Anda di halaman 1dari 4

Muhammad jagad sakti al islam

126103202160

jagadsakti1001@gmail.com

Jawaban Diskusi

Penyempurnaan administrasi harus disesuaikan dengan kepentingan masyarakat modern yaitu


melancarkan pembangunan. Hahn Been Lee menganggap penyempumaan administrasi dengan
pandangan yang sadar untuk memperbaiki sistem tersebut bagi tujuan yang positif dari
pembangunan nasional. Penyempurnaan administrasi adalah sebagai usaha yang disengaja untuk
melakukan perubahan :

(a) Struktur dan prosedur birokrasi pemerintah.

(b) Sikap dan tingkah laku aparat pemerintah yang terlibat.

(c) Atau kedua-duanya untuk meningkatkan efektivitas organisais.

(d) Pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Penyempumaan administrasi adalah suatu usahayang sadar untuk melakukan perbaikan


administrasi pemerintah termasuk penyesuaian tujuan, susunan dan prosedur organisasi,
lembaga-lembaga negara baik yang bersifat departemental atau non-departemental atau, sistem
dan prosedur pengurusan kedua-duanya dengan maksud untuk meningkatkan efektivitas
organisasi agar tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Penyempurnaan di bidang kelembagaan (organisasi) diarahkan untuk mendudukkan aparatur


negara sesuai dengan fungsinya agar jelas bidang tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Bentuk dan besarnya organisasi disesuaikan dengan tugas pokok, fungsi dan beban kerja yang
disusun menurut jalur dan staf serta terdiri dari unsur-unsur pimpinan, pembantu pimpinan,
pelaksana dan pengawasan. Penyempumaan kelembagaan ini telah dilaksanakan dengan
dikeluarkannya Keputusan Prosedium Kabinet Ampera No. 15 dan No. 75 Tahun 1966 yang
disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 44, 45 Tahun 1974 dan Keppres No. 15 Tahun
1984. Selama Repelita Il telah dilakukan penyempurnaan kelembagaan yang meliputi tiga bidang
yaitu: (Pidato Kenegaraan Presiden RI 1984)

a.Bidang kabinet pembangunan

b.Bidang lembaga-lembaga pemerintah Non-Departemen

c.Bidang sekretariat negara


d. Bidang penyempurnaan hubungan kerja

Banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah dalam menyempurnakan kelembagaan


(organisasi) ini seperti yang telah dikemukakan diatas. Tetapi, mungkin belum dapat
menghilangkan kekakuan pengaturan yang diterapkan dalam Keppres No. 44 Tahun 1974
terutama yang mengenai rentangan pengawasabbta (span of supervision). Agar supaya Keppres
ini lebih lentur (fleksible) seharusnya yang diatur di dalamnya benar-benar yang pokok-pokok
saja sesuai dengan namanya dalam arti tidakmenjelimet seperti mengatur berapa banyaknya
rentang pengawasan bagi setiap hierarki organisasi, dengan demikian Keppres No. 44 Tahun
1974 tidak perlu bertentangan dengan Keppres No. 15 Tahun1984.

Penerapan T-Form pada birokrasi pemerintah di IndonesiaOrganisasi birokrasi pemerintah yang


diterapkan di lembaga-lembaga pemerintah tidak sama kecuali susunan organisasi departemen-
departemen dari pusat sampai ke daerah. Susunan prganisasi yang terlalu tinggi tingkatnya
lamban mengantisipasi perubahan lingkungan yang cepat terjadi. Supaya organisasi departemen
dan lain-lain dapat bergerak dengan lincah maka sudah tiba masanya menerapkan secara adaptif
pemikiran T-Form dalam organisasi pemerintah. Adapun dasar pertimbangannya adalah:
pertama, eselon organisasi yang ideal paling tinggi dua tingkat dibawah eksekutif supaya
komunikasi lebih lancar dan efektif. Kedua, struktur yang tinggi di samping lamban digerakkan
untuk mengantisipasi keadaan lingkungan yang cepat berubah juga menjadi ajang KKN yang
menyebabkan rusaknya ekonomi karena biaya ekonomi tinggi. Ketiga, dengan diberlakukannya
otonomi daerah maka fungsi departemen akan banyak berkurang karena sebagian besar dialihkan
ke daerah. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka organisasi departemen
pemerintah yang terlalu tinggi tersebut perlu direformasi dengan cara memotong dua atau tiga
eselonnya dibawah Menteri sehingga menjadi satu atau dua tingkat saja karena kedudukan eselon
adalah sebagai perantara saluran komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Penerapan model T-Form dalam organisasi menuntut beberapa persyaratan antara lain :

(1) Melakukan perubahan sikap apparat birokrasi yang sudah terbiasa berorientasi ke atas kepada
berorientasi ke bawah;

(2) Mempersiapkan aparat yang bermutu tinggi dengan ciri-ciri penuh kreatif dan inovatif dan
mampu menghadapi tantangan lingkungan yang cepat berubah;

(3) Strategi pelayanan secara terkotak-kotak harus diganti dengan strategi pemberian pelayanan
satu atap untuk mempercepat pelayanan kepada pengguna jasa;

(4) Aparat birokrasi dipersiapkan untuk mahir berkomunikasi melalui komputer terutama yang
berhubungan dengan sistem teknologi informasi.

Perubahan organisasi dengan menerapkan T-Form organisasi tentu akan melahirkan pro dan
kontra di kalangan berbagai pihak. Pihak yang pro adalah kalangan berpikiran maju melihat
masa depan negara dan juga pengguna jasa birokrasi pemerintah yang selama ini merasakan
bagaimana sakitnya dipungli ketika berurusan dengan dengan aparat birokrasi. Sedangkan pihak
yang kontra adalah mereka ingin mempertahankan status quo atau yang takut terhadap perubahan
budaya organisasi yang dipertahankan selama ini antara lain takut akan kehilangan

jabatan dan prestise atau mereka yang komit ber-KKN.Perubahan organisasi dengan menerapkan
T-Form adalah perubahan yang bersifat mendasar sehingga diperlukan kesepakatan dan
dukungan dari penguasa tertinggi. Untuk itu diperlukan kemauan politik (political will) dari
pengambil kebijakan negara tentang perubahan struktur dan sistem birokrasi pemerintah. Kalau
ada political will maka T-Form (struktur rendah) diharapkan dapat mempercepat pelayanan
dalam mendukung pengguna jasa yang akan berkompetisi secara global. Sekaligus dapat
menghapus atau meminimalkan budaya KKN dikalangan aparat birokrasi. Dengan demikian
pandangan masyarakat umum terhadap birokrasi akan berubah dari yang selama ini dilayani oleh
masyarakat pengguna jasa kepada yang melayani mereka.
REFERENSI

BMP ADPU4271 ORGANISASI DAN MANAJEMEN Modul 7 ADMINISTRASI DAN


ORGANISASI DI NEGARA BERKEMBANG Halaman 7.27-8-46.

https://rinoan.staff.uns.ac.id/files/2009/04/penyempurnaan-administrasi.pdf

https://himia.umj.ac.id/wp-content/uploads/2021/08/Ilmu-Administrasi-Negara-Kajian-
Konsep-Teori-dan-Fakta-dalam-Upaya-Menciptakan-Good-Governance-by-Sahya-
Anggara.pdf

Anda mungkin juga menyukai