Makalah Ulum Al Qur An 5
Makalah Ulum Al Qur An 5
MUHKAM MUTASYABIH
Ulumul Quran
Dosen Pengampu:
Di Susun Oleh :
PURWAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam yang dianggap sebagai wahyu Allah kepada
Nabi Muhammad SAW. Al-Quran adalah kumpulan ayat-ayat yang mengandung petunjuk
hidup bagi umat manusia. Dalam mempelajari Al-Quran, terdapat istilah-istilah seperti
"muhkam" dan "mutasyabih" yang menjadi perhatian para ulama. Dalam makalah ini, kita
akan membahas pengertian, sikap para ulama terhadap muhkam dan mutasyabih, serta hikmah
yang terkandung di dalamnya.
Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan muhkam mutasyabih?
2. Bagaimana sikap para ulama?
3. Lalu bagaimana hikmahnya?
Tujuan
1. Mengetahui muhkam mutasyabih
2. mengetahui sikap dan hikmah dari muhkam mutasyabih
1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Muhkam: Muhkam adalah ayat-ayat dalam Al-Quran yang jelas dan tegas dalam
maknanya. Ayat-ayat muhkam dapat dipahami dengan mudah tanpa memerlukan
penjelasan tambahan. Muhkam adalah ayat yang menjadi landasan hukum dan
petunjuk langsung bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
2. Mutasyabih: Mutasyabih adalah ayat-ayat dalam Al-Quran yang memiliki makna yang
lebih kompleks dan tersembunyi. Ayat-ayat mutasyabih memerlukan penafsiran dan
konteks yang lebih dalam untuk dapat dipahami dengan benar. Ayat-ayat mutasyabih
seringkali mengandung simbol, metafora, atau perumpamaan yang memerlukan
pemahaman mendalam.
Dalam arti lain
Muhkam artinya ayat ayat yang maknanya jelas tidak tersembunyi. Sedangkan
mutasyabih adalah ayat yang maknanya tidak jelas, hanya orang-orang yang kuat
keilmuannya yang memahaminya dengan pemahaman yang benar.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
ال التباس فيها على أحد من الناس، بينات واضحات الداللة: أي،يخبر تعالى أن في القرآن آيات محكمات هن أم الكتاب
“Allah Ta’ala mengabarkan bahwa di dalam Al Qur’an terdapat ayat ayat alquran yang
merupakan induk Al Qur’an, yaitu ayat ayat yang jelas maknanya, tidak tersembunyi
pada semua orang” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/6).
Syaikh Ibnu Al Utsaimin rahimhullah berkata:
“Allah Tabaroka wata’ala membagi Al Qur’an menjadi dua
macam: muhkam dan mutasyabih. Yang dimaksud muhkam adalah yang jelas
maknanya dan tidak tersembunyi. Contohnya kata: langit, bumi, bintang, gunung,
pohon, dan sebagainya.
Adapun mutasyabih adalah ayat ayat yang samar maknanya dan tersembunyi dari
kebanyakan manusia. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali orang yang kokoh
keilmuannya. Contohnya adalah ayat ayat yang bersifat global dan tidak ada
perinciannya di dalam alquran, seperti firman Allah:
وأقيموا الصالة
“Dirikanlah sholat“.
Mendirikan sholat tidak dijelaskan tata caranya. Karena ayat ini hanya menyebutkan
kewajiban mendirikan sholat saja, tapi bagaimana tatacaranya? Ini diketahui dari dalil
lain.
2
B. SIKAP PARA ULAMA
Sikap Para ulama terhadap ayat-ayat mutasyabih terbagi dalam dua kelompok, yaitu:
1. Madzhab Salaf, yaitu para ulama yang mempercayai dan mengimani ayat-ayat
mutasyabih dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah sendiri. Mereka menyucikan
Allah dari pengertian-pengertian lahir yang mustahil bagi Allah dan mengimaninya
sebagaimana yang diterangkan Al- Qur’an. Di antara ulama yang masuk ke dalam
kelompok ini adalah Imam Malik yang berasal dari ulama mutaqaddimin.
2. Madzhab Khalaf, yaitu para ulama yang berpendapat perlunya menakwilkan ayat-
ayat mutasyabih yang menyangkut sifat Allah sehingga melahirkan arti yang sesuai
dengan keluhuran Allah. Mereka umumnya berasal dari kalangan ulama muta’akhirin.
KESIMPULAN
Dalam kesimpulannya, dapat disimpulkan bahwa muhkam dan mutasyabih adalah dua
konsep penting dalam memahami Al-Quran. Muhkam adalah ayat-ayat yang jelas dan
tegas dalam maknanya, sedangkan mutasyabih adalah ayat-ayat yang memiliki makna
yang lebih kompleks dan tersembunyi. Para ulama sepakat bahwa ayat-ayat muhkam
harus dijadikan sebagai acuan utama dalam menetapkan hukum-hukum Islam, sementara
ayat-ayat mutasyabih memerlukan penafsiran yang cermat.
Hikmah yang terkandung dalam muhkam dan mutasyabih meliputi menguji kesungguhan
iman, memupuk kehati-hatian dalam penafsiran, mengembangkan pemahaman yang lebih
mendalam, menyadarkan tentang keterbatasan manusia, dan mengajarkan kesabaran dan
ketekunan. Melalui proses pemahaman yang mendalam terhadap muhkam dan
mutasyabih, umat Muslim dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang pesan-
pesan Allah dalam Al-Quran.
Dalam menghadapi ayat-ayat mutasyabih, penting untuk menggunakan metodologi ilmiah
dan pengetahuan kontekstual yang tepat. Sikap yang hati-hati, rendah hati, dan tekun
dalam mencari pemahaman yang benar dapat membantu umat Muslim memperoleh
kebijaksanaan dan pengertian yang lebih baik tentang ajaran Islam.
Dengan menghargai dan memahami perbedaan antara muhkam dan mutasyabih, umat
Muslim dapat memperkaya pemahaman agama mereka dan mempraktikkan ajaran Islam
dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
SARAN
Berdasarkan pembahasan mengenai muhkam dan mutasyabih dalam Al-Quran, berikut
adalah beberapa saran yang dapat diberikan:
1. Studi yang Mendalam: Untuk memahami muhkam dan mutasyabih, disarankan bagi
umat Muslim untuk melakukan studi yang mendalam tentang Al-Quran. Mereka dapat
mengikuti kelas tafsir Al-Quran, menghadiri ceramah atau seminar, dan membaca literatur
yang berkaitan dengan pemahaman Al-Quran. Studi yang terus-menerus akan membantu
meningkatkan pemahaman tentang ayat-ayat muhkam dan mutasyabih.
2. Konsultasi dengan Ahli: Jika ada ayat-ayat mutasyabih yang sulit dipahami, disarankan
untuk berkonsultasi dengan ahli tafsir atau ulama yang memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang Al-Quran. Ahli tersebut dapat memberikan penjelasan dan penafsiran
yang benar berdasarkan metode ilmiah dan kontekstual.
DAFTAR PUSTAKA