Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH KONFLIK RUSIA-UKRAINA

TERHADAP TINGKAT KELAPARAN GLOBAL

Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester


Metode Penelitian Sosial Kuantiatif & Statistik
Dosen Pengampu: Dr. Tukino

DISUSUN OLEH:

NAMA : JOSHUA KHARIZESTHA EVANGELIZE SYAUTA

NIM : 6211211028

KELAS :A

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI 

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki abad ke 20, peradaban manusia diperhadapkan dengan


sejumlah peristiwa yang berdampak secara global. Peristiwa ini meliputi pandemi,
bencana alam, dan kabar duka lainnya. Dalam masa-masa pemulihan yang
dilakukan oleh masing-masing negara, pada awal Februari 2022 dunia kembali
dicanangkan oleh Invasi Russia terhadap Ukraina. Pada awalnya tindakan tersebut
didasari oleh ketidak terimaan Rusia terhadap keputusan Ukrainea untuk
bergabung menjadi anggota NATO. Posisi Ukraina yang berbatasan langsung
dengan Rusia menjadikan ketusan bergabungnya dengan NATO sebagai ancaman
bagi Russia.1 Konflik yang telah terjadi diantaranya kian berlangsung sampai saat
ini.

Perang pada akan berakhir dengan hasil yang mengerikan, baik untuk
pihak yang menang dan yang kalah, keduanya harus menerima kenyataan dimana
ada banyak warga negara yang perlu dikorbankan begitu pula dengan sumber daya
alam, financial, dan lain sebagainya guna mencapai kepentingan masing-masing
dalam memenangkan perang. Dampak yang ditimbulkan juga tidak hanya dialami
oleh pihak-pihak yang aktif dalam berperang namun juga dapat berdampak secara
global. Rusia dan Ukraina merupakan aktor penting pada pasar minyak, gas,
gandum, energi, makanan, dan pupuk global.2 Rusia adalah produsen dan
pengekspor minyak terbesar ketiga di dunia, pengekspor gas bumi terbesar kedua,
dan pengekspor batubara terbesar ketiga.3 Rusia juga merupakan pengekspor
gandum terbesar di dunia dan pengekspor minyak bunga matahari terbesar kedua. 4
Selain itu, Rusia juga mendominasi perdagangan pupuk global dan menjadi
pengekspor pupuk terbesar. Ukraina sama pentingnya dalam memenuhi pasar
global seperti pengekspor minyak bunga matahari terbesar, pengekspor jagung
terbesar keempat dan pengekspor gandum terbesar kelima.

Posisi sebagai aktor penting dalam ekspor sumber daya alam memungkin
kan sejumlah negara bergantung kepada Rusia dan Ukraina. Sebagai contoh
1
(Rio Dwinanda Sudiq, 2022)
2
(Rakhmayanti, 2022)
3
(ESDM, 2022)
4
(Kementerian ESDM, Ibid)
Afrika Utara dan Timur Tengah, Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan dan
Tenggara memiliki ketergantungan terhadap ekspor sumber daya tersebut dalam
mengatasi defisit pangan pada masing-masing daerah. Maka dari itu perang yang
terjadi diantara keduanya dapat berpengaruh secara global, terutama mereka yang
bergantung terhadap sumber daya yang di ekspor dari kedua negara berkonflik ini.
Penelitian ini pun dilakukan untuk meneliti dampak yang ditimbulkan oleh
konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina terutama dalam krisis pangan yang
terjadi secara global.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang siatas, dapat disimpulkan identifikasi masalahnya


adalah sebagai berikut,

- Konflik Russia-Ukraina masi berlanjut sampai sekarang


- Rusia dan Ukraina sama-sama memeran penting sebagai aktor yang
memproduksi dan mengeksport sumber daya alam tak tebaharui dan bahan
pangan
- Konflik yang terjadi diantara keduanya memberikan dampak secara global.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah diatas, maka penulis


perlu membuat batasan masalah untuk memperjelas masalah dalam penelitian.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana
dampak dari konflik Rusia-Ukriana dalam kirisin pangan global.

1.4. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalahnya adalah


sebagai berikut:
- Bagaimana pengaruh konflik Rusia-Ukraina terhadap kestabilan komoditi
pasar pangan global?
- Apakah konflik antara Rusia dan Ukraina mempengaruhi tingkat kelaparan
secara global
- Bagaimana strategi dalam mengatasi dampak terhadap ketidak stabilan
terhadap komuditas pasar pangan
1.5. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatasm dapat disimpulkan bahwa tujuan dari


penelitian ini adalah:
- Melihat pengaruh konflik Russia-Ukraina terhadap kestabilan komoditi
pasar pangan global.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelaparan
global berdasarkan konflik Rusia-Ukraina
- Memberikan solusi terkait ketimpangan pada komuditas pasar bahan
pangan.

