Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Jabal Nur

NPM : 210501022

RESUME
PROSES HANCURNYA STRUKTUR KIMIA OBAT MELALUI REAKSI
REAKSI KIMIA DI DALAM TUBUH

❖ Fase Kerja Obat


Obat masuk ke dalam tubuh ( melalui oral, parental, anal,dll ) akan
mengalami proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. setelah obat masuk
ke dalam tubuh dan telah diabsorpsi dalam saluran cerna ,Obat akan didistribusikan
ke organ-organ jaringan tubuh seperti otot, jantung, Hati. kemudian sebelum
mencapai reseptor yang dituju obat akan melalui berbagai macam membran sel dan
mengalami metabolisme. pada permukaan sel tubuh dikelilingi oleh cairan sel yang
bersifat polar ( larut air ) sehingga molekul obat yang tidak larut air tidak akan
mengalami respon biologis karena molekul obat tidak akan bereaksi dengan cairan
sel dan tidak akan dibawa menuju reseptor. maka dari itu, molekul obat yang
memiliki sifat tersebut memerlukan beberapa modifikasi kimia agar mudah larut
walaupun sedikit. yang terpenting molekul obat harus ada yang disosiasi sehingga
dapat mencapai reseptor dan menimbulkan reaksi biologis.
Dalam aktivitas biologis obat dibagi menjadi 3 fase :
a. Fase Farmasetika : Berperan dalam ketersediaan jumlah obat yang dalat
diabsorbsi ke dalam tubuh. Fase ini dapat meliputi proses pibrikasi,
pengaturan dosis, formulasi, pemecahan bentuk sediaan dan terlarutnya obat
aktif.
b. Fase Farmakokinetik : Berperan dalam ketersediaan obat untuk mencapai
reseptor target sehingga menghasilkan respon biologis. Fase ini meliputi
proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
c. Fase Farmakodinamik : Berperan dalam timbulnya respon biologis dalam
tubuh. Fase ini terjadi interaksi antara obat dengan reseptor yang ada di
jaringan sasaran.

❖ Metabolisme Obat
Metabolisme obat adalah proses pengubahan senyawa yang relatif nonpolar,
menjadi senyawa yang lebih polar sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh. banyak
molekul senyawa organik mudah larut dalam lemak dan diserap oleh saluran cerna
dan masuk ke peredaran tubuh. Metabolisme obat adalah proses perubahan struktur
kimia obat agar nantinya dapat diserap oleh tubuh dan memberikan efek obat,
misalnya mengatasi keluhan kesehatan. molekul tersebut kemudian menembus
membran biologis secara difusi pasif, mencapai organ sasaran dan menimbulkan efek
farmakologis. karena ada reabsorpsi di tubulus ginjal, sangat sedikit molekul lipofil
diekskresikan sebagai urine. jika obat bersifat lipofil tersebut tidak mengalami
metabolisme, peredaran darah ataupun pada jaringan depo dan akan menunjukkan
efek biologis yang tidak terbatas. karena ada usaha tubuh untuk mengeliminasi
senyawa asing maka sebagian besar obat mengalami metabolisme dan diubah menjadi
senyawa yang bersifat lebih polar, secara farmakologis tidak aktif dan relatif tidak
toksik Kemudian diekskresi sebagai urine atau tinja.
Faktor faktor yang mempengaruhi metabolisme obat
a. Faktor genetik atau keturunan
Perbedaan individu pada proses metabolisme sejumlah obat kadang-kadang
terjadi dalam sistem kehidupan
b. perbedaan spesies dan galur
pada proses metabolisme obat, perubahan kimia yang terjadi pada spesies dan
Galur kemungkinan sama atau sedikit berbeda, tetapi kadang-kadang ada
perbedaan yang cukup besar pada reaksi metabolisme
c. perbedaan jenis kelamin
pada beberapa spesies binatang menunjukkan ada pengaruh jenis kelamin
terhadap kecepatan metabolisme obat
d. perbedaan umur
bayi dalam kandungan dan bayi yang baru lahir jumlah enzim-enzim
mikrosom hati yang diperlukan untuk metabolisme obat relatif masih sedikit
sehingga sangat peka terhadap obat
e. penghambat enzim metabolisme
pemberian terlebih dahulu dan secara bersama-sama suatu senyawa
menghambat kerja enzim metabolisme dapat meningkatkan intensitas efek
obat.
f. induksi enzim metabolisme.
g. Faktor faktor lain
diet makanan keadaan, kekurangan, gangguan keseimbangan hormon dll.
❖ Jalur Umum Metabolisme Obat.
Reaksi metabolisme obat dan senyawa organik asing ada dua tahap, yaitu:
1. Reaksi fase I atau reaksi fungsionalisme yang meliputi:
a. reaksi oksidasi
Banyaknya senyawa obat mengalami proses metabolisme yang
melibatkan reaksi oksidasi dengan bantuan sitokrom-P-450. Oksidasi
senyawa aromatik( Arena ) akan menghasilkan metabolisme. proses
ini melalui pembentukan senyawa antara epoksida ( arena oksida )
yang segera mengalami penataan ulangan menjadi Arena.
contoh: fenilbutazon mengalami hidroksilasi pada posisi para
menghasilkan oksigenbutazon yang aktif sebagai anti radang

