Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

SATKER/OPD : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KOTA KENDARI

NAMA PEKERJAAN : BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG


KANTOR – REHAB BANGUNAN GEDUNG
KANTOR ( DAK ) – REHAB BANGUNAN
GEDUNG KANTOR

PAGU : Rp. 693,333,750,-

HPS : Rp. 693.200.000,-

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( RSUD ) KOTA KENDARI


ANGGARAN 2023
SPESIFKASI TEKNIS
PEKERJAAN :

BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR – REHAB BANGUNAN


GEDUNG KANTOR ( DAK ) – REHAB BANGUNAN GEDUNG KANTOR

1. LATAR BELAKANG
Berkembangnya sektor jasa pembangunan kontruksi yang semakin
pesat, Kebutuhan akan pembangunan gedung perkantoran juga semakin
meningkat untuk mendukung berbagai kepentingan pemerintah. Banyak
kegiatan konstruksi yang dilakukan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk
pembangunan gedung kantor Inspektorat Daerah Konawe Selatan adalah
peningkatan pembangunan kontruksi yang sangat signifikan. Sebagai pusat
pemerintahan di Konawe Selatan, Pemembangun Gedung Kantor ini untuk
menunjang pemerintah mengembangkan daerah. Kegiatan di daerah
berkembang harus ditingkatkan guna memajukan daerah itu sendiri. Dalam
operasi konstruksi, peran manajemen biaya, waktu dan sumber daya yang
tepat diperlukan untuk mengurangi risiko kegagalan implementasi.
Permasalahan yang sering muncul dalam proyek konstruksi adalah karena
metode pelaksanaan yang tidak tepat, perhitungan biaya yang tidak tepat
dalam perencanaan, yang akan menimbulkan biaya tinggi dan sering terjadi
keterlambatan antar waktu pelaksanaan dan waktu yang dijadwalkan, serta
biaya yang meningkat. Untuk itu diperlukan kegiatan manajemen waktu dan
biaya untuk mengendalikan proyek agar tercapai triple constrain proyek yaitu
kualitas, biaya dan waktu yang baik.
Rehab Bangunan Gedung Kantor adalah Rehabilitasi Gedung kantor
yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari . Proyek Rehabilitasi Gedung kantor ini memiliki peran penting
untuk kelancaran pemeriksaan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari. Untuk itu, proyek Rehabilitasi Gedung kantor ini diharapkan dapat
berjalan sesuai rencana dan dapat diselesaikan tepat waktu. Yang perlu
diperhatikan adalah biaya dan waktu pelaksanaan proyek. Perencanaan dan
pengendalian biaya dan waktu adalah bagian dari manajemen keseluruhan
proyek konstruksi. Pada saat pelaksanaan proyek, banyak muncul hambatan
yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek dan biaya yang cukup
besar. Pengawasan dan pengendalian proyek harus diperhatikan sebagai
salah satu hal yang sangat mempengaruhi kinerja suatu proyek
2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
a. Maksud
Kegiatan Rehabilitasi Bangunan Gedung CT Scan Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari sisi
kualitas, volume, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan,
sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai
dengan Spesifikasi Teknis dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan lapangan, serta penyelesaian
kelengkapan pembangunan.
b. Tujuan

Untuk meningkatkan & menghadirkan sebuah fasilitas Gedung yang lebih


lengkap dan kenyamanan bagi staf/pegawai Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari dalam melakukan pekerjaan pemeriksaan kesehatan pasien
dilingkup Rumah sakit.
c. Sasaran
Tersedianya saran Ruangan yang Refresentatif untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan terhadap pasien dilingkup Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari.

NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA

K/L/D/I : PEMERINTAH KOTA KENDARI


Satker/OPD : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
PA : Dr. H. Sukirman, M. Kes, MARS. Sp PA
PPK : Dr. H. Sukirman, M. Kes, MARS. Sp PA
3. RUANG LINGKUP, LOKASI PEKERJAAN, FASILITAS PENUNJANG
3.1 Ruang lingkup pekerjaan Terdiri dari Pembangunan Gedung dan
Penunjang dengan Rincian :

