Anda di halaman 1dari 63

 Senin 20 maret 2022

1. Pekerjaan galian tanah


Dalam pekerjaan struktur kita dahului dengan pekerjaan galian tanah. Pada proyek ruko 3 lantai,
memerlukan bantuan alat berat yaitu excavator untuk menggali.

Sebelum melalukan penggalian, perlu adanya hal-hal yang harus diperhatikan antara lain
 Prosedur K3 dalam pelaksanaan galian meliputi alat pelindung diri, papan
peringatan atau garis pembatas.
 Pengaturan arah maneuver alat berat yang baik agar tidak timbul
kesalahan atau kecelakaan
 Jalan kerja yang memenuhi syarat
Contoh arah dan manuver alat berat

PINTU
MASUK

LOKASI GALIAN

PINTU
KELUAR
Metode pekerjaan galian sebagai berikut :
a. Menentukan posisi titik ukur tetap agar ada acuan ukur terhadap galian
nanti. Selanjutnya kita lakukan pengukuran terhadap ukuran dan elevasi
tanah. dengan tujuan agar ada acuan ukur terhadap galian nanti.
b. Pasang patok area yang akan digali yang dimulai dari sudut. Kedalaman
galian pondasi plat lebih dibanding pondasi menerus.

F E D

Galian dimulai dari


sudut kiri bangunan

A B C

Galian pertama adalah galian untuk pondasi plat. Galian dimulai dari titik
A dan berakhir di titik F dengan lebar 140 dalam 110. Setelah galian
pondasi plat selesai, berikutnya adalah galian pondasi menerus dengan
lebar 1 m dan dalam 80 cm.
c. Bekas galian tanah ditaruh agak jauh dari bekas galian.
d. Pengukuran dengan meter tangan untuk mengukur kedalaman dari galian
tanah.
2. Pekerjaan pondasi
a. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan pondasi ruko 3 lantai berdasarkan shop drawing. Pada shop drawing, bangunan
menggunakan footplat atau pondasi telapak dengan kombinasi pondasi menerus. Pondasi
menerus dimaksud agar memikul sloff bawah yang sloff tersebut memikul beban batu
bata, kusen, pintu, jendela, dan sebagainya.

Sebelum pekerjaan pondasi ada 2 hal yang dilakukan


 perlunya pengecekan material untuk mengetahui ukuran, spesifikasi, dan
kelayakan pakai agar pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan
perhitungan. Material tersebut antara lain : semen Portland, pasir, split,
kaso, multiplek, besi beton, kawat beton, paku, air bersih, dll.
 Menyiapkan alat bantu kerja : waterpass, meteran, gunting besi, bor listrik,
pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, mesin adukan
beton, dan sebagainya.
LOKASI PENEMPATAN MATERIAL DAN ALAT BERAT.
b. Pekerjaan Penulangan
Untuk pondasi footplat, perakitan tulangan dilakukan di los besi, kemudian dibawah
keluar ke tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang
dan proses  pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat dengan bantuan beberapa orang.
Satu orang bagian pengukuran dan pemotongan, dua orang perakit, dan bisa dibantu yang
lain untuk dibawa.
Cara perakitan tulangan sebagai berikut :
1. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi telapak yang tertera di gambar kerja.
2. Memotong besi sesuai ukuran tulangan dengan alat potong
3. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat

c. Pekerjaan pemasangan tulangan


Setelah merakit tulangan pondasi telapak maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan tenaga manusia karena tulangan tidak berat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
1. Galian tanah diberi lapisan pasir dengan kondisi bersih dan rata dengan
ketebalan 5 cm.
2. Pasang beton decking yang agar mengganjal tulangan agar tidak bergerak,
tulangan tidak langsung menyentuh lantai. Di taruh disetiap ujung sisi/tepi
tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar lantai
untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan
tulangan tidak menjadi karat. Pekerjaan beton decking bisa dibuat sendri
dengan tempo beberapa hari sebelum pengecoran plat lantai agar ada masa
pengeringan.

3. Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan


tegak turun permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
4. Pastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, lebih baik diberi tiang
penyangga agar rakitan tulangan tidak bergerak. Jika sudah maka dapat
langsung melakukan Pengecoran.
d. Pekerjaan pemasangan bekisting
Langkah – langkah pekerjaan pemasangan bekisting
 Siapkan papan cor
 Ukur panjang papan cor menyesuaikan ukuran footplat
 Pasang papan cor di empat sisi dengan pertemuan antar papan saling rapat
 Paku papan secara selang seling agar tidak retak
 Pasang penahan papan cor dengan kayu uk 5/7 disetiap sisi dan setiap sudut
 Pasang penahan kayu di tiang kolom pedestal agar campuran dituang
rangka besi tidak bergeser
 Periksa dengan waterpass apakah papan cor sudah rata atau belum

e. Pekerjaan Pengecoran

Mengaduk beton menggunakan mesin molen


Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan
dengan
mengubah kemiringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka
pencampuran beton tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar
dalam keadaan miring. Masukan bahan yaitu pasir, semen, kerikil, air ke dalam mesin
pengaduk dan tunggu sampai tercampur rata dan gunakan pengangkut atau ember untuk
membawa campuran.

Mesin Aduk Beton Alat angkut

Cara menghidupkan mesin molen


 Isi bahan bakar pada mesin molen
 Buka kap motor
 Tekan tuas gas sampai full kebawah
 Pasang engkol pada posisi
 tekan cuk bersamaan dengan memutar engkol sampaimesin menyala
 turunkan gas sedikit
 tekan pedal yang ada di bawah batang tarik mesin dan putar roda pemutar
tabung
sampai mulut tabung berada di samping.

Cara mencampur adonan coran


 Tuangkan 2 ember pasir kedalam tabung
 Masukkan 3 ember kerikil
 Masukkan 1 sak semen
 Masukkan air secukupnya. Usahakan tidak terlalu cair dan tidak terlalu
kering.
 Tunggu sampai semuanya tercampur dengan baik
 Siapkan wadah pengangkut atau ember untuk membawa campuran ke
lokasi pengecoran

Alur pengecoran
Pembagian pekerjaan cor footplat
 Dua orang di mesin molen. Satu menjaga roda pemutar dan satu memantau
mesin
 Empat orang di bagian material. Dua di bagian pasir dan kerikil dan dua di
bagian
Gudang untuk mengangkut semen.
 Jarak dari area pencampuran dan area pengecoran adalah 5 meter. Dalam
mengantar campuan dilakukan oleh 2 orang secara bergantian dengan
gerobak.
 Dan di area pengecoran ada 1 orang untuk menuang campuran.
 Menggunakan vibrator agar campuran masuk ke celah-celah tulangan.

Pembongkaran bekisting
 setelah beton kering kita melepas bekisting. Melepas bekisting dengan
palu.
 Ketok-ketok bekisting agar bekisting mudah terlepas
 Melepas penahan yang ada disetiap sisi
 Melepas papan bekisting perlahan

f. Pekerjaan Kolom Pedestal

 Pekerjaan Penulangan
Untuk pondasi footplat, perakitan tulangan dilakukan di los besi bersamaan dengan plat
pondasi.
Cara perakitan tulangan sebagai berikut :
4. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi telapak yang tertera di gambar kerja.
5. Memotong besi sesuai ukuran tulangan dengan alat potong
6. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat

 Pekerjaan pemasangan tulangan (dilakukan bersamaan dengan


plat pondasi)
Sudah dijelaskan diawal.

 Pekerjaan pemasangan bekisting


Langkah – langkah pekerjaan pemasangan bekisting
 Siapkan papan cor
 Ukur panjang papan cor menyesuaikan ukuran footplat
 Pasang papan cor di empat sisi dengan pertemuan antar papan saling rapat
 Paku papan secara selang seling agar tidak retak
 Pasang penahan papan cor dengan kayu uk 5/7 disetiap sisi dan setiap sudut
 Pasang penahan kayu di tiang kolom pedestal agar campuran dituang
rangka besi tidak bergeser
 Periksa dengan waterpass apakah papan cor sudah rata atau belum

 Pekerjaan Pengecoran

Mengaduk beton menggunakan mesin molen


Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan
dengan
mengubah kemiringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka
pencampuran beton tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar
dalam keadaan miring. Masukan bahan yaitu pasir, semen, kerikil, air ke dalam mesin
pengaduk dan tunggu sampai tercampur rata dan gunakan pengangkut atau ember untuk
membawa campuran.