● Oksidasi Ikatan rangkap alifatik( oliven)


oksidasi metabolik ikatan rangkap akan menghasilkan
epoksida yang lebih stabil dibanding arena oksida. contoh
karbamazetin, di metabolisme menjadi karbamazepin-10,11-
epoxida yang stabil dan berkhasiat sebagai anti kejang.
b. reaksi reduksi
proses reduksi mempunyai peranan penting pada metabolisme pada
metabolisme senyawa yang mengandung gugus karbonil ( aldehid dan
keton ), Nitro dan Azo. senyawa yang mengandung gugus karbonil
mengalami reduksi menjadi turunan alkohol, sedangkan 12 nitrogen
menjadi turunan amin. gugus alkohol dan Amin hasil reduksi dan akan
terkonjugasi, menghasilkan senyawa hidrofil yang mudah
diekskresikan sehingga proses reduksi juga memberikan fasilitas untuk
terjadinya eliminasi obat.
● Reduksi gugus karbonil ( aldehid dan keton )
contoh : kloral hidrat, melepas H2O menjadi kloral dan
kemudian tereduksi menjadi trikloretanol yang aktif sebagai
sedatif- hipnotik.
● Reaksi gugus Nitro dan Azo
senyawa aromatik yang mengandung gugus nitro,
mula-mula terinduksi menjadi nitrozol dan senyawa
antara hidroksilamin yang segera tereduksi lebih lanjut
menjadi Amin aromatik primer.
2. Reaksi fase II atau reaksi konjugasi yang meliputi:
a. Reaksi konjugasi
reaksi konjugasi obat e atau senyawa organik asing dengan asam glukoronat, sulfat,
glisin, Glutamin dan glutathion dapat mengubah senyawa induk atau hasil metabolit
fase I menjadi metabolit yang lebih polar, mudah larut dalam air bersifat tidak toksik
dan tidak aktif dan kemudian diekskresikan melalui ginjal atau empedu.
– Konjugasi asam glukoronat
konjugasi dengan asam glukoronat ( glukoronidasi ) merupakan cara
konjugasi umum dalam proses metabolisme dan hampir semua obat mengalami proses
ini.
– konjugasi sulfat
konjugasi dengan sulfat terutama terjadi pada senyawa mengandung gugus
fenol dan kadang-kadang juga terjadi pada senyawa alkohol, Amin aromatik dan
senyawa N- hidroksi. konjugasi sulfat pada umumnya untuk meningkatkan kelarutan
Senyawa dalam air dan membuat senyawa menjadi tidak toksik
– konjugasi dengan glisin dan glutamin
Glisin glutamin dapat berkonjugasi dengan substrat yang mengandung gugus
asam karboksilat
– konjugasi dengan glutation atau asam merkapturat
konjugasi ini memegang peran penting pada proses detoksifikasi senyawa
elektrolit. senyawa elektrolit dapat menimbulkan toksisitas
b. Reaksi asetilasi
asetilasi merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung gugus Amin primer.
gugus asetil yang digunakan untuk reaksi asetilitas berasal dari asetil koenzim A.
fungsi utama reaksi asetilasi Adalah membuat senyawa menjadi tidak aktif dan untuk
detoksifikasi.
c. Reaksi metilasi
Reaksi metilasi mempunyai peranan penting pada proses Biosintesis beberapa
senyawa endogen serta untuk proses bioinaktivasi Obat. koenzim yang terlibat pada
reaksi metilasi adalah S-adenosil- metionin.

Anda mungkin juga menyukai