I. Pekerjaan Pendahuluan ( Persiapan )


II. Pekerjaan Tanah dan Pasir
III. Pekerjaan Beton dan Pembesian
IV. Pekerjaan Dinding
V. Pekerjaan Plesteran
VI. Pekerjaan Penutup Lantai
VII. Pekerjaaan Pintu dan Ventilasi
VIII. Pekerjaan Plafond
IX. Pekerjaan Eektrikal
X. Pekerjaan Pengecetan
XI. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor
XII. Pekerjaan Lain - Lain
3.2 Lokasi pekerjaan berada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
3.3 Fasilitas Penunjang untuk pelaksanaan pekerjaan berupa kemudahan
dalam akses ke lokasi pekerjaan.
4. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi ini direncanakan


selama 90 (Sembilan Puluh) hari kalender, terhitung sejak dikeluarkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK )
5. MASA PEMELIHARAAN PEKERJAAN DAN JAMINAN PURNA JUAL
a. Masa pemeliharaan pekerjaan adalah selama 180 (seratus depan puluh)
hari kalender, terhutung sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan
(PHO).
b. Jaminan Purna Jual
Untuk bagian pekerjaan pengadaan Moubilair dan Barang maka penyedia
wajib menyerahkan Buku Petunjuk pengoperasian dan guarantee atau
jaminan purna jual untuk barang yang merupakan hasil.
b.1. Surat jaminan purna jual terdiri jaminan servis minimal selama 1
tahun;
b.2. Garansi Cacat mutu 1 (satu) tahun

6. SPESIFIKASI PEKERJAAN

A. Situasi
1. Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari.
2. Lokasi bangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan,untuk itu calon pemborong wajib meneliti
situasi medan terutama kondisi bangunan, sifat dan luas nya serta
pekerjaan lainnya yang berpengaruh terhadap rehabilitasi tersebut.
3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak apat dijadikan alasan
untuk mengajukan claim dikemudian hari.
4. Setelah rapat penjelasan akan diadakan peninjauan lokasi sebagai patokan
dasar untuk menghitung anggaran/penawaran yang diajukan.

B. Ukuran Tinggi dan Ukuran Patok


1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam mm,
cm dan meter.
2. Ukuran tinggi peil lantai bangunan 30 cm di atas permukaan urugan
halaman yang dianggap sebagai titik duga kurang lebih 0,00 dan
ketepatan posisi lantai tersebut harus disetujui oleh konsultan
pengawas/direksi lapangan.
3. Penentuan peil lantai bangunan,berpatokan terhadap ketinggian muka
jalan yang ada atau ketinggian permukaan urugan halaman dan
disesuaikan dengan gambar rencana,dengan mendapat persetujuan
direksi.
4. Ukuran duga/titik duga harus dipasang permanen, terbuat dari balok kayu
(8x12cm) yang diketam rata pada semua sisinya, kemudian ditanam
ketanah minimal sedalam 1meter. Titik duga ini merupakan titik ikat yang
harus dibuat kontraktor dibawah pengamatan direksi lapangan dan dijaga
polisi dan ketepatannya selama pelaksanaan dan penempatan nya tidak
terganggu oleh pelaksanaan pekerjaan.
5. Pengukuran sudut siku sedapat mungkin dilakukan dengan alat
waterpass.

I. Pekerjaan Pendahuluan/Persiapan
a. Pekerjaan Pembembokaran
b. Papan nama

pekerjaan Pemborong harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0.90


m x 1.80 m, sebanyak 1 (satu) buah, dengan bentuk standar yang dipasang
di tepi jalan masuk pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Papan
nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik pekerjaan dimulai,
mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :
a. Nama kegiatan
b. Pakerjaan yang dilaksanakan
c. Biaya pekerjaan/nilai kontrak
d. Sumber dana
e. Jangka waktu
f. Nama penyedia jasa

c. Penyediaan Air Kerja dan Listrik


Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor denganmembuat sambungan dari
PDAM atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, lumpur, minyak dan
bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan Direksi/Pengawas. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah
beban kontraktor.
d. Laporan dan Dokumentasi

➢ Kontraktor melaksanakan proses administrasi terhadap semua


pekerjaan termasuk laporan dan bukti progres kerja. Shop Drawing,
adalah gambar rencana yang menjadi acuan pekerjaan dalam
mengerjakan suatu pekerjaan dan dibuat setelah gambar rencana dari
konsultan perencana mendapat persetujuan dan pengesahan.
➢ Pelaksanaan pekerjaan dokumentasi dilakukan sejak awal akan
dimulai pelaksanaan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan pada pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan diwajibkan
membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang
diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi. Photo dokumentasi
pekerjaan tersebut harus bisa memberikan gambaran secara lengkap
dan menyelutuh mengenai kegiatan pelaksanaan sejak dari awal
hingga akhir pelaksanaan pekerjaan.

II. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


a. Galian tanah
1. Galian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan
patok – patok yang disetujui oleh direksi / Pengawas Teknis.
2. Galian pondasi harus sepenuhnya sesuai ukuran dalam gambar.
3. Hal penting dalam tahap pekerjaan ini adalah pengendalian aliran air permukaaan
tanah bertujuan untuk menjaga agar lokasi tempat kerja terbebas dari genangan air,
baik air tanah maupun air hujan.
4. Galian pondasi harus memperhatikan Elevasi Tanah
5. Bekas Galian akan dijadikan pengisian urugan pematang pondasi
b. Urugan Pasir bawah pondasi
1. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang telah
siap harus segera dilanjutkan dengan pasangan pasir urug bawah pondasi. Kecuali
bila mendapatkan batu cadas, maka cukup diratakan pada muka batu padat atau
sesuai dengan petunjuk teknis.
2. Bahan urugan bawah pondasi dan lantai menggunakan pasir timbunan yang bersih
dari lumpur.
c. Urugan tanah
1. Bahan urugan tanah setinggi pondasi menggunakan tanah timbunan yang
berkualitas baik dan bebas dari bahan organic dan Lumpur.
2. Pemadatan urugan tanah dilaksanakan lapis demi lapis.
3. Pemadatan Tanah dilakukan dengan menggunakan mesin stamper
4. Urugan Tanah Tambahan menggunakan tanah biasa
d. Urugan sirtu
1. Untuk urugan sirtu setebal 5 cm menggunakan Sirtu pilihan yang terbebas dari
bahan organik dan bahan lain yang dapat merusak kwalitas bangunan.
2. Setelah pengurugan harus diadakan penyiraman air agar padat.
e. Timbunan bekas galian
1. Timbunan kembali dilaksanakan apabila pondasi batu kali dalam kondisi kering.
2. Timbunan harus menutup celah-celah pondasi sampai rata dengan permukaan
tanah asli.
f. Timbunan pasir di bawah lantai
1. Untuk timbunan pasir di bawah lantai setebal 5 cm menggunakan pasir pilihan yang
terbebas dari bahan organik dan lumpur.
2. Timbunan pasir disiram agar lebih padat.

III. PEKERJAAN BETON DAN PEMBESIAN


a. Ketentuan umum
Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan – ketentuan dan
syarat – syarat dalam PBI 1971, SK SNI T-15 1919.03 dan tidak ada satu bagian pekerjaan
beton yang dapat di cor tanpa persetujuan direksi teknis.

