Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MODUL

PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

Tutor :

MUHAZIR, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Christian Turnip NIM : 856092326


Rafiqah Fadhilla Lubis NIM : 856099898
Siska Selvianti NIM : 859778425

Program Studi : S1 PGSD Masukan Sarjana

UPBJJ – UT : 12/Medan

Pokjar : Tebing Tinggi

UPBJJ UT MEDAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA, karena atas
penyertaan dan ridhanya makalah dengan materi “Kualitas Alat Ukur (Instrumen)” telah dapat
dirampungkan dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan Bahan Ajar Pokok dalam
“EVALUASI PEMBELAJARAN”. Kami berusaha agar tuntutan standar isi makalah ini sesuai
dengan materi yang diperlukan dalam pembelajaran.

Kami telah berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin. Namun kami sadar,
bahwa makalah ini belum begitu sempurna. OLeh karena itu, semua kritik dan saran kami harap
demi perbaikan makalah ini selanjutnya.

Akhir kata, kami megucapkan banyak terima kasih kepada rekan rekan yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tebing Tinggi, 3 Juni 2023

Hormat Kami

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


B. Rusmusan Masalah
C. Tujuan

BAB II Pembahasan

A. Prinsip-Prinsip Pemberian Nilai


B. Penilaian di Berbagai Jenjang
C. Pemanfaatan Hasil Tes untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembahasan pada makalah (modul 6) ini merupakan kelanjutan dari materi-materi


yang ada pada modul-modul sebelumnya, dalam konteks penilaian, prinsip-prinsip pemberian
nilai mengacu pada sejauh mana suatu instrumen pengukuran mengukur apa yang sebenarnya
sudah diukur. Seperti yang telah di kemukakan di muka bahwa kurikulum yang digunakan
dalam pendidikan sekarang ini adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi. Untuk dapat
melaksanakan sistem pembelajaran yang berbasis kompetensi, guru harus mempersiapkan
proses pembelajaran dengan mengembangkan acuan sistem pembelajaran. Maksud
dikembangkannya acuan tersebut adalah agar proses pembelajaran dapat terarah dalam hal
pengalaman belajar yang diperoleh siswa dan pencapaian/penguasaan kompetensi. Produk
persiapan pembelajaran yang dimiliki guru sekurang-kurangnya adalah berupa:

1. Matriks kompetensi belajar (Lerarning competency matrix) yang menjamin


pengalamn belajar yang terarah
2. Program penilaian otentik berkelanjutan (continus authentic assessment) yang
menjamin pencapaian dan pengasaan kompetensi.

Sistem penilaian yang digunakan dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah


penilaian kelas otentik (Authentic Asessment) atau disebut sebagai Penilaian Kelas
(saja). Penilaian kelas adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-
benar dikuasai dan dicapai.

Dalam melakukan penilaian, guru hendaknya selalu berpedoman kepada


prinsip-prinsip penilaian kelas, penilaian di berbagai jenjang Pendidikan dan
pemanfaatan hasil tes untuk meningkatkan proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Prinsip-prinsip pemberian nilai?
2. Bagaimana cara penilaian di berbagai jenjang pendidikan?
3. Bagaimana pemanfaatan hasil tes untuk meningkatkan proses pembelajaran?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip pemberian nilai.
2. Untuk menngetahui cara cara penilaian di berbagai jenjang pendidikan.
3. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil tes untuk meningkatkan proses pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Pemberian Nilai


1. Tujuan Penilaian Kelas
Penilaian kelas hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut:
a. Penelusuran (keeping track) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk
menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan
rencana. Guru mengumpulakan informasi sepanjang semester dan tahun
pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar memperoleh
gambaran tentang pencapaian kompetensi siswa.
b. Pengecekkan (Checking-up) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk
mengecek apakah ada kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik
dalam proses pembelajaran. Melalui penilaian kelas, baik yang bersifat
formal maupun informal, guru melakukan pengecekkan kemampuan
(kompetensi) apa yang telah dikuasai siswa dan apa yang belum diikuasai.
c. Pencarian (finding-out) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk mencari dan
menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan
kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu menganalisis dan
merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang
menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secara afektif.
Berdasarkan temuan tentang penyebab itulah guru dapat menentukan
Tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.
d. Penyimpulan (summing-up) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk
menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi
yang ditetapkan dalam kurikulum. Penyimpulan sangat penting khususnya
pada saat guru diminta melaporkan hasil kemajuan belajar anak kepada
orang tua, sekolah atau pihak lain di akhir semester atau tahun pelajaran,
baik dalam bentuk rapor maupun bantuk lainnya.