1.6. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan


praktis, diantaranya:

A. Secara Teoritis
Secaara umum hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan
kepada dalam penangana lonjakan krisis pangan akibat koflik yang
terjadi pada hubungan suatu negara.

B. Secara Praktis
a. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintah untuk
dapat mencegah terjadinya krisis pangan akibat fenomena yang
terjadi antar suatu negara

b. Bagi Warga Negara


Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi warga negara untuk
waspada dalam menghadapi dampak dari konflik yang ditimbulkan
antar negara

c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
wawasan mengenaik dampak konflik antar suatu negara secara
global terhadap komuditas pangan.

BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

2.1. Deskripsi Teori

2.1.1. Konflik

Konflik dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan kelompok-


kelompok yang berbeda untuk mencapai tujuan-tujuan yang bertentangan.
Lewis A. Coser mendefinisikan konflik sebagai perjuangan dengan
tuntutan dan nilai-nilai untuk mencapai status, kekuasaan, dan sumber
daya tertentu dimana tuntutan tersebut ditujukan untuk menetralkan,
melukai, atau menghancurkan pihak lawan.

Konflik dapat pula diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang
dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaanperbedaan tersebut
diantaranya adalah menyangkut cirri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat
istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Konflik merupakan serangkaian
interaksi perselisihan yang mengandung unsure kekerasan. Dalam konflik
ada pihak yang berkepentingan (parties), masalah, ketegangan dan
tindakan. Konflik mengandung tingkatkerugian yang besar, melibatkan
seluruh masyaraka. Lebih lanjut, Schellengberg membagi konflik menjadi
dua jenis, yakni konflik dalam Skala Makro dan Konlfik dalam skala
Mikro. Perbedaan antara makro dan mikro adalah besar kecilnya konflik
seperti Perang dan Revolusi termasuk konflik makro, sedangkan konflik
didalam kelompok kecil atau pertengkaran antar tetangga tergolong
konflik mikro (Schellengberg, 2006: 8).

Konflik merupakan suatu kekacauan yang teroganisir yang muncul


dari sebuah kombinasi khusus pihak-pihak ataupun sikap-sikap
permusuhan dan beberapa bentuk tindakan militer dan diplomatik tertentu
(Holsti, 2008 : 73). Holsti kemudian membagi sumber konflik terdiri
atas :

1. Konflik teritorial terbatas, yang disebabkan perbedaan pendapat


mengenai kepemilikan sebagian wilayah atau hak untuk mengelola
wilayah yang terletak di dalam atau di dekat wilayah negara lain.

2. Konflik yang disebabkan komposisi suatu pemerintah.


3. Konflik yang disebabkan suatu negara berusaha mempertahankan hak
teritorial atau hak istimewa untuk melindungi kepentingan keamanan
negaranya.

4. Konflik karena kehormatan nasional, dimana suatu pemerintah


melakukan ancaman atau tindakan militer untuk membersihkan tindakan
yang dianggap salah.
5. Imperialisme tidak terbatas, disebabkan suatu pemerintah berusaha
menghancurkan kemerdekaan negara lain, biasanya untuk tujuan ideologi,
keamanan, dan perdagangan.

6. Konflik pembebasan atau perang revolusioner, yang dilakukan suatu


negara untuk ‘membebaskan’ rakyat negara lain yang biasanya
disebabkan alasan etnis atau ideologis.

7. Konflik yang timbul karena suatu pemerintah bertujuan untuk


mempersatukan negara yang terpisah.

Berdasarkan teori Holsti di atas, konflik yang akan dibahas dalam


penelitian ini adalah konflik yang disebabkan suatu negara yanh berusaha
mempertahankan hak teritorial atau hak istimewa untuk melindungi
kepentingan keamanan negaranya. Dalam hal ini adalah posisi Rusia
dalam mempertahankan hak teritorialnyadengan mengambil tindakan
berupa invasi terhadap wilayah teritorial Ukraina, guna menghentikan
kepentingan negaranya dalam bergabung dengan NATO. Rusia
menganggap bahwa tindakan Ukrine yang ingin bergabung dengan
NATO dapat mengancam keamanan negaranya dikarenakan letak
geografis Ukraina sebagai perbatasan antara negara anggota NATO
dengan Rusia.

