Anda di halaman 1dari 46

KMB II

PENGKAJIAN FISIK
SISTEM
MUSKULOSKELETAL

RAMDANI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN PSDKU GARUT
PENDAHULUAN
• Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang kompleks.
• Pengkajian sistem muskoloskeletal meliputi :

• pemeriksaan pada tulang,


• persendian dan
• otot.

• Fungsinya : terintegrasi dengan sistem saraf dan integumen.

• Perawat dapat belajar mengintegrasikan bagian-bagian pengkajian muskoloskeletal pada


saat klien berjalan, bergerak di tempat tidur atau melakukan segala jenis aktivitas fisik

• Pengkajian sering dilakukan bersama dgn pengkajian neurologik.

Keperawatan Medikal Bedah II


LANGKAH
• Kaji riwayat penyakit
• Kaji riwayat nyeri
• Assessment of Posture and Gait
• Assessment of Joint Movement

Keperawatan Medikal Bedah II


• Pemeriksaan Fisik :
Pengumpulan data ttg kondisi system dan kemampuan fungsional
à diperoleh melalui inspeksi, palpasi dan pengukuran
a. Skeletal / tulang
1. Look :
Penyimpangan dari structur normal DAN adanya deformitas tulang :
perbedaan panjang, bentuk, amputasi Pengkajian
Fisik
2. Identifikasi khusus :
a. pergerakan abnormal (move) dan
b. krepitasi (feel)
b. Sendi
1. Identifikasi bengkak à inflamasi atau effuse
2. Catat deformitas b.d : kontraktur atau dislokasi
3. Evaluasi stabilitas sendi
4. Lakukan pengkajian : ROM aktif/pasif -à gambarkan kondisinya

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Bentuh tubuh dan Gait
• Minta pasien berjalan sejauh kurang lebih 2 meter, dan berjalan
kembali ke tempat semula.
• Observasi dan tentukan gait pasien: normal, trendelenberg gait,
spastic gait, antalgic gait, dll.

NOTE!!
Normal:
Tegak (62%): telapak kaki kontak dengan tanah/lantai
Mengayun (38%): kaki melayang di udara kea rah maju

Keperawatan Medikal Bedah II


• Trendelenburg Gait: • Antalgit Gait:
Miring kearah lateral
pada sisi pembawa Pergerakan lebih cepat
berat, diakibatkan oleh pada sisi yang sakit
kelemahan musculus dengan berkurangnya
gluteus medial fase tegak

Keperawatan Medikal Bedah II


• Spastic Gait: • Waddling gait:
Kaki digerakkan Pergerakan tungkai ke
bersama-sama dalam lateral yang berlebihan
keadaan kaku, telapak dengan pengangkatan
panggul yang berlebihan,
kaki seperti ditarik seperti jalan bebek

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Inspeksi Pemeriksaan Palpasi
vertebrata vertebrata

adanya nyeri pada vertebra (Catat


hasil penemuan nyeri dan lokasi
nyeri)
Menilai adanya step off pada
vertebra

PEMERIKSAAN ROM
Nilai adanya nyeri dan/atau keterbatasan gerak
Menilai adanya edema, hematome dan
Nilai adanya spasme, kelemahan, atau atrofi
deformitas dari vertebra Menilai adanya
gibbus, massa tumor, deviasi vertebra otot

Keperawatan Medikal Bedah II


Keperawatan Medikal Bedah II
Fungsi motorik
Pemeriksaan otot dengan menggerakkan
sendi untuk mengetahui adanya spastik atau
kelemahan otot.
Fungsi sensorik
Untuk melihat adanya kelainan sensabilitas
seperti hipoastesi, hiperastesi dan anastesi.

Keperawatan Medikal Bedah II


1.Sentuhan ringan
Ø Alat yang digunakan adalah kapas.
Ø Mata pasien harus dipejamkan.

