LAPORAN SOSMAPI KEL. 4 - Kelas B (Revisi 4)
LAPORAN SOSMAPI KEL. 4 - Kelas B (Revisi 4)
Oleh :
KELOMPOK 4
Menyetujui,
Koordinator Asisten Asisten Pendamping
Mengetahui,
Koordinator Praktikum
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum Sosiologi
Masyarakat Pesisir ini dengan baik.
Tahapan penyusunan laporan ini, penyusun mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak.Oleh karena itu, penyusun menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. Abdul Kohar Mudzakir, S.Pi., M.Si selaku dosen dan Koordinator
Praktikum Sosiologi Masyarakat Pesisir yang telah memberikan pengarahan
dan izin praktikum;
2. Dr. Ir. Bambang Argo Wibowo, M.Si., Prof. Dr. Azis Nur Bambang, M.S.,
dan Dr. Trisnani Dwi Hapsari, S.Pi., M.Si. selaku pengampu Mata Kuliah
Sosiologi Masyarakat Pesisir yang telah memberikan bimbingan materi;
3. Tim Asisten Praktikum Sosiologi Masyarakat Pesisir atas bimbingan dan
kerjasamanya;
4. Rekan-rekan Departemen Perikanan Tangkap Universitas Diponegoro
angkatan 2022 yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktikum
Sosiologi Masyarakat Pesisir.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata semoga laporan kami ini dapat diterima dan dapat memberikan
manfaat.
Semarang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................3
1.3. Waktu dan Tempat....................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4
2.1. Pengertian Masyarakat Perikanan.............................................................4
2.2. Karakteristik Masyarakat Perikanan.........................................................5
2.2.1. Pendidikan.......................................................................................5
2.2.2. Pekerjaan..........................................................................................6
2.2.3. Pola Kegiatan...................................................................................6
2.2.4. Peran Wanita....................................................................................7
2.2.5. Sistem Kepercayaan.........................................................................8
2.3. Dimensi Ekonomi Masyarakat Perikanan.................................................8
2.3.1. Pendapatan.......................................................................................8
2.3.2. Pengluaran.......................................................................................9
2.3.3. Hubungan Patronage......................................................................10
2.3.4. Sistem Bagi Hasil...........................................................................10
2.4. Dimensi Sosial dan Kelembagaan Masyarakat Perikanan......................11
2.4.1. Paguyuban......................................................................................11
2.4.2. Patembayan....................................................................................14
2.5. Dimensi Budaya Masyarakat Pesisir.......................................................16
2.5.1. KearifanLokal................................................................................16
2.5.2. Peranan Kearifan Lokal.................................................................16
III. METODE PENELITIAN.............................................................................18
3.1. Materi......................................................................................................18
3.2. Metode Praktikum...................................................................................18
3.2.1. Metode Deskriptif..........................................................................19
3.2.2. Metode Observasi..........................................................................19
3.2.3. Metode Studi Pustaka....................................................................19
3.2.4. Metode Dokumentasi.....................................................................20
3.3. Metode Pengambilan Data......................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
1.Tabel 3.1. Alat yang digunakan dalam Praktikum Sosiologi Masyarakat Pesisir
......................................................................................................................18
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1. PENDAHULUAN
sehingga dapat membuat persaingan semakin tidak sehat, kurangnya sarana dan
prasarana yang memadai seperti alat tangkap yang modern dan kapal nelayan
yang layak digunakan serta sarana pengolahan ikan yang memadai dapat
menghambat perkembangan sektor perikanan di wilayah Kendal, kurangnya
pendidikan dan keterampilan nelayan dalam mengelola sumber daya perikanan
yang dapat memperburuk situasi dapat mengakibatkan penangkapan ikan yang
berlebihan (Overfishing) dan penurunan kualitas ikan yang dihasilkan, dan yang
paling banyak dialami oleh semua masyarakat kendal adalah ketergantungan pada
sektor perikanan. Jika masyarakat Kendal terlalu bergantung pada sektor
perikanan, maka ketidakstabilan dalam industri perikanan dapat berdampak pada
kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi dalam jangka panjang. Masyarakat
pesisir sebenarnya juga memiliki tanggung jawab yang sama besar, mengingat
aktivitas dan mata pencaharian sehari-hari mereka sangat bergantung pada jasa
sumber daya yang ada dan dampak dari aktivitas mereka memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap sumber daya pesisir dan laut (Harahap et al., 2021).
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, dibutuhkan kerjasama antara
pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha perikanan untuk mencari solusi yang
adil dan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya perikanan di wilayah
Kendal. Solusi yang diusulkan dapat berupa pembatasan penangkapan ikan,
pengaturan kuota, penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan, pemberian
apresiasi bagi nelayan yang mengikuti aturan, atau Pengembanagan usaha
masyarakat sehingga tidak hanya tergantung pada sektor perikanan saja. Dengan
diadakannya praktikum lapangan sosiologi masyarakat pesisir di wilayah Kendal
yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mempelajari lebih dalam tentang sistem sosial dan ekonomi masyarakat pesisir.
