Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM

OBAT PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS MUARA KUMPEH

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan oleh:
Lala Delva Santi
Nim : G1B119045

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin bertambahnya usia fungsi tubuh lansia akan mengalami
penurunan karena adanya perubahan fisik, psikososial, kultural, dan spiritual.
Akibat adanya perubahan fisik pada lansia akan mempengaruhi berbagai sistem
tubuh salah satunya sistem kardiovaskuler dan salah satu masalah kesehatan yang
sering terjadi adalah hipertensi (1). Hipertensi merupakan penyakit tidak menular
yang saat ini menjadi suatu prioritas dunia kesehatan baik secara global maupun
nasional. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala apa pun selama sepuluh
hingga dua puluh tahun dan biasanya akan diketahui ketika komplikasi sudah ada
pada organ tubuh dan karena hal inilah hipertensi sering disebut sebagai the
silent killer (2).
Seiring dengan meningkatnya populasi dan usia prevalensi kejadian
hipertensi diperkirakan akan meningkat (2). Berdasarkan data WHO 2015 sekitar
1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi dan hanya 36,8% di antaranya yang minum obat.
Penderita hipertensi di dunia akan terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
2025 diperkirakan 1,5 miliar orang akan terkena hipertensi dan 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasi setiap tahunnya. Berdasarkan hasil
Riskesdas 2018 prevalensi penderita hipertensi di Indonesia 34,1% dimana
mengalami kenaikan dari angka 25,8% pada tahun 2013(3). Indonesia memiliki
prevalensi hipertensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan beberapa negara
seperti Singapura (27,3%), Thailand (22,7%), maupun Malaysia (20%) (4).
Berdasarkan Riskesdas Provinsi Jambi 2018, Provinsi Jambi merupakan
salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri atas sebelas kabupaten dimana
prevalensi hipertensi tertinggi di Kabupaten kerinci 36,74% dan Kabupaten
Muaro Jambi berada di urutan delapan 27,91%. Berdasarkan kelompok umur di
Provinsi Jambi hipertensi memiliki prevalensi 53,89% di kelompok usia 55-64
tahun, angka ini meningkat pada kelompok usia 65-74 tahun menjadi 62,21% dan
meningkat menjadi 69,40% pada usia lebih dari 75 tahun (5). Puskesmas Muaro
Kumpeh memiliki total penduduk 32.804 jiwa dengan jumlah lansia sebanyak
19.495 dengan rentang umur 60- >70 tahun. Dari data yang diperoleh dari
Puskesmas Muaro Kumpeh pada tahun 2022 berdasarkan penyakit pada pra
lansia dan lansia dengan rentang waktu dari bulan Januari hingga Agustus 2022
didapatkan bahwa ada sebanyak 475 lansia yang berusia lebih dari 60 tahun dan
181 lansia berusia lebih dari 70 tahun yang menderita hipertensi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masih tingginya angka kejadian lansia yang mengalami
hipertensi.
Untuk mendapatkan kualitas hidup lansia yang lebih baik kepatuhan
lansia hipertensi dalam menjalani pengobatan hipertensi sangat diperlukan. Salah
satu faktor penentu agar tekanan darah lansia dapat terkendali adalah kepatuhan
lansia dalam meminum obat anti hipertensinya (6). Hipertensi merupakan suatu
penyakit yang membutuhkan pengobatan secara rutin dan terus-menerus. Dengan
mengonsumsi obat anti hipertensi secara rutin serta melakukan kontrol tekanan
darah sesuai anjuran dokter penyakit hipertensi dapat dikontrol ke kambuhannya.
Adanya keharusan untuk mengonsumsi obat secara rutin menimbulkan rasa
bosan dan jenuh terhadap lamanya pengobatan yang dijalani dan hal ini menjadi
salah satu penyebab lansia tidak patuh menjalani pengobatan (7).
Sebesar 8,8% dari 34,1% prevalensi hipertensi terdiagnosis hipertensi dan
diketahui penderita yang terdiagnosis hipertensi sebanyak 13,3% tidak minum
obat serta 32,3% tidak rutin meminum obatnya (8). Prevalensi lansia tidak patuh
minum obat di Indonesia, dari 100% pasien didapatkan 32,3% lansia patuh
minum obat dan 13,3% lansia tidak patuh minum obat (6). Berdasarkan data
Riskesdas 2018 Kabupaten Muaro Jambi memiliki prevalensi pasien yang
menderita hipertensi tidak patuh meminum obatnya sebesar 40% urutan ke enam
di Provinsi Jambi, dengan angka tertinggi di Bungo 66,53%. Prevalensi tidak
minum obat hipertensi di Muaro Jambi berada di urutan ketiga dengan persentase
