Anda di halaman 1dari 15

Keliping

“KONFLIK SOSIAL DAN UPAYA MEMBANGUN HARMONI SOSIAL ”

Ditulis sebagai Remidi


Mata Pelajaran : Sosiologi
Guru Mapel : Khoirun Nafi'ah S.Pd

Oleh:

Andi Qoirul Alamsyah

KELAS XI F2
SMA NEGERI 1 PATUK GUNUNGKIDUL
YOGYAKARTA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas limpahan rahmat dan
anugerah dari-Nya, kita semua masih diberikan kesehatan serta ni’mat iman dan
Islam yang tak ternilai harganya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran Islam yang sempurna yang
menjadi anugerah bagi seluruh alam.

Selanjutnya, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak


yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini, yang tidak dapat saya
sebutkan satu per satu, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tugas remidi
mata pelajaran Sosiologi yang berjudul ‘’ Konflik Sosial dan Upaya Membangun
Harmoni Sosial” dengan baik dan tepat waktu.

Akhirnya, besar harapan saya, makalah ini dapat memberi manfaat bagi
para pembaca, sekecil apapun itu. Di samping itu, penulis juga mengharap kritik
membangun dan saran dari pembaca terhadap makalah ini, agar ke depannya
dapat dilakukan perbaikan guna mengangkat nilai kemanfaatan makalah yang
saya buat.

Kiranya demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga Allah SWT


senantiasa Merahmati kita semua. Amin.

Patuk, 14 Desember 2023

ii
Andi Qoirul
Alamsyah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Konflik Sosial........................................................................ 4
2.1.2 Tujuan Humas Dalam Polri..................................................................... 6
2.1.3 Fungsi Humas Polri Bagi Masyarakat..................................................... 6
2.1.4 Macam – Macam Humas ........................................................................ 7
2.1.5 Kode Etik Dalam Humas Polri ............................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan........................................................................................................................ 8
3.2 Saran.................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflikselalu


menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitikserta menjadi
pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik(Kornblurn, 2003: 294).
Konflik memiliki dampak positif dan dampaknegatif, dampak positif dari konflik
sosial adalah konflik tersebut memfasilitasi tercapainya rekonsiliasi atas berbagai
kepentingan.Kebanyakan konflik tidak berakhir dengan kemenangan disalah satu
pihak dan kekalahan dipihak lainnya.Konflik yang terjadi di Indonesia, ada juga
yang dapat diselesaikan dengan baik hingga berdampak baik bagi kemajuan dan
perubahan masyarakat, akan tetapi ada beberapa konflik justru berdampak negatif
hingga mengakibatkan timbulnya kerusakan, menciptakanketidakstabilan,
ketidakharmonisan, dan ketidakamanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya
korban jiwa. Dewasa ini konflik seringkaliterjadi di berbagai elemen masyarakat.
Hal demikian dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial
ekonomi.
Dapat diambil contoh konflik yaitu pasca Tawuran antara dua kelompok
massa terjadi di Jalan Taman Siswa, Kota Yogyakarta pada Minggu (4/6) malam.
Tawuran ini melibatkan anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan
kelompok suporter PSIM Yogyakarta Brajamusti dan warga Kota Yogyakarta.

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra mengatakan,


sembilan orang yang mengalami luka-luka dalam peristiwa ini. Selain itu
sebanyak 352 orang dievakuasi dan diamankan dari Jalan Taman Siswa ke Mako
Polda DIY.

"Kami pastikan tidak sampai ada korban jiwa. Tidak ada yang meninggal
dunia. Terkait dengan (korban) luka-luka kami masih melakukan pendataan.
Sampai saat ini ada sembilan yang luka-luka," ucap Nuredy di Polda DIY, Senin
(5/6).

"Massa yang dievakuasi dan diamankan di Polda DIY mencapai 352 orang.
Dilakukan pengamanan," sambung Nuredy.

Nuredy menuturkan evakuasi dan pengamanan ini dilakukan untuk


mengamankan agar tidak ada korban ataupun tidak ada yang menjadi pelaku.
Fokus personel Polda DIY adalah mengutamakan keselamatan jiwa dan raga.