b. Bahan
1. Semen Portland
Semen Portland yang digunakan adalah semen yang masih berkualitas baik,
butirannya halus tidak membatu.
2. Pasir dan Kerikil
Pasir pasangan dan kerikil digunakan asal local kategori tambang kelas C dan harus
bersih dari bahan organic. Tanah , lumpur dan tidak mengandung garam.
3. Besi Beton.
Besi beton yang digunakan adalah jenis baja mutu U24 polos dan memenuhi
ketentuan PBI 1971
• Ukuran besi beton yang dipakai adalah :
➢ Sloof ukuran 15 x 20
Tulangan Pokok = Dia. 12 mm (Zigma)
Tulangan Beugel = Dia. 8 mm (Zigma)
➢ Balok ukuran 13 x 13 dan Kolom Praktis 13 x 13
Tulangan Pokok = Dia. 10 mm (Zigma)
Tulangan Beugel = Dia. 8 mm (Zigma)
➢ Kolom Pedestal ukuran 20 x 40
Tulangan Pokok = Dia. 10 mm (Zigma)
Tulangan Beugel = Dia. 8 mm (Zigma)
➢ Kolom Pedestal ukuran 20 x 55
Tulangan Pokok = Dia. 10 mm (Zigma)
Tulangan Beugel = Dia. 8 mm (Zigma)
➢ Ring balok Ukuran 15 x 20 cm
Tulangan Pokok = Dia. 10 mm (Zigma)
Tulangan Beugel = Dia. 8 mm (Zigma)
Besar tulangan / Besi beton didasarkan pada ukuran melalui alat pengukur besi ( Zigma
) bukan berdasar atas informasi pabrik/Toko.
4. Kayu Maal ( Becasting Beton)
Dinding maal menggunakan Tripleks 4 mm dan Balok untuk maal beton digunakan
jenis kayu kelas III yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas.
5. Pekerjaan Bekisting Beton.
Bekisting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk sampai pembongkaran bekisting tersebut dan juga harus cukup rapat
untuk menghindarkan keluarnya adukan campuran beton selam berlangsungnya
pengecoran. Kayu bekisting harus bersih dan disiram air terlebih dahulu sebelum
pengecoran.Tiang penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah
difleksi bahan-bahan becasting.
6. Adukan Beton
Adukan tidak boleh terlalu kental atau encer bila dimasukan dalam ember
dibalikan dan dicatu maka tinggi beton minimal 0.75 kali tinggi ember. Pengangkutan
adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yaitu :
• Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
• Tidak terjadi waktu pengikatan yang mencolok antar beton yang sudah dicor, dan
nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4 SNI T-
15. 1919.03.
• Beton yang mengeras atau sudah berumur 1,5 jam tidak boleh dimasukkandalam
pengecoran.
7. Pengecoran
• Pengecoran beton dilaksanakan setelah terkait siap dan lokasi yang dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran/Genangan air.
• Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan – jalan diatas
penulangan Untuk dapat sampai ke tempat – tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan berkaki yang tidak membebani tulangan.
• Papan tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
• Apabila pengecoran beton harus dihentikan ( dibalok harizontal ). Maka tempat
penghentiannya adalah ditengah bentang sesuai PBI tahun 1971. Untuk
melanjutkan bagian pekerjaan yang putus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi aditive yang
tidak boleh dicurahkan dari ketiggian yang lebih tinggi dari 1,5 cm. Selimut Beton
digunakan minimal 2 cm dan diberi tahu-tahu beton dengan ukuran 5x5 cm dan
tebal sesuai dengan selimut beton sebagai penyangga tulangan agar tidak rapat
dengan bekisting terutama pada daerah sisi bawah. Apabila pengecoran lebih dari
2 m agar menggunakan talang cor dan selama pengecoran tidak boleh terjadi
pergeseran / perubahan bekisting dan tulangan. Besi Tulangan diatur jaraknya
harus lebih besar dari butiran kerikil sehingga tidak keropos.
• Selama Pengecoran tidak boleh terjadi perubahan posisi tahu beton dan harus
selalu diperiksa sehingga jarak besi ke bekisting tidak berubah.Selama Pengecoran
adukan boleh ditusuk – tusuk dengan tongkat besi sehingga adukan menyebar dan
rata.
8. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban
untuk paling sedikit 14 ( empat belas ) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkam cara
sebagai berikut :
• Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton
• Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya.
9. Pekerjaan pembesian
• Perakitan pembesian dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja. Ikatan besi harus
kokoh hingga tidak berubah tempat selama pengecoran.
• Selimut beton harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 dan
SNI 1991.
10. Jenis dan mutu beton
• Jenis pekerjaan beton bertulang menggunakan adukan 1Pc : 2 Psr : 3 Krk.
• Mutu beton yang digunakan adalah sesuai yang diisyaratkan dan disetujui oleh
Direksi.

IV.PEKERJAAN DINDING
a. Pekerjaan Tembok / Dinding Bata.
1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan , yaitu :
• Pasangan kedap air 1 Pc : 3 Psr Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai
tinggi 30 cm diatas lantai Pasangan dinding dan dasarsaluran keliling bangunan.
• Pasangan dinding 1 Pc : 5 Psr Semua Pasangan bata yang lain yang tidak
disebutkan di atas.
2. Adukan Untuk Pasangan
• Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati , diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat . Mencampur semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang Elastis. Adapun yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya tidak boleh dicampur dengan
adukan yang baru.
3. Pengukuran ( Uit-zet ) harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat :
• Semua pasangan dinding harus rata ( horisontal ) ,dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
• Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm , dari pasangan bata yang telah selesai.
4. Panjang bata
• Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut
• Siar tegak tidak boleh ada yang menerus bila ketinggian pasangan bata lebih
dari 1,5 m , maka mempergunakan bangku atau perancah sebagai alat bantu,
maksimum ketinggian pasangan bata adalah 1 m . Setiap jarak 3 m tinggi 4 m (12
m2) diperkuat dengan kolom praktis.
• Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bentangan menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat -tempat
tertentu sesuai gambar dari kolom - kolom praktis yang ukuran disesuaikan
dengan tebal dinding. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka,
selama waktu hujan lebat harus diberi perhitungan dengan suatu penutup yang
sesuai (plastik). Dinding yang telah dipasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangan.
5. Pekerjaan pasangan dinding / tembok dari pasangan ½ bata yang ukurannya
seperti dalam gambar kerja.
6. Batu bata sebelum dipasang harus direndam air terlebih dahulu.
7. Tembok yang akan dipasangkan kusen harus diikat dengan kolom terlebih dahulu.

