Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN SAYURAN ORGANIK (HIDROPONIK)

Disusun Oleh :

Nama : Thoriq rizky ananda

Nisn :
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTRIAN PERTANIAN

2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana beliau telah melimpahkan Rahmat dan
Karunianya kepada penulis, shalawat serta salam kita hadiah kan kepada nabi umat sedunia yaki
nabi Muhammad SAW,yang mana beliau telah membimbing dan menuntun umatnya dari zaman
yang tidak berpengetahuan ke zaman berpengetahuan dan jaman yang serba canggih yang
penulis rasakan sampai sekarang ini.

Saya menyadari apa yang saya tulis jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kesalahan-kesalahan didalam penulisan maka kepada seluruh pihak yang terkait dapat
memakluminya. Sebab segala sesuatu yang dibutuhkan proses yang panjang untuk menuju kea
rah yang lebih baik lagi.

Saya selaku penulis memohon maaf yang sadalam-dalamnya apabila terjadi kesalahan
dalam penulisan dan penyampaian nantinya,semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat
untuk kita semua dan orang lain.

Medan, Juli 2022

Penulis

I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman dahulu orang belum terpikir dengan adanya budidaya tanaman hidroponik
dalam membudidaya tanamannya, biasanya mereka membudidayakan tanamannya
dengan cara menanam dengan media tanah. Dan cara yang dilalukan dengan media tanah
memerlukan waktu yang cukup lama dan mengeluarkan tenaga agar terpelihara
tanamannya dengan baik. Khususnya para petani yang harus kerja ekstra dalam
memelihara tanamannya, menjaga tanamannya agar tetap terpelihara dan
berkembangbiak dengan baik tanpa adanya pengaruh dari pupuk urea dan pestisida yang
dapat membahayakan konsumen.
Akan tetapi akhir-akhir ini kecenderungan masyarakat kita dalam memelihara
tanamannya adalah memerlukan waktu dan tenaga dalam upaya memelihara tanaman
agar kualitas tetap terjamin, memperhatikan gizi dan kandungan dalam tanaman tersebut,
menjaga kesehatan tanaman agar terhindar dari pupuk urea dan pestisida, apalagi orang
awam yang hanya bisa memelihara tanamannya dengan sebelah mata atau tidak dengan
detail cara membudidayakannya, dan itu bukan hal yang mudah untuk kita lakukan.
Dari fenomena diatas maka sangat cocok dan potensial bila kami mendirikan usaha
dalam budidaya tanaman hidroponik, dimana dari segi kualitas dapat memenuhi
keinginan konsumen yaitu nyaman dikonsumsi, praktis, efisien, efektif, tidak menguras
tenaga, kualitas terjangkau sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen, karena sehat
untuk dikonsumsi di bandingkan dengan menanam dengan media tanah. Dengan faktor
produksi yang relative murah dan terjangkau serta mudah didapat, kami yakin usaha yang
kami lakukan ini memiliki berbagai aspek yang dapat menguntungkan bagi pribadi
maupun orang lain.
B. Tujuan Usaha
1. Meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik untuk memperoleh keuntungan
2. Untuk menerapkan jiwa kewirausahaan.
3. Melatih kemandirian
4. Menjaga kesehatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Pertanian organic

Pertanian organik adalah sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan


alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang
berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultural yang
meliputi tanaman sayur, buah, bunga, dan tanaman obat (contohnya: brokoli, kubis
merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa dll.), dan rempah-
rempah, Pengolahan pertanian organik didasarkan pada
prinsip kesehatan, ekologi, keadilan,dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip
kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus
memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan
manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan
tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan
pada siklus dan sistem ekologi kehidupan.] Pertanian organik juga harus memperhatikan
keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk
mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan
maupun pada masa depan.

