Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. PLN INDONESIA POWER UPDK KRAMASAN


BIDANG K3 MEKANIK, PESAWAT UAP, BEJANA TEKAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 212

KELOMPOK 3

1. Ahmad Rifai
2. Edwar Eriyansyah
3. Miftahul Khoir Fadwi
4. Nys Faizah Nurfitria Indraswaru
5. Dinda Erizky Prayogi
6. Wika Aulia
7. Vigo Juandra

PENYELENGGARA

PT. PLN INDONESIA POWER UPDK KRAMASAN

Palembang, 25 Mei 2023

1
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ........................................................................................... 2
D. Dasar Hukum ............................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................... 3
KONDISI PERUSAHAAN ................................................................................... 3
A. Gambaran Umum Tempat Kerja ............................................................. 3
B. Temuan........................................................................................................ 6
BAB III ................................................................................................................. 10
ANALISA ............................................................................................................. 10
A. Analisa Temuan Positif ............................................................................ 10
B. Analisa Temuan Negatif .......................................................................... 17
BAB IV ................................................................................................................. 22
PENUTUP ............................................................................................................ 22
A. Kesimpulan ............................................................................................... 22
B. Saran.......................................................................................................... 22

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir konsumen Asia Pasifik telah memulai
perubahan besar dalam preferensi makanan yang meningkatkan permintaan akan
produk berbasis gandum. Menanggapi hal tersebut 3 raksasa industri Asia telah
bekerja sama untuk menghadirkan kualitas, variasi dan keandalan baru kepasar
yang berkembang di Indonesia. Kemitraan yang dibentuk oleh FKS Group dari
Indonesia, Malayan Flour Mills dari Malaysia dan Toyota Tsusho dari Jepang telah
menciptakan perusahaan penggilingan tercanggih yaitu PT Bungasari Flour Mills
Indonesia.
PT PLN Indonesia Power Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan
Keramasan adalah perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang penyediaan
tenaga listrik bagi kepentingan umum, dimana dalam melaksanakan produksi
penyaluran tenaga listriknya sudah diatur oleh PT PLN Indonesia Power pusat
Jakarta yang sekarang berada dibawah naungan Mentri ESDM (Energi Sumber
Daya Mineral).
Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungan, maka
diperlukan adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu,
pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja seperti UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Angkat Angkut, dan Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
Pada kesempatan kali ini, kelompok kami melakukan praktek kunjungan
lapangan ke PT PLN Indonesia Power. Pada PT PLN Indonesia Power sudah
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di
perusahaan, seperti pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3), pembentukan tim tanggap darurat, dan melakukan pengadaan alat

1
penanggulangan kebakaran. Tenaga kerja di bidang K3 mekanik, pesawat uap dan
bejana tekan sudah memiliki Surat Izin Operasi (SIO) Pesawat Angkut Angkat,
namun belum adanya Ahli K3 Pesawat Angkat Angkut. Adapun riksa uji peralatan,
baik pesawat angkut angkat, pesawat tenaga produksi maupun pesawat uap dan
bejana tekan sudah dilakukukan sesuai dengan kualifikasi pada perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku.

B. Maksud dan Tujuan


Praktek Kerja Lapangan di PT PLN Indonesia Power bertujuan untuk
mengamati secara langsung proses pengimplentasian Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) pada bidang K3 mekanik, pesawat uap, dan bejana tekan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini meliputi Kondisi Perusahaan, Analisa temuan
positif dan negatif yang ditemukan dari pengawasan norma K3 pada bidang K3
mekanik, pesawat uap, dan bejana tekan.