Mesin Aduk Beton Alat angkut

Cara menghidupkan mesin molen


 Isi bahan bakar pada mesin molen
 Buka kap motor
 Tekan tuas gas sampai full kebawah
 Pasang engkol pada posisi
 tekan cuk bersamaan dengan memutar engkol sampaimesin menyala
 turunkan gas sedikit
 tekan pedal yang ada di bawah batang tarik mesin dan putar roda pemutar
tabung
sampai mulut tabung berada di samping.

Cara mencampur adonan coran


 Tuangkan 2 ember pasir kedalam tabung
 Masukkan 3 ember kerikil
 Masukkan 1 sak semen
 Masukkan air secukupnya. Usahakan tidak terlalu cair dan tidak terlalu
kering.
 Tunggu sampai semuanya tercampur dengan baik
 Siapkan wadah pengangkut atau ember untuk membawa campuran ke
lokasi pengecoran
Alur pengecoran

Pembagian pekerjaan cor footplat


 Dua orang di mesin molen. Satu menjaga roda pemutar dan satu memantau
mesin
 Empat orang di bagian material. Dua di bagian pasir dan kerikil dan dua di
bagian
Gudang untuk mengangkut semen.
 Jarak dari area pencampuran dan area pengecoran adalah 5 meter. Dalam
mengantar campuan dilakukan oleh 2 orang secara bergantian dengan
gerobak.
 Dan di area pengecoran ada 1 orang untuk menuang campuran.
 Menggunakan vibrator agar campuran masuk ke celah-celah tulangan.
Pembongkaran bekisting
 setelah beton kering kita melepas bekisting. Melepas bekisting dengan
palu.
 Ketok-ketok bekisting agar bekisting mudah terlepas
 Melepas penahan yang ada disetiap sisi
 Melepas papan bekisting perlahan
g. Pekerjaan Pondasi Menerus dan Sloff Bawah.

Pekerjaan Pondasi Menerus


Sebelum tiang plat dicor, dilakukan pemasangan pondasi menerus. Pondasi menerus ini
yang akan memikul sloff. Pekerjaan pondasi dilakukan di atas pondasi plat.

1. Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu


dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan
level pasangan batu kali.
2. Pastikan lagi galian tanah untuk pasangan batu kali sudah sesuai gambar
kerja yaitu lebar 1m dan tinggi 80cm.
3. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :

a.Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk
mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
b. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
c. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal
pasi urug seperti yang direncanakan 5 cm.

4. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan level pasangan batu kali.

Pekerjaan campuran pasangan batu kali

Buka sak semen dengan memotong salah satu sisinya menggunakan pisau atau
sekop. Tuang semen dengan menggulingkan kantong dan menariknya dari bagian bawah.
perbandingan antara semen dan pasir 1:4.
Gunakan cangkul atau sekop kecil untuk mengaduk campuran. Pastikan semua bahan
tercampur rata dan berubah warna. Jika tidak dicampur secara merata, mortar tidak bisa
mendapatkan konsistensi yang tepat. Gunakan sekop untuk membuat kawah (cekungan),
lalu tuang air ke dalamnya. Airnya akan mulai meresap ke dalam campuran.

Pastikan mengenakan alat keselamatan yang sesuai ketika menangani mortar. Mortar


kering yang mengenai mata, paru-paru, dan tangan bisa terasa sangat nyeri dan berbahaya.
Sangat penting untuk mengenakan sarung tangan saat menangani mortar, serta memakai
kacamata pelindung dan masker wajah ketika mencampur bahan kering.
Bersihkan mesin pengaduk semen dan semua peralatan jika telah selesai. 
Pekerjaan pasangan batu kali

1. Setelah adukan siap, kita basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum
dipasang dengan maksud terbebas dari lumpur atau kotoran yang menempel
dan juga agar campuran dan batu kali saling mengikat.
2. Pada saat pemasangan batu kali, usahakan agar betul betul tidak ada celah
antar batu agar kedepannya tidak mempengaruhi struktur diatasnya..

3. Lakukan pengecekan elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah


sesuai gambar kerja
4. Selanjutnya memberi penahan di kedua sisi pondasi untuk menahan
campuran beton.

5. Akhir dari pekerjaan pondasi plat dan pondasi menerus seperti pada
gambar berikut.
Pekerjaan Sloff Bawah

Setelah pengerjaan pondasi menerus, berikutnya kita membuat sloff bawah. Sloff bawah
ini akan memikul beban diatasnya berupa batu bata, jendela, pintu, dan sebagainya. Untuk
sloff kami gunakan ukuran 15x20 cm dengan besinya saling terhubung dengan kolom

 Pekerjaan pemasangan bekisting


Langkah – langkah pekerjaan pemasangan bekisting
 Siapkan papan cor
 Ukur panjang papan cor menyesuaikan ukuran memanjang sloff.
 Pasang papan cor di dua sisi.
 Pasang penahan melintang papan cor dengan jarak berdekatan.
 Pasang penahan di setiap sisi papan cor agar mencegah papan cor terlepas
saat menampung campuran.
 Pasang beton decking disamping dan dibawah tulangan agar tulangan
tertutup selimut beton.
 Pasang plastik agar mencegah kebocoran.
 Pastikan tidak ada kebocoran dibekisting.
 Periksa dengan waterpass apakah papan cor sudah rata atau belum.

 Pekerjaan Pengecoran

Mengaduk beton menggunakan mesin molen


Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan
dengan
mengubah kemiringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka
pencampuran beton tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar
dalam keadaan miring. Masukan bahan yaitu pasir, semen, kerikil, air ke dalam mesin
pengaduk dan tunggu sampai tercampur rata dan gunakan pengangkut atau ember untuk
membawa campuran.
Mesin Aduk Beton Alat angkut

Cara menghidupkan mesin molen


 Isi bahan bakar pada mesin molen
 Buka kap motor
 Tekan tuas gas sampai full kebawah
 Pasang engkol pada posisi
 tekan cuk bersamaan dengan memutar engkol sampaimesin menyala
 turunkan gas sedikit
 tekan pedal yang ada di bawah batang tarik mesin dan putar roda pemutar
tabung
sampai mulut tabung berada di samping.

Cara mencampur adonan coran


 Tuangkan 2 ember pasir kedalam tabung
 Masukkan 3 ember kerikil
 Masukkan 1 sak semen
 Masukkan air secukupnya. Usahakan tidak terlalu cair dan tidak terlalu
kering.
 Tunggu sampai semuanya tercampur dengan baik
 Siapkan wadah pengangkut atau ember untuk membawa campuran ke
lokasi pengecoran

Alur pengecoran
Pembagian pekerjaan cor sloff
 Dua orang di mesin molen. Satu menjaga roda pemutar dan satu memantau
mesin
 Empat orang di bagian material. Dua di bagian pasir dan kerikil dan dua di
bagian
Gudang untuk mengangkut semen.
 Jarak dari area pencampuran dan area pengecoran adalah 5 meter. Dalam
mengantar campuan dilakukan oleh 2 orang secara bergantian dengan
gerobak.
 Dan di area pengecoran ada 1 orang untuk menuang campuran.
 Menggunakan vibrator agar campuran masuk ke celah-celah tulangan.
Pembongkaran bekisting
 setelah beton kering kita melepas bekisting. Melepas bekisting dengan
palu.
 Ketok-ketok bekisting agar bekisting mudah terlepas
 Melepas penahan yang ada disetiap sisi
 Melepas papan bekisting perlahan
3. Pekerjaan Pengecoran Kolom

a. Pekerjaan Penulangan
Untuk kolom, perakitan tulangan dilakukan di los besi, kemudian dibawah keluar ke
tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses  pembuatan kolom dapat berjalan lebih cepat dengan bantuan beberapa orang. dua
orang bagian pengukuran dan pemotongan, dua orang perakit, dan bisa dibantu yang lain
untuk dibawa.

Cara perakitan tulangan sebagai berikut :


1. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi telapak yang tertera di gambar kerja.
2. Memotong besi sesuai ukuran tulangan dengan alat potong
3. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan
kawat pengikat
Pada saat sebelum pengecoran, kita bisa memasang pembuangan wc (pipa) ke dalam besi.
Setelah dimasukkan jangan lupa di atur agar posisi pipa tidak menempel pada besi agar
kekuatan kolom tetap terjaga.

