Anda di halaman 1dari 7

SOAL

1. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks nomor 1 adalah...


2. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks nomor 2 adalah...
3. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks nomor 3 adalah...
4. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks nomor 4 adalah...
5. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks nomor 5 adalah...

KUNCI JAWABAN

1. Penggunaan majas personifikasi pada kalimat “Senja berlahan mulai bergerak turun”.
“Matahari telah pulang ke peraduan, malam mulai menggelayuti seisi kampus”.
2. Menggunakan kata emotif atau kata dengan emosi yang kuat pada kalimat “Gelisah batang
hidungnya, nongol mondar mandir”. Penggunaan majas simile pada kalimat “Aku
terduduk dalam gelisah sambil menikmati detak jam dinding yang seperti berlomba
dengan denyut jantungku”.
3. Menggunakan dialog tokoh pada kalimat “Tia tahu gak, Mas Dafi ke mana?” tanyanya
cemas. “Tadi sih, katanya mau pergi ke rumah Rian. Tapi itu sudah lima jam yang lalu,
Bu.”. Menggunakan kata-kata yang menyatakan keterangan waktu pada kaliamt lima jam
yang lalu.
4. Penggunaan majas simile pada kalimat “Isakan yang walaupun pelan seperti mengiris
hatiku”. Penggunaan majas hiperbola pada kalimat “Rasa cemasku semakin
menggunung”.
5. Menggunakan dialog tokoh pada kalimat “Dafi...!” teriak ibu gemas, menggunakan kata
emotif atau kata dengan emosi yang kuat pada kata gemas. Penggunaan majas simile pada
kalimat “Dia bangun dengan wajah bingung seperti bayi tak berdosa”.
A. KEGIATAN PROSES PEMBELAJARAN

Langkah/Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu

Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan 8 Menit


(Kegiatan berdoa untuk memulai pembelajaran.
Sinkron) 2. Guru melakukan absensi.
3. Memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat
belajar teks cerpen, yaitu belajar memahami masalah
kehidupan, mengasah kepekaan sosial.
Kegiatan Inti Guru menugaskan siswa untuk : 30 Menit

(Kegiatan 1. Membaca buku digital teks cerpen halaman 17 - 23.


Asinkron) 2. Membuat catatan tentang ciri kebahasaan teks cerpen.
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
untuk membahas masalah yang disediakan, yaitu :
a. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks
nomor 1 adalah...
b. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks
nomor 2 adalah...
c. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks
nomor 3 adalah...
d. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks
nomor 4 adalah...
e. Ciri kebahasaan yang terdapat pada bagian teks
nomor 5 adalah...
4. Menugaskan siswa untuk menyajikan hasil diskusi
saat pembelajaran tatap muka.
Penutup 1. Guru meminta siswa menyajikan hasil analisis ciri 7 Menit
(Kegiatan kebahasaan teks cerpen yang dibaca serta
Sinkron) menyampaikan argumentasi mereka terhadap hasil
analisisnya.
2. Guru bersama-sama siswa merangkum dan
menyampaikan simpulan tentang ciri kebahasaan teks
cerpen serta memberikan konfirmasi terhadap
argumentasi siswa.
3. Memberikan tes/kuis kepada siswa melalui Google
Classroom.

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)