14,58% setelah Tanjung Tabung barat 22,59% dan Batang Hari 15,78%.
Kepatuhan minum obat pada usia 54-64 tahun sebesar 47,45% dan meningkat
pada kelompok usia 65-74 tahun sebesar 55,29%. Berbagai alasan tidak
meminum obat pada penderita adalah sering lupa minum obatnya dan Kabupaten
Muaro Jambi memiliki prevalensi sebesar 17,45%. Alasan tidak meminum obat
hipertensi karena lupa berdasarkan kelompok usia 55-64 sebesar 12,79% dan
meningkat pada kelompok usia 65-74 tahun menjadi 22,80% (5).
Menurut WHO 2015 kondisi pasien yang menderita hipertensi akan
semakin memburuk ketika pasien tidak patuh dalam pengobatan yang artinya
pasien tidak mengonsumsi obat anti hipertensi secara rutin. Kondisi seperti ini
sangat berbahaya karena tekanan darah sebelumnya dapat meningkat dan risiko
komplikasi bahkan kematian akibat hipertensi juga akan meningkat (9). Selain
itu, dampak ketidakpatuhan juga dapat memperburuk kondisi kesehatan,
menurunnya kualitas hidup, tekanan darah tidak terkontrol, dan komplikasi
seperti jantung koroner, stroke, dan gagal jantung yang akan menyebabkan
kerusakan organ jantung, otak dan ginjal secara permanen sehingga angka
morbiditas dan mortalitas meningkat (10). Ada beberapa faktor yang bisa
menyebabkan ketidakpatuhan kontrol hipertensi, diantaramya pengetahuan,
motivasi dan dukungan dari keluarga (11).
Dukungan keluarga sangat diperlukan karena pasien yang menderita
hipertensi akan menerima perawatan seumur hidup (12). Dengan adanya
dukungan keluarga yang baik, maka kestabilan medikasi dapat tercapai karena
dalam pengobatan, keluarga dapat mempengaruhi terhadap pengobatan pasien.
Pasien yang mendapatkan dukungan keluarga secara tidak langsung akan
mempengaruhi kepatuhan pasien karena dukungan yang diberikan oleh keluarga
akan menimbulkan rasa percaya diri, motivasi serta dorongan sehingga pasien
merasa bahwa ada yang memperhatikan dirinya. Adapun dukungan keluarga
dapat berupa mengingatkan pasien minum obat, menemani kontrol pengobatan,
menyiapkan makanan dan memberi perhatian. Penderita yang memiliki
dukungan keluarga yang baik akan menunjukkan perbaikan dalam perawatannya
dibandingkan penderita yang tidak memiliki dukungan keluarga (13). Keluarga
memiliki kontribusi yang cukup berarti dan juga sebagai faktor penguat yang
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam melakukan terapi. Ada beberapa aspek
dukungan keluarga dalam perawatan hipertensi yaitu dukungan emosional,
dukungan instrumental, dukungan informatif dan dukungan penghargaan (14).
Penelitian yang dilakukan oleh Devi dkk (2019) di wilayah Puskesmas
Gayamsari Kota Semarang dengan sampel sebanyak 137 lansia, menyatakan
bahwa dukungan keluarga dalam kategori cukup dan tidak ada dari lansia dengan
kepatuhan obat rendah. Hal ini dikarenakan lansia merasa mendapat bantuan,
simpati dan empati yang diberikan oleh keluarga kepadanya baik berupa barang,
jasa, informasi, nasehat, yang mana membuat lansia merasa disayang, dicintai,
dihargai dan memiliki semangat atau motivasi untuk selalu sehat. Dari penelitian
menunjukkan bahwa ditemukan adanya hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada lansia penderita hipertensi di wilayah Puskesmas
Gayamsari Kota Semarang (15). Penelitian yang dilakukan oleh Siti dan
Agustina tahun 2018 dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Pengobatan Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Dusun Pundung
Cambahan Nogotirto Sleman Yogyakarta, menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan di
Dusun Pundung Cambahan Nogotirto Sleman Yogyakarta tahun 2018 yang
menunjukkan bahwa mayoritas lansia memiliki dukungan keluarga serta
kepatuhan pengobatan yang tinggi (1)
Berdasarkan hasil survey data awal yang dilakukan di Puskesmas Muaro
Kumpeh pada 5 pasien yang datang memeriksakan kesehatannya, lansia yang
sedang menjalani pengobatan hipertensi dan memeriksakan tekanan darahnya
bahwa 3 dari 5 lansia mengatakan lupa meminum obatnaya, hal ini dikarenakan
keluarga yaitu anak atau cucunya tidak mengingatkan lansia untuk meminum
obatnya. Lansia mengatakan terkadang keluarga mereka mengingatkan, namun
tetap lupa jika tidak diingatkan kembali untuk meminum obatnya. Lansia lainnya
mengatakan bahwa ia berhenti meminum obatnya karena beranggapan jika terus-
terusan meminum obat ginjalnya akan rusak.