Metode
Pertanian organik mengkombinasikan pengetahuan ilmiah
mengenai ekologi dan teknologi modern mengenai praktik pertanian
tradisional berdasarkan proses biologis yang terjadi secara alami. Metode pertanian
organik dipelajari di dalam bidang ekologi pertanian. Pertanian konvensional
menggunakan pestisida dan pupuk sintetik, sedangkan pertanian organik membatasinya
dengan hanya menggunakan pestisida dan pupuk alami. Prinsip metode pertanian organik
mencakup rotasi tanaman, pupuk hijau/kompos, pengendalian hama biologis,
dan pengolahan tanah secara mekanis. Pertanian organik memanfaatkan proses alami di
dalam lingkungan untuk mendukung produktivitas pertanian, seperti pemanfaatan legum
untuk mengikat nitrogen ke dalam tanah, memanfaatkan predator untuk menaggulangi
hama, rotasi tanaman untuk mengembalikan kondisi tanah dan mencegah penumpukan
hama, penggunaan mulsa untuk mengendalikan hama dan penyakit, dan pemanfaatan
bahan alami, termasuk mineral bahan tambang yang tidak diproses atau diproses secara
minimal, sebagai pupuk, pestisida, dan pengkondisian tanah.[15] Tanaman yang lebih
unggul dan tangguh dikembangkan melalui pemuliaan tanaman dan tidak dimodifikasi
menggunakan rekayasa genetika.

Keanekaragaman hayati
Tingginya keanekaragaman tanaman pertanian adalah salah satu penciri pertanian
organik. Pertanian konvensional fokus pada produksi massal hasil pertanian tunggal di
lahan, yang disebut dengan monokultur. Dalam ekologi pertanian diketahui
bahwa polikultur (penanaman berbagai jenis tanaman pada satu ahan) lebih
menguntungkan dan lebih sering diterapkan di pertanian organik.[16] Penanaman berbagai
jenis sayuran mendukung berbagai jenis serangga yang bersifat menguntungkan,
mikroorganisme tanah, dan faktor lainnya yang menambah kesehatan lahan pertanian.
Keanekaragaman tanaman pertanian membantu lingkungan untuk mempertahankan suatu
spesies yang dekat dengan lahan pertanian agar tidak punah.[17]
Pengelolaan tanah
Pertanian organik bergantung sepenuhnya pada dekomposisi bahan organik tanah,
menggunakan berbagai teknik seperti pupuk hijau dan kompos untuk menggantikan
nutrisi yang hilang dari tanah oleh tanaman pertanian sebelumnya. Proses biologis ini
dikendalikan oleh berbagai mikroorganisme seperti mikoriza yang memungkinkan
terjadinya produksi nutrisi secara alami di dalam tanah sepanjang musim tanam.
Pertanian organik mendayagunakan berbagai metode untuk meningkatkan kesuburan
tanah, termasuk rotasi tanaman, pemanfaatan tanaman penutup, pengolahan tanah
tereduksi, dan penerapan kompos. Dengan mengurangi pengolahan tanah, maka tanah
tidak dibalik dan tidak terpapar oleh udara. Hal ini berarti nutrisi yang bersifat mudah
menguap seperti nitrogen dan karbon semakin sedikit yang menghilang.
Tumbuhan membutuhkan berbagai nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan nutrisi
mikro lainnya serta hubungan simbiosis dengan fungi dan organisme lainnya untuk
berkembang dengan baik. Sinkronisasi diperlukan agar tumbuhan mendapatkan nitrogen
yang cukup pada waktu yang tepat. Hal ini menjadi salah satu tantangan di dalam
pertanian organik.[18] Residu tanaman dapat dikembalikan ke tanah sehingga membusuk
dan memberikan nutrisi bagi tanah.[18] Dalam banyak kasus, pengaturan pH diperlukan
dengan menggunakan kapur pertanian dan sulfur.[19]:43
Lahan usaha tani yang tidak memiliki usaha peternakan di dalamnya mungkin akan lebih
sulit dalam mengembalikan kesuburan tanah dan membutuhkan input kotoran dari luar
untuk digunakan sebagai sumber nitrogen yang baik. Namun nitrogen juga dapat
diberikan dengan menggunakan legum sebagai tanaman penutup tanah.[18]
Penelitian dalam ilmu biologi pada tanah dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya
telah membuktikan manfaat bagi pertanian organik. Berbagai jenis bakteri dan fungi
memecah bahan kimia, residu tanaman, dan kotoran hewan menjadi nutrisi yang dapat
diserap oleh tumbuhan, sehingga tanaman pertanian menjadi produktif.[20][21]
Pengelolaan gulma
Pengelolaan gulma secara organik bersifat menekan, bukan memberantas gulma, dengan
meningkatkan kompetisi dan mendayagunakan sifat fitotoksik tanaman.[22] Pertanian
organik mengintegrasikan strategi budaya, biologi, mekanis, fisik, dan kimiawi untuk
mengelola gulma tanpa menggunakan herbisida sintetik.
Berbagai standar organik membutuhkan rotasi tanaman dari tanaman semusim,[23] yang
berarti satu jenis tanaman tidak bisa ditumbuhkan di lokasi yang sama tanpa tumbuhan
antara yang berbeda jenisnya. Rotasi tanaman secara organik mencakup tanaman penutup
yang menekan pertumbuhan gulma dan tanaman dengan siklus hidup yang tidak sama
untuk menekan pertumbuhan gulma yang hanya menyerang jenis tanaman tertentu.
[22]
 Berbagai penelitian dikerjakan untuk mengembangkan metode organik untuk
mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang secara alami menekan pertumbuhan atau
perkecambahan gulma.[24] Metode lainnya yaitu meningkatkan tingkat kompetisi tanaman
pertanian untuk menekan pertumbuhan gulma dengan berbagai cara seperti mengatur
tingkat kepadatan penanaman, mengatur jumlah varietas tanaman yang ditanam, dan
mengatur periode penanaman.
Pengendalian gulma secara mekanis dan fisik dapat dilakukan dengan:[

