Anda di halaman 1dari 1

Nama : Rizky Rayyan

NPM : 3020210269

Alat Bukti Menurut KUHAP di Indonesia

Dalam KUHAP, alat bukti merujuk pada segala hal yang dapat digunakan sebagai bukti
dalam tindak pidana, termasuk keterangan dan benda. Pasal 184 ayat (1) KUHAP
menyebutkan beberapa jenis alat bukti yang sah, seperti keterangan saksi, keterangan ahli,
surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa. Kewajiban dalam memperoleh alat bukti
dibebankan kepada penyidik. Penyidik wajib mengumpulkan alat bukti secara sah dan benar
sesuai KUHAP. Tersangka dan terdakwa tidak dibebankan pembuktian (pasal 66 KUHAP).
Instrumen dalam memperoleh alat bukti yaitu penyitaan, bisa terjadi karena penggeledahan
atau dalam proses penyidikan dengan sukarela diserahkan. Proses pengumpulan alat bukti
harus dilakukan melalui proses penggeledahan dan penyitaan yang diatur oleh KUHAP dan
harus meminta tanda terima serta surat izin penyitaan saat memberikan alat bukti. Alat bukti
sah adalah yang dapat dibuktikan di persidangan dan harus jelas asal usulnya serta dapat
dipertanggungjawabkan dan disesuaikan dengan alat bukti lainnya. Untuk menggunakan alat
bukti, harus mengikuti tata cara dan aturan yang telah diatur.

Anda mungkin juga menyukai