Terkait peristiwa tawuran itu, Nuredy menambahkan pihaknya belum


menetapkan tersangka. Saat ini, lanjut Nuredy pihaknya masih melakukan
penyelidikan.

"Ini masih penyelidikan. Belum ada tersangka. Fokus kami saat ini menjaga
Yogyakarta dalam kondisi kondusif, aman dan tidak ada lagi korban," tutup
Nuredy.

Menanggapi kejadian ini, Gubernur DIY Sri Sultan HB X pun angkat bicara.
Sultan mengatakan bahwa di tengah situasi yang panas dirinya mengimbau
semua pihak untuk sabar dan mawas diri. Raja Keraton Yogyakarta ini juga
meminta agar semua pihak mengedepankan sikap Bebrayan Paseduluran.

"Di situasi panas seperti saat ini, marilah selalu mengedepankan laku sareh,
sabar dan mawas diri dengan mengedepankan semangat Bebrayan Paseduluran,"
ujar Sultan dalam keterangan tertulisnya, Senin(5/6).

Sultan menjelaskan melalui semangat Bebrayan Paseduluran maka setiap


kesalahpahaman dan perbedaan dapat diselesaikan secara damai dan
bermartabat. Dalam menyelesaikan masalah didorong memakai nilai-nilai dan
prinsip musyawarah mufakat.

Polda DIY maupun Pemda DIY diharapkan siap menjadi fasilitator bagi
kelompok-kelompok yang terlibat konflik. Lewat diskusi ini diharapkan konflik
antarkelompok bisa selesai dengan jalur musyawarah dan mufakat.

Sultan juga meminta kepada seluruh warga baik warga DIY maupun luar DIY
dapat ikut serta membantu mengawal proses penyelesaian konflik dengan damai.
Sultan mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu liar
dan kabar hoaks.

"Mari bersama-sama meresapi makna crah agawe bubrah, rukun agawe


santosa demi kemaslahatan bersama. Menahan diri dari berbagai goda hasutan
dan provokasi," tutur Sultan.

"Mari jaga perdamaian, ketertiban dan keharmonisan dengan mengedepankan


Bebrayan Paseduluran," tutup Sultan.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam tesis latar belakang yang menjadi fokus masalah adalah bagaimana
menyelesaikan konflik antar pesilat dengan suporter di Jogja tersebut agar
terselesaikan untuk menciptakan harmoni sosial yang damai kembali. Secara
spesifik, rumusan masalah dalam tesis ini dapat diuraikan dalam pertanyaan-
pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana cara agar konflik dari kedua kelompok tersebut dapat


terselesaikan dengan baik?

2. Bagaimana cara menyelesaikan masalah dari kedua kelompok tersebut?

3. Bagaimana penyelesaian konflik yang diselesaikan dengan melalui hukum?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:

 Mengetahui penjelasan mengenai Konflik Sosial


 Mengetahui bentuk-bentuk mengenai Konflik Sosial.
 Mengetahui Situasi-situasi mengenai Konflik Sosial.
 Mengetahui cara penyelesaian mengenai Konflik Sosial

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian Konflik

Koflik berasal dari kata kerja Latin Configure yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses socialantara dua orang
atau lebih (bsa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya ataumembuatnya tidak berdaya.Secara
umum konflik social merupakan suatu keadaan dimana masyarakatterjadi suatu
pertikaian karena adanya persaingan maupun perbedaan yangterjadi dalam
masyarakat. Dalam sosiologi banyak para tokohmenginterprestasikan konflik
social berbeda-beda. Adapun penjelasan konfliksocial secara sosiologis adalah
sebagai berikut:1.

a) Menurut Berstein (1965)

Konflik merupakan suatu pertentangan perbedaan yang tidak dapatdicegah.