2.1.2. Teori Domino

Awal mulanya teori domino dinamakan dengan efek domino,


namun seiring berjalannya waktu istilah efek domino tersebut populer
dengan istilah teori domino. Teori domino diperkenalkan sebagai suatu
fenomena perubahan yang terjadi secara berantai berdasarkan prinsip geo-
politik dan geo-strategis. Teori domino terjadi pada negara-negara yang
berdekatan secara geografis, atau terletak pada satu kawasan.Pola
perubahan yang terjadi dalam teori domino dianalogikan seperti pada
domino Tiongkok (Mahyong), dimana domino biasanya dianggap sebagai
suatu permainan yang dimanfaatkan untuk mendapat keuntungan. Tidak
jauh berbeda dengan teori domino yang kerap digunakan sejak tahun
1950-an sampai dengan tahun 1980-an, teori ini berspekulasi apabila
suatu negara terpengaruh komunisme, maka negara-negara sekitarnya
akan ikut terpengaruh juga. Pada tahun tersebut, Presiden Amerika Serikat
tidak pernah menggunakan nama teori domino, namun sering
menggunakan teori domino sebagai alasan intervensi Amerika Serikat di
seluruh dunia. Menurut Presiden Amerika Serikat kala itu, terdapat
domino-domino berjajar dan berdiri tegak, ketika kita coba menjatuhkan
domino di baris pertama ke arah domino sebelah maka domino terdekat
yang akan ikut jatuh pula sampai dengan domino terakhir dan terjadi
dalam waktu yang cukup singkat. Sehingga dengan jatuhnya seluruh
domino tersebut, dapat dilihat bahwa satu perpecahan akan memberikan
implikasi yang sangat besar (Eisenhower, 1954).

Teori domino menjelaskan bahwa proses terjadinya reruntuhan


domino tersebut tidak terlepas dengan adanya ideologi suatu negara,
pengaruh dari kebijakan ekonomi politik suatu negara hingga hubungan
negaranegara dengan berdasarkan fenomena-fenomena yang sempat
terjadi. Maka berdasarkan konflik yang terjadi antara Russia dan Ukraina,
salah satu efek domino yang ditimbulkan pada sektor perdagangan adalah
berhentinya Ekspor Gandum dan biji-bijian dari laut Hitam5

2.1.3. Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional merupakan perdagangan antara atau


lintas negara yang mencakup kegiatan ekspor dan impor (Tambunan,
2001). Perdagangan internasional merupakan bentuk kerjasama ekonomi
antar dua negara atau lebih yang memberikan manfaat secara langsung,
yaitu pemenuhan kebutuhan masing-masing negara, yang tidak dapat
dipenuhi hanya dengan mengandalkan produksi dalam negeri sendiri.
Sehingga kegiatan perdagangan internasional bertujuan untuk
meningkatkan standar hidup negara tersebut (Schumacher, 2013).
Manfaat perdagangan internasional yang dilihat dari segi ekspor yaitu
berupa kenaikan pendapatan, kenaikan devisa, dan memperluas
kesempatan kerja (Krueger dalam Nanga, 2005).

Perdagangan internasional sendiri merupakan kegiatan


perdagangan barang dan jasa yang yang dilakukan oleh suatu negara
dengan negara lain. Hakekatnya perdagangan internasional yang
5
(Cahyani, 2022)
melibatkan negara-negara di seluruh dunia timbul karena tidak ada satu
negarapun yang mampu menghasilkan semua kebutuhan masyarakat akan
barang dan jasa (Delianov, 1995). Sehingga perdagangan internasional
timbul sebagai akibat dari interaksi antara permintaan dan penawaran
yang bersaing (Lidert, 1994).

Teori permintaan menjelaskan hubungan antara perubahan harga


terhadap perubahan barang yang diminta. Teori permintaan menyatakan
bahwa antara harga dan jumlah barang yang diminta berbanding terbalik,
yang berarti bahwa jika suatu barang mengalami kenaikan harga maka
akan menyebabkan jumlah barang yang diminta akan turun begitu pula
sebaliknya, dengan syarat ceteris paribus, komponen-komponen lain yang
mempengaruhi permintaan dianggap tetap (Ritonga dan Firdaus, 2007).

Teori perdagangan internasional menganalisis mengenai dasar-


dasar terjadinya perdagangan antar negara, arus barang dan jasa,
kebijakan yang diarahkan pada pengaturan arus perdangan serta
pengaruhnya terhadap negara-negara yang terlibat. Teori perdagangan
internasional juga menunjukkan keuntungan yang dapat diperoleh
masing-masing negara dengan adanya perdagangan internasional
(Salvatore, 1997).

