Kelompok 3
Kelompok 3
KELOMPOK 3
1. Ahmad Rifai
2. Edwar Eriyansyah
3. Miftahul Khoir Fadwi
4. Nys Faizah Nurfitria Indraswaru
5. Dinda Erizky Prayogi
6. Wika Aulia
7. Vigo Juandra
PENYELENGGARA
1
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ........................................................................................... 2
D. Dasar Hukum ............................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................... 3
KONDISI PERUSAHAAN ................................................................................... 3
A. Gambaran Umum Tempat Kerja ............................................................. 3
B. Temuan........................................................................................................ 6
BAB III ................................................................................................................. 10
ANALISA ............................................................................................................. 10
A. Analisa Temuan Positif ............................................................................ 10
B. Analisa Temuan Negatif .......................................................................... 17
BAB IV ................................................................................................................. 22
PENUTUP ............................................................................................................ 22
A. Kesimpulan ............................................................................................... 22
B. Saran.......................................................................................................... 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir konsumen Asia Pasifik telah memulai
perubahan besar dalam preferensi makanan yang meningkatkan permintaan akan
produk berbasis gandum. Menanggapi hal tersebut 3 raksasa industri Asia telah
bekerja sama untuk menghadirkan kualitas, variasi dan keandalan baru kepasar
yang berkembang di Indonesia. Kemitraan yang dibentuk oleh FKS Group dari
Indonesia, Malayan Flour Mills dari Malaysia dan Toyota Tsusho dari Jepang telah
menciptakan perusahaan penggilingan tercanggih yaitu PT Bungasari Flour Mills
Indonesia.
PT PLN Indonesia Power Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan
Keramasan adalah perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang penyediaan
tenaga listrik bagi kepentingan umum, dimana dalam melaksanakan produksi
penyaluran tenaga listriknya sudah diatur oleh PT PLN Indonesia Power pusat
Jakarta yang sekarang berada dibawah naungan Mentri ESDM (Energi Sumber
Daya Mineral).
Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungan, maka
diperlukan adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu,
pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja seperti UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Angkat Angkut, dan Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
Pada kesempatan kali ini, kelompok kami melakukan praktek kunjungan
lapangan ke PT PLN Indonesia Power. Pada PT PLN Indonesia Power sudah
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di
perusahaan, seperti pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3), pembentukan tim tanggap darurat, dan melakukan pengadaan alat
1
penanggulangan kebakaran. Tenaga kerja di bidang K3 mekanik, pesawat uap dan
bejana tekan sudah memiliki Surat Izin Operasi (SIO) Pesawat Angkut Angkat,
namun belum adanya Ahli K3 Pesawat Angkat Angkut. Adapun riksa uji peralatan,
baik pesawat angkut angkat, pesawat tenaga produksi maupun pesawat uap dan
bejana tekan sudah dilakukukan sesuai dengan kualifikasi pada perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini meliputi Kondisi Perusahaan, Analisa temuan
positif dan negatif yang ditemukan dari pengawasan norma K3 pada bidang K3
mekanik, pesawat uap, dan bejana tekan.
D. Dasar Hukum
- UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat Angkut
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi No 9 Tahun 2010
tentang Operator dan Petugas Pesawat
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 38 Tahun 2016 tentang Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No 38 Tahun 2016
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
2
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
3
Dalam era yang semakin maju, PLTG/U Keramasan Palembang juga terus
berupaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi terbaru untuk
memastikan operasional yang efisien dan berkelanjutan. Sebagai contoh, PLN dapat
mempertimbangkan untuk mengintegrasikan teknologi canggih seperti sistem
Continuous Emission Monitoring System (CEMS) untuk memantau emisi gas
buang secara real-time dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Secara keseluruhan, PLTG/U Keramasan Palembang adalah pembangkit
listrik strategis yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di
wilayah Sumatera Selatan. PLN terus melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kinerja operasionalnya dan menjaga keberlanjutan lingkungan,
sehingga pembangkit ini dapat terus berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan
energi masyarakat dan industri di wilayah tersebut.
Adapun visi dan misi pada PT PLN Indonesia Power UPDK Keremasan
sebagai berikut :
Visi Perusahaan
Misi Perusahaan
4
1. Alur proses produksi
Siklus Rankine merupakan siklus yang menggunakan uap sebagai
fluida kerja sebagaimana digunakan pada sebuah PLTU. Proses pemanasan
dan pendinginan fluida kerja pada siklus ini terjadi pada tekanan yang tetap.