 Pengolahan tanah - membalik tanah di atara tanaman untuk menempatkan residu


tanaman dan gulma ke dalam tanah.
 Pemotongan
 Memberikan panas ke tanah
 Pemberian mulsa untuk menghalangi pertumbuhan gulma (lihat plastikultura)[26]
Namun metode pengolahan tanah dikritik sebagian kalangan karena dapat menyebabkan
erosi.[27][28] FAO dan berbagai organisasi mempromosikan pendekatan pertanian tanpa
pengolahan tanah (no till farming) dan menekankan pada rotasi tanaman.[28][29] Sebuah
studi menunjukan bahwa rotasi tanaman dan pemanfaatan tanaman penutup tanah mampu
mengurangi erosi tanah, mengendalikan hama, dan menekan penggunaan pestisida secara
signifikan.[30] Beberapa bahan kimia yang tersedia secara alami dapat digunakan sebagai
herbisida (bioherbisida), seperti asam asetat, tepung gluten jagung, dan minyak atsiri.
Bioherbisida yang berbasis fungi patogen yang menjadi parasit bagi gulma, juga telah
dikembangkan.[25]
Gulma juga dapat dikendalikan dengan memanfaatkan penggembalaan hewan di atas lahan
pertanian. Angsa telah dipelihara secara jelajah bebas di atas
lahan kapas, strawberry, tembakau, dan jagung untuk menekan pertumbuhan gulma.
[31]
 Petani sawah di berbagai belahan dunia juga memelihara bebek dan ikan di sawah untuk
memakan gulma dan serangga.

