Metode Pelaksanaan (Sampai Plafon)
Metode Pelaksanaan (Sampai Plafon)
Sebelum melalukan penggalian, perlu adanya hal-hal yang harus diperhatikan antara lain
Prosedur K3 dalam pelaksanaan galian meliputi alat pelindung diri, papan
peringatan atau garis pembatas.
Pengaturan arah maneuver alat berat yang baik agar tidak timbul
kesalahan atau kecelakaan
Jalan kerja yang memenuhi syarat
Contoh arah dan manuver alat berat
PINTU
MASUK
LOKASI GALIAN
PINTU
KELUAR
Metode pekerjaan galian sebagai berikut :
a. Menentukan posisi titik ukur tetap agar ada acuan ukur terhadap galian
nanti. Selanjutnya kita lakukan pengukuran terhadap ukuran dan elevasi
tanah. dengan tujuan agar ada acuan ukur terhadap galian nanti.
b. Pasang patok area yang akan digali yang dimulai dari sudut. Kedalaman
galian pondasi plat lebih dibanding pondasi menerus.
F E D
A B C
Galian pertama adalah galian untuk pondasi plat. Galian dimulai dari titik
A dan berakhir di titik F dengan lebar 140 dalam 110. Setelah galian
pondasi plat selesai, berikutnya adalah galian pondasi menerus dengan
lebar 1 m dan dalam 80 cm.
c. Bekas galian tanah ditaruh agak jauh dari bekas galian.
d. Pengukuran dengan meter tangan untuk mengukur kedalaman dari galian
tanah.
2. Pekerjaan pondasi
a. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan pondasi ruko 3 lantai berdasarkan shop drawing. Pada shop drawing, bangunan
menggunakan footplat atau pondasi telapak dengan kombinasi pondasi menerus. Pondasi
menerus dimaksud agar memikul sloff bawah yang sloff tersebut memikul beban batu
bata, kusen, pintu, jendela, dan sebagainya.
e. Pekerjaan Pengecoran
Alur pengecoran
Pembagian pekerjaan cor footplat
Dua orang di mesin molen. Satu menjaga roda pemutar dan satu memantau
mesin
Empat orang di bagian material. Dua di bagian pasir dan kerikil dan dua di
bagian
Gudang untuk mengangkut semen.
Jarak dari area pencampuran dan area pengecoran adalah 5 meter. Dalam
mengantar campuan dilakukan oleh 2 orang secara bergantian dengan
gerobak.
Dan di area pengecoran ada 1 orang untuk menuang campuran.
Menggunakan vibrator agar campuran masuk ke celah-celah tulangan.
Pembongkaran bekisting
setelah beton kering kita melepas bekisting. Melepas bekisting dengan
palu.
Ketok-ketok bekisting agar bekisting mudah terlepas
Melepas penahan yang ada disetiap sisi
Melepas papan bekisting perlahan
Pekerjaan Penulangan
Untuk pondasi footplat, perakitan tulangan dilakukan di los besi bersamaan dengan plat
pondasi.
Cara perakitan tulangan sebagai berikut :
4. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi telapak yang tertera di gambar kerja.
5. Memotong besi sesuai ukuran tulangan dengan alat potong
6. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat
Pekerjaan Pengecoran
a.Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk
mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
b. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
c. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal
pasi urug seperti yang direncanakan 5 cm.
4. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan level pasangan batu kali.
Buka sak semen dengan memotong salah satu sisinya menggunakan pisau atau
sekop. Tuang semen dengan menggulingkan kantong dan menariknya dari bagian bawah.
perbandingan antara semen dan pasir 1:4.
Gunakan cangkul atau sekop kecil untuk mengaduk campuran. Pastikan semua bahan
tercampur rata dan berubah warna. Jika tidak dicampur secara merata, mortar tidak bisa
mendapatkan konsistensi yang tepat. Gunakan sekop untuk membuat kawah (cekungan),
lalu tuang air ke dalamnya. Airnya akan mulai meresap ke dalam campuran.
1. Setelah adukan siap, kita basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum
dipasang dengan maksud terbebas dari lumpur atau kotoran yang menempel
dan juga agar campuran dan batu kali saling mengikat.