Konflik mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dannegative
dalam interaksi manusia.

b) Menurut Dr. Robert M.Z Lawang

Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan selain


bertujuan memperoleh keuntungan juga untuk menundukan saingannya.

c) Menurut Drs. Ariyono Suyono

Konflik adalah proses atau keadaan terdiri dari du pihak yang berusahasaling
menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing pihak.

d) Dalam buku Sosiologi karangan James W. Wander Zandein

Konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atautuntunan ha


katas kekayaan, kekuasaan, status, atau wilayah tempat pihakyang saling
berhadapan dan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataumenjatuhkan lawan
mereka.

e) Menurut Soerjono Soekanto

Konflik adalah suatu proses social dimana orang perorangan ataukelompok


manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalanmenentang pihak
lawan dan disertai dengan ancaman dan kekerasan

2.1.2. Tujuan Humas Dalam Polri

Untuk memperoleh sebuah keberhasilan Humas dalam Polri juga memiliki


beberapa tujuan seperti :

• Menyampaikan informasi dari internal organisasi dan sebaliknya.

• Menyelenggarakan fungsi kemitraan dan penerangan masyarakat dalam


mendukung pelaksanaan penyampaian informasi baik internal polri maupun
masyarakat umum.
• Membina,mengolah dan menyajikan data,dokumentasi dan informasi dalam
mendukung penyampaian informasi baik informasi baik internal polri maupun
eksternal polri.

2.1.3 Faktor-Faktor Penyebab Konflik

a) Perbedaan Individu

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini
dapatmenjadi factor penyebab konflik social, sebab dalam menjalani
hubungansocial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
b) Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan

Dalam hubungan sosialnya, seseorang akan dipengaruhi oleh pola-pola pemikiran


kelompoknya. Orang debesarkan dalam lingkunagn kebudayaanyang berbeda-
beda. Ada yang diasuh dengan pola latihan kemandirian. Ada pula yang diasuh
dalam lingkunagn keudayaan yang menerapkan polaketergantungan.

c) Perbedaan Kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaanyang
berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masingorang atau
kelompok memiliki kepentinagn yang berbeda-beda.

d) Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahanitu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapatmemicu
terjadinya konflik social.

2.1.4 Bentuk-Bentuk Konflik

Seorang ahli sosiolog, Soerjono Soekanto (1989:90)


berusahamenklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik sebagai berikut:

1. Konflik Pribadi

Konflik terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain. Umumnyakonflik


pribadi diawali perasaan tidak suka terhadap orang lain, yang padaakhirnya
melahirkan perasaan benci yang mendalam.

2. Konflik Rasial
Konflik rasial umumnya terjadi di suatu Negara yang memilikikeragaman suku
dan ras.

3. Konflik Antarkelas Sosial

Terjadinya kelas-kelas di masyarakat karena adanya sesuatu yangdihargai, seperti


kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan.

4. Konflik Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat maupun antaraNegara-


negara yang Berdaulat Konflik politik terjadi karena setiap golongan di
masyarakatmelakukan politik yang berbeda-beda pada saat menghadapi suatu
masalahyang sama.

5. Konflik Bersifat Internasional

Konflik internasional biasanya terjadi karena perbedaan-perbedaankepentingan


dimana menyangkut kedaulatan Negara yang saling berkonflik.

2.1.5 Kode Etik Dalam Humas Polri

Sebagai mana telah di catat kode etik Humas polri dalam Perundang
Undangan Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Peraturan Kepala Kepolisian Republik
Indonesia dengan pertimbangan yaitu :

a. Bahwa dalam era reformasi, setiap warga negara memiliki hak untuk mencari,
memperoleh, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi yang akurat secara
mudah dan cepat, sehingga memerlukan kesiapan dari Kepolisian Negara
Republik Indonesia untuk memberikan pelayanan informasi publik;

b. Bahwa dalam rangka memberikan pelayanan informasi publik. Kepolisian


Negara Republik Indonesia melalui fungsi hubungan masyarakat, memerlukan
standar/prosedur pengelolaan guna menjamin pelayanan informasi publik yang
transparan dan akuntabel;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan


huruf b perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelayanan Informasi Publik di
Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari kesimpulan mulai dari latar belakang hingga pembahasan akhir


tersebut telah disebutkan bahwa humas dalam sebuah organisasi publik maupun
organisasi politik memiliki kode etik tersendiri misalnya UU nomor 24 tahun
2011. Yang dimana hal ini membahas tentang bagaimana keputusan bagaimana
etika pelayanan Humas polri dalam pelayanan publik untuk mencapai tujuan
tertentu. Di dalam peraturan tersebut tidak lain untuk membina profesi yang
terbuka dan dapat dipercaya oleh masyarakat di Indonesia. Humas Polri juga
menggunakan asas prinsip BETAH (Bersih, Transparansi, Akuntabel, dan
Humanis).
Daftar Pustaka