Serta dapat mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan dalam usaha perikanan masyarakat pesisir di wilayah Kendal.
Mahasiswa dapat mempelajari keberagaman budaya tersebut secara langsung
sehingga dapat memahami lebih dalam tentang keanekaragaman sosial dan
budaya di Indonesia, mahasiswa dapat mengamati dan menganalisis berbagai
aspek kehidupan masyarakat pesisir wilayah Kendal, mahasiswa dapat
memperdalam pemahaman mereka tentang isu-isu tersebut dan mencari solusi
3
yang tepat untuk mengatasi masalah sosial di wilayah Kendal, dan mahasiswa
dapat meningkatkan kesadaran lingkungan mereka dan memahami pentingnya
konservasi sumber daya laut bagi keberlanjutan hidup masyarakat pesisir.
1.2. Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktikum Sosiologi Masyarakat Pesisir adalah
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi mahasiswa
terhadap sosiologi masyarakat pesisir;
2. Mahasiswa dapat mengetahui data primer yang di jadikan evaluasi untuk
suatu permasalahan di PPP Tawang;
3. Untuk mengetahui keadaan daerah PPP Tawang dan mahasiswa mampu
mengidentifikasi lembaga-lembaga yang ada pada masyarakat pesisir;
4. Mahasiswa dapat mengenal dan dapat mengetahui sejauh mana bentuk
pengelolaan wilayah pesisir pantai yang ada di Tawang,
Kabupaten Kendal; dan
5. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir
pantai.
2.2.2. Pekerjaan
Pekerjaan masyarakat perikanan bisa dikategorikan menjadi dua yaitu
pekerjaan tradisional dan pekerjaan modern. Pekerjaan tradisional pada
masyarakat perikanan sendiri adalah berprofesi sebagai nelayan dan petani garam,
sedangkan pekerjaan modern pada masyarakat perikanan adakah sebagai
pariwisata dan perikanan budidaya. Terdapat ancaman terhadap pekerjaan di
masyarakat pesisir seperti perusakan lingkungan dan perubahan iklim. Perusakan
lingkungan seperti penangkapan ikan secara berlebihan, penggunaan alat tangkap
yang tidak ramah lingkungan dan adanya pembentukan alur pelayaran baru yang
dapat merusak habitat laut sehingga mengancam kelasungan hidup pada
masyarakat pesisir. Selain itu, perubahan iklim seperti peningkatan suhu air dan
peningkatan intensitas badai dapat mempengaruhi hasil tangkapan nelayan dan
keuntungan dari perikanan budidaya. Masyarakat dan ekonomi adalah ibarat dua
sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan artinya masyarakat dan ekonomi adalah
akan selalu berkaitan, hal ini karena kemakmuran atau maju mundurnya suatu
masyarakat dapat diukur salah satunya dari taraf perekonomiannya dan
masyarakat adalah kaum pelaku ekonomi artinya perekonomian tidak akan ada
bila masyarakatnya tidak ada (Susanti et al., 2020).
2.2.3. Pola Kegiatan
Pola kegiatan di masyarakat perikanan sangatlah beragam tergantung dari
jenis ikan yang diperoleh, lokasi wilayah, tingkat teknologi dan regulasi yang
berlaku di masing-masing wilayah. Pola kegiatan pada masyarakat perikanan
tersebut dapat mencakup berbagai jenis kegiatan, seperti penangkapan ikan,
budidaya ikan, pemasaran ikan, industri pengolahan ikan dan kegiatan lainnya
yang terkait dengan perikanan. Kegiatan penangkapan ikan dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis alat tangkap ikan, seperti jaring, pancing, bagan, dan
lain-lain. Kegiatan penangkapan ikan merupakan suatu kegiatan pemanfaatan
sumberdaya ikan yang dilakukan oleh para nelayan untuk kehidupan sosial
ekonomi dan untuk kesejahteraan para nelayan (Tahapary dan Syamsul, 2014).
Pola kehidupan masyarakat nelayan, struktur yang terkonstruksi merupakan
aktualisasi dari organisasi kehidupan perahu. Sistem organisasi nelayan memberi
ruang yang luas bagi tumbuhnya penghargaan terhadap nilai-nilai prestatif,
7
nelayan wilayah Kendal, pola tersebut belum tentu sama dengan pola yang
berlaku di desa lainnya. Sistem ini juga diterapkan oleh nelayan dengan cara
mengikuti budaya daerahnya secara turun-temurun dari desa itu sendiri. Sistem
bagi hasil memiliki pengaruh penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup para
nelayan (Widhihastuti dan Rosyidah, 2018).