2. Pada saat pemasangan batu kali, usahakan agar betul betul tidak ada celah
antar batu agar kedepannya tidak mempengaruhi struktur diatasnya..
5. Akhir dari pekerjaan pondasi plat dan pondasi menerus seperti pada
gambar berikut.
Pekerjaan Sloff Bawah
Setelah pengerjaan pondasi menerus, berikutnya kita membuat sloff bawah. Sloff bawah
ini akan memikul beban diatasnya berupa batu bata, jendela, pintu, dan sebagainya. Untuk
sloff kami gunakan ukuran 15x20 cm dengan besinya saling terhubung dengan kolom
Pekerjaan Pengecoran
Alur pengecoran
Pembagian pekerjaan cor sloff
Dua orang di mesin molen. Satu menjaga roda pemutar dan satu memantau
mesin
Empat orang di bagian material. Dua di bagian pasir dan kerikil dan dua di
bagian
Gudang untuk mengangkut semen.
Jarak dari area pencampuran dan area pengecoran adalah 5 meter. Dalam
mengantar campuan dilakukan oleh 2 orang secara bergantian dengan
gerobak.
Dan di area pengecoran ada 1 orang untuk menuang campuran.
Menggunakan vibrator agar campuran masuk ke celah-celah tulangan.
Pembongkaran bekisting
setelah beton kering kita melepas bekisting. Melepas bekisting dengan
palu.
Ketok-ketok bekisting agar bekisting mudah terlepas
Melepas penahan yang ada disetiap sisi
Melepas papan bekisting perlahan
3. Pekerjaan Pengecoran Kolom
a. Pekerjaan Penulangan
Untuk kolom, perakitan tulangan dilakukan di los besi, kemudian dibawah keluar ke
tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses pembuatan kolom dapat berjalan lebih cepat dengan bantuan beberapa orang. dua
orang bagian pengukuran dan pemotongan, dua orang perakit, dan bisa dibantu yang lain
untuk dibawa.
Pekerjaan Pengecoran
e. Pasang U-Head
U-Head dipasangkan di atas main frame untuk dapat dipasangkan
perkuatan bekisting.
Jika ketinggian slab tidak cukup ditopang dengan 1 tinggi frame, maka dapat
ditambahkan frame lagi di atasnya, disambungkan dengan joint pin sesuai dengan
persetujuan dari pelaksana atau engineer.
Penentuan elevasi balok dan pelat lantai harus dilakukan secara cermat dan teliti, agar
menghasilkan elevasi yang sama. Penentuan ini dilakukan dengan mengukur dari
kolom atau dinding yang telah di-marking terlebih dahulu. Berikut urutan untuk
menentukan elevasi balok dan pelat lantai:
1. Buat marking (garis pinjaman) setinggi 1 meter pada kolom menggunakan meteran
yang diukur dari tinggi elevasi lantai.
2. Kemudian digunakan waterpass untuk membuat marking pada beberapa kolom
lainnya, di mana kolom yang telah di-marking tersebut akan digunakan sebagai titik
koordinat untuk mengukur dan mengecek elevasi balok dan pelat lantai.
3. Dari marking tersebut, waterpass diletakkan di posisi yang sesuai untuk mengecek
elevasi balok dan pelat lantai, kemudian diukur ketinggian elevasi dasar bekisting
balok dan pelat lantai.
4. Dari dasar balok dan pelat lantai tersebut diukur ketinggian balok dengan
menambahkan nilai ketinggian marking dengan tinggi balok untuk bacaan yang
dibaca pada waterpass.
Gambar 4.12 Penentuan Elevasi Pelat Lantai
Sebelum melakukan pembuatan bekisting pelat lantai, terlebih dahulu mengukur dan
menghitung luasan balok dan pelat lantai untuk menentukan berapa kebutuhan
scaffolding/perancah yang akan digunakan, kemudian pelaksanaan pembuatan bekisting
pelat lantai dapat dilakukan. Berikut urutan pemasangan scaffolding:
