lebih
bersifat merendahkan dibandingkan menampar dengan telapak tangan (menampar pipi
kiri seseorang).
Jika seseorang menampar keluarga atau pihak yang dianggap sederajat, maka ia akan
menamparnya dengan telapak tangan. Tetapi, jika seseorang menampar orang yang
dianggap rendah, maka ia akan menamparnya dengan punggung tangan.
Berdasarkan pemahaman terhadap konteks budaya tersebut, perkataan Tuhan Yesus ini
bisa diartikan : kalau ada orang yang marah dan merendahkan seseorang, sadarkan dia
kalau tidak boleh merendahkan orang seperti itu. Jika seseorang memberikan pipi kiri
kepada orang yang menampar pipi kanan, orang itu akan berada dalam sebuah dilema.
Jika ia marah dan menampar pipi kiri, berarti orang itu menyatakan bahwa mereka
sederajat.
Menghadapi dilema demikian, bisa saja ia kemudian tidak jadi menampar. Jadi, melalui
prinsip ini bukan berarti Tuhan Yesus melegitimasi ketidakadilan dan kekerasan. Ia juga
tidak membiarkan kejahatan merajalela. Sebaliknya, yang Tuhan inginkan adalah
kekerasan berhenti. Caranya, tidak lain dengan menunjukkan kelembutan supaya orang
yang keras hati dan tidak bisa mengendalikan emosi menjadi sadar diri.
Apa yang diajarkan Tuhan Yesus ini penting untuk kita ingat dan lakukan. Kita hidup
dalam dunia yang dikuasai oleh lingkaran kekerasan. Kekerasan dan kejahatan yang satu,
dibalas dengan kekerasan dan kejahatan yang lain. Kebiasaan saling membalas ini sulit
diputuskan kecuali kita rela berkorban untuk memutuskannya. Tindakan kekerasan
dengan alasan atau dalih apapun sesungguhnya merupakan tindakan yang tidak
beriman. Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan Yesus, kita diingatkan untuk tidak
boleh melakukan kekerasan atau kejahatan terhadap siapapun. Kita justru harus menjadi
contoh atau teladan dalam hal memberlakukan kasih dan kebaikan kepada semua orang
di dalam kehidupan ini.

Kesimpulan
Yesus mengajarkan sebuah prinsip yang melampaui hukum pembalasan yang setimpal
(38; lihat Ul. 21:24; Ul. 19:21). Prinsip itu adalah bersedia menerima ketidakadilan dan
kerugian (39, bdk. 1 Kor. 6:7). Misalnya, tidak melawan orang yang berbuat jahat kepada
kita, memberikan pipi kiri ditampar sekalipun pipi kanan sudah ditampar (40);
memberikan jubahnya, sekalipun orang lain menginginkan bajunya (41); berjalan dua mil
bersama orang yang mamaksanya berjalan satu mil (42).
Tindakan jahat kepada orang lain bisa menimbulkan aksi pembalasan dendam.
Pembalasan dendam bisa menimbulkan reaksi membalas dendam pula. Rantai
pembalasan dendam ini sulit diputuskan kecuali kita rela untuk memutuskannya.
Caranya dengan bersedia menanggung ketidakadilan dan kerugian seperti yang Yesus
sendiri teladankan. Kemudian reaksi balik ketika seseorang berbuat jahat kepada kita
adalah mengasihi dan mendoakan orang tersebut. Siapa tahu orang tersebut kemudian
sadar dan bertobat seperti yang Paulus pernah alami.
Kalahkan kejahatan dengan tidak membalas dengan berbuat jahat! Percayalah bahwa
Tuhan yang akan menjadi hakim yang adil bagi kita (Ibr. 10 : 30). Tunjukkanlah kasih dan
berdoalah bagi orang yang berbuat jahat kepada kita! Dengan cara itu kita telah menjadi
saksi yang mempermuliakan Bapa.

D. RESPON :
Melagukan KJ. No. 439 : 1 DST “Bila Topan K’ras” (Sekaligus
Persembahan)
1. Bila Topan K'ras Melanda Hidupmu, Bila Putus Asa Dan Letih Lesu,
Berkat Tuhan Satu-Satu Hitunglah, Kau Niscaya Kagum Oleh KasihNya
Reff : Berkat Tuhan, Mari Hitunglah, Kau 'Kan Kagum Oleh KasihNya.
Berkat Tuhan Mari Hitunglah, Kau Niscaya Kagum Oleh KasihNya.
2. Adakah beban membuat kau penat, salib yang kaupikul menekan berat
Hitunglah berkatNya, pasti kau lega dan bernyanyi t'rus penuh bahagia! (Reff)
3. Bila Kau Memandang Harta Orang Lain, Ingat Janji Kristus Yang Lebih Permai
Hitunglah Berkat Yang Tidak Terbeli Milikmu Di Sorga Tiada Terperi (Reff)
4. Dalam pergumulanmu di dunia, janganlah kuatir Tuhan adalah
Hitunglah berkat sepanjang hidupmu, yakinlah, malaikat menyertaimu (Reff)

E. DOA SYAFAAT
F. MELAGUKAN : KJ. No. 413 : 1 & 2 “Tuhan Pimpin AnakMu”
1. Tuhan, pimpin anakMu, agar tidak tersesat.
Akan jauhlah seteru, bila Kau tetap dekat
Reff : Tuhan pimpin! Arus hidup menderas;
Agar jangan 'ku sesat, pegang tanganku erat.
2. Hanya Dikau sajalah Perlindungan yang teguh.
Bila hidup menekan, Kau harapanku penuh.

G. BERKAT
Persekutuan yang dikasihi Tuhan Yesus, ibadah yang kita laksanakan bersama,
hendaknya memaknai kehidupan kita sehari-hari. Yesus berkata, ".... Aku telah
menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap"
(Yoh.15:16).
Bagi kita yang selalu setia melaksanakan kehendak Tuhan, berlaku janji berkat Nya :
“TUHAN MEMBERKATI KAMU DAN MELINDUNGI KAMU, TUHAN MENYINARI
KAMU DENGAN WAJAH-NYA DAN MEMBERI KAMU KASIH KARUNIA, TUHAN
MENGHADAPKAN WAJAH-NYA KEPADAMU, DAN MEMBERI KAMU DAMAI
SEJAHTERA, AMIN !”

Anda mungkin juga menyukai