Artikel Dinamika Ekonomi Dalam Politik, 2023

Informasi lain dapat dilihat pada


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Divisi_Hubungan_Masyarakat_Kepolisian_Negar
a_Republik_Indonesia,

Pengertian Humas dilihat pada an_nur_ac.id, , Diunduh pada 10 Juni 2023

Aras, M. (2014).Kegiatan government public relation dalam membangun


komunikasi dengan dunia pers: Studi kasus Humas Pemerintah Kota
Administrasi Jakarta Timur. Humaniora, 5(2), 1056–1065.
https://doi.org/10.21512/humanio ra. v5i2.3221

Buhmann, A., & White, C. L. (2022). Artificial intelligence in public


relations: role and implications.

dbook of Computer-Mediated Communication and Social Media (pp. 625-638).


Emerald Publishing Limited.
Dapit, K. (2022). Penegakan Kode Etik Dan Disiplin Terhadap Anggota
Polri Yang Melakukan Tindak Pidana Oleh Seksi Profesi Dan
Pengamanan (Studi Pada Seksi Profesi dan Pengamanan Polres
Pasaman Barat). UNES Law
Review, 4(3), 349-366.
Fullchis Nurtjahjani, M. M., & Trivena,
S. M. (2018). Public Relation, Citra dan Praktek: Public Relation, Citra
dan Praktek (Vol. 1). UPT Percetakan dan Penerbitan Polinema.
Grunig, J. E., & Grunig, L. A. (2013). Models of public relations and
communication. Excellence in public relations and communication
management, 285-325.
Lamarang, A. (2013). Peranan humas dalam mempromosikan pariwisata di
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Acta Diurna Komunikasi, 2(3),
1–12.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index
.php/ actadiurnakomunikasi/article/vie w/2092
Makayasa, M. A., Sitorus, T., & Setyabudi, C. M. (2020). The Effect of
Ethical Leadership, Code of Ethics on Integrity Mediated by Job Satisfaction.
Widyakala: Journal Of Pembangunan Jaya University, 7(2), 61-69.
Meng, J., & Neill, M. S. (2022). The role of ethical leadership in building
influence: Perspectives from female
publicrelations professionals. Public Relations Review, 48(1), 102152.
Peraturan Kepala Kepolisian (Perkap) Negara Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian.
Peraturan kepala Kepolisian Republik Indonsia Nomor 7 Tahun 2002
Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Indoensia
Place, K. R. (2015). Exploring the role of ethics in public relations program
evaluation. Journal of Public Relations Research, 27(2), 118-135.
Pudi Rahardi.2007 Hukum Kepolisian, Profesionalisme dan Reformasi
Polri. Laksbang Mediatama: Surabaya
Rahmawati, H., Santoso, B., & Sos, S. (2018). Strategi Humas Polres
Wonogiri (Deskriptif Kualitatif Devisi Humas Polres Wonogiri dalam
Memperbaiki Citra Polisi terhadap Kasus Tertangkapnya Anggota Polres
Wonogiri Memakai

Narkoba) (Doctoral dissertation,

Universitas Muhammadiyah Surakarta).


Rajalahu, Y. (2013). Penyelesaian pelanggaran kode etik profesi oleh
Kepolisian Republik Indonesia. Lex Crimen, 2(2).
Rosmala, R. (2021). Fungsi komunikasi korporat Humas PT. Perkebunan
Nusantara V Pekanbaru. PRofesi Humas, 5(2), 143-164.
Rumui, E. (2016). Analisis Isi mengenai Pelanggaran Kode Etik Profesi
Public Relations dalam Film Thank You for Smoking. Jurnal E-
Komunikasi, 4(2).

Anda mungkin juga menyukai