Berikut posisi pipa pembuangan


posisi pipa pembuangan dari lt
1-3.

 Pekerjaan pemasangan bekisting


Langkah – langkah pekerjaan pemasangan bekisting
 Siapkan papan cor
 Ukur panjang papan cor menyesuaikan ukuran memanjang sloff.
 Pasang papan cor di dua sisi.
 Pasang penahan melintang papan cor dengan jarak berdekatan.
 Pasang penahan di setiap sisi papan cor agar mencegah papan cor terlepas
saat menampung campuran.
 Pasang beton decking disamping dan dibawah tulangan agar tulangan
tertutup selimut beton.
 Pasang plastik agar mencegah kebocoran.
 Pastikan tidak ada kebocoran dibekisting.
 Periksa dengan waterpass apakah papan cor sudah rata atau belum.

Gambar bekisting kolom


Di atas adalah contoh gambar bekisting modern yang digunakan untuk mengecor kolom.
Bekisting yang digunakan sesuai dengan ukuran kolom 30x30 cm dengan ketinggian
meyesuaikan gambar kerja.

 Pekerjaan Pengecoran

Mengaduk beton menggunakan mesin molen


Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan
dengan
mengubah kemiringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka
pencampuran beton tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar
dalam keadaan miring. Masukan bahan yaitu pasir, semen, kerikil, air ke dalam mesin
pengaduk dan tunggu sampai tercampur rata dan gunakan pengangkut atau ember untuk
membawa campuran.
Mesin Aduk Beton Alat angkut

Cara menghidupkan mesin molen


 Isi bahan bakar pada mesin molen
 Buka kap motor
 Tekan tuas gas sampai full kebawah
 Pasang engkol pada posisi
 tekan cuk bersamaan dengan memutar engkol sampaimesin menyala
 turunkan gas sedikit
 tekan pedal yang ada di bawah batang tarik mesin dan putar roda pemutar
tabung
sampai mulut tabung berada di samping.

Cara mencampur adonan coran


 Tuangkan 2 ember pasir kedalam tabung
 Masukkan 3 ember kerikil
 Masukkan 1 sak semen
 Masukkan air secukupnya.
 Tunggu sampai semuanya tercampur dengan baik
 Siapkan wadah pengangkut atau ember untuk membawa campuran ke
lokasi pengecoran
Alur pengecoran

Pembagian pekerjaan cor kolom


 Dua orang di mesin molen. Satu menjaga roda pemutar dan satu memantau
mesin
 Empat orang di bagian material. Dua di bagian pasir dan kerikil dan dua di
bagian
Gudang untuk mengangkut semen.
 Jarak dari area pencampuran dan area pengecoran adalah 5 meter. Dalam
mengantar campuan dilakukan oleh 2 orang secara bergantian dengan
gerobak.
 Dan di area pengecoran ada 1 orang untuk menuang campuran.
 Menggunakan vibrator agar campuran masuk ke celah-celah tulangan.
Pembongkaran bekisting
 setelah beton kering kita melepas bekisting. Melepas bekisting dengan
palu.
 Ketok-ketok bekisting agar bekisting mudah terlepas
 Melepas penahan yang ada disetiap sisi.
 Melepas papan bekisting perlahan.
 Pilah mana yang masih layak digunakan untuk pekerjaan lantai berikut dan
tidak layak bisa dijualatau dibuang.
 SENIN, 27 MARET 2022
Pekerjaan balok struktur,balok anak, balok kantilever, pelat.

4.1 Metode pengecoran balok dan plat

Gambar 4.5 Standar bekisting balok

4.2 Urutan Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan pengecoran plat lantai dilakukan bersamaan


dengan pengecoran balok sehingga metode pelaksanaan akan dikombinasikan
dengan pengecoran pelat lantai, Tahap-tahap pelaksanaan pengecoran adalah
sebagai berikut :

4.5.1. Pekerjaan Persiapan dan Pengukuran di Lapangan

a. Persiapan metode dan gambar shopdrawing .


b. Pengukuran pada lapangan termasuk posisi perancah yang akan
dipasang.
c. Persiapan Lokasi dilapangan dan persiapan material yang akan
dibutuhkan.
Gambar 4.6 Pekerjaan survey

4.5.2. Pemasangan Perancah (Scaffolding)

a. Survey titik – titik yang akan dipasangkan scaffolding


Survey dilakukan untuk penempatan scaffolding, dilakukan sesuai dengan
beban yang akan dipikul, sehingga dapat ditentukan jarak antar
scaffolding yang akan dipasang.

b. Pasang Jack Base


Dipasang untuk mengimbangi dan menyesuaikan ketinggian
scaffolding di atas plat lant
c. Pasang Main Frame ( scaffolding )
Main frame dipasang ke atas jack base.
Gambar 4.7 Pemasangan main frame

d. Pasang Cross Brace


Cross brace digunakan untuk menyatukan dan mengunci dua
scaffolding frame.

Gambar 4.8 Pemasangan cross brace

e. Pasang U-Head
U-Head dipasangkan di atas main frame untuk dapat dipasangkan
perkuatan bekisting.

Gambar 4.9 Pemasangan U-Head

Jika ketinggian slab tidak cukup ditopang dengan 1 tinggi frame, maka dapat
ditambahkan frame lagi di atasnya, disambungkan dengan joint pin sesuai dengan
persetujuan dari pelaksana atau engineer.

Beberapa langkah - langkah yang harus diperhatikan pada perancah ketika


dilakukan pengecoran pelat lantai.

a. Semua kerangka pada berdirinya perancah bangunan harus berdasarkan


peraturan standard konstruksi. Sehingga akan cukup kuat untuk menahan
beban yang sudah direncanakan.
b. Untuk pekerjaan yang menumpu pada tanah atau landasan yang tidak rata
dan lunak dapat menggunakan pelurus, hollow atau material lainnya
sebagai pijakan agar schafolding lurus dan tidak ambruk.
c. Sewaktu pekerjaan pengecoran dilaksanakan diperlukan monitoring dari
surveyor agar dapat memantau dan menjaga elevasi bekisting plat agar
tidak turun.
d. Perlu direncanakan sebelumnya untuk pekerjaan shoring dari awal
sehingga pada saat pembongkaran plat bekisting tidak dibongkar semua,
namun shoring sudah bisa ditinggal tanpa menyulitkan pembongkaran plat
bekisting.
4.5.3. Pemasangan Gelagar Hollow Balok dan suri-suri

Gambar 4.10 Pemasangan gelagar hollow balok dan suri – suri


Pemasangan Gelagar Hollow ini dilakukan terlebih dahulu pada balok

4.5.4. Pemasangan Bekisting Fabrikasi untuk Balok (Plywood)


Gambar 4.11 Pemasangan bekisting fabrikasi untuk balok

4.5.5. Penentuan Elevasi Pelat Lantai

Penentuan elevasi balok dan pelat lantai harus dilakukan secara cermat dan teliti, agar
menghasilkan elevasi yang sama. Penentuan ini dilakukan dengan mengukur dari
kolom atau dinding yang telah di-marking terlebih dahulu. Berikut urutan untuk
menentukan elevasi balok dan pelat lantai:
1. Buat marking (garis pinjaman) setinggi 1 meter pada kolom menggunakan meteran
yang diukur dari tinggi elevasi lantai.
2. Kemudian digunakan waterpass untuk membuat marking pada beberapa kolom
lainnya, di mana kolom yang telah di-marking tersebut akan digunakan sebagai titik
koordinat untuk mengukur dan mengecek elevasi balok dan pelat lantai.
3. Dari marking tersebut, waterpass diletakkan di posisi yang sesuai untuk mengecek
elevasi balok dan pelat lantai, kemudian diukur ketinggian elevasi dasar bekisting
balok dan pelat lantai.
4. Dari dasar balok dan pelat lantai tersebut diukur ketinggian balok dengan
menambahkan nilai ketinggian marking dengan tinggi balok untuk bacaan yang
dibaca pada waterpass.
Gambar 4.12 Penentuan Elevasi Pelat Lantai

4.5.6. Pemasangan Perancah Bekisting Pelat


Setelah itu dilakukan pemasangan Perancah Scaffolding untuk bekisting
pelat lantai