D. Dasar Hukum
- UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat Angkut
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi No 9 Tahun 2010
tentang Operator dan Petugas Pesawat
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 38 Tahun 2016 tentang Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No 38 Tahun 2016
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

2
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


PT PLN INDONESIA POWER Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkit
Keramasan Sumbagsel merupakan salah satu jenis perusahaan yang bergerak di
bidang jasa listrik bagi seluruh masyarakat. Ketersediaan listrik merupakan hal
yang penting dalam berbagai kegiatan di seluruh masyarakat. Oleh karena itu
keberadaan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sangat besar peranannya dalam
keseharian setiap komponen masyarakat. Pada perusahan PLN-PLTG/U
Keramasan Palembang adalah salah satu pembangkit listrik tenaga gas (PLTG/U)
milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang berlokasi di Keramasan, Palembang,
Sumatera Selatan. PLTG/U Keramasan memiliki kapasitas 262,45 MW dan telah
beroperasi sejak tahun 2011. Pembangkit ini memiliki peran yang sangat strategis
dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di wilayah Sumatera Selatan PLTG/U
Keramasan Palembang menggunakan gas alam sebagai bahan bakar utama untuk
menghasilkan listrik. Selain itu, PLTG/U Keramasan juga dilengkapi dengan sistem
pendingin udara dan sistem pengendalian gas buang untuk memastikan operasional
yang efisien dan ramah lingkungan.
Pembangkit ini terhubung dengan jaringan transmisi listrik 150 kV yang
menghubungkan wilayah Palembang dan sekitarnya. PLTG/U Keramasan juga
berperan sebagai pembangkit cadangan strategis untuk memastikan pasokan listrik
terjaga di wilayah Sumatera Selatan. Selain itu, pembangkit ini juga dilengkapi
dengan sistem pengatur beban yang dapat mengatur dan mengendalikan produksi
listrik sesuai dengan permintaan pasokan listrik yang ada di wilayah tersebut.
Sebagai pembangkit listrik yang berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan energi di wilayah Sumatera Selatan, PLTG/U Keramasan terus
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja operasionalnya. Selain itu,
PLN juga berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dengan
menerapkan teknologi ramah lingkungan pada pembangkit ini.

3
Dalam era yang semakin maju, PLTG/U Keramasan Palembang juga terus
berupaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi terbaru untuk
memastikan operasional yang efisien dan berkelanjutan. Sebagai contoh, PLN dapat
mempertimbangkan untuk mengintegrasikan teknologi canggih seperti sistem
Continuous Emission Monitoring System (CEMS) untuk memantau emisi gas
buang secara real-time dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Secara keseluruhan, PLTG/U Keramasan Palembang adalah pembangkit
listrik strategis yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di
wilayah Sumatera Selatan. PLN terus melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kinerja operasionalnya dan menjaga keberlanjutan lingkungan,
sehingga pembangkit ini dapat terus berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan
energi masyarakat dan industri di wilayah tersebut.

Visi Dan Misi

Adapun visi dan misi pada PT PLN Indonesia Power UPDK Keremasan
sebagai berikut :

Visi Perusahaan

“Menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 pilihan pelanggan


untuk solusi energi”

Misi Perusahaan

1 Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait berorientasi


pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2 Menjadikan tenaga listrik sebagai untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
3 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi kegiatan ekonomi.
4 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

4
1. Alur proses produksi
Siklus Rankine merupakan siklus yang menggunakan uap sebagai
fluida kerja sebagaimana digunakan pada sebuah PLTU. Proses pemanasan
dan pendinginan fluida kerja pada siklus ini terjadi pada tekanan yang tetap.
Komponen-komponen utama yang bekerja pada siklus Rankine.Terdapat 4
proses prinsip kerja Siklus Rankine ideal, setiap siklus mengubah keadaan
fluida yaitu
Proses 1–2 : Ekspansi isentropik dari fluida kerja melalui turbin dari uap
jenuh pada kondisi 1 hingga mencapai tekanan kondensor
Proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada
tekanan konstan melalui kondensor dengan cairan jenuh pada kondisi 3
Proses 3-4 : Kompresi isentropik dalam pompa menuju ke kondisi 4 dalam
daerah cairan hasil kompresi.
Proses 4–1 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui boiler untuk menyelesaikan siklus

2. Luas area pabrik


PT PLN INDONESIA POWER yang berlokasi di Keramasan
Palembang seluas 28 hektar.

3. Jumlah tenaga kerja


Jumlah pegawai di PT. PLN INDONESIA POWER sebanyak 133
orang, operasi dan pemelihraan unit berjumlah 92 orang, officer dan
gardening sejumlah 104 orang, dan TAD security berjumlah 104 orang.