2. Nyeri supervisial
Ø Alat yang digunakan ujung yang tajam
Ø Tutup mata pasien
Ø Bandingkan dengan yang diatas fraktur
Ø Pasien dianjurkan menjawab ya apabila merasakan benda tajam.

Keperawatan Medikal Bedah II


3. Sensasi posisi
ØPegang jari pasien
ØPasien dianjurkan menutup mata
ØGerakkan ibu jari, tanyakan posisinya kearah mana.

4. Getaran
ØAlat yang digunakan adalah garpu tala
ØPasien mata dipejamkan
ØGetarkan garpu tala dan tempelkan dimaleulus medialis,
biarkan sampai getaran berhenti.

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Refleks Fisiologis

• reflex biceps
• reflex brachioradialis
• reflex triceps
• reflex patella
• reflex Achilles

Keperawatan Medikal Bedah II


Refleks Biceps

• Mintalah klien berbaring telentang dengan santai


• Fleksikanlah lengan bawah klien di sendi siku
• Letakkanlah tangan klien di daerah perut di bawah
umbilicus
• Letakkanlah ibu jari pemeriksa pada tendo biseps
klien lalu ketuklah tendo tersebut palu

Keperawatan Medikal Bedah II


Refleks triceps

• Mintalah klien berbaring telentang dengan santai


• Fleksikan lengan bawah klien di sendi siku dan
tangan sedikit dipronasikan
• Letakkanlah tangan klien di daerah perut di bawah
umbilicus
• Ketuklah tendo otot triseps pada fosa olekrani

Keperawatan Medikal Bedah II


Refleks Brakhioradialis

• Mintalah klien berbaring telentang dengan santai


• Posisikan lengan bawah klien dalam posisi setengah
fleksi dan tangan sedikit dipronasikan
• Mintalah klien untuk merelaksasikan lengan
bawahnya sepenuhnya
• Ketuklah pada processus styloideus

Keperawatan Medikal Bedah II


Refleks Patella

• Mintalah klien berbaring telentang dengan santai


• Letakkan tangan pemeriksa di belakang lutut
• Fleksikan tungkai klien pada sendi lutut
• Ketuklah pada tendon muskulus kuadriseps femoris
di bawah patella

Keperawatan Medikal Bedah II


Refleks Achiles

• Mintalah klien berbaring telentang dengan


santai
• Fleksikan tungkai bawah sedikit, kemudian
pegang kaki pada ujungnya untuk memberikan
sikap dorsofleksi ringan pada kaki
• Ketuklah pada tendo achilles

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Refleks Patologis

• reflex Hoffman trommer


• reflex babinski
• reflex chaddock
• reflex oppenhelm
• reflex Gordon
• Reflex scaefer
• Reflex rossolimo

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Refleks Hoffman

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Babinski

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Chaddock

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Oppenhelm

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Gordon

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Schaefer

Keperawatan Medikal Bedah II


Pemeriksaan Rossolimo-Mendel Bechterew

Keperawatan Medikal Bedah II


c. Otot
1. Inspeksi :
§ Ukuran
§ Kontour otot
§ catat adanya abnormalitas
§ Kaji koordinasi gerakan : secara umum, bandingkan kiri-kanan

2. Palpasi
§ tonus otot
§ Kaji kekuatan otot baik :
- evaluasi sepintas dengan jabat tangan atau
- Ukur dgn skala criteria 0 - 5
§ Ukur peningkatan pembengkakan atau perdarahan atau pengecilan karena
atropi
§ Identifikasi klonus yang abnormal

Keperawatan Medikal Bedah II


Tabel Pengukuran Kekuatan Otot
No Tingkat Fungsi Otot Skala
Nilai % Normal Skala Lovett
1 Tidak ada bukti kontraktilitas 0 0 O (Nol)
2 Sedikit kontraktilitas, tidak ada 1 10 T (trace/sedikit)
gerakan
3 Rentang gerak penuh, gravitasi tidak 2 25 P (poor/buruk)
ada
4 Rentang gerak penuh dengan 3 50 F (fair/sedang)
gravitasi
5 Rentang gerak penuh melawan 4 75 G (good/baik)
gravitasi, beberapa resistensi
6 Rentang gerak penuh melawan 5 100 N (normal)
gravitasi, resistensi penuh