Sebelum melakukan pembuatan bekisting pelat lantai, terlebih dahulu mengukur dan
menghitung luasan balok dan pelat lantai untuk menentukan berapa kebutuhan
scaffolding/perancah yang akan digunakan, kemudian pelaksanaan pembuatan bekisting
pelat lantai dapat dilakukan. Berikut urutan pemasangan scaffolding:
1. Memasang Jack Base (JB)
2. Memasang Main Frame (MF)
3. Memasang Cross Brace (CB)
4. Memasang u-head
5. Memasang gelagar arah memanjang
6. Memasang suri-suri
7. Memasang hollow dan bodeman
8. Memasang tembereng
9. Memasang segitiga penyanggah
10. Memasang gelagar arah memanjang dan arah melintang
Gambar 4.13 Pemasangan Scaffolding

Gambar 4.14 Pemasangan perancah bekisting pelat

4.5.7. Pemasangan Gelagar Hollow Untuk Bekisting Pelat

Gambar 4.15 Pemasangan Gelagar hollow untuk bekisting plat


4.5.8. Pemasangan Panel Pelat Lantai (Phenolpilm)

Gambar 4.16 Pemasangan Panel Lantai

4.5.9. Pemasangan Tulangan Balok dan Pelat Lantai

Pemasangan tulangan harus sesuai dengan detail tulangan pada gambar


Shopdrawing yang sudah di approval, kemudian dilakukan pengecekan
kesesuaian gambar dan pemasangan dilapangan sebelum dilakukan
pengecoran.

4.5.10. Pengecoran balok dan pelat lantai

Pada pengecoran pelat lantai dan balok dilakukan berasama-sama agar


terjadi kesamaan kualitas beton dan tentu akan lebih mudah dilakukan.
Pengecoran menggunakan beton siap pakai yang dipesan di PT SINAR
BANGUN MANDIRI dengan kualitas K-

Metode pengecoran dengan menggunakan concrete pump :


1. Beton dari truk ready mix di alirkan ke concrete pump.
2. Dari concrete pump beton mix akan dipompa dan dialirkan ke elemen
struktur balok, balok anak dan pelat yang akan di cor. Pompa dapat
disesuaikan dengan cara disambung atau dilepas, serta terdapat
pemutar pipa sehingga penuangan beton dapat dilakukan secara
merata.
3. Alirkan / tembakkan adukan beton ke area yg akan dicor.
4. Lakukan proses perataan dengan penggaruk dan penggetaran
campuran beton dengan menggunakan alat vibrator. Pemadatan
tidak boleh dilakukan lebih dari 30 detik untuk menghindari
bleeding.
5. Permukaan adukan beton diratakan dengan menggunakan tenaga
manual.
6. Pindahkan pipa tremi beton ke area pengecoran berikutnya.
7. Pembongkaran bekisting pada balok dan plat lantai yang sudah dicor
adalah selama 5-6 hari dan support adalah 8 hari.

Gambar 4.17 Proses pengecoran dengan truk ready mixdan concrete plump

4.3 Proses Curing Beton

Setelah dilakukan proses pengecoran harus dilaksanakan proses curing pada


beton untuk menjaga kualitas beton sampai dengan umur beton mencapai 28 hari
setelah pengecoran.

Gambar 4.18 Proses curing beton


\

1. Menyemprotkan permukaan pelat beton dengan lapisan khusus


(compound).
2. Kemudian memproteksi pelat beton dengan plastik dan membasahi terus
menerus dengan air.
Perawatan beton dilakukan minimal selama 7 hari dan beton berkekuatan tinggi
minimal selama 3 hari dan harus dipertahankan dalam kondisi lembab
menggunakan bahan seperti air, curing dan lainnya.

4.4 Inspeksi

1. Penyambungan besi, stek besi dan jumlah besi sudah sesuai spesifikasi.
2. Cek Pekerjaan mekanikal elektrikal yang terkait dengan pek. Pengecoran
balok & beton (misal: conduit, sparring, instalasi elektrikal, pipa plumbing,
dll)
3. Cek kebersihan bekisting pada lokasi yang akan dicor
4. Cek kelengkapan alat bantu (compressor, vibrator dll) tersedia dan
berfungsing dengan baik
5. Pengujian slump test sebelum pengecoran
6. Suhu beton pengecoran disyaratkan tidak lebih dari 32°
Setelah pengecoran dilakukan kontrol sebagai berikut:

4.5 Test Plan

Test Plan yang dilakukan yaitu test kuat tarik baja, uji slump, dan kuat
tekan beton. Ketiga proses pengetesan ini dilakukan agar untuk memastikan
kualitas beton yang digunakan.

4.8.1. Slump test

Slump test dilakukan untuk mengetahui berapa kadar air yang tercampur
dalam adukan beton berhububngan dengan rencana mutu beton yang
sudah di rencanakan dan akan dipakai.

1. Adapun peralatan uji slump yaitu kerucut yang sudah disiapkan engan
ukuran diameter bawah 20 cm dan diameter atas 10 cm, dan tinggi
kerucut 30 cm, serta stik atau tongkat dari baja dengan panjang 60 cm
dan berdiameter 16 mm
2. Kerucut diletakkan pada pelat atau bidang datar dan rata yang tidak
bias menyerap air.
3. Kemudian adukan beton dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam
kerucut dengan di tusuk – tusuk menggunakan tongkat baja yang
sudah disiapkan, praturan menusuk tongkat baja yaitu ketika tinggi
beton dimasukkan secara bertahap tinggi kerucut dibagi tiga dan
menusuk dengan 25 sampai 30 kali.
4. Adukan beton yang meluber atau jatuh disekitaran kerucut dapat
dibersihkan, kemudian permukaan atas kerucut didatar kan dengan
menarik menggunakan tongkat baja kea rah vertical dengan hati –
hati.
5. Kerucut dapat dibuka dengan cara ditarik ke atas dengan perlahan,
kemudian penurunan puncak kerucut diukur menggunakan alat ukur
meteran terhadap tinggi semula.
6. Hasil dari pengukuran ini yang disebut nilai slump dan dapat
merupakan nilai kekentalan pada campuran beton tersebut.
7. Apabila campuran beton dengan nilai slump yang tidak sesuai dengan
rencana tidak dapat digunakan.
4.5.11 Pekerjaan Tangga

4.1 Membuat Bekisting

Tahap selanjutnya setelah pondasi adalah membuat bekisting tangga.


Untuk kamu ketahui, bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan
beban selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Akan tetapi, perlu memerhatikan terlebih dahulu elevasi atau ketinggian dari lantai yang
berada di bawahnya. Di sini, tingkat kemiringan tangga 31 derajat dengan jumlah anak
tangga bawah 11, bordes 1, anak tangga atas 8 dengan ukuran anak tangga 17x30 cm serta
lebar tangga keseluruhan (berdasarkan bordes) 1,2 meter.

4.2 Memasang Tulangan Badan dan Rangka


Nah, proses memasang tulangan badan dan rangka bisa dilakukan jika proses membuat
bekisting telah rampung. Pertama, perlu memasang tulangan utama yang dilanjutkan
dengan rangkaian menggunakan tulangan sengkang. Beton decking ini nantinya dipasang
pada bagian bawah tulangan.Adapun ketebalannya kurang lebih 2 sentimeter.
4.3 Pemasangan Tulangan Anak Tangga

Guna terhindar dari kesalahan, tulangan anak tangga beton bertulang akan dihubungkan
dengan tulangan badan tangga lewat ikatan menggunakan kawat.Kemudian, tulangan
dipasang memanjang dengan tujuan agar anak tangga lebih kuat.Beton decking dipasang
pula pada sisi yang sama dengan bekisting.Nah, jika proses pemasangan tulangan bordes
dan badan tangga telah selesai, kamu bisa memasangkan dinding tangga pada sisi lain
serta dinding bordes pada bagian atas badan tangga.Bekisting dinding tangga ini nantinya
akan dipaku pada bekisting badan tangga.
4.4. Proses Pengecoran

Proses pengecoran mesti dilakukan secara menyeluruh pada bagian tangga.