1. Memasang Jack Base (JB)
2. Memasang Main Frame (MF)
3. Memasang Cross Brace (CB)
4. Memasang u-head
5. Memasang gelagar arah memanjang
6. Memasang suri-suri
7. Memasang hollow dan bodeman
8. Memasang tembereng
9. Memasang segitiga penyanggah
10. Memasang gelagar arah memanjang dan arah melintang
Gambar 4.13 Pemasangan Scaffolding
Gambar 4.17 Proses pengecoran dengan truk ready mixdan concrete plump
4.4 Inspeksi
1. Penyambungan besi, stek besi dan jumlah besi sudah sesuai spesifikasi.
2. Cek Pekerjaan mekanikal elektrikal yang terkait dengan pek. Pengecoran
balok & beton (misal: conduit, sparring, instalasi elektrikal, pipa plumbing,
dll)
3. Cek kebersihan bekisting pada lokasi yang akan dicor
4. Cek kelengkapan alat bantu (compressor, vibrator dll) tersedia dan
berfungsing dengan baik
5. Pengujian slump test sebelum pengecoran
6. Suhu beton pengecoran disyaratkan tidak lebih dari 32°
Setelah pengecoran dilakukan kontrol sebagai berikut:
Test Plan yang dilakukan yaitu test kuat tarik baja, uji slump, dan kuat
tekan beton. Ketiga proses pengetesan ini dilakukan agar untuk memastikan
kualitas beton yang digunakan.
Slump test dilakukan untuk mengetahui berapa kadar air yang tercampur
dalam adukan beton berhububngan dengan rencana mutu beton yang
sudah di rencanakan dan akan dipakai.
1. Adapun peralatan uji slump yaitu kerucut yang sudah disiapkan engan
ukuran diameter bawah 20 cm dan diameter atas 10 cm, dan tinggi
kerucut 30 cm, serta stik atau tongkat dari baja dengan panjang 60 cm
dan berdiameter 16 mm
2. Kerucut diletakkan pada pelat atau bidang datar dan rata yang tidak
bias menyerap air.
3. Kemudian adukan beton dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam
kerucut dengan di tusuk – tusuk menggunakan tongkat baja yang
sudah disiapkan, praturan menusuk tongkat baja yaitu ketika tinggi
beton dimasukkan secara bertahap tinggi kerucut dibagi tiga dan
menusuk dengan 25 sampai 30 kali.
4. Adukan beton yang meluber atau jatuh disekitaran kerucut dapat
dibersihkan, kemudian permukaan atas kerucut didatar kan dengan
menarik menggunakan tongkat baja kea rah vertical dengan hati –
hati.
5. Kerucut dapat dibuka dengan cara ditarik ke atas dengan perlahan,
kemudian penurunan puncak kerucut diukur menggunakan alat ukur
meteran terhadap tinggi semula.
6. Hasil dari pengukuran ini yang disebut nilai slump dan dapat
merupakan nilai kekentalan pada campuran beton tersebut.
7. Apabila campuran beton dengan nilai slump yang tidak sesuai dengan
rencana tidak dapat digunakan.
4.5.11 Pekerjaan Tangga
Akan tetapi, perlu memerhatikan terlebih dahulu elevasi atau ketinggian dari lantai yang
berada di bawahnya. Di sini, tingkat kemiringan tangga 31 derajat dengan jumlah anak
tangga bawah 11, bordes 1, anak tangga atas 8 dengan ukuran anak tangga 17x30 cm serta
lebar tangga keseluruhan (berdasarkan bordes) 1,2 meter.
Guna terhindar dari kesalahan, tulangan anak tangga beton bertulang akan dihubungkan
dengan tulangan badan tangga lewat ikatan menggunakan kawat.Kemudian, tulangan
dipasang memanjang dengan tujuan agar anak tangga lebih kuat.Beton decking dipasang
pula pada sisi yang sama dengan bekisting.Nah, jika proses pemasangan tulangan bordes
dan badan tangga telah selesai, kamu bisa memasangkan dinding tangga pada sisi lain
serta dinding bordes pada bagian atas badan tangga.Bekisting dinding tangga ini nantinya
akan dipaku pada bekisting badan tangga.
4.4. Proses Pengecoran
Pekerjaan Pemasangan
Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang bertulang hingga beton yang
tidak bertulang. Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-bahan yang digunakan,
yaitu:
1. Portland Cement
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi
Semen Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum
mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib
memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi
Semen Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum
mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib
memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.
2. Air Tawar
Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air tawar yang memenuhi
syarat dari PBI 1971 yaitu tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan kimia
lainnya yang merusak mutu beton.