Berdasarkan uraian diatas yang menunjukkan masih banyaknya lansia yang


menderita hipertensi, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait
hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada lansia
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Muara Kumpeh.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Muara Kumpeh.”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan minum obat lansia hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Muara Kumpeh.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat pada lansia penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Muara Kumpeh.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Lansia Di Kawasan UPTD Rawat Inap Puskesmas Muara
Kumpeh
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan tempat untuk lansia
mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Muara Kumpeh.
1.4.2 Bagi UPTD Puskesmas Muara Kumpeh
Diharapkan melalui penelitian ini tempat dilakukannya penelitian ini
mengetahui informasi mengenai hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Muara Kumpeh.
1.4.3 Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jamni
Hasil penelitian ini hendaknya menjadi sumber informasi, bahan
sumber penelitian ilmiah, yang dapat memperkaya ilmu pengetahuan
menjadi wahana bagi peneliti lain di bidang ilmu keperawatan khususnya
yang berkaitan dengan ilmu keperawatan keluarga.
1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menjadi
acuan peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian atau penulisan
karya ilmiah mengenai hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
minum obat lansia hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Guna D, Sebagian M, Mencapai S, Sarjana G, Program K, Ilmu S, dkk.


HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN
PENGOBATAN PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN
PUNDUNG CAMBAHAN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH
PUBLIKASI.

2. Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia M, Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi


Pada Masyarakat A, Akbar H, Budi Santoso E, Studi Kesehatan Masyarakat STIKES
Graha Medika P, Studi Keperawatan STIKes Surabaya P. The Indonesian Journal of
Health Promotion MPPKI Open Access Artikel Penelitian. Vol. 3, Universitas
Muhammadiyah Palu MPPKI. 2018.

3. Purwono J, Sari R, Ratnasari A, Budianto A, Dharma Wacana Metro AK,


Muhammdiyah U, dkk. POLA KONSUMSI GARAM DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA SALT CONSUMPTION PATTERN WITH
HYPERTENSION IN ELDERLY. Jurnal Wacana Kesehatan. 2020;5(1).

4. Anshari Z. KOMPLIKASI HIPERTENSI DALAM KAITANNYA DENGAN


PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP HIPERTENSI DAN UPAYA
PENCEGAHANNYA [Internet]. Vol. 2, Jurnal Penelitian Keperawatan Medik. 2019.
Available from: http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM

5. Riskesdas 2018 dalam angka, Indonesia ii.

6. Toh M, Febriyanti 1 , Erna, Antonelda B, Wawo M, Program 1mahasiswa, Ners S,


dkk. HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI DENGAN
TINGKAT KEKAMBUHAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI
DI PUSKESMAS OESAPA KOTA KUPANG. Vol. 5, CHMK HEALTH
JOURNAL. 2021.
7. Ifrohatis S, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh M, Keilmuan Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh B. DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN
KEPATUHAN MINUM OBAT PADA LANSIA HIPERTENSI Family Social
Support and Medication Adherence of Elderly Patients with Hypertension. Idea
Nursing Journal. 2019;(2).

8. Massa K, Arini L, Akademi M, Rumah K, Tingkat S, Manado I, dkk. Kepatuhan


Minum Obat Hipertensi Pada Lansia. Sam Ratulangi Journal of Public Health.
2021;2(2).

9. 08 DELAPAN 61-Article Text-278-1-10-20220628.

10. 09 SEMBILAN 602-Article Text-1820-2-10-20220512.

11. 10 SEPULUH 73.-ns.-madarina-m.kep-vol-1.

12. Sumarni N, Arum Rukmasari E. Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum


Obat Pada Lansia Hipertensi Di Muara Sanding. Jurnal Keperawatan BSI [Internet].
2020;8(2). Available from: http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index

13. 12 DUA BELAS 200-Article Text-1308-2-10-20220919.

14. Nurhayati L, Fibriana N, Keluarga DK, Keperawatan A, Bhakti K, Magelang N.


DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN KONTROL
PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI. Vol. 5, Jurnal Keperawatan. 2019.

15. Widyaningrum D, Retnaningsih D, Widya Husada Semarang S, Subali Raya No J,


Barat S. HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN
MINUM OBAT PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI.

Anda mungkin juga menyukai