2.1.4. Komuditas Pangan

Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang memiliki


posisi strategis untuk dikembangkan di suatu wilayah. Posisi strategis ini
didasarkan pada pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim), sosial
ekonomi dan kelembagaan (Handewi Rachman,2003). Penentuan ini
penting dengan pertimbangan bahwa ketersediaan dan kapabilitas
sumberdaya (alam, modal dan manusia) untuk menghasilkan dan
memasarkan semua komoditas yang dapat diproduksi di suatu wilayah
secara simultan relatif terbatas. Disisi lain pada era pasar bebas saat ini
baik ditingkat pasar lokal, nasional maupun global hanya komoditas yang
diusahakan secara efisien dari sisi teknologi dan sosial ekonomi serta
mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif yang mampu bersaing
secara berkelanjutan dengan komoditas yang sama dari wilayah lain.

Pangan meliputi produk serealia, karena porsi utama dari


kebutuhan kalori harian berasal dari sumber pangan karbohidrat, yaitu
sekitar separuh dari kebutuhan energi per orang per hari. Maka yang
digunakan dalam analisis kecukupan pangan yaitu karbohidrat yang
bersumber dari produksi pangan pokok serealia yaitu padi, jagung, dan
umbi- umbian (ubi kayu dan ubi jalar) yang digunakan untuk memahami
tingkat kecukupan pangan pada tingkat provinsi maupun kabupaten (Peta
Ketahanan Pangan Gorontalo, 2009).

2.1.5. Ketahanan Pangan

Dari perspektif sejarah, istilah ketahanan pangan (food security)


mulai mengemuka saat terjadi krisis pangan dan kelaparan yang menimpa
dunia pada 1971. Sebagai kebijakan pangan dunia, istilah ketahanan
pertama kali digunakan oleh PBB untuk membebaskan dunia, terutama
negara-negara sedang berkembang dari krisis produksi dan suplai
makanan pokok. Fokus ketahanan pangan pada masa itu, sesuai dengan
definisi PBB adalah menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan pokok
dan membebaskan dunia dari krisis pangan. Definisi tersebut kemudian
disempurnakan pada International Conference of Nutrition pada 1992
yang disepakati oleh pimpinan negara anggota PBB, yakni tersedianya
pangan yang memenuhi kebutuhan setiap orang, baik dalam jumlah
maupun mutu pada setiap individu untuk hidup sehat, aktif dan produktif.
Maknanya adalah tiap orang setiap saat memiliki akses secara fisik dan
ekonomi terhadap pangan yang cukup agar hidup sehat dan produktif
(Hakim 2014).

World Food Summit pada tahun 1996 mendefinisikan ketahanan


pangan terjadi apabila semua orang secara terus menerus, baik secara
fisik, sosial, dan ekonomi mempunyai akses untuk pangan yang
memadai/cukup, bergizi dan aman, yang memenuhi kebutuhan pangan
mereka dan pilihan makanan untuk hidup aktif dan sehat (Safa’at, S
2013).

Beberapa ahli sepakat bahwa ketahanan pangan minimal


mengandung dua unsur pokok, yaitu ketersediaan pangan dan
aksesesabilitas masyarakat terhadap pangan tersebut. Ketersediaan dan
kecukupan pangan mencakup kuantitas dan kualitas bahan pangan agar
setiap individu dapat terpenuhi standar kebutuhan kalori dan energi untuk
menjalankan aktivitas ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Penyediaan
pangan dapat ditempuh melalui produksi sendiri dan impor dari negara
lain. Komponen kedua yaitu aksesbilitas setiap individu terhadap bahan
pangan dapat dijaga dan ditingkatkan melalui pemberdayaan sistem pasar
serta mekanisme pemasaran yang efektif dan efisien, yang dapat
disempurnakan melalui kebijakan niaga, atau distribusi bahan pangan dari
sentra produksi sampai ke tangan konsumen (Arifin 2001).
2.2. Kerangka Berpikir

Konflik yang terjadi antara negara masih relevan sampai pada masa
sekarang ini. Dilatar belakangi dengan perbedaan kepentingan yang
mendorong adanya usaha-usaha demi mencapai tujuan-tujuan yang
bertentangan tersebut. Namun proses mencapai tujuan tersebut
menimbulkan kekacauan yang dialami oleh negara-negara yang
bersangkutan. Dampak yang ditimbulkan oleh konflik tidak hanya
dirasakan oleh negara yang bersangkutan namun juga berdampak luas
sampai pada tingkat global. Sebagaimana digambarkan dalam bentuk efek
domino, terjadinya perubahan secara berantai berdasarkan prinsip
geopolitik dan geostrategis yang ditimbulkan dari fenomena tertentu salah
satunya konflik yang dibahas di awal.

Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah memberikan


efek domino terhadap negara-negara di sekitarnya terutama bagi mereka
yang memiliki ketergantungan terhadap ekspor bahan pangan dari
berkonflik ini. Terjadinya pemutusan jalur ekspor gandum dari aktor
pengekspor gandum terbesar ini mempengaruhi ketahanan pangan di
sejumlah negara yang dapat mempengaruhi tingkat kelaparan secara
global.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam


penelitian pengaruh Konflik Rusia-Ukraina terhadap tingkat kelaparan
global dapat digambarkan sebagai berikut:

Konflik Russia-Ukraina

Eksport Bahan Pangan dari


negara konflik

Ketahanan Pangan
Kelaparan Global

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu


prosedur atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.
Menurut(Resseffendi 2010:33) mengatakan bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian yang menggunakan observasi, wawancara atau angket
mengenai keadaan sekarang ini, mengenai subjek yang sedang kita teliti.
Melalui angket dan sebagainya kita mengumpulkan data untuk menguji
hipotesis atau menjawab suatu pertanyaan.

Metode penelitian deskriptif kuantitatif juga dapat didefinisikan


sebagai suatu metode yang bertujuan untuk membuat gambar atau
deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut
serta penampilan dan hasilnya (Arikunto, 2006). Jenis penelitian ini
adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif
observasional. Penelitian digunakan untuk melihat gambaran dari
fenomena, deskripsi kegiatan dilakukan secara sistematis dan lebih
menekankan pada data factual dari pada penyimpulan (Nursalam, 2013).
Penelitian observasi merupakan penelitian yg tidak melakukan manipulasi
atau intervensi pada subjek peneliti. penelitian ini hanya melakukan
pengamatan (observasi) pada subjek penelitian.

3.2. Sumber Data


Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Menurut
Sugiyono (2018:456) data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
adalah sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan, buku, jurnal,
artikel yang berkaitan dengan topik penelitian mengenai sistem
pengendalian internal atas sistem dan prosedur penggajian dalam usaha
mendukung efisiensi biaya tenaga kerja.
3.3. Rancangan Penelitian

3.3.1. Penetapan Sumber Data


Sumber data yang pertama mennyangkut data pembagian suplai
domestik import gandum negara-negara dari Ukraina dan Rusia
berdasarkan hasil penelitian Food And Alriculture Organization of
the United Nation6. Selanjutnya data mengenai tingkat kenaikan
harga gandul setelah Invasi Russia terhadap Ukraina di benua
Africa berdasarkan hasil penelitian African Development Bank
(AFDB)7. Berikutnya data kenaikan harga gandum pada negara
Yamen berdasarkan data penelitian Woodrow Wilson Center8.
Kenaikan harga gandum pada negara Lebanon berdasarkan hasil
penelitian kelompok analisis kritikal Lebanon9. Kenaikan harga
gandum pada negara Georgia berdasarkan data penelitian kantor
statistik nasional Georgia10. Kenaikan harga gandum pada negara
Sudan berdasarkan data penelitian Comtrade Database11. Data
terakhir ditetapkan dari Agence France-Presse (AFP) tentang
kenaikan harga gandum di Indonesia12

3.3.2. Pengumpulan Data yang Sudah Tersedia

A. Pembagian suplai domestik import gandum negara-negara dari


Ukraina dan Rusia:

Negara Pembagian Jumlah Ekport


Tanzania 44.69%
Azerbaijan 43.51%
Egypt 42.53%
United Arab Emirates 67.09%
Malta  66.62%
Libya  64.83%
Burundi  57.42%
Armenia 56.55%
Burkina Faso 28.56%
6
(Global food supplies from Ukraine and Russia, 2020)
7
(Wheat prices in Africa up 60% due to Russia-Ukraine war: AfDB, 2022)8
8
(Bahashwan, 2022)n
9
(Graham, 2022)
10
(Sector Snapshots: The Wheat and Flour Sector in Georgia, 2022).
11
(Russia-Ukraine conflict is driving up wheat prices: this could fuel instability in Sudan, 2022)
12
(Harga Gandum Naik Terus di Tengah Penurunan Harga Pangan Global, 2022)
Malawi 28.21%
Yemen 24.55%
Indonesia 38.03%
Tunisia 37.73%
Democratic Republic
46.00%
of Congo
Uganda 99.17%
Georgia 75.38%
Rwanda  74.45%
Bangladesh  40.32%
Nigeria 40.10%
Kenya 39.18%
Turkey 39.15%
Mauritania 38.12%
Guinea  50.61%
Lebanon 50.49%
Albania  33.70%
Mali 33.67%
Thailand 29.64%
Israel 55.30%
Senegal 53.95%
Oman 51.20%