b. Lapisan dinding Timbal sesuai dengan spesifikasi yang telah di setujui oleh direksi
c. Rangka Canal C75 jarak 60 x 60 Cm
d. Pelapis dinding timbal menggunakan bahan PVC

V. PEKERJAAN PLESTERAN
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
• Dinding dibersihkan dari semua kotoran.
• Dinding dibasahi dengan air.
• Semua permukaan dinding batu bata dikorek sedalam
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 3 Ps, sedangkan
plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Kepala plester (patok) harus dipasang di dinding setiap jarak 1,5 m
d. Ketebalan plesteran pada semua bidang harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm. untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya didakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horisontal dan vertikal.
e. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaiki secara
keseluruhan. Bidang bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur.
(dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya .
f. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
g. permulaan plesteran dan selalu disiram setiap hari selama 3 hari agar tidak retak – retak.
h. Bila mana ketinggian pasangan lebih dari 1,5 m, maka harus menggunakan bangku atau
perancah sebagai alat bantu.

VI. PENUTUP LANTAI


a. Pekerjaan rabat Lantai
Pekerjaan Rabat beton dikerjakan diatas pasir urug untuk lantai yang telah disiram
dengan air sampai padat dengan spesifikasi Campuran 1 Pc : 2Psr : 3 Krl dengan
ketebalan 5 cm dengan mutu Beton K 225 an K 250.
b . Pekerjaan Penutup Lantai
• menggunakan Lantai Granit 60×60 cm pada Ruang CT Scan.
• Menggunakan Lantai Keramik 40 x 40 cm pada Ruang Operator Ct Scan
• Menggunakan Lantai Keramik 40 x 40 cm pada Ruang Ganti dan Km/Wc
• Menggunakan Keramik 40 x 40 cm Pada dinding Km/Wc

VII. PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU


a. Spesifikasi Bahan
Bahan– bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
• Sliding P&M SF 500 foor steel single lapis PB 2 mm KP 251 SR
Ukuran opening, lebar = 900 mm, tinggi = 1940 mm
Consist of :
✓ Track Fariotec
✓ Roller Rlv 400
✓ Hanger plat
✓ U Chanel
✓ Bracket
✓ Stopper
✓ Cover stainless steel hairline
✓ Daun pintu besi lapis timbal 2 mm ( 1000 x 1990 mm )
With Ruber Seal At Sida
• Kuppe Sliding Hermetic Automatic Single Door Kupe X-Ray ( Timbal 2 mm )
HRM KP01 SR.
Size : 1600 (w) x 2150 ( h ) mm, Stainless Steel SUS 304.
View Window Uk : 400 ( w ) x 400 ( h ) mm, Kaca PB 15 mm
Frame Door dan Kusen Lapis Timbal ( PB )
Double Lead Plate 1 + 1 mm
Foot Switch = 1 Set
Mesin : Kuppe HRM KP01 SR
• Kaca PB 15 mm + Frame Aluminium Coating putih
Uk. Lokasi L= 600 mm, T= 800 mm
Consist Of :
✓ 1 Lbr : Kaca PB 15 mm Clear ( 600 mm x 800 mm )
✓ 1 Lbr : Aluminium Uk. 600 mm x 800 mm + PB 2 mm
• Pintu Km/Wc menggunakan pintu aluminium ( Rakitan )
VIII. PEKERJAAN PLAFOND
a. Bahan penutup langit-langit dipergunakan bahan PVC shunda plafon, ukuran sesuai
dengan gambar rencana. Untuk rangka langit-langit dipakai Rangka Besi hollow.
b. Pada langit-langit bagian tengah dibuat list dan pada pertemuan dengan tembok bata
dipasang list propil seperti gambar rencana.
c. Hasil bidang-bidang yang tidak rata, melendut, retak-retak atau menunjukkan cacat
lainnya harus segera diperbaiki dan hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
resiko Kontraktor.
d. Rencana pasangan langit-langit dapat dilihat pada gambar rencana. Kontraktor
berkewajiban untuk membuat gambar detail kerja (Shop Drawing) dari rangka
penggantung untuk disetujui Konsultan Pengawas/ Direksi.