III. METODELOGI
A. Waktu dan tempat pelaksanaan
Waktu pelaksanaan budidaya sayuran organik atau hidroponik yang dilaksanakan
pada:
Hari : Minggu,15 Mei 2022
Jam : 17.00
Tempat : Lahan Samping Rumah
B. Cara Menanam pertanian organik
1. Mempersiapkan alat dan bahan Hal pertama yang harus Anda lakukan saat
hendak menanam tanaman organik yaitu mempersiapkan alat dan bahan.
membutuhkan beberapa alat dan bahan seperti berikut ini:
 Pilih sayuran yang akan di tanam
 Persiapkan tanahyang baik
 Pilihlah lahan yang terkena sinar matahari secara langsung
 Gunakan bibit yang berkualitas
 Lindungi dengan musla
 Kenali arah angin
 Membangun badengan
 Perhatikan kebersihan kebun
 Pupuk
 Dan Cangkul

Pemilihan Benih
Benih yang baik, selalu memberikan hasil yang baik. Kalimat ini tentu juga berlaku untuk
penanaman sayur sawi. Benih sawi bisa Anda dapatkan dengan dua cara, yakni membeli pada
toko benih atau Anda juga bisa dapatkan dari sawi itu sendiri.Jika Anda melakukan budidaya
sawi hanya untuk skala kecil di pekarangan rumah Anda, maka Anda bisa mengambil cara
pertama. Dengan mengambil dari sawi itu sendiri.Syarat memperoleh benih dari sawi itu sendiri
adalah dengan mengambil benih sawi berusia tidak kurang dari 70 hari. Ciri khas benih
berkualitas sawi adalah seperti, warna benih lebih coklat kehitaman dan mengkilap, teksturnya
licin namun keras, dan bentuknya membulat.Perlu diperhatikan, sawi yang akan dijadikan
sebagai sumber benih harus dipisah dari letak sawi yang lain. Hal ini agar proses jadi lebih
mudah. Dan benih berkualitas bisa didapatkan.

Penyemaian Benih
Anda harus segera lakukan semai benih, setelah benih berkualitas telah Anda dapatkan. Mula-
mula benih yang dipilih harus direndam dalam waktu 12 jam. Benih yang tidak mengapunglantas
dikeringkan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam polybag sebagai media tanam.Pastikan Anda
telah mengisi polybag dengan humus dan pupuk, menggunakan perbandingan 1:3. Pada tiap
polybag yang Anda sediakan, tanamlah sekitar 5 hingga 10 benih. Siram setiap benih dengan
dosis 2 kali dalam sehari.Proses ini dilakukan hingga tunas sawi tumbuh. Sebaiknya, letakkan
polybag yang berisi benih di tempat yang sejuk, namun tetap terkena sinar matahari.

Pengaturan Lahan
Pengaturan lahan ini dimulai dari memperbaiki struktur tanah. Tanah yang akan dipakai
menanam sawi harus dalam kondisi gembur. Saat mencangkul tanah sebagai lahan, pastikan
Anda juga membersihkan tanah dari rumput liar dan gulma.Lubang lahan yang dibutuhkan untuk
penanaman sawi adalah sekitar 40 cm kedalamannya. Lahan juga harus ditambahkan pupuk
organik. Hal ini bertujuan agar unsur hara tanah jadi sesuai. Selain itu, lahan juga harus
dipastikan mendapatkan sinar matahari langsung.

Penanaman Tunas Sawi


Anda bisa mulai menanam tunas sawi dalam lubang lahan tersebut. Pastikan sebelum ditanam,
tunas sudah didiamkan selama kurang lebih 10 hari dulu. Berikan jarak antar tunas sawi yang
ditanam pada lahan.Jarak antar tunas ini bisa menggunakan ukuran 30 cm. Cara menanam tunas,
cukup dengan menimbunnya hingga setengah batang tunas. Tambahkan pupuk kompos.