Setelah selesai, diamkan beberapa saat.Sementara itu, proses pembongkaran dinding
badan tangga serta trape bisa mulai dilakukan ketika beton telah mencapai sekitar 12
jam.Hal ini guna meninjau kekuatan beton.Adapun untuk bagian badan tangga dan bordes,
baru bisa terlaksana dilakukan ketika telah mencapai 7 hari dan memang benar-benar
dirasa sudah teruji. Pembongkaran balok bordes serupa dengan proses pembongkaran
balok biasa.

Pekerjaan Pemasangan

Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang bertulang hingga beton yang
tidak bertulang. Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-bahan yang digunakan,
yaitu:

1. Portland Cement

Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi
Semen Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum
mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib
memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.

Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi
Semen Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum
mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib
memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.

2. Air Tawar

Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air tawar yang memenuhi
syarat dari PBI 1971 yaitu tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan kimia
lainnya yang merusak mutu beton.

3. Kerikil

Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya sebagai bahan campuran
beton, kerikil yang dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971 yaitu memiliki gradasi
yang baik, syarat kekerasan yang tinggi, tidak terkandung lumpur > 1%, dan tidak berpori.

4. Pasir

Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus memenuhi syarat mutu dari PBI
1971 diantaranya adalah dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu atau pasir alam,
memiliki gradasi yang baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak berpori, serta tidak
mengandung lumpur > 5%.

5. Besi Beton

Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton yang baik juga harus memenuhi
syarat PBI 1971 diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak / karat / bebas cacat.

6. Kayu

Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk digunakan adalah kayu yang
bentuk dan sifatnya tidak mengurangi mutu bangunan dan memenuhi syarat dan ketentuan
PPKI NI-5.

Setelah pemasangan beton, dilanjutkan dengan pekerjaan kuda-kuda atap yang meliputi
kuda-kuda, gording, atap penutup hingga seluruh detail sesuai rancangan proyek. Perlu
diketahui, bahan atap yang baik digunakan adalah yang bertaraf Standar Nasional
Indonesia (SNI) seperti atap genteng berbahan metal roof  serta nok metal roof. Selain itu,
atap harus ditopang dengan kerangka berbahan kayu kelas 11 berkualitas baik.

Pekerjaan Pasangan Batu Bata

Pekerjaan pasangan batu bata adalah pekerjaan pasangan untuk menutup celah antar
kolom dan sebagai sekat antar ruangan. Langkah-langkah pekerjaan sebagai berikut :
1. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi
penempatan dinding apakah sudah dalam kondisi baik.
2. Kondisi paduan suara/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikat antara
sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan supaya pengikatan dinding dengan sloof direkatkan dengan
baik. Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk
pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang
dipasangkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara 15
– 20 cm).
3. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis
benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara
horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata
yang akan dipasang, dilakukan dengan mencabut benang dari ujung ke ujung
dinding. Untuk ketegakan dibuat garis lurus lurus secara vertical terhadap benang
horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom
yang ada ataupun mal bantu dikedua ujung dinding pembuatan yang akan
dipasangkan . 
4. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai
memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasang , kemudian
dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapainya sambungan dari ujung
keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan
pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka
ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus
dipasikan ketebal mortar harus tetap sama demikian juga pengisian mortar antar
bata harus sama.
5. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan
sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih
dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus
diambil dan diganti dengan adukan/ mortar baru dengan campuran 1:6.
6. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada
yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika
terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok
semen agar permukaan tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini
sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
7. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan
yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didding ayng dipasangkan, anda
kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical
yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal
dapat dilakukan setiap 50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis
lurus sesuai denga benang yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan
dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas. Pemasangan
batu bata dilakukan secara zig-zag dapat membuat batu bata saling mengunci,
sehingga dinding jadi lebih kokoh. Dan demikian pasangan dinding batu bata antar
kolom. Jika semakin panjang kolom, maka disarankan melakukan pengecoran
diantara batu bata.
 Pekerjaan Lantai

Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen konstruksi serta


rancangan proyek. Jika lantai dilengkapi dengan keramik, maka kontraktor harus
mengikuti petunjuk dari manajemen konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan lantai
keramik harus mengikuti aturan bahwa lantai keramik harus bersih, tidak retak ataupun
bergelombang. Apabila pemasangan keramik tidak rapi atau tidak sesuai dengan
rancangan proyek, maka wajib dibongkar dan dipasang ulang.

 Pekerjaan Instalasi Listrik


Salah satu komponen yang tidak kalah penting adalah instalasi listrik. Pemasangan
instalasi listrik harus sesuai dengan peraturan listrik yang berlaku di Indonesia. Pada tahap
ini, pekerjaan meliputi
 SENIN, 3 MARET 2023

5.1
1. 5.1.1 Pekerjaan Pengecoran Kolom

a. Pekerjaan Penulangan
Untuk kolom, perakitan tulangan dilakukan di los besi, kemudian dibawah keluar ke
tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses  pembuatan kolom dapat berjalan lebih cepat dengan bantuan beberapa orang. dua
orang bagian pengukuran dan pemotongan, dua orang perakit, dan bisa dibantu yang lain
untuk dibawa.

Cara perakitan tulangan sebagai berikut :


4. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi telapak yang tertera di gambar kerja.
5. Memotong besi sesuai ukuran tulangan dengan alat potong
6. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan
kawat pengikat
Pada saat sebelum pengecoran, kita bisa memasang pembuangan wc (pipa) ke dalam besi.
Setelah dimasukkan jangan lupa di atur agar posisi pipa tidak menempel pada besi agar
kekuatan kolom tetap terjaga.

 Pekerjaan pemasangan bekisting


Langkah – langkah pekerjaan pemasangan bekisting
 Siapkan papan cor
 Ukur panjang papan cor menyesuaikan ukuran memanjang sloff.
 Pasang papan cor di dua sisi.
 Pasang penahan melintang papan cor dengan jarak berdekatan.
 Pasang penahan di setiap sisi papan cor agar mencegah papan cor terlepas
saat menampung campuran.
 Pasang beton decking disamping dan dibawah tulangan agar tulangan
tertutup selimut beton.
 Pasang plastik agar mencegah kebocoran.
 Pastikan tidak ada kebocoran dibekisting.
 Periksa dengan waterpass apakah papan cor sudah rata atau belum.
Gambar bekisting kolom

Di atas adalah contoh gambar bekisting modern yang digunakan untuk mengecor kolom.
Bekisting yang digunakan sesuai dengan ukuran kolom 30x30 cm dengan ketinggian
meyesuaikan gambar kerja.
 Pekerjaan Pengecoran

Mengaduk beton menggunakan mesin molen


Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan
dengan
mengubah kemiringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka
pencampuran beton tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar
dalam keadaan miring. Masukan bahan yaitu pasir, semen, kerikil, air ke dalam mesin
pengaduk dan tunggu sampai tercampur rata dan gunakan pengangkut atau ember untuk
membawa campuran.

Mesin Aduk Beton Alat angkut

Cara menghidupkan mesin molen


 Isi bahan bakar pada mesin molen
 Buka kap motor
 Tekan tuas gas sampai full kebawah
 Pasang engkol pada posisi
 tekan cuk bersamaan dengan memutar engkol sampaimesin menyala
 turunkan gas sedikit
 tekan pedal yang ada di bawah batang tarik mesin dan putar roda pemutar
tabung
sampai mulut tabung berada di samping.

Cara mencampur adonan coran


 Tuangkan 2 ember pasir kedalam tabung
 Masukkan 3 ember kerikil
 Masukkan 1 sak semen
 Masukkan air secukupnya.
 Tunggu sampai semuanya tercampur dengan baik
 Siapkan wadah pengangkut atau ember untuk membawa campuran ke
lokasi pengecoran
Alur pengecoran
Pembagian pekerjaan cor kolom
 Dua orang di mesin molen. Satu menjaga roda pemutar dan satu memantau
mesin
 Empat orang di bagian material. Dua di bagian pasir dan kerikil dan dua di
bagian
Gudang untuk mengangkut semen.
 Jarak dari area pencampuran dan area pengecoran adalah 5 meter. Dalam
mengantar campuan dilakukan oleh 2 orang secara bergantian dengan
gerobak.
 Dan di area pengecoran ada 1 orang untuk menuang campuran.
 Menggunakan vibrator agar campuran masuk ke celah-celah tulangan.
Pembongkaran bekisting
 setelah beton kering kita melepas bekisting. Melepas bekisting dengan
palu.
 Ketok-ketok bekisting agar bekisting mudah terlepas
 Melepas penahan yang ada disetiap sisi.
 Melepas papan bekisting perlahan.
 Pilah mana yang masih layak digunakan untuk pekerjaan lantai berikut dan
tidak layak bisa dijualatau dibuang.