B. Data Kenaikan Harga Gandum


Kenaikan harga gandum pada sejumlah negara setelah
invasi Russia ke Ukraina dan penutupan jalur dagang pada Black
Sea pada 24 Februari 2022 diantaranya Yamen 35%, benua Afrika
60%, Lebanon 209%, Georgia 36.5%, Sudan 61%, Indonesia
5,35%.
3.3.3.
3.3.4.
3.3.5.
a.
b.
c.
i.
ii.
1.
2.
3.3.1.
3.3.2.
3.3.3. Normalisasi Data

Negara Pembagian Jumlah Peringkat


Ekport
Uganda 99,17% 1
Georgia 75,38% 2
Rwanda  74,45% 3
United Arab 4
67,09%
Emirates
Malta  66,62% 5
Libya  64,83% 6
Burundi  57,42% 7
Armenia 56,55% 8
Israel 55,30% 9
Senegal 53,95% 10
Oman 51,20% 11
Guinea  50,61% 12
Lebanon 50,49% 13
Democratic 14
Republic of 46,00%
Congo
Tanzania 44,69% 15
Azerbaijan 43,51% 16
Egypt 42,53% 17
Bangladesh  40,32% 18
Nigeria 40,10% 19
Kenya 39,18% 20
Turkey 39,15% 21
Mauritania 38,12% 22
Indonesia 38,03% 23
Tunisia 37,73% 24
Albania  33,70% 25
Mali 33,67% 26
Thailand 29,64% 27
Burkina Faso 28,56% 28
Malawi 28,21% 29
Yemen 24,55% 30

Mean : 46.22 %
Data Tertinggi : 99.17%
Data Terendah: 24.55%

Kawasan Kenaikan Harga Gandum


Lebanon 209%
Sudan 61%
Benua Afrika 60%
Georgia 36,5%
Yamen 35%
Indonesia 5,35%

Mean : 68%
Data Tertinggi : 209%
Data Terendah: 5.35%

3.3.4. Normalisasi Data

A. Pembagian suplai domestik import gandum negara-negara


dari Ukraina dan Rusia:
Negara Pembagian Jumlah Ekpor Peringkat
Uganda 99,17% 1
Georgia 75,38% 2
Rwanda  74,45% 3
United Arab 4
67,09%
Emirates
Malta  66,62% 5
Libya  64,83% 6
Burundi  57,42% 7
Armenia 56,55% 8
Israel 55,30% 9
Senegal 53,95% 10
Oman 51,20% 11
Guinea  50,61% 12
Lebanon 50,49% 13
Democratic 14
Republic of 46,00%
Congo
Tanzania 44,69% 15
Azerbaijan 43,51% 16
Egypt 42,53% 17
Bangladesh  40,32% 18
Nigeria 40,10% 19
Kenya 39,18% 20
Turkey 39,15% 21
Mauritania 38,12% 22
Indonesia 38,03% 23
Tunisia 37,73% 24
Albania  33,70% 25
Mali 33,67% 26
Thailand 29,64% 27
Burkina Faso 28,56% 28
Malawi 28,21% 29
Yemen 24,55% 30

Berdasarkan data diatas, terdapat sejumlah 30 negara yang


memiliki ketergantungan terhadap gandum yang di ekspor oleh Rusia dan
Ukraina. Dari ke jumlah keseluruhan, nilai rata-rata pembagian jumlah
import gandum dari kedua negara yang berkonflik mencapai 46.22 % dan
data tertinggi mencapai 99.17% yang dipegang oleh Uganda, dimana
Indoensia berada pada peringkat 24 dengan nilai ekspor sebesar 38%. Data
tersebut menunjukan gandum yang di ekspor dari kedua negara tersebut
memiliki tingkat ketergantungan pada negara-negara disekitarnya bahkan
sampai pada lintas benua.

B. Data Kenaikan Harga Gandum


Kawasan Kenaikan Harga Gandum
Lebanon 209%
Sudan 61%
Benua Afrika 60%
Georgia 36.5%
Yamen 35%
Indonesia 5.35%

Berdasarkan data diatas, menunjukan di atas, menunjukan adanya


peningaktan harga gandum pada suatu negara setelah Invansi Rusia ke
Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022. Kenaikan harga gadum mencapai
209% pada negara Lebanon, dan Indonesia juga ikut merasakan
dampaknya dengan kenaikan harga gandum yang mencapai 5.35%.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Locus Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder


dari sumber yang tervalidasi. Data yang dipilih merupakan 30 negara yang
mengimpor bahan pangan berupa gandum dari Russia dan Ukraina.
Selanjutnya dipililah 6 negara pada kawasan yang berbeda-beda untuk
mengetahui perubahan harga gandum nasional pada tiap negara, setelah
Innvansi yang dilakukan Russia terhadap Ukraina.