Keperawatan Medikal Bedah II


d. Neurovaskuler
1. kaji status sirkulasi pada extremitas dengan mencatat :
§ warna kulit
§ Suhu
§ nadi perifer
§ capillary refill
§ nyeri

2. Kaji status neurology


3. Tes reflek
4. Catat penyebaran rambut dan keadaan kuku

e. Kulit
1. inspeksi truma injury (luka, memar)
2. kaji kondisi kronis (dermatitis, stasis ulcer)

Keperawatan Medikal Bedah II


a. Radiologi dan imaging studies
1. X-ray Evaluasi Diagnostik
a. pada tulang :
à densitas, texture, erosion, dan perubahan sambungan
b. pada cortex :
à pelebaran, penyempitan, irregularity
c. pada sendi :
à menunjukkan cairan, irregularity, formasi, penyempitan, perubahan
contour sendi

2. tomogram
3. computed tomogram
4. bone scan
5. arthrogram
6. myelogram
7. discogram
Keperawatan Medikal Bedah II
X- Rays

Keperawatan Medikal Bedah II


b. pemeriksaan sendi
1. arthrocentesis : aspirasi cairan sinovial untuk tujuan pemeriksaan dengan
menggunakan jarum
2. arthroscopy

c. otot dan saraf


1. electromyography
2. nerve conduction velocities

d. Laboratorium

e. biopsy tulang, densitometry

Keperawatan Medikal Bedah II


ALAT BANTU BERJALAN

KRUK KURSI RODA TRIPOT

Keperawatan Medikal Bedah II


PERAWATAN GIPS

Keperawatan Medikal Bedah II


TUJUAN
• Mencegah kerusakan neurovaskuler area yang terbungkus gips
• Mempertahankan gips untuk area yang mengalami cidera
• Mencegah terjadinya infeksi

Keperawatan Medikal Bedah II


Pengkajian
• Keluhan pasien tentang nyeri dan
ketidaknyamanan
• Status integumen
• Indikator neurovaskuler
• Indikator infeksi
• Indikator komplikasi imobilitas
• Instruksi tentang perawatan khusus pada area
yang terpasang gips
Pertimbangan Khusus
• Pada pasien yang mengalami cedera trumatik
pada ekstremitas yang terpasang gips,
perhatikan adanya penurunan pengisian
kapiler dalam 24-48 jam pertama
• Gips basah dapat dikeringkan dengan
pengering rambut
Intervensi
• Cuci tangan
• Rapikan tempat tidur sebelum pasien kembali
dari ruang gips
• Jelaskan pentingnya elevasi kaki, tidak
memegang gips yang masih basah, dan
mengkaji status neurovaskuler
• Jika gips tidak segera kering, pasang kipas
angin untuk membantu pengeringan
Intervensi
• Tinggikan area ekstremitas yang terkena
• Jelaskan tentang prosedur observasi kulit,
pengkajian neurovaskuler dengan interval
yang sering
• Jika tampak perdarahan, lingkari dan berikan
tanggal pada area tersebut. Laporkan ke
dokter
• Kaji adanya tanda-tanda infeksi di bawah gips
Intervensi
• Lakukan perawatan punggung atau kulit yang
teratur
• Jika terdapar serpihan gips, lepaskan serpihan
dan rapikan gips
• Jelaskan tentang cara latihan rentang gerak
sendi
• Lakukan perubahan posisi tiap 2 jam
• Cuci tangan
TERIMA KASIH

Keperawatan Medikal Bedah II

Anda mungkin juga menyukai