2. Fungsi penilaian kelas


Agar tujuan penilaian dapat tercapai dengan efektif, guru harus menggunakan
berbagai metode dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang dialami siswa. Oleh
sebab itu guru hendaknya memiliki pengetahuan dan kemahiran tentang
berbagai metode dan teknik penilaian sehingga dapat memilih dan
melaksanakan dengan tepat metode dan teknik yang dianggap paling sesuai
dengan tujuan dan proses pembelajaran serta pengalaman belajar yang telah
ditetapkan.

 Uraian rinci mengenai metode dan teknik penilaian tersebut telah Anda
pelajari pada modul modul sebelum modul ini.
Metode metode tersebut meliputi :
1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik berupa soal pilihan maupun
uraian.

2. Tes praktek (performance test)

3. Penilaian produk

4. Penilaian proyek

5. Peta perkembangan

6. Evaluasi diri siswa

7. Penilaian afektif, dan

8. portofolio

B. PENILAIAN DI BERBAGAI JENJANG PENDIDIKAN

Landasan hukum pelaksanaan penilaian di jenjang pendididkan dasar dan


menengah adalah UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Standar Nasional Pendidikan No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Pedoman – pedoman penilaian yang mengatur pelaksanaan
penilaian secara operasional adalah pedoman khusus pola induk sistem penilaian hasil
pembelajaran berbasis kompetensi dasar , panduan kurikulum tingkat satuan
pendididkan ( KTSP ) yang di tetapkan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP )
, Dan sistem penilaian kelas yang di kembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan
Dittendik Depdiknas.

A.         Pedoman Pelaksanaan Penilaian di jenjang pendidikan dasar dan


menengah

 PP Pendidikan pasal 63 menyebutkan bahwa penilaian pendidikan dasar dan


menengah terdiri atas:

a.        Penilaian hasil belajar oleh pendidik

Bertujuan untuk memantau proses kemajuan, dan perbaikan hasil dilakukan secara
berkesinambungan dalam bentuk ulangan harian, tugas ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas, pengamatan terhadap perubahan
prilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian serta ekspresi
psikomotorik peserta didik, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
materi yang dinilai.

b.        Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

Bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.

c.         Penilaian hasil belajar oleh pemerintah

Bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan tekhnologi dan
dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

Bentuk-bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu:

1)        Ulangan harian

2)        Tugas-tugas

3)        Ulangan Tengah Semester

4)        Ulangan Akhir Semester

5)        Ulangan kenaikan kelas

6)        Pengamatan terhadap perubahan prilaku/sikap dan psikomotorik

7)        Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai

8)        Ujian sekolah

9)        Ujian Nasional

Bentuk penilaian lain yang digunakan antara lain penilaian diri, kuesioner, penilaian
proyek, dan fortofolio.

Dalam pedoman KTSP yang panduannya dikembangkan oleh BNSP, antara lain
ditetapkan tentang:

1)        Ketuntasan Belajar

Prinsip ketuntasan belajar merupakan suatu keharusan dengan diterapkannya


kurikulum berbasis kompetensi. Pelaksanaannya diwujudkan dengan adanya ketentuan
Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM).

2)        Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas
adalah sbb:
1)        Siswa dinyatakn naik setelah menyelesaikan semua program pembelajaran pada
dua semester di kelas yang diikuti

2)        Tidak terdapat nilai dibawah SKBM

3)        Memiliki nilai minimal baik untuk semua aspek kepribadian.

3)        Kriteria kelulusan

 Kriteria kenaikan kelas adalah sbb:

1)        Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

2)        Memperolen nilai minimal baikpada penilaian akhir seluruh kelompok mata


pelajaran

3)        Lulus ujian sekolah untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

4)        Lulus ujian nasional.

Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi dapat dijelaskan sbb:

1)        Alat penilaian

a.    Aspek kognitif

     Alat penilaian aspek kognitif adalah tes berupa :

 tes objektif dapat berupa pilihan berganda , benar – salah , menjodohkan .


 tes uraian adalah tes yang menuntut siswa merespon atau menguraikan langkah
untuk memperoleh jawaban soal
 soal terbuka yaitu soal yang memiliki lebih dari satu cara menjawab dan
menuntut siswa menjawab dengan di sertai syarat – syarat khusus.
b.    Aspek psikomotorik

     Alat penilaian psikomotorik dapat berupa tes tertulis, tes simulasi, dan tes contoh
kerja.

c.    Aspek afektif

     Alat penilaian  afektif berupa non tes yaitu penilaian  sikap dan penilaian diri, baik
secara kuesioner, pengamatan, maupun laporan diri.