2.4. Dimensi Sosial dan Kelembagaan Masyarakat Perikanan
2.4.1. Paguyuban
Paguyuban termasuk salah satu dalam dinamika sosial di dalam
masyarakat. Paguyuban merupakan sebuah perkumpulan beberapa orang atau
lembaga yang dapat menciptakan sebuah persatuan di dalamnya. Biasanya untuk
meningkatkan suatu pemberdayaan bagi masyarakat guna mencapai sebuah
kesejahteraan. Paguyuban sangat berguna bagi dalam menjalankan sebuah
kegiatan dengan mengandalkan pola pikir dari berbagai pihak. Paguyuban adalah
sebuah organisasi informal yang memiliki asas cinta kasih persaudaraan,
menghayati solidarias, toleransi dan prinsip subsisdiaritas dalam memanfaatkan
dalam memanfaatkan segala perbedaan untuk mencapai tujuan bersama dimana
para anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah, kekal
serta sehati – sejiwa (Wiranti dan Pudjo, 2015).
Para masyarakat pesisir sering kali mengadakan perkumpulan dalam
membahas hasil laut. Paguyuban ini dilakukan guna mencari atau memutuskan
suatu permasalahan antar nelayan dengan kesepakatan bersama. Hal ini dapat
membuat suatu hubungan persaudaraan semakin erat dan timbul rasa gotong
royong. Sehingga antar nelayan nantinya dapat bekerja sama dalam hal
pemberdayaan sumberdaya yang di laut secara adil dan tertata. Paguyuban
masyarakat pada dasarnya terjadi karena memiliki keinginan atau tujuan yang
sama dan selain itu juga memiliki kepercayaan antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat lainnya (Stepy dan firman, 2020).
a. sosial
Paguyuban sosial Kendal merupakan kelompok sosial yang anggotanya
memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Rasa solidaritas,
kepercayaan, kejujuran, dan kerja sama antar anggota menjadi dasar terciptanya
paguyuban sosial. Kesamaan ciri-ciri, kedudukan yang sama, adanya hubungan
12
c. keagamaan
Paguyuban keagamaan merupakan suatu wadah pendidikan keagamaan bagi
masyarakat yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia baik secara
pribadi maupun kelompok. Kegiatan keagamaan adalah segala bentuk kegiatan
yang berhubungan dengan nilai-nilai agama yang dijadikan sebagai rutinitas
dalam kehidupan sehari-hari dan dijadikan sebagai pedoman dalam menjalin
hubungan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai agama memberikan
standarisasi moral dan mengarahkan ke mana masyarakat harus bergerak,
termasuk dalam segi perekonomian. Kelompok masyarakat juga dapat berperan
dalam mewujudkan suatu perubahan pada kehidupan masyarakat. Tampaknya
tidak ada penghalang bagi manusia untuk mengedepankan rasa keberagamaan,
tanpa kecuali didaerah pedesaan maupun didaerah pesisir (Inayah et al., 2017).
Masyarakat perikanan di daerah Kendal yakni sekelompok orang atau
individu yang tinggal dan hidup di wilayah pesisir dimana kehidupannya
bergantung langsung pada hasil laut. Masyarakat nelayan bekerja begitu keras
dengan menahan diri dari cuaca maupun hujan dan tidak mengenal waktu,
sehingga kegiatan keagamaan sering kali terhambat. Paguyuban keagamaan dapat
mengimplementasikan nilai-nilai keagamaan dengan mengadakan kegiatan
keagamaan seperti mengundang tokoh agama untuk menyampaikan materi
tentang toleransi, tolong menolong, dan gotong royong yang disediakan dalam
format tempat pelaksanaan sesuai dengan kapasitas peserta. Melalui kegiatan
keagamaan ini, upaya implementasi nilai-nilai moderasi keagamaan, khususnya
adab sopan santun dalam majelis dengan orang lain sangat efektif
diimplementasikan. Desain pembentukan dan dinamika kegiatan paguyuban
disesuaikan dengan konsep pendidikan keagamaan dan sesuai dengan desain
mewujudkan cita-cita luhur menjadi bangsa yang sejahtera, perikemanusiaan yang
beradab, berkeadilan sosial, dan demokratis (Sulthon, 2021).
2.4.2. Patembayan
Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama dimana para
anggotanya mempunyai hubungan yang bersifat pamrih dan dalam jangka waktu
yang pendek, serta bersifat mekanis (Narwoko dan Suyanto, 2011). Bentuk
hubungan ini cenderung diidentikkan dengan kehidupan masyarakat kota karena
15
masyarakat kota yang bersifat kompleks dan terdapat spesialisasi diantara para
anggotanya. Patembayan (gesellschaft) yang diidentikkan dengan bentuk
hubungan masyarakat perkotaan.
a. perkumpulan kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu dengan yang lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan. Ciri-ciri kelompok adalah sebagai berikut,
mempunyai anggota antara 2-25 orang, terjadi proses interaksi interpersonal di
dalamnya, adanya perasaan saling memiliki, saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama, adanya pembatasan tertentu dalam kelompok
(Ririn, 2016).