3.2 Menelaah struktur dan aspek 3.2.1 Mengidentifikasi kebahasaan teks


kebahasaan cerita pendek yang dibaca cerpen yang dibaca.
dan atau didengar.
3.2.2 Menganalisis kebahasaan teks
cerpen yang dibaca.
MATERI CIRI KEBAHASAAN TEKS CERPEN
1. Penggunaan kalimat bermajas.
a. Majas simile (asosiasi) : perbandingan tidak langsung, biasanya menggunakan kata :
bagai, laksana, seperti, bak.
Contoh : Wajahnya pucat seperti bulan kesiangan.
b. Majas metafora : majas perbandingan langsung.
Contoh : Dia gugur menjadi bunga bangsa. Kakak menjadi tulang punggung
keluarga kami.
c. Majas hiperbola : mengungkapkan sesuatu secara berlebihan/ hiper sehingga tidak
masuk akal.
Contoh : Hatiku jungkir balik mendengar rayuannya. Ibu bekerja membanting tulang
setelah ayah tiada.
d. Majas personifikasi : benda mati seolah-olah bisa bertingkah laku seperti manusia.
Contoh : Malam menyelimuti kampung. Daun mengangguk-angguk tertiup angin.
2. Menggunakan kata-kata yang menyatakan keterangan waktu seperti : sore tadi, awal
bulan ini, kini, kemarin, akhirnya.
3. Menggunakan kata kerja aksi atau yang menyatakan tindakan. Kata kerja aksi biasanya
menggunakan kata berawalan me- atau ber- seperti : menjawab, mengurus, mengantar,
mengasuh, mengambil, mengajak, bermain, belajar, bercanda, berdoa.
4. Menggunakan uraian deskriptif yaitu uraian yang sifatnya menggambarkan sesuatu
secara jelas baik itu pengalaman tokoh, latar, dan karakter tokoh.
Contoh : Suara petir membelah malam membuat aku terpental dari tempat pertemuanku
dengan bapak. Aku bangkit dari pembaringan. Kuusap mata berkali-kali sampai
tersadar aku baru saja kembali dari alam mimpi. Hujan deras dan desau angin
membuat tubuhku terasa begitu dingin. Kutarik selimut yang telah tanggal. Aku
berusaha mengingat mimpi singkat itu.
5. Menggunakan dialog antartokoh .
Contoh :
"Aku heran, masa mengerjakan soal segampang itu aja kamu nggak bisa, Nina?"
"Maaf, Kak. Nina nggak mengerti materinya." Nina berkata agak takut sambil mencuri
pandang pada wajah kakaknya yang sudah mulai memerah.
6. Menggunakan diksi atau pilihan kata dengan emosi yang kuat, seperti :
- Hujan gerimis dan desau angin membuatku terlena dalam mimpi.
- Terdengar riuh tawa para bocah yang berlarian.
- Aku melirik gadis manis di sebelahku. Kunikmati tawa renyahnya.
- Rupanya dia selama ini telah menjadi duri dalam daging sehingga keluargaku hancur
berantakan seperti ini.
Misteri Hilangnya Mas Dafi

(1) Senja perlahan mulai bergerak turun. Anak-anak yang bermain di luar sudah kembali ke
rumah masing-masing. Matahari telah pulang ke peraduan, malam mulai menggelayuti seisi
kampung.

(2) Tapi, kemana Mas Dafi? Anak-anak yang lain sudah pulang ke rumah masing-masing.
Hanya Mas Dafi yang belum kelihatan batang hidungnya. Kami sekeluarga masih mencoba
menunggu. Mungkin Mas Dafi sebentar lagi datang. Kami semua gelisah, ibu mondar-mandir
sembari melihat ke pintu depan berkali-kali, berharap Mas Dafi nongol di sana seperti biasa.
Aku terduduk, dalam gelisah sambil menikmati detak jam dinding yang seperti berlomba
dengan denyut jantungku.

(3) “Tia tahu gak, Mas Dafi ke mana?” tanyanya cemas. Aku menggeleng. “Tadi sih, katanya
mau pergi ke rumah Rian. Tapi itu sudah lima jam yang lalu, Bu.” Ibu buru-buru membuka
buku telepon dan menelpon ke rumah Rian. Setelah berbicara beberapa saat, wajah Ibu
tampak bertambah cemas. Ditutupnya gagang telepon perlahan. “Sudah pulang dari tadi.”
Ujarnya, “Kakakmu hanya meminjam novel Rian, lalu pergi.”

(4) “Satu jam pun berlalu. Mas Dafi belum juga pulang. Ibu mulai terisak-isak. Isakan yang
walaupun pelan, terasa seperti mengiris hatiku. Rasa cemasku pun makin menggunung “Ibu
jangan nangis dulu. Mas Dafi pasti pulang sebentar lagi,” rangkulku berusaha menghibur ibu
dan diriku sendiri. Bapak mengenakan sweaternya. Lalu menuju gudang untuk mengambil
senter. Kreaaak… terdengar bunyi engsel pintu gudang yang dibuka Bapak.

(5) Tiba-tiba, terdengar teriakan Bapak. Aku dan Ibu berlari kaget menuju gudang. Astaga!
Tampak Mas Dafi tidur telentang dengan buku menutupi wajahnya. “Dafii.....!” teriak Ibu
gemas sambil menjewer telinganya keras-keras. Kasihan Mas Dafi. Dia bangun dengan
wajah bingung seperti seorang bayi tak berdosa. Sambil berteriak-teriak kesakitan, Mas Dafi
menghindar dari cubitan-cubitan ibu yang menghujani tubuhnya. Andai saja Mas Dafi tahu,
kecemasan yang terjadi selama dia tertidur di gudang.

Anda mungkin juga menyukai