2)        Penyekoran

Penyekoran dilakukan berdasarkan pada ketuntasan belajar siswa. Apabila hasil


skor sudah mencapai batas nilai standard yang telah ditetapkan pada mata pelajaran
tertentu, maka siswa di nyatakan sudah menguasai kompetensi .

a.    Skor tes objektif


skor tes objektif yaitu dapat di tentukan tanpa menyertakan factor koreksi.

skor tes objektif dapat ditentukan dengan cara :

-            Penyekoran tanpa faktor koreksi

B
                  Skor = xK
N

    

Keterangan:   B = Jumlah jawaban benar

                         N = Jumlah seluruh butir soal

                         K = Skor maksimum skala penilaian

-            Penyekoran dengan menyertakan faktor koreksi

Skor = ¿

Keterangan:     B = Jumlah jawaban benar

                         S = Jumlah jawaban salah

                         P = Banyaknya pilihan jawaban setiap butir soal

                         N = Jumlah seluruh butir soal

                         K = Skor maksimum skala penilaian

b.         Skor tes uraian

Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman penyekoran. Dalam pedoman


penyekoran skor diberikan berdasarkan kecocokan jawaban terhadap kunci jawaban.
Selanjutnya skor total adalah jumlah seluruh skor.

c.         Skor tes afektif

Pemberian skor penilaian aspek afektif didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala
tertentu. Selanjutnya skor dari setiap aspek afektif yang di nilai di jumlahkan menjadi
skor total.

d.        Skor aspek psikomotorik

Skor penilaian aspek psikomotorik ditentukan berdasarkan kriteria penilaian yang


ditetapkan pada pedoman penyekoran. Hasil skor akhir dapat ditentukan sbb:
P xT
                  Skor =   xK
M xT

              P               = Skor setiap aspek penilaian

              M             = Skor maksimum setiap aspek penilaian

              T               = Bobot setiap aspek penilaian

              M             = Maksimum rentang skor

B. Pedoman Pelaksanaan Penilaian di perguruan tinggi

Pedoman pelaksanaan penilaian di perguruan tinggi berpedoman pada:

1.        UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989,

2.        Peraturan pemerintah No. 60 Tahun 1999

3.        SK Mendiknas No. 233/U/2000 Tahun 2000

4.        Surat Keputusan Mendiknas Bab V Pasal 12, 14, 15, dan 16.

Untuk mengetahui kapan dan bagaimana penilaian di laksanakan dan bagaimana


hasil ujian dilaksanakan diatur pada pasal 12 yaitu :

1.        Kegiatan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala yang


dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh dosen.

2.        Ujian dapat dilaksanakan melalui UTS, UAS, Ujian akhir program studi, ujian
skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi

3.        Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A,B, C, D dan E yang masing-masing


bernilai 4, 3, 2, 2, 1  dan 0

Persyaratan untuk lulus program seperti jumlah SKS yang harus ditempuh dan
minimal IPK yang harus dicapai tercantum pada pasal 14 berikut:

1.        Syarat kelulusan program pendidikan ditentukan atas pemenuhan jumlah SKS


yang disyaratkan dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum

2.        Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS yang harus ditempuh

3.        IPK minimum ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi.

Aturan predikat kelulusan dan syarat yang harus dipenuhi, diatur pada pasal 15
berikut:
1.        Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan,
dan dengan pujian yang dinyatakan pada transkip akademik.

2.        IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan diploma
adalah:

a.        IPK 2, 00 – 2, 75 : memuaskan

b.        IPK 2, 76 – 3, 50 : sangat memuaskan

c.         IPK 3,51  – 4, 00 : dengan pujian

3.        Predikat kelulusan untuk program magister:

a.             IPK 2, 75 – 3, 40 : memuaskan

b.             IPK 3, 41 – 3, 70 : sangat memuaskan

c.              IPK 3,71  – 4, 00 : dengan pujian

4.        Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan pula dengan memperhatikan masa


studi maksimum

5.        Predikat kelulusan untuk program doktor diatur oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan.

Ruang lingkup penilaian serta upaya untuk meningkatkan motivasi mahasiswa


dalam rangka peningkatan kualitas lulusan diatur dalam pasal 16 berikut:

1.        Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan


berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan yang
bersangkutan.

2.        Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat


dikembangkan sistem penghargaan mahasiswa dan lulusan yang memperoleh
prestasi tinggi.