3. Kerikil
Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya sebagai bahan campuran
beton, kerikil yang dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971 yaitu memiliki gradasi
yang baik, syarat kekerasan yang tinggi, tidak terkandung lumpur > 1%, dan tidak berpori.
4. Pasir
Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus memenuhi syarat mutu dari PBI
1971 diantaranya adalah dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu atau pasir alam,
memiliki gradasi yang baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak berpori, serta tidak
mengandung lumpur > 5%.
5. Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton yang baik juga harus memenuhi
syarat PBI 1971 diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak / karat / bebas cacat.
6. Kayu
Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk digunakan adalah kayu yang
bentuk dan sifatnya tidak mengurangi mutu bangunan dan memenuhi syarat dan ketentuan
PPKI NI-5.
Setelah pemasangan beton, dilanjutkan dengan pekerjaan kuda-kuda atap yang meliputi
kuda-kuda, gording, atap penutup hingga seluruh detail sesuai rancangan proyek. Perlu
diketahui, bahan atap yang baik digunakan adalah yang bertaraf Standar Nasional
Indonesia (SNI) seperti atap genteng berbahan metal roof serta nok metal roof. Selain itu,
atap harus ditopang dengan kerangka berbahan kayu kelas 11 berkualitas baik.
Pekerjaan pasangan batu bata adalah pekerjaan pasangan untuk menutup celah antar
kolom dan sebagai sekat antar ruangan. Langkah-langkah pekerjaan sebagai berikut :
1. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi
penempatan dinding apakah sudah dalam kondisi baik.
2. Kondisi paduan suara/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikat antara
sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan supaya pengikatan dinding dengan sloof direkatkan dengan
baik. Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk
pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang
dipasangkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara 15
– 20 cm).
3. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis
benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara
horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata
yang akan dipasang, dilakukan dengan mencabut benang dari ujung ke ujung
dinding. Untuk ketegakan dibuat garis lurus lurus secara vertical terhadap benang
horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom
yang ada ataupun mal bantu dikedua ujung dinding pembuatan yang akan
dipasangkan .
4. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai
memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasang , kemudian
dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapainya sambungan dari ujung
keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan
pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka
ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus
dipasikan ketebal mortar harus tetap sama demikian juga pengisian mortar antar
bata harus sama.
5. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan
sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih
dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus
diambil dan diganti dengan adukan/ mortar baru dengan campuran 1:6.
6. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada
yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika
terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok
semen agar permukaan tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini
sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
7. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan
yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didding ayng dipasangkan, anda
kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical
yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal
dapat dilakukan setiap 50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis
lurus sesuai denga benang yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan
dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas. Pemasangan
batu bata dilakukan secara zig-zag dapat membuat batu bata saling mengunci,
sehingga dinding jadi lebih kokoh. Dan demikian pasangan dinding batu bata antar
kolom. Jika semakin panjang kolom, maka disarankan melakukan pengecoran
diantara batu bata.
Pekerjaan Lantai
5.1
1. 5.1.1 Pekerjaan Pengecoran Kolom
a. Pekerjaan Penulangan
Untuk kolom, perakitan tulangan dilakukan di los besi, kemudian dibawah keluar ke
tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses pembuatan kolom dapat berjalan lebih cepat dengan bantuan beberapa orang. dua
orang bagian pengukuran dan pemotongan, dua orang perakit, dan bisa dibantu yang lain
untuk dibawa.
Di atas adalah contoh gambar bekisting modern yang digunakan untuk mengecor kolom.
Bekisting yang digunakan sesuai dengan ukuran kolom 30x30 cm dengan ketinggian
meyesuaikan gambar kerja.
Pekerjaan Pengecoran
Pemasangan U-Head
Jika ketinggian slab tidak cukup ditopang dengan 1 tinggi frame, maka dapat
ditambahkan frame lagi di atasnya, disambungkan dengan joint pin sesuai dengan
persetujuan dari pelaksana atau engineer.