Merawat Tanaman Sawi


Cara budidaya sawi selanjutnya adalah tahap perawatan. Perawatan sawi memang terbilang agak
susah. Pasalnya, tiap tanaman sawi harus mendapatkan paparan sinar matahari yang tidak
melebihi 8 jam. Sedangkan dosis penyiraman sawi adalah dua kali dalam sehari.Air yang
digunakan untuk menyiram tanaman sawi, hendaknya dicampur dengan pupuk organik. Namun
jika tidak ada pupuk organik, Anda bisa manfaatkan air bekas cucian beras.Pencampuran air
dengan bahan ini, dimaksudkan agar unsur hara tanah dan nutrisi tanaman sawi terpenuhi dengan
baik. Perbedaan musim juga harus Anda perhatikan dalam hal penyiraman sawi.

Saat musim hujan, kurangi dosis penyiraman. Sebaliknya, saat musim kemarau tambahkan dosis
penyiraman dan kurangi intensitas terkena cahaya matahari.
Mengendalikan Hama hingga Panen
Proses pengendalian hama ini, cukup dilakukan dengan pestisida dalam waktu 2 Minggu.
Pemberian pestisida ini dilakukan sebelum masa panen. Masa panen adalah masa dimana sawi
telah berumur 80 harian.Saat panen, Anda bisa gunakan cara mencabut hingga akar atau hingga
bagian batangnya. Simpan dengan keadaan berdiri, serta tambahkan percikan air agar tetap
terlihat segar.Pastikan juga telah mencuci bersih sawi yang dipanen.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jenis Produk Usaha


Usaha ini akan memproduksi dan menjual tanaman/hasil penanaman organik yang
saya garap,bahan bakunya adalah seperti pupuk,musla dan lain sebagainya. Produk yang
dihasilkan seperaktis mungkin.
B. Bahan dan Peralatan yang digunakan

No Alat dan Bahan Jumlah Harga


1 Benih 10 sachet Rp 40.000
2 pupuk 2 botol Rp 120.000
3 Pelindung sawi 1 gulung Rp 265.000
4 Cangkul 1 buah Rp.80.000
Total Rp.505.000
1. Segmen pasar
Target konsumen adalah masyarakat di daerah sekitar dari semua golongan baik
usia muda maupun tua.
2. Strategi pemasaran
Dalam penjualan dan pemasaran produk ini, ada beberapa strategi yang digunakan
yaitu :
 Menetapkan harga yang relative murah agar semua masyarakat dapat
menjangkau harganya.
 Tempat penjualan yang strategis.
 Melakukan pelayanan yang terbaik yaitu dengan menerapkan pelayanan
prima, sopan, dan ramah.
 Dari mulut ke mulut yang dilakukan konsumen yang pernah membeli
3. Aspek finansial
Sumber modal usaha ini sebesar Rp
Total modal = Rp 505.000
Total biaya = Rp 505.000
Jumlah barang yang diproduksi = 200 ikat sayur
Jumlah pengeluaran Rp 357.000,Laba bersih Rp 720.000-505.000= Rp 215.000
V PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa memilih usaha perlu mengetahui
dahulu barbagai macam hal yang berhubungan dengan usaha yang didirikan. Seperti
mengetahui peluang usaha, lokasi yang strategis, pemasaran produk aspek-aspek lain
yang berkenaan pendirian usaha, sehingga usaha yag akan dijalankan dapat berjalan
dengan baik. Usaha budidaya tanaman hidroponik ini merupakan suatu usaha skala kecil
yang dapat membantu menciptakan lapangan usaha baru, sehingga mengurangi
pengangguran. Usaha ini tidak memerlukan modal yang cukup besar, namun memerlukan
perencanaan dan perlengkapan yang matang.
B. Saran
1. Dalam mendirikan usaha sebaiknya dipersiapkan segala sesuatunya dengan matang
dan tepat,sehingga usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan baik
2. Dalam berwirausaha diperlukan keyakinan,kepercayaan diri dan keuletan
3. Seorang wirausaha haruslah selalu kreatif dan inovatif serta selalu mengikuti trend an
selera konsumen agar pelanggan tidak mudah bosan
4. Jangan mudah menyerah menghadapi berbagai hambatan dan masalah

Anda mungkin juga menyukai