Anda di halaman 1dari 25

Masalah perawatan fisiologis dan

patologis pada ibu hamil :

Oleh :
Hj. Diana Ulfah, S.Kp., M.Kep.
Materi
• Hyperemesis
• Abortus
• Anemia
Hyperemesis Gravidarum
• Mual dan muntah yang terjadi pada
kehamilan hingga usia 16 minggu
• Klasifikasi derajat HEG:
• Tanpa dehidrasi
• Dengan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit
• Dengan muntah yang persisten, dehidrasi,
gangguan keseimbangan elektrolit, ketosis
dan penurunan berat badan > 5%
Ilustrasi terjadinya hyperemesis gravidarum
Penegakan diagnosis
hypermesis gravidarum

• Mual dan muntah hebat


• Berat Badan turun > 5% dari
BB sebelum hamil
• Ketonuria
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan elektrolit
Durasi hyperemesis gravidarum
selama kehamilan
Tatalaksana
• Umum : Periksa kondisi umum, hemodinamik,
pertahankan kecukupan nutrisi (vitamin dan
asam
folat) di awal kehamilan
• Berikan makanan porsi kecil tapi sering
• Hindari yang dapat merangsang timbulnya mual
seperti bau yang menyengat, makanan yang
dapat meningkatkan asam lambung
• Berikan dukungan psikologis
Abortus
• Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan
• Kriteria :
1. Usia kehamilan < 22 minggu (WHO –
IMPAC), atau
2. Usia kehamilan < 20 minggu atau berat
janin < 500 gram
Faktor Predisposisi

1. Faktor dari janin (fetal) : kelainan genetik


(kromosom)
2. Faktor dari ibu (maternal) : infeksi, kelainan
hormonal
hipotiroidisme, diabetes, malnutrisi, penggunaan
obat-obatan, merokok, konsumsi alkohol, faktor
immunologis dan defek anatomis seperti uterus
didelfis,
inkompetensia serviks dan sinekhiae uteri karena
sindrom Asherman.
3. Faktor dari ayah (paternal) : kelainan sperma
Jenis abortus dan Gejala
Penegakan Diagnosis

1. Perdarahan pervaginam dari bercak hingga


berjumlah banyak
2. Perut nyeri dan kaku
3. Pengeluaran sebagian produk konsepsi
4. Serviks dapat tertutup maupun terbuka
5. Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya
6. Apabila tersedia ultrasonografi – sangat
membantu menegakkan
diagnosis
Tatalaksana Umum

1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan


umum ibu, hemodinamik dan keadaan yang
mendukung kepada penegakan diagnosis.
2. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat,
takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg).
3. Bila syok : lakukan tatalaksana awal syok.
4. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok : tetap pikirkan
kemungkinan tersebut saat penolong melakukan
evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya
dapat memburuk dengan cepat.
5. Bila ada tanda-tanda sepsis atau dugaan
abortus dengan komplikasi, berikan
kombinasi antibiotika sampai ibu bebas
demam untuk 48 jam:
• Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g
diberikan setiap 6 jam
• Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
• Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
6. Segera RUJUK ibu ke rumah sakit
7. Semua ibu yang mengalami abortus perlu
mendapat dukungan emosional + konseling
kontrasepsi pasca keguguran.
8. Lakukan tatalaksana selanjutnya di Puskesmas
untuk abortus inkomplitus dan abortus kompletus.
9. Bila tegak diagnosis abortus imminens, abortus
insipiens, missed abortion dan gejala sepsis,
segera RUJUK pasien ke RS.
Anemia

• Anemia adalah kondisi ibu dengan


kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% .
Sedangkan anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar Hb <
10,5 gr% pada trimester II(4-6 bln).
(Aritonang, 2015)
Faktor risiko anemia pada kehamilan

1. Asupan Nutrisi : kurangnya zat besi, kurangnya kadar


asam folat dan vitamin
2. Diabetes Gestasional
3. Kehamilan Multipel
4. Kehamilan Remaja
5. Inflamasi dan Infeksi dalam kehamilan :Infeksi seperti
cacing, tuberculosis, HIV, malaria, maupun penyakit lain.
Gejala Anemia
• Pasien akan memiliki toleransi yang rendah
untuk melakukan aktivitas fisik, sesak saat
beraktivitas ringan, serta mudah lelah.
• Apabila derajat anemia makin parah, tanda dan
gejala klinis pun menjadi lebih jelas, seperti
penurunan kinerja dan daya tahan, apatis,
gelisah, gangguan kognitif dan konsentrasi,
sesak, berdebar, pusing berputar, serta
ditemukan seluruh tubuh pucat.
Gejala anemia dibedakan
menjadi akut dan kronis
• Anemia akut akan menyebabkan sesak
yang tiba-tiba, pusing dan kelelahan yang
mendadak.
• Anemia kronik seperti defisiensi besi
gejala yang muncul bersifat gradual, dan
baru disadari oleh pasien saat kondisi
eritrosit sudah sangat rendah
Pathway
Tatalaksana
1.Makan makanan yang bernutrisi dan bergizi tinggi, khususnya
yang kaya zat besi dan asam folat setiap hari.
• Contoh makanan yang mengandung zat besi misalnya daging
(sapi atau unggas) rendah lemak makanan laut seperti ikan,
cumi, kerang dan udang, sayuran hijau, misalnya bayam dan
kangkung, kacang polong, produk susu yang telah
dipasteurisasi, kentang, gandum.
• Contoh makanan yang mengandung tinggi folat contohnya
sayuran hijau (bayam, brokoli, seledri, buncis, lobak hijau atau
selada), keluarga jeruk, alpukat, pepaya, pisang, kacang-
kacangan (kacang polong, kacang merah, kacang kedelai,
kacang hijau), bii bunga matahari, gandum dan kuning telur
2. Mengkonsumsi vitamin C lebih banyak,
vitamin c membantu tubuh menyerap zat
besi dari makanan secara lebih efisien.
3. Minum suplemen, suplemen yang
dianjurkan untuk dikonsumsi adalah
suplemen zat besi, vitamin B12 dan asam
folat.

Sumber :
Abujilban, S., Hatamleh, R., & Al-Shuqerat, S. (2019). The impact of a planned health educational
program on the compliance and knowledge of Jordanian pregnant women with anemia. Women &
health, 59(7), 748-759.
Rabbania Hiksas, Rima Irwanda, Noroyono Wibowo. Anemia Defisiensi Besi. Persatuan Obstetri dan
Gynekologi Indonesia. Jakarta; 2021:p.58-43
Dampak Anemia yang tidak teratasi

1. Depresi postpartum
2. Perdarahan pasca-persalinan
3. Bayi lahir dengan berat badan rendah
4. Bayi lahir prematur
5. Bayi lahir dengan anemia
6. Kematian janin
ASKEP Masalah perawatan fisiologis dan
patologis pada ibu hamil

Kasus Anemia :
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan :
a. Defisit pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil berhubungan dengan kurang
terpapar informasi. Menurut SDKI (2017), halaman 246, kode D.0111
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup menurut SDKI
(2017), halaman 128, kode D.0056.
c. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia dalam
kehamilan) Menurut SDKI (2017), halaman 130, kode D.0057.

3. Intervensi
Sesuai dengan diagnosa keperawatan
4. Impementasi Keperawatan
5. Evaluasi
Haturnuhun

Anda mungkin juga menyukai