Penentuan elevasi balok dan pelat lantai harus dilakukan secara cermat dan teliti, agar
menghasilkan elevasi yang sama. Penentuan ini dilakukan dengan mengukur dari
kolom atau dinding yang telah di-marking terlebih dahulu. Berikut urutan untuk
menentukan elevasi balok dan pelat lantai:
5. Buat marking (garis pinjaman) setinggi 1 meter pada kolom menggunakan meteran
yang diukur dari tinggi elevasi lantai.
6. Kemudian digunakan waterpass untuk membuat marking pada beberapa kolom
lainnya, di mana kolom yang telah di-marking tersebut akan digunakan sebagai titik
koordinat untuk mengukur dan mengecek elevasi balok dan pelat lantai.
7. Dari marking tersebut, waterpass diletakkan di posisi yang sesuai untuk mengecek
elevasi balok dan pelat lantai, kemudian diukur ketinggian elevasi dasar bekisting
balok dan pelat lantai.
8. Dari dasar balok dan pelat lantai tersebut diukur ketinggian balok dengan
menambahkan nilai ketinggian marking dengan tinggi balok untuk bacaan yang
dibaca pada waterpass.
Penentuan Elevasi Pelat Lantai
Sebelum melakukan pembuatan bekisting pelat lantai, terlebih dahulu mengukur dan
menghitung luasan balok dan pelat lantai untuk menentukan berapa kebutuhan
scaffolding/perancah yang akan digunakan, kemudian pelaksanaan pembuatan bekisting
pelat lantai dapat dilakukan. Berikut urutan pemasangan scaffolding:
11. Memasang Jack Base (JB)
12. Memasang Main Frame (MF)
13. Memasang Cross Brace (CB)
14. Memasang u-head
15. Memasang gelagar arah memanjang
16. Memasang suri-suri
17. Memasang hollow dan bodeman
18. Memasang tembereng
19. Memasang segitiga penyanggah
20. Memasang gelagar arah memanjang dan arah melintang
Pemasangan Scaffolding
Pemasangan perancah bekisting pelat
Pada pengecoran pelat lantai dan balok dilakukan berasama-sama agar terjadi
kesamaan kualitas beton dan tentu akan lebih mudah dilakukan. Pengecoran
menggunakan beton siap pakai yang dipesan di PT SINAR BANGUN
MANDIRI dengan kualitas K-
Setelah dilakukan proses pengecoran harus dilaksanakan proses curing pada beton
untuk menjaga kualitas beton sampai dengan umur beton mencapai 28 hari setelah
pengecoran.
Membuat Bekisting
Tahap selanjutnya setelah pondasi adalah membuat bekisting tangga.
Untuk kamu ketahui, bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beban
selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Akan tetapi, perlu memerhatikan terlebih dahulu elevasi atau ketinggian dari lantai yang berada
di bawahnya. Di sini, tingkat kemiringan tangga 31 derajat dengan jumlah anak tangga bawah
11, bordes 1, anak tangga atas 8 dengan ukuran anak tangga 17x30 cm serta lebar tangga
keseluruhan (berdasarkan bordes) 1,2 meter.
Guna terhindar dari kesalahan, tulangan anak tangga beton bertulang akan dihubungkan dengan
tulangan badan tangga lewat ikatan menggunakan kawat.Kemudian, tulangan dipasang
memanjang dengan tujuan agar anak tangga lebih kuat.Beton decking dipasang pula pada sisi
yang sama dengan bekisting.Nah, jika proses pemasangan tulangan bordes dan badan tangga
telah selesai, kamu bisa memasangkan dinding tangga pada sisi lain serta dinding bordes pada
bagian atas badan tangga.Bekisting dinding tangga ini nantinya akan dipaku pada bekisting
badan tangga.
5. Proses Pengecoran
4.9 Inspeksi
7. Penyambungan besi, stek besi dan jumlah besi sudah sesuai spesifikasi.
8. Cek Pekerjaan mekanikal elektrikal yang terkait dengan pek. Pengecoran balok &
beton (misal: conduit, sparring, instalasi elektrikal, pipa plumbing, dll)
9. Cek kebersihan bekisting pada lokasi yang akan dicor
10. Cek kelengkapan alat bantu (compressor, vibrator dll) tersedia dan berfungsing
dengan baik
11. Pengujian slump test sebelum pengecoran
12. Suhu beton pengecoran disyaratkan tidak lebih dari 32°
Setelah pengecoran dilakukan kontrol sebagai berikut:
Test Plan yang dilakukan yaitu test kuat tarik baja, uji slump, dan kuat tekan
beton. Ketiga proses pengetesan ini dilakukan agar untuk memastikan kualitas beton yang
digunakan.