Komponen-komponen utama yang bekerja pada siklus Rankine.Terdapat 4
proses prinsip kerja Siklus Rankine ideal, setiap siklus mengubah keadaan
fluida yaitu
Proses 1–2 : Ekspansi isentropik dari fluida kerja melalui turbin dari uap
jenuh pada kondisi 1 hingga mencapai tekanan kondensor
Proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada
tekanan konstan melalui kondensor dengan cairan jenuh pada kondisi 3
Proses 3-4 : Kompresi isentropik dalam pompa menuju ke kondisi 4 dalam
daerah cairan hasil kompresi.
Proses 4–1 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui boiler untuk menyelesaikan siklus
5
B. Temuan
1. Temuan Positif (disertai foto)
6
4 Steam Turbine - Riksa Uji Steam
Turbin berkala 1
tahun sekali
- Operator sudah
diberi APD dan
kompetensi
- Pengaturan waktu
untuk para
-
pekerja
- Adanya rambu-
rambu dan
larangan di area
Steam Turbin
7
disekitar area
tangka timbun
2. Temuan Negatif
1
Pipa Sambung Boiler Terdapat kebocoran
pada proses produksi,
dari Water Treatment
Plant ( WTP ) ke Pipa
sambung Boiler
8
3 Kompressor dan Tidak memiliki
Tangki Kompressor teknisi Bejana
dan Tangki Timbun Tekanan dan Tangki
Timbun
9
BAB III
ANALISA
(dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan)
A. Analisa Temuan Positif
Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan Dampak/manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
1. Genset 1. Pemeriksaan dan Sebagai sumber supply 1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 Tentang
pemeliharaan Genset cadangan listrik apabila Keselamatan Kerja
secara berkala yaitu terjadi blackout atau 2. Permenakertrans No 13 Tahun 2013
1 tahun sekali gangguan pada instalasi 3. Permenaker No 38 Tahun 2016 Pasal 133 ayat 1
2. Bangunan Genset pembangkit 4. Permenaker No 38 Tahun 2016 Pasal 30
terpisah dari tempat 5. Permenaker No 38 Tahun 2016 Pasal 8 dan 33
kerja 6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 8 Tahun
3. Terdapat alat 2020 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pelindung diri sesuai
SOP petunjukkan
dan penggunaan
10
4. Riksa Uji Alat
5. Operator sudah
diberi APD dan
kompetensi
6. Adanya rambu-
rambu dan larangan
di area Genset
2 Forklift 1. Pada ruangan 1. Memudahkan dalam 1. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
Workshop terdapat pemindahan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
lampu penerangan peletakan alat-alat Angkat Pasal 19
dan tanda peringatan serta material yang
operasi akan digunakan 2. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
2. Kualifikasi Forklift 2. Tenaga kerja aman dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
sudah memenuhi potensi bahaya Angkat Angkut Pasal 77 dan Pasal 182
standar yang sudah kerusakan pada saat 3. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
ditentukan oleh dioperasikann Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Permenaker Angkat Angkut Pasal 85
3. Jarak antara Posisi
garpu dan jalan
11
Forklift ketika 4. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
berjalan sudah sesuai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
dengan Permenaker Angkat Angkut Pasal 69
4. Penempatan Forklift 5. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
dan Mobil Craine Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
sudah sesuai pada Angkat Angkut
tempatnya 6. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
5. Komponen yang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
dimiliki sudah sesuai Angkat Angkut Pasal 45
dengan Permenaker 7. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
Angkat Angkut Pasal 45 Pasal 43
12
3 Crane 1. Kualifikasi Craine Memudahkan dalam 1. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
sudah memenuhi pemindahan dan peletakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
standar yang sudah alat-alat berat serta Angkat Angkut Pasal 45
ditentukan oleh material berat yang akan 2. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
Permenaker digunakan di area kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
2. kualifikasi Chain yang tinggi. Angkat Angkut Pasal 45 Pasal 43
Hoist sudah
memenuhi standar
yang sudah
ditentukan oleh
Permenaker
4. Steam Turbine 1. Penerapan K3 PUBT Untuk menghasilkan 1. Undang-undang 255 Tahun 1930 Tentang
sesuai dengan energi listrik yang Undang-Undang UAP (Stoom Ordonantie
kewajiban Undang- dibutuhkan dan disebar 1930)
Undang luaskan 2. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