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama. Ada aksi dan ada reaksi antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Terbentuknya suatu
kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama.
Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui
komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara
timbal balik. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia terdorong untuk hidup
berkelompok, yaitu hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya, dan
hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya (Saidang dan Suparman).
b. ekonomi
Tradisi patembayan di daerah Kendal tidak hanya berdampak pada aspek
sosial, tetapi juga pada aspek ekonomi. Dalam tradisi patembayan, masyarakat
saling membantu dan bekerja bersama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.
Hal ini menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang unik di mana masyarakat
tidak hanya bekerja bersama, tetapi juga memperoleh manfaat secara bersama-
sama. Dalam tradisi patembayan, masyarakat di wilayah Kendal sering kali
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka untuk dijual atau
diproses menjadi produk yang dapat dijual. Bentuk patembayan terutama terdapat
16
di dalam hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik seperti ikatan antar
pedangang. Penerapan patembayan dalam ekonomi perikanan selain untuk
hubungan timbal balik antar pedangang, patembayan juga dapat digunakan untuk
pembagian hasil tangkapan ikan secara adil antar nelayan yang terlibat dalam
kegiatan penangkapan. Secara tidak langsung terjadi suatu kegiatan ekonomi yang
teratur antar juragan dan nelayan. Penerapan patembayan dalam ekonomi
perikanan ini juga memberikan manfaat panjang bagi masyarakat setempat dan
pengelolaan sumber daya ikan. Patembayan dapat membantu menjaga populasi
ikan di perairan sehingga dapat mempertahankan mata pencaharian nelayan secara
berkelanjutan. Salah satu caranya adalah menggunakan sistem penangkapan ikan
terukur (PIT). PIT merupakan upaya untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan
dengan tetap mengoptimalkan manfaat ekonomi dan sosial bagi nelayan dan
pelaku usaha perikanan (Trenggono, 2022).
3.1. Materi
Pembuatan laporan praktikum sendiri membutuhkan alat dan bahan agar
dapat diselesaikan secara maksimal. Alat yang digunakan pada Praktikum
Sosiologi Masyarakat Pesisir 2023 tersaji pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Alat yang digunakan pada Praktikum Sosiologi Masyarakat Pesisir
No. Alat Kegunaan
1. Alat tulis Untuk mencatat hasil wawancara
2. Handphone Untuk akat dokumnetasi saat praktikum
Sosiologi Masyarakat Pesisir
3. Laptop Untuk menulis laporan praktikum
4. Kuesioner Untuk bahan survey Praktikum Sosiologi
Masyarakat Pesisir
Sumber: Praktikum Sosiologi Masyarakat Pesisir, 2023.
Adhim, A. A., dan E. Soesilowati. 2018. Analisis Pola Rantai Distribusi Alternatif
Perikanan Tangkap di Kabupaten Kendal. Economics Development
Analysis Journal. 7(4) : 432-446.
Andrian, D., dan Pambudi, A. 2018. Dampak Sosial Ekonomi Pembangkit Listrik
Tenaga Hibrid pada Masyarakat Pesisir Pantai Baru Kecamatan
Srandakan. Journal of Public Policy and Administration Research. 7(6):
794-808.
Inayah, I., dan Tajiri, H. 2017. Bimbingan Keagamaan di Daerah Pesisir. Irsyad:
Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam. 5(1):
39-58.
Narwoko, J Dwi dan Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana.
Primyastanto, M., Efani, A., Soemarno, S., dan Muhammad, S. 2013. Faktor yang
Berpengaruh terhadap Pendapatan dan Pengeluaran Nelayan Payang
Jurung di Selat Madura. Wacana Journal of Social and Humanity Studies.
16(1): 15-23.
Rahmawati, R., Ramdani, T., dan Juniarsih, N. 2023. Peran Kelompok Nelayan
dalam Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Pesisir di Lombok. Jurnal
Analisa Sosiologi, 12(1): 1-16.
Setyawati N. W., dan E.P. Ningrum. 2018. Potensi Peran Wanita Dalam
Meningkatkan Pendapatan Keluarga Nelayan. Jurnal Fame. 1(1): 1-7.
Widihastuti, R., dan Rosyidah, L. 2018. Sistem Bagi Hasil pada Usaha Perikanan
Tangkap di Kepulauan Aru. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan
dan Perikanan. 8(1): 63-75.
Windasai, W., Said, M. M. U., dan Hayat, H. 2021. Peran Pemerintah Daerah
dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Jurnal Inovasi Penelitian. 2(3):
793-804.