Perguruan tinggi menanggapi Pasal 12 ayat (1) dengan memperhatikan pasal 5 ayat (1)
yang menyatakan bahwa beban studi program S1 ada pada rentangan 144 sampai
dengan 160 SKS. Dalam hal ini perguruan tinggi (Fakultas, Jurusan, Program
Studi)  dapat menentukan jumlah SKS yang harus ditempuh program sarjana.

Contoh penilaian di Universitas Terbuka:

a.    Ujian Akhir Semester (UAS) minimal 40%

b.   Tugas Mandiri (TM) 15%

c.    Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Online 15 %


d.   Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tatap Muka Rancangan Khusus (TTMRK) 30%

e.    Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tertulis (Tutis) 15%

f.    Praktikum (termasuk bimbingan)  30%

g.   Praktek 30%

h.   Tugas Mata Kuliah 15% atau 30%

Contoh penilaian di salah satu Universitas di Jakarta:

1.   Kehadiran 10%

2.   Tugas-tugas 20%

3.   Ujian Tengah Semester 30%

4.   Ujian Akhir 40%  

Kegiatan Belajar 3
Pemanfaatan Hasil Tes untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran

         Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran
adalah dengan melakukan tes, antara lain:

A. Memanfaatkan Hasil Pre Test – Post Test

Pre Test merupakan Jenis test yang di lakukan sebelum pelajaran inti di mulai, sedangkan
Post Tes adalah penilaian yang dilakukan setelah pelajaran selesai.

Teknik pre-test dan post-test memiliki manfaat baik bagi guru, siswa, maupun program itu
sendiri.

1. Manfaat Bagi Guru

§  Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah diterima oleh siswa

§  Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa

§  Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang telah diberikan

2. Manfaat Bagi Siswa

§  Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program yang
menyeluruh
§  Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa

§  Usaha perbaikan

§  Sebagai diagnosis

3. Manfaat Bagi Program

§  Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai

     dengan keakapan anak

§  Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum

     diperhitungkan

§  Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan di

     capai

 Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.

B. Memanfaatkan Hasil Test Formatif

Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk
setelah mengikuti suatu program tertentu (Arikunto, 2002:36). Dalam kedudukannya seperti
ini tes formatif dapat dipandang sebagai tes diagnostic pada akhir pelajaran

C. Manfaat Hasil Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa
sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa
perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa

1. Fungsi Tes Diagnostik?

Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:

(a)    mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa,

(b)    merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya  pemecahan sesuai masalah atau
kesulitan yang telah teridentifikasi

2. Karakateristik Tes Diagnostik

Tes diagnostik memiliki karakteristik:


a)      dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang
dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik,

b)      dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang


mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa,

c)      menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat),


sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu
sehingga mengunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus
disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir
jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya,  dan

d)     disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang
teridentifikasi.

D. Pemanfaatan Hasil Penilaian Non Tes

            Teknik non tes yang di gunakan antara lain penilaian diri, penilaian sikap, dan
portofolio.

Penilaian sikap adalah untuk memperoleh masukan dan umpan balik bagi peningkatan
profesionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran, dan pembinaan sikap siswa. Portofolio
merupakan rangkaian atau kumpulan karya atau hasil kerja siswa yang dilakukan dalam
kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio dapat memberikan informasi yang menyeluruh
mengenai:

1. perkembangan pemahaman dan pemikiran siswa tentang konsep, topic dan isu pada kurun
waktu tertentu.

2. hasil karya siswa yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus.

3. dokumen kegiatan siswa selama periode waktu tertentu.

4.refleksi nilai siswa sebagai individu dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

            Manfaat bagi siswa penilaian portofolio berguna sebagai:

1. umpan balik penguasaan dan kemampuan

2. pendorong peningkatan pembelajaran

3. memahami tentang keterbatasan kemampuan di bidang tertentu

            Manfaat bagi guru penilaian portofolio berguna untuk:

1. umpan balik penguasaan siswa

2. kemampuan yang belum di kuasai siswa

3. gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar


4. strategi pembelajaran dan penilaian siswa

5. pertimbangan penempatan siswa dalam jurusan atau program studi

6. kecenderungan perilaku belajar siswa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Adi Suryanto, dkk. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka


____________ 2000.SK Mendiknas No. 232/U/2000, Tentang Kurikulum Perguruan
Tinggi . Jakarta : DEPDIKNAS.
Pusat Penelitian Pendidikan ,2003. Sistem Penilaian Kelas . Jakarta: BP Dharmabhakti
Suryanto , A .2014. Evaluasi Pembelajaran di SD Edisi I . Tangerang Selatan Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai