Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DALAM PEMBANGKIT LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

2022
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................................2
1.4 Tujuan ............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)....................................3
2.2 Kecelakaan Kerja............................................................................................................4
2.3 Sumber Bahaya Listrik....................................................................................................5
2.4 Instalasi Listrik…………………………………………………………………………5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10

3.2 Saran...............................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sudah banyak diterapkan diberbagai tempat
kerja (industri). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk
menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai
produktivitas setinggi-tingginya. Upaya K3 diharapakan dapat mencegah dan mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan pekerjaan. Maka dari itu K3
mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa kecuali.

Saat ini sering terjadi kecelakaan kerja di bidang industri Kelistrikan yang dapat
menyebabkan kematian di lapangan kerja. Bahkan hingga saat ini, kecelakaan kerja di bidang
industri Kelistrikan menjadi momok yang menakutkan di kalangan pekerja industri. Maka
untuk membantu pekerja yang takut akan kejadian itu ataupun yang trauma maka memang
sangat penting di paparkannya Kesehatan dan Keselamatan Kerja bidang Kelistrikan guna
menunjang karir para pekerja supaya tidak perlu lagi merasa takut jika mengikuti setiap
keselamatan yang diberitahukan.

Pembangkit listrik adalah sekumpulan peralatan dan mesin yang digunakan untuk
membangkitkan energi listrik melalui proses transformasi energi dari berbagai sumber energi.
Listrik sendiri merupakan aliran elektron dari sebuah objek melalui konduktor (penghantar
listrik yang baik), elektron juga merupakan partikel terluar dari atom yang bermuatan negatif.

Sedangkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam bidang Kelistrikan adalah
pemahaman tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam penerapannya pada bidang
Kelistrikan untuk menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunanya dan
mencegah timbulnya bahaya akibat listrik, seperti bahaya sentuh langsung, bahaya sentuh
tidak langsung, dan kebakaran. Perasaan takut ataupun trauma dari serangan listrik yaitu
adanya kerusakan yang disebabkan oleh aliran listrik yang tinggi maupun rendah yang
mengaliri tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun terganggunya fungsi organ. Namun
tingkat cedera dari kecelakaan itu tergantung pada beberapa faktor, antara lain jenis atau kuat
arus listrik, tegangan, ketahanan tubuh ter hadap arus listrik dan lamanya tubuh terkena
paparan arus listrik.

Oleh karena itu, sanga t diper lukan pengetah uan dan pener apan ilmu tentang
kesehatan dan keselamatan kerja pada bidang industri Kelistrikan yang bertujuan untuk
menekan serendah mungkin tingkat resiko kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja
sehingga efisiensi hasil kerja lebih optimal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:

- Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja?


- Bagaimana cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja?
- Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dalam pembangkit
listrik, dan bagaimana cara mencegahnya?

1.3 Batasan Masalah

Dalam makalah ini penulis hanya akan pengertian dan tujuan K3, faktor penyebab
terjadinya kecelakaan kerja, cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja, faktor terjadinya
kecelakaan kerja listrik dan cara mencegahnya.

1.4 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang K3 dalam Pembangkit
Lisrtrik.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1. Pengertian K3

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, Pengertian Keselamatan Dan


Kesehatan Kerja Atau K3 Adalah Segala Kegiatan Untuk Menjamin Dan Melindungi
Keselamatan Dan Kesehatan Tenaga Kerja Melalui Upaya Pencegahan Kecelakaan
Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja.

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Adalah Segala Kegiatan Untuk Menjamin
Dan Melindungi Keselamatan Dan Kesehatan Tenaga Kerja Melalui Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja. (OHSAS 18001).

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Adalah Sebuah Ilmu Untuk Antisipasi,
Rekoginis, Evaluasi Dan Pengendalian Bahaya Yang Muncul Di Tempat Kerja Yang
Dapat Berdampak Pada Kesehatan Dan Kesejahteraan Pekerja, Serta Dampak Yang
Mungkin Bisa Dirasakan Oleh Komunitas Sekitar Dan Lingkungan Umum. (ILO 2008)

Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang


bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .

Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.

Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

B. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan ialah suatu kejadian yang tak terduga dan yang tidak diharapkan ,karena
dalam peristiwa tesebut tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih- lebih dalam bentuk
perencanaan. Dalam Permenaker no. Per 03/Men/1994 mengenai Program JAMSOSTEK,
pengertian kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan
kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja daan pulang
kerumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui. ( Bab I pasal 1 butir 7 ).

Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997), adalah suatu kejadian yang tak terduga
dan yang tidak dikehendaki yang mengacaukan suatu proses aktivitas yang telah diatur.

Kecelakaan terjadi tanpa disangka – sangka dalam sekejap mata , dan setiap kejadian
tersebut terdapat empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai yakni:
lingkungan ,bahaya, peralatan, dan manusia.

Kecelakaan kerja bersifat tidak menguntungkan, tidak dapat diramal, tidak dapat
dihindari sehingga tidak dapat diantisipasi dan interaksinya tidak disengaja. Berdasarkan
penyebabnya, terjadinya kecelakaan kerja dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
langsung dan tidak langsung. Adapun sebab kecelakaan tidak langsung terdiri dari faktor
lingkungan (zat kimia yang tidak aman, kondisi fisik dan mekanik) dan faktor manusia
(lebih dari 80%)

1) Akibat / dampak kecelakaan kerja

Dalam kecelakaan kerja, dampak terbesar dialami oleh korban atau pelaku
praktek kerja. Kerugian paling fatal bagi korban adalah jika kecelakaan itu sampai
mengakibatkan ia sampai cacat tetap atau bahkan meninggal dunia. Akibat atau
dampak lain dari terjadinya kecelakaan adalah dapat merugikan secara finansial, baik
langsung maupun tak langsung. Misalnya saja merugikan terhadap investasi atau
modal kerja, peralatan, bahan baku, dan lingkungan kerja setempat.

2) Pencegahan Kecelakaan Kerja


Untuk mencegah kecelakaan kerja sangatlah penting diperhatikannya
“Keselamatan Kerja”. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan
dengan peralatan, tempat kerja, lingkungan kerja,serta tata cara dalam melakukan
pekerjaan yang bertujuan untuk menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik
jasmaniah maupun rohaniah manusia,yang tertuju pada kesejahteraan masyarakat
pada umumnya dan pekerja pada khususnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
keselamatan kerja pada hakekatnya adalah usaha manusia dalam melindungi hidupnya
dan yang berhubungan dengan itu, dengan melakukan tindakan preventif dan
pengamanan terhadap terjadinya kecelakaan kerja ketika kita sedang bekerja. Kita
harus melaksanakan keselamatan kerja, karena dimana saja, kapan saja, dan siapa saja
manusia normal, tidak menginginkan terjadinya kecelakaan terhadap dirinya yang
dapat berakibat fatal.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, pada dasarnya usaha untuk memberikan


perlindungan keselamatan kerja pada pekerja atau karyawan dapat dilakukan dengan
dua cara: (Soeprihanto,1996:48) yaitu: Pertama, melalui usaha preventif atau
mencegah. Preventif atau mencegah berarti mengendalikan atau menghambat sumber-
sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga dapat mengurangi atau tidak
menimbulkan bahaya bagi para karyawan. Adapun langkah-langkah pencegahan itu
dapat dibedakan, yaitu :
- Subsitusi (mengganti alat/sarana yang kurang/tidak berbahaya)
- Isolasi (memberi isolasi/alat pemisah terhadap sumber bahaya)
- Pengendalian secara teknis terhadap sumber-sumber bahaya.
- Pemakaian alat pelindung perorangan (eye protection, safety hat and cap, gas
respirator, dust respirator, dan lain-lain).
- Petunjuk dan peringatan ditempat kerja.
- Latihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kedua, usaha represif atau kuratif. Artinya, kegiatan untuk mengatasi kejadian
atau kecelakaan yang disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang terdapat ditempat
kerja. Pada saat terjadi kecelakaan atau kejadian lainnya sangat dirasakan arti
pentingnya persiapan baik fisik maupun mental para karyawan sebagai suatu kesatuan
atau team kerja sama dalam rangka mengatasi dan menghadapinya. Selain itu
terutama persiapan alat atau sarana lainnya yang secara langsung didukung oleh
pimpinan bengkel.

C. Sumber Bahaya Listrik.


1) Macam-macam Bahaya Listrik.

Jenis-jenis sumber bahaya yang perlu dihindari antara lain :

- Sentuh langsung
- Sentuh tak langsung
- Bahaya Over Load
- Bahaya Hubung Singkat
- Bahaya Tegangan Lebih
- Bahaya Tegangan Rendah
- Efek thermal
- Pengaruh induksi gelombang elektro magnetic
- Bahaya Arus tracking

2) Upaya Pengendalian Sumber Bahaya


Untuk mencegah terjadi kecelakaan maka diperlukan upaya pengendalian sumber
bahaya terhadap obyek-obyek pengawasan yang ada. Langkah-langkah pengendalian
tersebut :
- Pengendalian Administratif
- Pengendalian terhadap obyek
- Pemeriksaan berkala
- Perawatan berkala
- Pengendalian terhadap manusia
- Pendidikan
- Uji Kesehatan

D. Instalasi Listrik
1) Tujuan Instalasi Listrik
Tujuan khusus K3 bidang listrik antara lain adalah:
- Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai penggunaannya dalam peraturan
instalasi listrik dikenal 3 prisip dasar instalasi listrik yaitu handal, aman, dan
ekonomis. Handal artinya sistem instalasi dirancang dengan baik, sehingga jarang
terdapat gangguan; atau saat ada gangguan dari luar, sistem dapat mengatasinya
dengan baik. Aman artinya tidak membahayakan bagi manusia, instalasi itu sendiri,
dan lingkungan sekitar. Dengan menerapkan keamanan dan keselamatan kerja
tanpa mengabaikan nilai ekonomis suatu instalasi listrik, maka ketiga prinsip tadi
akan terpenuhi.
- Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik:
Bahaya sentuhan langsung yaitu bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang
secara normal bertegangan. Bahaya sentuhan tidak langsung yaitu bahaya akibat
sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal tidak bertegangan, menjadi
bertegangan karena kegagalan isolasi. Bahaya kebakaran biasanya terjadi akibat
adanya percikan api dari hubung singkat. Namun dalam beberapa kasus, kebakaran
juga timbul akibat efek thermal dari sebuah penghantar dengan tingkat resistansi
tinggi yang dialiri arus dalam waktu yang cukup lama.

2) Perencanaan Instalasi Listrik.

Dalam perencanaan instalasi listrik faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah


sebagai berikut :

- Karakteristik suplai
Jenis arus, jenis dan jumlah penghantar, nilai dan toleransi dari tegangan,
frekuensi, arus maximum yang diperbolehkan dan hubungan pendek, tindakan
proteksi yang melekat pada suplai, misalnya kawat netral atau kawat ground.

- Macam keutuhan akan listrik


Jumlah dan jenis sirkit yang diperlukan untuk penerangan, daya, kendali, sinyal,
telekomunikasi dan lain-lain.

- Kondisi lingkungan.

Selain itu perencanaan instalasi harus menjamin Keselamatan manusia dan ternak
dan keamanan harta benda dari : Arus kejut listrik dan suhu berlebih yang sangat
memungkinkan terjadi kebakaran, luka bakar atau efek cidera lain. Berfungsinya
instalasi listrik dengan baik sesuai dengan maksed penggunaannya.

3) Pemasangan Instalasi Listrik

Dalam pelaksanaannya pemasangan instalasi listrik, instalatur harus memenuhi


ketentuan sebagai berikut :

- Harus sesuai dengan gambar rancangan


- Mengindahkan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
- Menggunakan tenaga kerja yang terlatih.
- Bertanggung jawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya.
- Orang yang diserahi tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemasangan
instalasi listrik harus ahli dibidang listrik.

4) Pemeliharaan Instalasi Listrik


Pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan, perawatan,
perawatan, perbaikan dan uji ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang sudah
ditentukan. Agar penggunaan serta kerusakan mudah diketahui, dicegah dan
diperkecil. Tujuannya agar instalasi listrik berfungsi dengan baik.
Karena instalasi mengalami keausan, penuaan, atau kerusakan yang akan
mengganggu instalasi maka secara berkala instalasi harus diperiksa dan diperbaiki dan
bagian yang aus, rusak, atau mengalami penuaan harus diganti.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

 Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
 Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
 Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
 Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
 Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
 Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
 Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja kecelakaan kerja
adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja daan pulang
kerumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.

B. Saran

Penerapan K3 akan berjalan dengan baik apabila pemilik usaha dan pekerja
menerapkan dasar-dasar K3 dan prinsip-prinsip K3, namun dalam kenyataannya
seringkali kita temui pemilik usaha dan pekerja yang tidak menerapkan dasar-dasar
K3 dan prinsip-prisip K3. Oleh karena itu diperlukan peran pemerintah untuk
menindak tegas perihal tersebut

Anda mungkin juga menyukai