5
B. Temuan
1. Temuan Positif (disertai foto)

No Lokasi Gambar Temuan

1 Genset - Riksa Uji Alat


- Operator sudah
diberi APD dan
kompetensi
- Adanya rambu-
rambu dan
larangan di area
Genset
-
2 Forklift - 2 orang operator
telah memiliki SIO
- Riksa Uji Forklift
- Rambu lintasan
khusus Forklift
- Operator sudah
diberi APD dan
kompetensi.
-
3 Crane - 3 orang operator
telah memiliki SIO
- Riksa Uji Crance
- Operator sudah
diberi APD dan
- kompetensi.

6
4 Steam Turbine - Riksa Uji Steam
Turbin berkala 1
tahun sekali
- Operator sudah
diberi APD dan
kompetensi
- Pengaturan waktu
untuk para
-
pekerja
- Adanya rambu-
rambu dan
larangan di area
Steam Turbin

5 Kompressor - Riksa Uji


dan Tabung Kompressor
Kompressor - Operator sudah
diberi APD dan
kompetensi
- Adanya rambu-
rambu dan
larangan di area
-
- Kompressor dan
Tabung
Kompressor
6 Tangki - Konstruksi yang
Timbun kuat
- Riksa Uji Tangki
Timbun
- Adanya pagar
- pengaman

7
disekitar area
tangka timbun

2. Temuan Negatif

No Lokasi Gambar Nama Temuan

1
Pipa Sambung Boiler Terdapat kebocoran
pada proses produksi,
dari Water Treatment
Plant ( WTP ) ke Pipa
sambung Boiler

2 Genset, Kompressor, Operator sering kali


Gas Discharge, tidak berada di area
Boiler kerja

8
3 Kompressor dan Tidak memiliki
Tangki Kompressor teknisi Bejana
dan Tangki Timbun Tekanan dan Tangki
Timbun

4 Tidak memiliki pagar Mudahnya akses


pembatas dan jarak untuk orang dan
pagar pengaman hewan dalam area
tidak standar kerja terbatas

9
BAB III

ANALISA
(dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan)
A. Analisa Temuan Positif

Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan Dampak/manfaat
(termasuk pasal dan ayat)

1. Genset 1. Pemeriksaan dan Sebagai sumber supply 1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 Tentang
pemeliharaan Genset cadangan listrik apabila Keselamatan Kerja
secara berkala yaitu terjadi blackout atau 2. Permenakertrans No 13 Tahun 2013
1 tahun sekali gangguan pada instalasi 3. Permenaker No 38 Tahun 2016 Pasal 133 ayat 1
2. Bangunan Genset pembangkit 4. Permenaker No 38 Tahun 2016 Pasal 30
terpisah dari tempat 5. Permenaker No 38 Tahun 2016 Pasal 8 dan 33
kerja 6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 8 Tahun
3. Terdapat alat 2020 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pelindung diri sesuai
SOP petunjukkan
dan penggunaan

10
4. Riksa Uji Alat
5. Operator sudah
diberi APD dan
kompetensi
6. Adanya rambu-
rambu dan larangan
di area Genset
2 Forklift 1. Pada ruangan 1. Memudahkan dalam 1. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
Workshop terdapat pemindahan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
lampu penerangan peletakan alat-alat Angkat Pasal 19
dan tanda peringatan serta material yang
operasi akan digunakan 2. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
2. Kualifikasi Forklift 2. Tenaga kerja aman dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
sudah memenuhi potensi bahaya Angkat Angkut Pasal 77 dan Pasal 182
standar yang sudah kerusakan pada saat 3. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
ditentukan oleh dioperasikann Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Permenaker Angkat Angkut Pasal 85
3. Jarak antara Posisi
garpu dan jalan

11
Forklift ketika 4. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
berjalan sudah sesuai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
dengan Permenaker Angkat Angkut Pasal 69
4. Penempatan Forklift 5. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
dan Mobil Craine Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
sudah sesuai pada Angkat Angkut
tempatnya 6. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
5. Komponen yang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
dimiliki sudah sesuai Angkat Angkut Pasal 45
dengan Permenaker 7. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
Angkat Angkut Pasal 45 Pasal 43

12
3 Crane 1. Kualifikasi Craine Memudahkan dalam 1. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
sudah memenuhi pemindahan dan peletakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
standar yang sudah alat-alat berat serta Angkat Angkut Pasal 45
ditentukan oleh material berat yang akan 2. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang
Permenaker digunakan di area kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawan
2. kualifikasi Chain yang tinggi. Angkat Angkut Pasal 45 Pasal 43
Hoist sudah
memenuhi standar
yang sudah
ditentukan oleh
Permenaker

4. Steam Turbine 1. Penerapan K3 PUBT Untuk menghasilkan 1. Undang-undang 255 Tahun 1930 Tentang
sesuai dengan energi listrik yang Undang-Undang UAP (Stoom Ordonantie
kewajiban Undang- dibutuhkan dan disebar 1930)
Undang luaskan 2. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
2. Menggunakan APD Keselamatan Kerja
sesuai dengan 3. Peraturan Uap Tahun 1930 Tentang Stooom
Permenakertrans Verordening

13
3. Adanya pagar 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
pengaman disekitar 1948 Tentang Pemeriksaan Pesawat Uap
area Tangki Timbun 5. Permenaker No. 37 Tahun 2016 Tentang K3
4. Adanya rambu- Bejana Tekan dan Tangki Timbun
rambu dan larangan 6. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentan
di area PUBT Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Pemeriksaan dan
pemeliharaan secara
berkala oleh
hubungan kerja BKI
(Sub Sucofindo)

14
5. Kompressor 1. Riksa Uji Mengurangi potensi 1. Peraturan Menteri No 37 tahun 2016 tentang
Kompressor terjadinya penyakit akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana
2. Operator sudah diberi kerja ke para tenaga kerja Tekanan dan Tangki Timbun, Pasal 70
APD dan kompetensi di area kerja yang 2. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
3. Adanya rambu- menghasilkan kebisingan Kerja, pasal 3 ayat 1 (f)
rambu dan larangan 3. Peraturan Menteri No 37 tahun 2016 tentang
di area Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana
4. Kompressor dan Tekanan dan Tangki Timbun, Pasal 21
Tabung Kompressor

6. Tangki Timbun 1. Konstruksi yang kuat 1. Mengurangi 1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 37


2. Riksa Uji Tangki potensi kerusakan Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Timbun pada tangka Kerja Bejana Tekanan danTangki Timbun pasal
3. Adanya pagar timbun 7, pasal 56, pasal 57.
pengaman disekitar 2. Membatasi atau 2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 37
area tangka timbun melarang masuk Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan
bagi yang tidak Kerja Bejana Tekanan danTangki Timbun, pasal
berkepentingan 70.

15
3. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, pasal 14 (b)

7. SIO (Operator forklift, crane) Operator boiler memiliki Sebagai izin dalam 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
SIO kelayakan Keselamatan Kerja
mengoperasikan alat 2. Permenaker No 1 Tahun 1988 Tentang
Kwalifikasi dan syarat-syarat Operator
pesawat uap

16
B. Analisa Temuan Negatif
No Nama Temuan Potensi Bahaya Probabilit Pemaparan / Konsekuensi Rating Saran / Peraturan
(Lokasi) y/ Pemajanan / Akibat Risiko Rekomenda Perundang-
Peluang si undangan

(termasuk pasal
dan ayat)

1 Kebocoran pada Dapat menyebabkan 3 2 3 18 Dilakukan Peraturan Uap


boiler kecelakaan kerja pada perbaikan Tahun 1930
tenaga kerja karena semenara tentang Stoom
gerangan air yang dapat atau diganti Verordering Pasal
menyebabkan orang yang menggunak 25
melewati daerah tersebut an pipa
terjatuh yang baru

2 Operator sering kali Tidak ada kontrol dan 6 6 7 252 Merekrut Peraturan Menteri
tidak berada di area pengawasan terkait alat Teknisi Ketenagakerjaan
kerja produksi yang sedang Pesawat No 38 tahun 2016
bekerja. tentang