4.2. Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dinormalisasi, maka


hasil dari pengumpulan data tersebut disajikan dalam bentuk penyajian
data yang sesuai dengan jumlah data yang dikumpulkan.

(i) Penyajian Data Pembagian Suplai Domestik Impor


Gandum Negara-negara dari Ukraina dan Rusia
Pembagian Jumlah Impor dari Rusia-Ukraina
120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
a da alta nd
i el an non ni
a
yp
t ia ke
y
sia ania land law
i
nd an u s ra m a a g er r e i
ga M
Bu
r I O b nz E
Ni
g Tu
do
n
Al
b a a
U Rw Le Ta In Th M

Gambar 1
Historygram Pembagian Jumlah Ekspor Setiap Negara
Dari gambar 1 menunjukan bahwa Uganda merupakan
negara yang memiliki ketergantungan import gandum paling tinggi
terhadap negara Rusia dan angka diatas 90%, dan impor paling
rendah adalah negara Yamen dengan angka mendekati 20%.

(ii) Data Kenaikan Harga Gandum Setelah Invasi Russia

Kenaikan Harga Gandum


250%

200%

150%

100%

50%

0%
Lebanon Sudan Benua Afrika Georgia Yamen Indonesia

Gambar 2
Historygram Data Kenaikan Harga Gandum
Dari gambar 2 memperlihatkan Lebanon sebagai nagara
yang memiliki tingkan perubahan harga gandum sampai
mencapai lebih dari 200%. Indonesia juga ikut mengalami
perubahan harga gandum dengan angka dibawah 50%.

4.3. Pembahasan

Berdasarkan data yang dikumpulkan terkait jumlah impor gandum


sejumlah negara dari Rusia dan Ukraina, tercatat 30 negara memiliki
tingkat ekspor dengan rata-rata mencapai 46.22 %. Angka tersebut
menunjukan adanya ketergantungan negara-negara terhadap ekspor
gandum yang diproduksi oleh Rusia dan Ukraina. Selanjutnya
berdasarkan tingkat perubahan harga gandum pada 6 negara pilihan,
angka tertinggi mencapai 209% pada negara lebanon dan Indonesia turut
mengalami perubahan harga sebesar 5,35%. Hal tersebut menunjukan
bahwa invasi Rusia terhadap Ukraina mengakibatkan peningkatan
terhadap komoditas pangan berupa gandum yang mana hal tersebut
dibuktikan dari kenaikan harga gandum yang signifikan pada sejumlah
negara, setelah invasi yang dilakukan pada tanggal 24 Februari 2022.
Hal tersebut dapat terjadi akibat dari ketergantungan banyak negara
terhadap hasil ekspor Rusia dan Ukraina, sehingga ketika konflik terjadi
dan adanya penutupan jalur utama ekspor gandum pada wilayah Black
Sea, maka krisis pangan berupa gandum pun terjadi.

Krisis yang ditimbulkan oleh gandum tersebut secara otomatis


mempengaruhi tingkat kelaparan pada sejumlah kawasan, Hal tersebut
dapat terjadi dikarenakan negara-negara yang berada pada benua Afrika
seperti Mesir dan kawasan timur tengah seperti Lebanon dan Yaman,
sebagai negara-negara berkembang dengan tingkat kelaparan yang
signifikan dapat dengan rentannya terpengaruh oleh krisis pangan
tersebut.13 Bahkan sampai pada kawasan Asia Tenggara, dimana
Indonesia ikut terkena dampak dari ketidak seimbangan komuditas
gandum. Dengan terjadinya krisis pada kawasan yang berbeda beda
menunjukan bahwa invasi Rusia terhadap Ukraina membawa pengaruh
terhadap tingkat kelaparan secara global.

