Renungan Perpisahan 2
Renungan Perpisahan 2
Teks khotbah hari ini merupakan bagian dari kata-kata pamitan Paulus
ketika dia hendak berpisah dengan para penatua jemaat Efesus, mulai dari
ayat 18 hingga ayat 35. Paulus memanfaatkan acara perpisahan itu sebagai
kesempatan terakhir yang berharga baginya untuk mengingatkan mereka
bagaimana ia telah melayani Tuhan sepenuh hati, tentu dengan harapan
para penatua itu juga akan mengikuti teladan yang telah ditunjukkan oleh
Paulus, supaya para penatua itu sungguh-sungguh melaksanakan tugas
pelayanan yang telah dipercayakan kepada mereka, sehingga jemaat Efesus
tidak akan goyah sekalipun ada banyak tantangan dan ancaman (ay. 28-31).
Pertanyaannya bagi kita saat ini :
Bagaimanakah Paulus melayani Tuhan sehingga patut diteladani? Atau,
seperti apakah melayani Tuhan menurut Paulus?
1) Melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati (ay. 19a)
Sebelum menjadi pengikut dan rasul Kristus, Paulus adalah seorang
Farisi yang sangat taat pada hukum taurat Yahudi, ia termasuk dalam
golongan elit, memiliki pengaruh yang kuat, dan itulah sebabnya
dengan mudah dia mendapatkan surat kuasa dari Imam Besar Yahudi
pada waktu itu untuk mengejar dan menangkap para pengikut Yesus
(lih. Kis. 9:1-2).
Jadi, Paulus sebenarnya memiliki latar belakang dan status sosial yang
tinggi, status sosial yang patut dibanggakan pada waktu itu. Tetapi,
setelah menjadi pelayan Kristus, apakah rasul Paulus kemudian pernah
melayani dengan angkuh atau membangga-banggakan latar belakang
status sosialnya yang tinggi? Tidak! Dia justru mengatakan : “Tetapi apa
yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi
karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada
semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Fil. 3:7-8).
Jemaat Efesus sendiri didirikan oleh Paulus dengan perjuangan yang
amat melelahkan, tetapi dia tidak pernah bersikap dan bertindak
arogan. Paulus tidak pernah menuntut jemaat Efesus yang dia dirikan
itu untuk menghormati dia secara istimewa. Dia melayani Tuhan
dengan segala kerendahan hati.