17
(Steam Turbin, WTP, Tenaga Keselamatan dan
Kompresor, Produksi Kesehatan Kerja
Kondensor) Pesawat Tenaga
dan Produksi, yaitu
pada pasal 22
3 Tidak memiliki Dapat menyebabkan 6 3 15 270 Melakukan Peraturan Menteri
teknisi Bejana kematian dan penyakit pembinaan Ketenagakerjaan
Tekanan dan Tangki akibat kerja pada tenaga atau No 38 tahun 2016
Timbun kerja yang tidak memiliki sertifikasi tentang
(Kompressor, Bejana kompetensi kerja pada tenaga Keselamatan dan
Kompressor dan kerja agar Kesehatan Kerja
Tangki Timbun) memiliki Pesawat Tenaga
lisensi K3 dan Produksi, yaitu
pada pasal 110,
111, 116, 117
4 Tidak memiliki pagar Mudahnya akses untuk 10 3 3 90 Dilakukan Peraturan Menteri
pembatas dan jarak orang dan hewan dalam pemasangan Ketenagakerjaan
pagar pengaman area kerja terbatas pagar sesuai No 37 tahun 2016
tidak standar Tentang

18
dengan Keselamatan dan
standar Kesehatan Kerja
Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun
pasal 28 ayat 1 dan
2.

19
Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)

PELUANG (kemungkinan atau peluang kejadian tersebut terjadi) / P

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Sangat mungkin terjadi / Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang terjadinya 1 10
hampir pasti kali dalam 10 kali kesempatan

Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk terjadi 6
(peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali kesempatan)

Tidak biasa namun bisa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi namun 3
terjadi kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali dalam 1000 kali
kesempatan)

Kecil kemungkinannya Kemungkinan terjadinya kecil atau merupakan suatu kebetulan 1


(peluang terjadinya 1 kali dalam 10.000 kali kesempatan)

Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah bertahun- 0.5
kemungkinannya tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam 100.000 kali
kesempatan)

Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin terjadi 0.2
(peluang terjadinya 1 kali dalam 1.000.000 kali kesempatan)

PEMAPARAN (frekwensi dan lamanya pemaparan bahaya tersebut) / E

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Kontinyu Sangat sering atau pekerjaan yang rutin dilakukan 10

Seringkali Terjadinya sekali sampai beberapa kali sehari 6

Kadang-Kadang Sekali seminggu sampai beberapa kali sebulan 3

Tidak Biasanya Sekali dalam sebulan sampai sekali setahun 2

Jarang Sekali dalam beberapa tahun 1

20
Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5

AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100

Bencana Menimbulkan beberapa korban jiwa 40

Sangat Serius Menimbulkan satu kematian 15

Serius Menimbulkan cidera serius (menyebabkan cacat anggota tubuh) 7

Perawatan Medis Menimbulkan cidera yang memerlukan perawatan medis 3

Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan P3K 1

Penilaian Resiko
• diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Risiko rendah

21
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pemantauan lapangan yang telah dilakukan mengenai
pengawasan norma K3 Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan di PT. PLN
INDONESA POWER, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

- Secara umum pelaksanaan K3 di PT. PLN INDONESIA POWER khususnya


pada wilayah kerja mekanik, pesawat uap dan bejana tekanan dapat berjalan
dengan baik.
- Berdasarkan hasil dari kegiatan tanya jawab dengan Safety Officer HSE PT.
PLN INDONESIA POWER bahwa belum ada ahli K3 spesialis pesawat uap
dan bejana tekan, pagar pembatas untuk daerah terbatas yang belum memenuhi
standar Dan K3 Pesawat Tenaga dan Produksi.

B. Saran
Berdasarkan dari hasil pemantauan lapangan yang telah dilakukan mengenai
pengawasan norma K3 Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan di PT. PLN
INDONESA POWER, maka adapun saran sebagai berikut :

- Agar PT. PLN INDONESIA POWER segera melakukan perekrutan/Pelatihan


ahli K3 spesialis pesawat uap dan bejana tekan, K3 Pesawat Tenaga dan
Produksi dan mengganti pagar pembatas yang telah memenuhi standar K3.
- Agar PT. PLN INDONESIA POWER membuat program perencanaan
pemenuhan syarat K3 dalam bidang K3 pesawat uap, dan bejana tekan, K3
Pesawat Tenaga Produksi, dan pengawasan dalam pembangunan pagar
pembatas.

22

Anda mungkin juga menyukai