4.6 Metode pengecoran balok dan plat


Gambar 4.5 Standar bekisting balok

4.7 Urutan Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan pengecoran plat lantai dilakukan bersamaan


dengan pengecoran balok sehingga metode pelaksanaan akan dikombinasikan
dengan pengecoran pelat lantai, Tahap-tahap pelaksanaan pengecoran adalah
sebagai berikut :

5.1.2Pekerjaan Persiapan dan Pengukuran di Lapangan

a. Persiapan metode dan gambar shopdrawing .


b. Pengukuran pada lapangan termasuk posisi perancah yang akan
dipasang.
c. Persiapan Lokasi dilapangan dan persiapan material yang akan
dibutuhkan.

5.1.2 Pemasangan Perancah (Scaffolding)

d. Survey titik – titik yang akan dipasangkan scaffolding


Survey dilakukan untuk penempatan scaffolding, dilakukan sesuai dengan
beban yang akan dipikul, sehingga dapat ditentukan jarak antar
scaffolding yang akan dipasang.

e. Pasang Jack Base


Dipasang untuk mengimbangi dan menyesuaikan ketinggian
scaffolding di atas plat lant
f. Pasang Main Frame ( scaffolding )
Main frame dipasang ke atas jack base.

g. Pasang Cross Brace


Cross brace digunakan untuk menyatukan dan mengunci dua
scaffolding frame.
h. Pasang U-Head
U-Head dipasangkan di atas main frame untuk dapat dipasangkan
perkuatan bekisting.

Pemasangan U-Head

Jika ketinggian slab tidak cukup ditopang dengan 1 tinggi frame, maka dapat
ditambahkan frame lagi di atasnya, disambungkan dengan joint pin sesuai dengan
persetujuan dari pelaksana atau engineer.

Beberapa langkah - langkah yang harus diperhatikan pada perancah ketika


dilakukan pengecoran pelat lantai.

e. Semua kerangka pada berdirinya perancah bangunan harus berdasarkan


peraturan standard konstruksi. Sehingga akan cukup kuat untuk menahan
beban yang sudah direncanakan.
f. Untuk pekerjaan yang menumpu pada tanah atau landasan yang tidak rata
dan lunak dapat menggunakan pelurus, hollow atau material lainnya
sebagai pijakan agar schafolding lurus dan tidak ambruk.
g. Sewaktu pekerjaan pengecoran dilaksanakan diperlukan monitoring dari
surveyor agar dapat memantau dan menjaga elevasi bekisting plat agar
tidak turun.
h. Perlu direncanakan sebelumnya untuk pekerjaan shoring dari awal
sehingga pada saat pembongkaran plat bekisting tidak dibongkar semua,
namun shoring sudah bisa ditinggal tanpa menyulitkan pembongkaran plat
bekisting.
5.1.3 Pemasangan Gelagar Hollow Balok dan suri-suri

Pemasangan gelagar hollow balok dan suri – suri


Pemasangan Gelagar Hollow ini dilakukan terlebih dahulu pada balok

5.1.4 Pemasangan Bekisting Fabrikasi untuk Balok (Plywood)


Gambar 4.11 Pemasangan bekisting fabrikasi untuk balok

5.1.5 Penentuan Elevasi Pelat Lantai

Penentuan elevasi balok dan pelat lantai harus dilakukan secara cermat dan teliti, agar
menghasilkan elevasi yang sama. Penentuan ini dilakukan dengan mengukur dari
kolom atau dinding yang telah di-marking terlebih dahulu. Berikut urutan untuk
menentukan elevasi balok dan pelat lantai:
5. Buat marking (garis pinjaman) setinggi 1 meter pada kolom menggunakan meteran
yang diukur dari tinggi elevasi lantai.
6. Kemudian digunakan waterpass untuk membuat marking pada beberapa kolom
lainnya, di mana kolom yang telah di-marking tersebut akan digunakan sebagai titik
koordinat untuk mengukur dan mengecek elevasi balok dan pelat lantai.
7. Dari marking tersebut, waterpass diletakkan di posisi yang sesuai untuk mengecek
elevasi balok dan pelat lantai, kemudian diukur ketinggian elevasi dasar bekisting
balok dan pelat lantai.
8. Dari dasar balok dan pelat lantai tersebut diukur ketinggian balok dengan
menambahkan nilai ketinggian marking dengan tinggi balok untuk bacaan yang
dibaca pada waterpass.
Penentuan Elevasi Pelat Lantai

5.1.6 Pemasangan Perancah Bekisting Pelat


Setelah itu dilakukan pemasangan Perancah Scaffolding untuk bekisting
pelat lantai

Sebelum melakukan pembuatan bekisting pelat lantai, terlebih dahulu mengukur dan
menghitung luasan balok dan pelat lantai untuk menentukan berapa kebutuhan
scaffolding/perancah yang akan digunakan, kemudian pelaksanaan pembuatan bekisting
pelat lantai dapat dilakukan. Berikut urutan pemasangan scaffolding:
11. Memasang Jack Base (JB)
12. Memasang Main Frame (MF)
13. Memasang Cross Brace (CB)
14. Memasang u-head
15. Memasang gelagar arah memanjang
16. Memasang suri-suri
17. Memasang hollow dan bodeman
18. Memasang tembereng
19. Memasang segitiga penyanggah
20. Memasang gelagar arah memanjang dan arah melintang

Pemasangan Scaffolding
Pemasangan perancah bekisting pelat

5.1.7 Pemasangan Gelagar Hollow Untuk Bekisting Pelat


Pemasangan Gelagar hollow untuk bekisting plat

5.1.8 Pemasangan Panel Pelat Lantai (Phenolpilm)

Pemasangan Panel Lantai


5.1.9 Pemasangan Tulangan Balok dan Pelat Lantai

Pemasangan tulangan harus sesuai dengan detail tulangan pada gambar


Shopdrawing yang sudah di approval, kemudian dilakukan pengecekan
kesesuaian gambar dan pemasangan dilapangan sebelum dilakukan pengecoran.

5.1.10 Pengecoran balok dan pelat lantai

Pada pengecoran pelat lantai dan balok dilakukan berasama-sama agar terjadi
kesamaan kualitas beton dan tentu akan lebih mudah dilakukan. Pengecoran
menggunakan beton siap pakai yang dipesan di PT SINAR BANGUN
MANDIRI dengan kualitas K-

Metode pengecoran dengan menggunakan concrete pump :


8. Beton dari truk ready mix di alirkan ke concrete pump.
9. Dari concrete pump beton mix akan dipompa dan dialirkan ke elemen
struktur balok, balok anak dan pelat yang akan di cor. Pompa dapat
disesuaikan dengan cara disambung atau dilepas, serta terdapat pemutar
pipa sehingga penuangan beton dapat dilakukan secara merata.
10. Alirkan / tembakkan adukan beton ke area yg akan dicor.
11. Lakukan proses perataan dengan penggaruk dan penggetaran campuran
beton dengan menggunakan alat vibrator. Pemadatan tidak boleh dilakukan
lebih dari 30 detik untuk menghindari bleeding.
12. Permukaan adukan beton diratakan dengan menggunakan tenaga manual.
13. Pindahkan pipa tremi beton ke area pengecoran berikutnya.
14. Pembongkaran bekisting pada balok dan plat lantai yang sudah dicor adalah
selama 5-6 hari dan support adalah 8 hari.

Proses pengecoran dengan truk ready mixdan concrete plump


4.8 Proses Curing Beton

Setelah dilakukan proses pengecoran harus dilaksanakan proses curing pada beton
untuk menjaga kualitas beton sampai dengan umur beton mencapai 28 hari setelah
pengecoran.