IX. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


a. Lingkup Pekerjaan
Sistem Penerangan dan stop kontak
a. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan komponennya
b. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar dan atau grid switches.
c. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa dan atau stop kontak
khusus. d. Pengadaan dan pemasangan pelindung kabel serta berbagai accessories
lainnya, seperti box, flexible conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain. Pengadaan dan
pemasangan kabel instalasi penerangan dan stop kontak.
b. Bahan-Bahan
Kabel dan Konduit.
• Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
PUIL/LMK. Semua kabel/penghantar harus baru dan harus jelas ditandai dengan
ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Kabel, instalasi penerangan
dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti.
Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2.
• Pipa Instalasi Pelindung Kabel. Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah
pipa PVC high impact dengan ulir dan diameter minimum 3/4" Pipa, elbow, socket,
junction box, clamp dan accessories lainnya, juga tidak boleh kurang dari 3/4"
diameter. Pipa flexible dari baja harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak
sambung (junction box) dan armatur lampu.
Stop Kontak, gridswith/sakalar dan Lampu
• Stop Kontak Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, untuk
pemasangan di dinding/kolom . Stop kontak dinding/kolom harus satu type untuk
pemasangan rata dengan dinding/kolom dengan rating 250 Volt, 10 Ampere.
• Stop Kontak Khusus (SKK). Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu
phasa untuk pemasangan rata dinding dengan ketinggian 150 cm di atas lantai. SKK
harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan dengan rating 250 Volt, 16
Ampere.
• Gridswith/sakalar Dinding. Gridswith/sakalar harus dari tipe untuk pemasangan rata
dinding tipe skrup, dengan rating 250 Volt, 10 Ampere, single gangs atau multiple
gangs (Grid Switches)
• Box untuk gridswith/sakalar dan Stop Kontak. Box harus dari bahan dengan ketebalan
tidak kurang dari 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan.
• Gridswith/sakalar atau stop kontak dinding terpasang pada box dengan menggunakan
baut. Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak diperkenankan. Merk saklar
dan stop kontak yang digunakan : Clipsal, Berker dan MK (lux)
• Menggunakan Lampu Philips LED/setara 2x18 watt.

X. PEKERJAAN PENGECETAN
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat
angkutnya (bila diperlukan), ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar,
uraian dan syarat teknis ini dan perjanjian kerja. Semua pengecatan harus mendapat
garansi tertulis (kartu garansi) dari pabrikan. Cat yang digunakan adalah merk Jotun .
• Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan prosedur dan teknik
pengecatan Jotun. Dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan,
penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan
persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada
bekas - bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan atau semprotan dan roller.
• Kesiapan dinding pondasi aplikasi cat harus didasarkan pada evaluasi pabrik cat yang
dipilih atau ditunjuk.
• Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas. Penyemprotan hanya diijinkan
dilakukan bila disetujui Pengawas .
• Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi,
atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh
Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik
yang bersangkutan.
• Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain kering.
• Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menggangu pekerjaan
finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak
sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.

XI. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

a. Pekerjaan Pemasangan Kloset Duduk tabung + jet washer type C Ex.


toto/setara
b. Memasang pipa PVC 3/4 '', 2”, AW untuk air bersih
c. Memasang Pipa PVC 2" dari Plordrain dan wastafel
d. Memasang pipa PVC 3 " AW untuk air kotor cair
e. Memasang Kelengkapan asesoris instalasi

XII. PEKERJAAN LAIN – LAIN


a. Pasangan tirai pembatas ruang ganti
b. Pekrjaan pembersihan akhir
Semua sisa bahan – bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
Setelah pekerjaan dianggap selesai maka semua bangunan yang masih kotor harus
dibersihkan / dicuci. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. Pekerjaan Selesai.
Pekerjaan dianggap selesai Jika :
Pembersihan bangunan halaman telah selesai dikerjakan. Pekerjaan telah diperiksa.

7. KUALIFIKASI KBLI, SBU, PERSONIL, DAN PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


a. Sertifikat Badan Usaha (SBU)
Penyedia memiliki SBU Bangunan Gedung Perkantoran (BG 002)
8. KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN
a. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas,
biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai
wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian
kelengkapan pembangunan.

b. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :


➢ Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi
pelaksanaan pekerjaan.