2. Menggunakan APD Keselamatan Kerja
sesuai dengan 3. Peraturan Uap Tahun 1930 Tentang Stooom
Permenakertrans Verordening
13
3. Adanya pagar 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
pengaman disekitar 1948 Tentang Pemeriksaan Pesawat Uap
area Tangki Timbun 5. Permenaker No. 37 Tahun 2016 Tentang K3
4. Adanya rambu- Bejana Tekan dan Tangki Timbun
rambu dan larangan 6. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentan
di area PUBT Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Pemeriksaan dan
pemeliharaan secara
berkala oleh
hubungan kerja BKI
(Sub Sucofindo)
14
5. Kompressor 1. Riksa Uji Mengurangi potensi 1. Peraturan Menteri No 37 tahun 2016 tentang
Kompressor terjadinya penyakit akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana
2. Operator sudah diberi kerja ke para tenaga kerja Tekanan dan Tangki Timbun, Pasal 70
APD dan kompetensi di area kerja yang 2. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
3. Adanya rambu- menghasilkan kebisingan Kerja, pasal 3 ayat 1 (f)
rambu dan larangan 3. Peraturan Menteri No 37 tahun 2016 tentang
di area Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana
4. Kompressor dan Tekanan dan Tangki Timbun, Pasal 21
Tabung Kompressor
15
3. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, pasal 14 (b)
7. SIO (Operator forklift, crane) Operator boiler memiliki Sebagai izin dalam 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
SIO kelayakan Keselamatan Kerja
mengoperasikan alat 2. Permenaker No 1 Tahun 1988 Tentang
Kwalifikasi dan syarat-syarat Operator
pesawat uap
16
B. Analisa Temuan Negatif
No Nama Temuan Potensi Bahaya Probabilit Pemaparan / Konsekuensi Rating Saran / Peraturan
(Lokasi) y/ Pemajanan / Akibat Risiko Rekomenda Perundang-
Peluang si undangan
(termasuk pasal
dan ayat)
2 Operator sering kali Tidak ada kontrol dan 6 6 7 252 Merekrut Peraturan Menteri
tidak berada di area pengawasan terkait alat Teknisi Ketenagakerjaan
kerja produksi yang sedang Pesawat No 38 tahun 2016
bekerja. tentang
17
(Steam Turbin, WTP, Tenaga Keselamatan dan
Kompresor, Produksi Kesehatan Kerja
Kondensor) Pesawat Tenaga
dan Produksi, yaitu
pada pasal 22
3 Tidak memiliki Dapat menyebabkan 6 3 15 270 Melakukan Peraturan Menteri
teknisi Bejana kematian dan penyakit pembinaan Ketenagakerjaan
Tekanan dan Tangki akibat kerja pada tenaga atau No 38 tahun 2016
Timbun kerja yang tidak memiliki sertifikasi tentang
(Kompressor, Bejana kompetensi kerja pada tenaga Keselamatan dan
Kompressor dan kerja agar Kesehatan Kerja
Tangki Timbun) memiliki Pesawat Tenaga
lisensi K3 dan Produksi, yaitu
pada pasal 110,
111, 116, 117
4 Tidak memiliki pagar Mudahnya akses untuk 10 3 3 90 Dilakukan Peraturan Menteri
pembatas dan jarak orang dan hewan dalam pemasangan Ketenagakerjaan
pagar pengaman area kerja terbatas pagar sesuai No 37 tahun 2016
tidak standar Tentang
18
dengan Keselamatan dan
standar Kesehatan Kerja
Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun
pasal 28 ayat 1 dan
2.
19
Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)
Sangat mungkin terjadi / Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang terjadinya 1 10
hampir pasti kali dalam 10 kali kesempatan
Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk terjadi 6
(peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali kesempatan)
Tidak biasa namun bisa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi namun 3
terjadi kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali dalam 1000 kali
kesempatan)
Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah bertahun- 0.5
kemungkinannya tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam 100.000 kali
kesempatan)
Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin terjadi 0.2
(peluang terjadinya 1 kali dalam 1.000.000 kali kesempatan)
20
Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C
Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan P3K 1
Penilaian Resiko
• diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Risiko rendah
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pemantauan lapangan yang telah dilakukan mengenai
pengawasan norma K3 Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan di PT. PLN
INDONESA POWER, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil pemantauan lapangan yang telah dilakukan mengenai
pengawasan norma K3 Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan di PT. PLN
INDONESA POWER, maka adapun saran sebagai berikut :
22