13
(Food crisis and famine, 2022)
BAB V
Kesimpulan

5.1. Kesimpulan
Invasi Rusia terhadap Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022
menyebabkan ketidak seimbangan pada komuditas bahan pangan terutama
pada bahan pangan berupa gandum. Dikarenakan banyak negara pada
kawasan Afrika, timur tengah, sampai pada wilayah Asia memiliki
ketergantungan terhadap jumlah ekspor yang diproduksi oleh dua negara
berkonflik ini sehingga menyebabkan adanya peningkatan harga gandum
pada tiap kawasan. Peningkatan tersebut akhirnya berdampak pada tingkat
kelaparan pada masing-masing negara maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa Invasi Rusia terhadap Ukraina mempengaruhi tingkat kelaparan
secara global.an
5.2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, penulis memberikan
rekomendasi dalam menekan lebih jauh dampak konflik antara Rusia dan
Ukraina terhadap komoditas pangan berupa gandum secara global.
Pertama negara-negara perlu mengebangkan sistem produksi gandum
untuk mencukupi kebutuhan nasional negaranya dengan mengundang
investasi dari negara-negara lain. Namun dikarenakan proses yang tidak
mudah maka masuk pada rekomendasi kedua untuk membagi lokasi impor
gandum sehingga mencegah adanya ketergantungan pada satu kawasan
saja. Maka ketika krisis terjadi, gandum yang di impor pada kawasan
tersebut masih bisa diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, M. dan Rachman, H.P.S., 2003. Analisis Tingkat Ketahanan Pangan Rumah
Tangga. Media Gizi dan Keluarga. 27 (2). 1-6

Bahashwan, F. (2022). The Impact of the Russian-Ukrainian War on Yemen. Retrieved


from reliefweb: https://reliefweb.int/report/yemen/impact-russian-ukrainian-
war-yemen

Cahyani, D. R. (2022, 10). Rusia Setop Ekspor Gandum dari Laut Hitam, Biden Marah:
Keterlaluan. Retrieved from tempo.co:
https://dunia.tempo.co/read/1651041/rusia-setop-ekspor-gandum-dari-laut-
hitam-biden-marah-keterlaluan

ESDM, K. (2022, 3). Reviu Informasi Strategis Energi dan Mineral. Retrieved from
dataharian.esdm: https://dataharian.esdm.go.id/index.php/2022/09/20/reviu-
informasi-strategis-energi-dan-mineral-harian-20-september-2022/

Food crisis and famine. (2022, 9). Retrieved from unicef:


https://www.unicef.org/mena/topics/food-crisis-and-famine

Holsti, K.J. (1992). Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis. Bandung: Binacipta.

Arifin, Ali. 2001. Membaca Saham. Edisi Pertama. Andi Offset. Yogyakarta.

Global food supplies from Ukraine and Russia. (2020). Retrieved from OurWorldInData:
https://ourworldindata.org/explorers/ukraine-russia-food?
tab=table&facet=none&Crop=Wheat&Metric=Imports&Adjustment=Share+of+d
omestic+supply&Imports+from...=Ukraine+
%2B+Russia&country=EGY~IDN~MAR~TUN

Graham, E. (2022, 7). With bread prices skyrocketing, Lebanon waits for crucial wheat
imports and international aide. Retrieved from CNBC:
https://www.cnbc.com/2022/07/27/lebanon-waits-for-crucial-wheat-imports-
and-international-aide.html

Harga Gandum Naik Terus di Tengah Penurunan Harga Pangan Global. (2022, 6).
Retrieved from cnnindonesia:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220603175002-92-804567/harga-
gandum-naik-terus-di-tengah-penurunan-harga-pangan-global

Rakhmayanti, I. (2022, 2). Rusia-Ukraina yang Perang, Harga Pangan Dunia


Beterbangan. Retrieved from CNBC Indonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220223205024-4-317797/rusia-
ukraina-yang-perang-harga-pangan-dunia-beterbangan?
msclkid=fe77e9dad03411ec8b23cee6741521d7+pada+10+Mei+2022

Rio Dwinanda Sudiq, L. Y. (2022). INTERVENSI RUSIA TERHADAP UKRAINA PADA TAHUN
2022. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha.

Russia-Ukraine conflict is driving up wheat prices: this could fuel instability in Sudan.
(2022, 4). Retrieved from The Conversation:
https://theconversation.com/russia-ukraine-conflict-is-driving-up-wheat-prices-
this-could-fuel-instability-in-sudan-180878

Sector Snapshots: The Wheat and Flour Sector in Georgia. (2022, 10). Retrieved from
GEORGIA TODAY: https://georgiatoday.ge/sector-snapshots-the-wheat-and-
flour-sector-in-georgia/#:~:text=In%20Georgia%2C%20since%20July%202021,in
%20June%202022%20at%2036.3%25.

Wheat prices in Africa up 60% due to Russia-Ukraine war: AfDB. (2022, 4). Retrieved
from AA: https://www.aa.com.tr/en/africa/wheat-prices-in-africa-up-60-due-to-
russia-ukraine-war-afdb/2573858

Anda mungkin juga menyukai