➢ Melakukan control terhadap kondisi eksisting di lapangan;


Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
➢ Membuat Laporan mingguan, sebagai resume laporan harian
(kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja),Laporan Bulanan;
c. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran
termijn;
d. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan
e. Tambah dan Kurang (jika ada tambahan atau perubahan pekerjaan);
f. Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
g. Membuat Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan;
h. Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
i. Membuat Time schedule/S curve untuk pelaksanaan pekerjaan.
9. PELAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen, untuk dibahas guna mendapatkan persetujuan. Sesuai
dengan lingkup pekerjaan, maka jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan
dan jenis laporan yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Direksi teksnis adalah :
LAPORAN HARIAN
1. Laporan Harian ini harus dibuat Kontraktor Pelaksana pekerjaan terhitung
setelah SPMK ditandatangani (dimulainya pekerjaan fisik) sebanyak 4
eksemplar dan berisi antara lain, Buku Harian yang memuat semua kejadian,
perintah atau petunjuk yang penting dari Konsultan Pengawas/Direksi, yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi
keuangan,kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
2. Laporan harian berisikan keterangan
tentang :
➢ Tenaga Kerja
➢ Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak Peralatan
yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;
➢ Kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan;
➢ Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;
➢ Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan;

➢ LAPORAN PELAKSANAAN
Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan
pekerjaan, tenaga dan hari kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja
oleh kontraktor (7 hari setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 6
eksemplar dan berisiantara lain :
➢ Review terhadap rencana kerja kontraktor;
➢ Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja)
selama seminggu tersebut;
Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek
Monitor masalah teknis di lapangan;
Permasalahan non teknis yang dihadapi Monitor Kendali Mutu
Pemeriksaan Gambar Kerja;
Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secara bertahap sesuai
kemajuan pekerjaan;
➢ Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;

10. SPESIFIKASI BAHAN


A. Spesifikasi bahan/material sebagai berikut:

MATERIAL SPESIFIKASI

SEMEN Semen yang digunakan adalah semen PC


: dengan kualitas SNI, jenis I produksi lokal
dengan SNI 15.2049.1994 dengan berat 50
Kg.
BESI BETON POLOS Besi Beton (Tulangan) Besi 10, 12 dan besi
Diameter 8 mm, : 14. standar SNI serta besi 8 Untuk Behel
10 mm, dan 12 mm.

MULTIPLEKS Multipleks yang digunakan adalah triplek


: tebal 6 mm dan 9 mm ukuran 1.22 x 2.44
dengan kualitas baik produksi dalam negeri
bisa dipergunan dalam pekerjaan bangunan
Standar SNI.
KUSEN ALUMINIUM Kusen aluminium di pergunakan adalah kusen
(Pintu, Jendela dan : aluminium coating Silver sesuai standard SNI
Ventilasi)
KACA Kaca yang dipergunakan adalah kaca Pb
(15 mm clear ) : dengan kualitas terbaik yang telah sesuai
standard SNI.

BATU BATA Batu Bata yang digunakan berkualitas baik,


: ukuran standar (satu ukuran) produksi lokal
yang terbuat dari campuran tanah liat merah
yang baik dengan ukuran standar 5 x 10 x 20
cm.
PASIR PASANG Pasir yang diperoleh dari sungai yang
: merupakan hasil gigisan batu-batuan yang
keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya
cukup baik sehingga dapat digunakan untuk
pekerjaan pasangan.
KERIKIL BETON/ Kerikil bebatuan atau bebatuan pasir yang
KERIKIL COR : diperoleh dari sungai dan bebatuan jenis ini
butiran dan diameternya cukup baik
sehingga dapat digunakan untuk pekerjaan
pengecoran.
PENUTUP LANTAI Lantai yang digunakan adalah Lantai Geranit
Geranit Uk. 60 x 60 cm, dan Keramik.
dan 40 x 40 cm. Lantai Geranit Ukuran 60 x 60 cm
Untuk lantai Ruangan dan Keramik Ukuran
40 x 40 cm kasar Untuk KM/Wc.
Lantai Granit Kwalitas Baik Produksi dalam
Negri
Plafond PVC Uk P. 5m , Lebar 20 cm T. 8.mm dan List Pafond
PVC Esben 4 Meter
BAHAN FINISHING / CAT Cat yang digunakan adalah Cat Jotun
Untuk Exterior dan interior Semuanya
produksi dalam negri.