Proses curing beton


\

3. Menyemprotkan permukaan pelat beton dengan lapisan khusus (compound).


4. Kemudian memproteksi pelat beton dengan plastik dan membasahi terus menerus
dengan air.
Perawatan beton dilakukan minimal selama 7 hari dan beton berkekuatan tinggi minimal
selama 3 hari dan harus dipertahankan dalam kondisi lembab menggunakan bahan seperti

Membuat Bekisting
Tahap selanjutnya setelah pondasi adalah membuat bekisting tangga.
Untuk kamu ketahui, bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beban
selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Akan tetapi, perlu memerhatikan terlebih dahulu elevasi atau ketinggian dari lantai yang berada
di bawahnya. Di sini, tingkat kemiringan tangga 31 derajat dengan jumlah anak tangga bawah
11, bordes 1, anak tangga atas 8 dengan ukuran anak tangga 17x30 cm serta lebar tangga
keseluruhan (berdasarkan bordes) 1,2 meter.

3. Memasang Tulangan Badan dan Rangka


Nah, proses memasang tulangan badan dan rangka bisa dilakukan jika proses membuat bekisting
telah rampung. Pertama, perlu memasang tulangan utama yang dilanjutkan dengan rangkaian
menggunakan tulangan sengkang. Beton decking ini nantinya dipasang pada bagian bawah
tulangan.Adapun ketebalannya kurang lebih 2 sentimeter.

4. Pemasangan Tulangan Anak Tangga

Guna terhindar dari kesalahan, tulangan anak tangga beton bertulang akan dihubungkan dengan
tulangan badan tangga lewat ikatan menggunakan kawat.Kemudian, tulangan dipasang
memanjang dengan tujuan agar anak tangga lebih kuat.Beton decking dipasang pula pada sisi
yang sama dengan bekisting.Nah, jika proses pemasangan tulangan bordes dan badan tangga
telah selesai, kamu bisa memasangkan dinding tangga pada sisi lain serta dinding bordes pada
bagian atas badan tangga.Bekisting dinding tangga ini nantinya akan dipaku pada bekisting
badan tangga.
5. Proses Pengecoran

Proses pengecoran mesti dilakukan secara menyeluruh pada bagian tangga.


Setelah selesai, diamkan beberapa saat.Sementara itu, proses pembongkaran dinding badan
tangga serta trape bisa mulai dilakukan ketika beton telah mencapai sekitar 12 jam.Hal ini guna
meninjau kekuatan beton.Adapun untuk bagian badan tangga dan bordes, baru bisa terlaksana
dilakukan ketika telah mencapai 7 hari dan memang benar-benar dirasa sudah teruji.
Pembongkaran balok bordes serupa dengan proses pembongkaran balok biasa.air, curing dan
lainnya.

4.9 Inspeksi

7. Penyambungan besi, stek besi dan jumlah besi sudah sesuai spesifikasi.
8. Cek Pekerjaan mekanikal elektrikal yang terkait dengan pek. Pengecoran balok &
beton (misal: conduit, sparring, instalasi elektrikal, pipa plumbing, dll)
9. Cek kebersihan bekisting pada lokasi yang akan dicor
10. Cek kelengkapan alat bantu (compressor, vibrator dll) tersedia dan berfungsing
dengan baik
11. Pengujian slump test sebelum pengecoran
12. Suhu beton pengecoran disyaratkan tidak lebih dari 32°
Setelah pengecoran dilakukan kontrol sebagai berikut:

4.10 Test Plan

Test Plan yang dilakukan yaitu test kuat tarik baja, uji slump, dan kuat tekan
beton. Ketiga proses pengetesan ini dilakukan agar untuk memastikan kualitas beton yang
digunakan.

4.8.2. Slump test

Slump test dilakukan untuk mengetahui berapa kadar air yang tercampur dalam
adukan beton berhububngan dengan rencana mutu beton yang sudah di
rencanakan dan akan dipakai.

1. Adapun peralatan uji slump yaitu kerucut yang sudah disiapkan engan
ukuran diameter bawah 20 cm dan diameter atas 10 cm, dan tinggi kerucut 30
cm, serta stik atau tongkat dari baja dengan panjang 60 cm dan berdiameter
16 mm
2. Kerucut diletakkan pada pelat atau bidang datar dan rata yang tidak bias
menyerap air.
Kemudian adukan beton dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam kerucut dengan di tusuk –
tusuk menggunakan tongkat baja yang sudah disiapkan, praturan menusuk tongkat baja yaitu
ketika tinggi beton dimasukkan secara bertahap tinggi kerucut dibagi

2. Pekerjaan Pemasangan

Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang bertulang hingga beton yang tidak
bertulang. Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-bahan yang digunakan, yaitu:

2. Portland Cement

Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi Semen
Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum mengeras.
Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib memenuhi syarat
penyimpanan semen tersebut.

Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi Semen
Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum mengeras.
Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib memenuhi syarat
penyimpanan semen tersebut.
3. Air Tawar

Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air tawar yang memenuhi syarat
dari PBI 1971 yaitu tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan kimia lainnya yang
merusak mutu beton.

4. Kerikil

Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya sebagai bahan campuran beton,
kerikil yang dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971 yaitu memiliki gradasi yang baik,
syarat kekerasan yang tinggi, tidak terkandung lumpur > 1%, dan tidak berpori.

5. Pasir

Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus memenuhi syarat mutu dari PBI 1971
diantaranya adalah dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu atau pasir alam, memiliki gradasi
yang baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak berpori, serta tidak mengandung lumpur > 5%.

6. Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton yang baik juga harus memenuhi syarat
PBI 1971 diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak / karat / bebas cacat.
7. Kayu

Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk digunakan adalah kayu yang bentuk
dan sifatnya tidak mengurangi mutu bangunan dan memenuhi syarat dan ketentuan PPKI NI-5.

Setelah pemasangan beton, dilanjutkan dengan pekerjaan kuda-kuda atap yang meliputi kuda-
kuda, gording, atap penutup hingga seluruh detail sesuai rancangan proyek. Perlu diketahui,
bahan atap yang baik digunakan adalah yang bertaraf Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti
atap genteng berbahan metal roof serta nok metal roof. Selain itu, atap harus ditopang dengan
kerangka berbahan kayu kelas 11 berkualitas baik.

3. Pekerjaan Pasangan Batu Bata

Pekerjaan pasangan batu bata adalah pekerjaan pasangan untuk menutup celah antar kolom dan
sebagai sekat antar ruangan. Langkah-langkah pekerjaan sebagai berikut :

8. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi penempatan
dinding apakah sudah dalam kondisi baik.
9. Kondisi paduan suara/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikat antara sloof ke
pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan supaya
pengikatan dinding dengan sloof direkatkan dengan baik. Demikian juga halnya pada
kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur
menggunakan besi 10 mm yang dipasangkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul
dengan panjang antara 15 – 20 cm).
10. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang
pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal
dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang,
dilakukan dengan mencabut benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat
garis lurus lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan
garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun mal bantu dikedua ujung
dinding pembuatan yang akan dipasangkan . 
11. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai
memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasang , kemudian
dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapainya sambungan dari ujung
keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan
pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini
adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal
mortar harus tetap sama demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.
12. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan
kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap
rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan
basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan
adukan/ mortar baru dengan campuran 1:6.
13. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang
berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika terjadi adukan
berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen agar permukaan
tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian
dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
14. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang
telah terhubung dari ujung keujung bagian didding ayng dipasangkan, anda kemudian
harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk
mendapatkan ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakukan setiap
50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang
dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan
tetap rapi sampai posisi atas. Pemasangan batu bata dilakukan secara zig-zag dapat
membuat batu bata saling mengunci, sehingga dinding jadi lebih kokoh. Dan demikian
pasangan dinding batu bata antar kolom. Jika semakin panjang kolom, maka disarankan
melakukan pengecoran diantara batu bata.
 Pekerjaan Lantai

Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen konstruksi serta rancangan
proyek. Jika lantai dilengkapi dengan keramik, maka kontraktor harus mengikuti petunjuk dari
manajemen konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan lantai keramik harus mengikuti aturan
bahwa lantai keramik harus bersih, tidak retak ataupun bergelombang. Apabila pemasangan
keramik tidak rapi atau tidak sesuai dengan rancangan proyek, maka wajib dibongkar dan
dipasang ulang.

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja : keramik tile 45x45 cm, keramik 30x30 cm, semen PC, pasir,
semen grouting nat, air, dll..
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass, benang,
selang dan air.

Pengukuran

 Lebih dahulu juru ukur/surveyor memilih dan menandai (marking) lokasi untuk star/awal
pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.