Slump test dilakukan untuk mengetahui berapa kadar air yang tercampur dalam
adukan beton berhububngan dengan rencana mutu beton yang sudah di
rencanakan dan akan dipakai.
1. Adapun peralatan uji slump yaitu kerucut yang sudah disiapkan engan
ukuran diameter bawah 20 cm dan diameter atas 10 cm, dan tinggi kerucut 30
cm, serta stik atau tongkat dari baja dengan panjang 60 cm dan berdiameter
16 mm
2. Kerucut diletakkan pada pelat atau bidang datar dan rata yang tidak bias
menyerap air.
Kemudian adukan beton dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam kerucut dengan di tusuk –
tusuk menggunakan tongkat baja yang sudah disiapkan, praturan menusuk tongkat baja yaitu
ketika tinggi beton dimasukkan secara bertahap tinggi kerucut dibagi
2. Pekerjaan Pemasangan
Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang bertulang hingga beton yang tidak
bertulang. Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-bahan yang digunakan, yaitu:
2. Portland Cement
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi Semen
Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum mengeras.
Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib memenuhi syarat
penyimpanan semen tersebut.
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi Semen
Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum mengeras.
Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib memenuhi syarat
penyimpanan semen tersebut.
3. Air Tawar
Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air tawar yang memenuhi syarat
dari PBI 1971 yaitu tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan kimia lainnya yang
merusak mutu beton.
4. Kerikil
Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya sebagai bahan campuran beton,
kerikil yang dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971 yaitu memiliki gradasi yang baik,
syarat kekerasan yang tinggi, tidak terkandung lumpur > 1%, dan tidak berpori.
5. Pasir
Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus memenuhi syarat mutu dari PBI 1971
diantaranya adalah dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu atau pasir alam, memiliki gradasi
yang baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak berpori, serta tidak mengandung lumpur > 5%.
6. Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton yang baik juga harus memenuhi syarat
PBI 1971 diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak / karat / bebas cacat.
7. Kayu
Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk digunakan adalah kayu yang bentuk
dan sifatnya tidak mengurangi mutu bangunan dan memenuhi syarat dan ketentuan PPKI NI-5.
Setelah pemasangan beton, dilanjutkan dengan pekerjaan kuda-kuda atap yang meliputi kuda-
kuda, gording, atap penutup hingga seluruh detail sesuai rancangan proyek. Perlu diketahui,
bahan atap yang baik digunakan adalah yang bertaraf Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti
atap genteng berbahan metal roof serta nok metal roof. Selain itu, atap harus ditopang dengan
kerangka berbahan kayu kelas 11 berkualitas baik.
Pekerjaan pasangan batu bata adalah pekerjaan pasangan untuk menutup celah antar kolom dan
sebagai sekat antar ruangan. Langkah-langkah pekerjaan sebagai berikut :
8. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi penempatan
dinding apakah sudah dalam kondisi baik.
9. Kondisi paduan suara/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikat antara sloof ke
pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan supaya
pengikatan dinding dengan sloof direkatkan dengan baik. Demikian juga halnya pada
kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur
menggunakan besi 10 mm yang dipasangkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul
dengan panjang antara 15 – 20 cm).
10. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang
pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal
dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang,
dilakukan dengan mencabut benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat
garis lurus lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan
garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun mal bantu dikedua ujung
dinding pembuatan yang akan dipasangkan .
11. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai
memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasang , kemudian
dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapainya sambungan dari ujung
keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan
pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini
adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal
mortar harus tetap sama demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.
12. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan
kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap
rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan
basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan
adukan/ mortar baru dengan campuran 1:6.
13. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang
berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika terjadi adukan
berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen agar permukaan
tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian
dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
14. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang
telah terhubung dari ujung keujung bagian didding ayng dipasangkan, anda kemudian
harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk
mendapatkan ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakukan setiap
50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang
dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan
tetap rapi sampai posisi atas. Pemasangan batu bata dilakukan secara zig-zag dapat
membuat batu bata saling mengunci, sehingga dinding jadi lebih kokoh. Dan demikian
pasangan dinding batu bata antar kolom. Jika semakin panjang kolom, maka disarankan
melakukan pengecoran diantara batu bata.