B. Spesifikasi Standar
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut:
01. PERATURAN TEKNIS
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan-
ketentuan dan peraturan seperti tercantum di bawah ini :
a. Peraturan-peraturan umum atau Algemene Voorwaarden (A.V)
b. Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
c. Peraturan Konstrusi Bangunan Sipil Elektrikal
d. Peraturan Konstruksi Gedung Perkantoran
e. Peraturan Perencanaan Struktur Baja (SNI-03-1729-2002)
f. Peraturan Umum Instalasi Listrik (A.V.E)
g. Peraturan Umum Instalasi Air Leding (A.V.W.I)
h. Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225 : 2011)
i. Pedoman Sistem Plumbing Pada Bangunan (SNI 8153 : 2015)
j. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh PLN
k. Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja
Tentang Penggunaan Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja n. Persyaratan Umum Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia (PDTPI - 1980)
o. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara
oleh Departemen Pekerjaan Umum

Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur


Lain (SNI
1726 : 2012)
p. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan
Non Gedung (SNI 1726 : 2012)
q. Peraturan Bahan Bangunan Indonesia (PBBI – 1983)
r. Peraturan Pemerintah Daerah setempat

s. Peralatan yang dibutuhkan:

2. Spesifikasi Alat

NO NAMA ALAT JUMLAH STATUS KEPEMILIKAN


A PERALATAN UTAMA

1 Betton Molen kap. Min. 0,5 M3 1 unit Milik/Sewa Beli/Perjanjian Sewa

B PERALATAN PENDUKUNG

1 Hand Breker 1 Unit Milik/Sewa Beli/Perjanjian Sewa

2 Scafolding 10 set Milik/Sewa Beli/Perjanjian


Sewa
3 Genset ( Min. 5000 watt) 1 Unit Milik/Sewa Beli/Perjanjian
Sewa

3. Spesifikasi Personil/Jabatan Kerja

Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi


ini adalah :
NO. JABATAN KOMPETENSI PENGALAMAN
1. Pelaksana Pelaksana Bangunan Gedung Min. 2 Thn
2. Petugas K3 Pelaksana K3 Konstruksi -

4. Klasifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko

a. Spesifikasi Standar Proses Regulasi Kegiatan (K3)

No. No.Dokumen PeraturanPerundang-undangan


1. 001 Pasal27ayat(2)Undang-UndangDasar1945.
2. 002 Undang-
UndangNomor1tahun1970tentangKeselamatanKerja.
3. 003 Undang-UndangNomor18tahun1999tentangJasaKonstruksi.
4. 004 Undang-
UndangNomor13tahun2003tentangKetenagakerjaan.
5. 005 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha
dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.
6. 006 PeraturanPemerintahNomor29tahun2000tentangPenyelen

7. 007 Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2000 tentang


Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
8. 008 PeraturanPemerintahNomor102Tahun2000tentangStandar

9. 009 KeputusanPresidenNomor80tahun2003tentangPengadaan

10. 010 Keputusan Menteri Kesehatan


No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat
11. 011 Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

12. 012 Peraturan Menteri TenagaKerja Nomor


PER.02/MEN/1992 tentang Tata CaraPenunjukkan,
13. 013 PeraturanMenteriTenagaKerjaNomorPER.05/MEN/1996te
ntangSistemManajemenKesehatan
14. 014 KeputusanMenteriKimpraswilNomor384/KPTS/M/2004te
ntangPedomanTeknisKeselamatan
15. 015 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

16 016 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M


/2008 Tentang OrganisasidanTataKerja

17 017 Sistem Manajemen Lingkungan Standar ISO14001: 2004.


18 018 Undang-UndangNo.18Tahun1999tentangJasaKonstruksi

19 019 Peraturan Pemerintah No.50tahun 2012 tentang Penerpan

20 020 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :


05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem

5. PRODUKSI DALAM NEGERI


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan pengunaan produksi dalam negeri.
Produksi luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam negeri tidak dapat
digunakan.
6. PENUTUP
Demikian Spesifikasi teknis ini dibuat sebagai bahan untuk proses pelakasanaan pemilihan
penyedia (tender) pada Unit kerja pengadaan barang/jasa pemerintah kabupaten Konawe
Selatan.

Kendari, Juni 2023


Direktur RSUD Kota Kendari
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK )

Dr. H. Sukirman, M. Kes, MARS. Sp PA


NIP. 19700706 200012 1 012

Anda mungkin juga menyukai