Pelaksanaan pekerjaan pasang keramik lantai


 Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu
sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air hingga jenuh sebelum dipasang.
 Buat adukan untuk pasang keramik.
 Pasang benang untuk sumbangan mendapat pasangan permukaan keramik yang rata dan
garis siar/nat yang lurus.
 Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m supaya adukan yang ditebar permukaannya
yang rata/flat.
 Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
 Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah
ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya
dengan contoh kepalaan pasangan keramik  yang telah dibuat.
 Pada ketika pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapat
permukaan lantai keramik yang rata.
 Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
 Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa ketika untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu gres
dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.  
 Pekerjaan terakhir yaitu pencucian permukaan lantai keramik dari kotoran.

6.1 Pemasangan pintu dan jendela

1. Gambar kerja pintu dan jendela kayu yang sudah disetujui oleh MK / konsultan.
2. Spesifikasi bahan pintu dan jendela kayu
3. Sample material dan mock up Pemasangan Pintu dan Jendela Kayu
6.1.1 Alat Dan Bahan
• Meteran
• Mesin Bor
• Waterpass dan lot
• Siku
• Obeng (+/-)
• Sealent Gun
• Gergaji
• Alat serut

6.1.2 Metode Pelaksanaan


1. Proses pengajuan dan persetujuan gambar kerja serta material ke owner
2. Periksaan kesesuaian spesifikasi material yang dikirim ke site, meliputi:
 Jenis kayu dan bentuk profil kayu ( sesuai dengan shop drawing/gambar yang telah disetujui).
 Ukuran kusen dan ketebalan daun pintu / jendela untuk disesuaiakan dengan pemesanan
hardware yang akan dipasang.
 Jenis kaca yang digunakan (bila ada).
 Kondisi kadar air kayu (bersertifikat jika perlu)
 Mutu fabrikasi
 Tidak cacat atau retak.
 Sistem proteksi pintu dan jendela kayu saat proses pengiriman, baik cara pengangkutan,
penempatan, dan penyusunan material di lapangan.
3. Pemeriksaan kesiapan lahan / area, meliputi:
 Ukuran dan posisi opening pintu maupun jendela
 Kelurusan dan kesikuan opening pintu dan jendela.
 Marking level finishing dan posisi opening untuk patokan kerja.
 Ketebalan dinding, kelurusan dinding dan posisi terhadap dinding.
4. Pekerjaan pemasangan pintu dan jendela kayu
 Pengecekan kelurusan kusen serta daun pintu / jendela dengan menggunakan waterpass dan lot.
 Pengecekan ke-siku-an rangka kusen dan pintu / jendela.
 Penyetelan kusen kayu.
 Fixing kusen ke opening pintu / jendela antar lain:
1. Bracket + las ke kolom / balok praktis
2. Sekrup + fisher ke dinding.
5. Penyetelan daun pintu dan daun jendel dengan kaca.
6. Pemasangan aksesoris / hardware (engsel / floor hinge, grendel, kunci, handle, dll).
7. Pemasangan kaca jendela atau pintu kayu.
8. Penyesuaian pertemuan dinding dengan kusen menggunakan metode yang telah disetujui atau:
 Dengan sealent
 Dengan architrave
 Dengan tali air
9. Pembersihan dari sisa adukan yang melekat atau kotoran-koteran lainnya.
10. Jika pekerjaan finishing harus dilakukan di lapangan maka dipastikan kondisi ruangan harus
bersih.

7.1 Pekerjaan penutup atap dan plafond

7.1.1 Pekerjaan atap


Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap seng gelombang.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, seng gelombang , nok atap, dynabolt,
sekrup, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air, bor listrik,
cutting well,  benang, dll.
Pengukuran
 Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup atap seng
gelombang dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.
Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya
 Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah terpasang,
dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan sudah siap untuk
dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan menggunakan mesin potong baja ringan.
 Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih akurat.
 Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang menumpu
pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka baja ringan dengan
menggunakan sekrup (baut).
 Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor  yang sangat menentukan
dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing).
Pemasangan
reng baja
ringan
 Sebelum
reng baja
ringan
dipasang,
pastikan
dahulu
bahwa posisi kemiringan kuda-kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada
lagi perubahan.
 Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah seluruh
kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-kuda baja ringan
pada posisi plat siku dengan perkuatan menggunakan sekrup.
Pasang penutup  atap seng gelombang
 Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng  terpasang dengan benar (setting) dilanjutkan
dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan baja ringan.
 Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta
kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama
mengakibatkan genangan air.
 Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap.
 Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan penutup atap). 

7.1.2 Pekerjaan plafond


Ada banyak manfaat yang bisa didapat dari memasang plafon PVC, salah satunya
melindungi perabotan rumah dari debu-debu yang masuk melalui atap. Mengutip Small Scale
Engineering, beberapa keunggulan dari pemasangan plafon PVC adalah Sangat cepat untuk
dipasang,ringan sehingga mudah dipasang tanpa memerlukan banyak tenaga,tidak harus
dicat,tersedia dalam berbagai pola tertentu,tersedia dalam berbagai ukuran yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan.Adapun cara pasang plafon PVC yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan untuk memasang plafon PVC adalah:

 Pita meteran

 Gergaji (gergaji tangan atau gergaji meja)

 Tangga lipat

 Pisau cutter

 Spidol

 Bor berukuran 10 mm

 Mata bor untuk sekrup

 Gerinda

 Palu

 Selang waterpass

 Pelindung tangan

 Kacamata pelindung

Bahan yang diperlukan untuk memasang plafon PVC yaitu:

 Papan PVC

 Besi hollow 4 x 4 cm dan 2 x 4 cm untuk rangka plafon

 Paku biasa

 Sekrup

 Lis PVC
2. Memasang Rangka Plafon
Setelah semua bahan dan peralatan disiapkan, selanjutnya adalah melakukan pemasangan rangka
plafon. Ini berfungsi sebagai penggantung papan PVC yang dipasang menggunakan
sekrup.Pertama-tama, tandai ketinggian plafon yang akan dipasang terlebih dahulu. Pastikan
pemasangan tanda tidak melebihi ring balok. Itu karena ring balok merupakan bagian tembok
yang keras dan dapat membuat paku bengkok akibat sulit ditembus.Agar memudahkan,
pemasangan tanda dapat menggunakan selang waterpass supaya rata. Cara menggunakan
waterpass ini dengan meletakkan alat secara horizontal dan sejajar di atas bidang yang ingin
diukur. Pastikan bahwa ketinggian plafon dibuat di atas 3 meter. Selanjutnya, lakukan
pemasangan besi hollow ke dinding menggunakan paku. Pastikan ukuran rangka plafon ini sudah
sesuai dengan ukuran ruangan.
3. Memasang Lis PVC
Setelah memasang rangka plafon, selanjutnya adalah melakukan pemasangan lis PVC. Letaknya
ada di sudut pertemuan antara besi hollow dengan tembok. Lis ini berfungsi memperindah
ruangan dalam rumah.Lakukan pemasangan lis PVC di sekeliling tembok, tepat di bawah rangka
plafon yang sudah dipasang sebelumnya. Sebelum memotong lis PVC, pastikan sudah memakai
pelindung tangan dan kacamata pelindung agar mata tidak terkena debu halus. Untuk emotong lis
PVC dapat menggunakan gergaji atau gerinda dan disesuaikan dengan ukuran bidang. Setelah
dipotong, lis PVC dapat dipasang menggunakan sekrup dan bor. Beri jarak antara sekrup satu
dengan lain sekitar 30-50 sentimeter.
4. Memasang Papan PVC
Setelah setiap sudut terpasang lis PVC, langkah berikutnya adalah memasang papan PVC.
Pemasangan papan PVC dilakukan satu per satu. Pertama-tama, pasang satu papan PVC pada
salah satu sisi tembok menggunakan sekrup dan bor, lalu masukkan bagian sisi papan ke dalam
lis PVC. sambunglah kembali papan lain sampai selesai. Saat memasang sekrup PVC tersebut
pastikan sudah kencang agar tidak mudah lepas di kemudian hari. Perhatikan pula jika sekrup
yang digunakan tadi memiliki kualitas terbaik dan tidak rusak. Setelah semua langkah di atas
selesai, maka cara memasang plafon PVC yang terakhir adalah membersihkan sampah dan sisa-
sisa pemasangan tadi. Termasuk bahan-bahan material yang ada.

Anda mungkin juga menyukai