Pekerjaan Lantai
Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen konstruksi serta rancangan
proyek. Jika lantai dilengkapi dengan keramik, maka kontraktor harus mengikuti petunjuk dari
manajemen konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan lantai keramik harus mengikuti aturan
bahwa lantai keramik harus bersih, tidak retak ataupun bergelombang. Apabila pemasangan
keramik tidak rapi atau tidak sesuai dengan rancangan proyek, maka wajib dibongkar dan
dipasang ulang.
Persiapan
Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor memilih dan menandai (marking) lokasi untuk star/awal
pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
1. Gambar kerja pintu dan jendela kayu yang sudah disetujui oleh MK / konsultan.
2. Spesifikasi bahan pintu dan jendela kayu
3. Sample material dan mock up Pemasangan Pintu dan Jendela Kayu
6.1.1 Alat Dan Bahan
• Meteran
• Mesin Bor
• Waterpass dan lot
• Siku
• Obeng (+/-)
• Sealent Gun
• Gergaji
• Alat serut
Pita meteran
Tangga lipat
Pisau cutter
Spidol
Bor berukuran 10 mm
Gerinda
Palu
Selang waterpass
Pelindung tangan
Kacamata pelindung
Papan PVC
Paku biasa
Sekrup
Lis PVC
2. Memasang Rangka Plafon
Setelah semua bahan dan peralatan disiapkan, selanjutnya adalah melakukan pemasangan rangka
plafon. Ini berfungsi sebagai penggantung papan PVC yang dipasang menggunakan
sekrup.Pertama-tama, tandai ketinggian plafon yang akan dipasang terlebih dahulu. Pastikan
pemasangan tanda tidak melebihi ring balok. Itu karena ring balok merupakan bagian tembok
yang keras dan dapat membuat paku bengkok akibat sulit ditembus.Agar memudahkan,
pemasangan tanda dapat menggunakan selang waterpass supaya rata. Cara menggunakan
waterpass ini dengan meletakkan alat secara horizontal dan sejajar di atas bidang yang ingin
diukur. Pastikan bahwa ketinggian plafon dibuat di atas 3 meter. Selanjutnya, lakukan
pemasangan besi hollow ke dinding menggunakan paku. Pastikan ukuran rangka plafon ini sudah
sesuai dengan ukuran ruangan.
3. Memasang Lis PVC
Setelah memasang rangka plafon, selanjutnya adalah melakukan pemasangan lis PVC. Letaknya
ada di sudut pertemuan antara besi hollow dengan tembok. Lis ini berfungsi memperindah
ruangan dalam rumah.Lakukan pemasangan lis PVC di sekeliling tembok, tepat di bawah rangka
plafon yang sudah dipasang sebelumnya. Sebelum memotong lis PVC, pastikan sudah memakai
pelindung tangan dan kacamata pelindung agar mata tidak terkena debu halus. Untuk emotong lis
PVC dapat menggunakan gergaji atau gerinda dan disesuaikan dengan ukuran bidang. Setelah
dipotong, lis PVC dapat dipasang menggunakan sekrup dan bor. Beri jarak antara sekrup satu
dengan lain sekitar 30-50 sentimeter.
4. Memasang Papan PVC
Setelah setiap sudut terpasang lis PVC, langkah berikutnya adalah memasang papan PVC.
Pemasangan papan PVC dilakukan satu per satu. Pertama-tama, pasang satu papan PVC pada
salah satu sisi tembok menggunakan sekrup dan bor, lalu masukkan bagian sisi papan ke dalam
lis PVC. sambunglah kembali papan lain sampai selesai. Saat memasang sekrup PVC tersebut
pastikan sudah kencang agar tidak mudah lepas di kemudian hari. Perhatikan pula jika sekrup
yang digunakan tadi memiliki kualitas terbaik dan tidak rusak. Setelah semua langkah di atas
selesai, maka cara memasang plafon PVC yang terakhir adalah membersihkan sampah dan sisa-
sisa pemasangan tadi. Termasuk bahan-bahan material yang ada.