PERANCANGAN PRODUK

A. Tahapan Siklus Desain Produk

Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan
teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan didapatkannya persepsi tentang kebutuhan
manusia, kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk, kemudian diakhiri dengan pembuatan
dan pendistribusian produk. Keberadaan produk di dunia ditempuh melalui suatu tahap-tahap siklus
kehidupan, yaitu (Kristanto dan Manopo, 2010):
1) Ditemukan kebutuhan produk
2) Perancangan dan pengembangan produk
3) Pembuatan dan pendistribusian produk
4) Pemanfaatan produk (pengoperasian dan perawatan produk)
5) Pemusnahan.

B. Tahapan Perancangan Produk

Ada tiga fase dalam merancang produk, yaitu (Prasetya dan Lukiastuti, 2009):
1) Functional design
Tujuan utama suatu desain fungsional adalah untuk mengembangkan suatu model fungsional
yang aktif dari suatu produk, tanpa memendang apakah produk akan berakhir seperti apa.
2) Industrial design
Merancang untuk keindahan dan untuk pemakai akhir, biasanya dimasukkan dalam industrial
design.
3) Design for manufacturability
Dalam memasukkan fungsional desain produk ke dalam produk yang manufacturable,
perancang harus mempertimbannkan banyak aspek. Mereka dapat menggunakan berbagai
metode dan alternatif bahan baku untuk membuat produk.

C. Bahan Baku

Dari zaman kuno, kayu dan batu telah menjadi bahan konstruksi yang penting. Batu telah
berkurang pentingnya, namun kayu masih menjadi bahan bangunan yang paling serbaguna bagi
kita. Hal ini masuk akal untuk mengklaim bahwa kayu dan produk kayu adalah bahan konstruksi
yang penting, peringkatnya sama dengan baja struktural dan beton bertulang untuk konstruksi
bangunan. Juga, lebih banyak kayu yang digunakan dalam konstruksi setiap tahun daripada semen
atau baja (Radkau, 2012).
1) PP (Polypropylene)
Kelebihan bahan kemas ini adalah sifatnya yang lebih kuat dan ringan, stabil pada suhu tinggi,
dan cukup mengkilap.
2) Cat Akrilik
 Pada dasarnya, segala jenis cat dapat digunakan untuk mengecat barang-barang yang berbahan
plastik. Namun akan lebih tepat dan maksimal hasilnya apabila menggunakan cat khusus untuk
plastik seperti cat akrilik.

D. Deskripsi Produk

Pada penjelasan ini, saya akan mendeskripsikan desain salah satu produk botol air minum isi
ulang dengan merk ARDS Project. botol air minum tipe ini diproduksi dari bahan baku plastik yang
bersertifikat food grade. Alasan kami menggunakan plastik food grade adalah karena memiliki
standar keamanan dalam penggunaan untuk kemasan makanan dan minuman.
Model yang akan dipilih adalah model botol minuman yang ergonomis dengan desain mewah
dan feminin. Didesain ergonomis agar pengguna merasa nyaman saat menggengam botol minum
ini. Sedangkan didesain mewah dan feminin karena sasaran utama botol minum tipe ini adalah
remaja atau wanita dewasa yang feminin. Sedangkan pada harga, botol minum ini dijual ekonomis
yaitu Rp 85.000,00;
Spesifikasi produk botol minum sendiri terdapat dua komponen. Komponen yang dimaksud
adalah badan atau body botol pertama untuk menempatkan air minum, tutup botol kedua untuk
menutup bagian lubang botol. Untuk ukuran panjang, lebar, dan tinggi dari botol minum akan
dijelaskan secara grafis pada ukuran produk.
Merek dagang yang digunakan untuk botol minum ini adalah “ARDS Project”. Nama ini
berasal dari dua suku kata yang digabungkan. Pertama kata “ARDS” yang diambil dari kata
“awesome” yang berarti mengngaggumkan. Sedangkan kata “re” yang memiliki arti ulang.
Kemudian “design” memilki arti desain, serta kata “solid” yang berarti kuat.
Kelebihan dari produk botol minum ARDS Project ini adalah pada kualitas bahan dan
desainnya. Didesain nyaman dan praktis digunakan. Selain itu produk ini dapat dijadikan pilihan
nomor satu untuk remaja dan wanita yang menyukai desain menarik yang sesuai karakter mereka.
Nama merek dagangnya juga mudah diingat dan memberi kesan pada konsumen. Sedangkan
kekurangannya adalah botol minum tipe ini merupakan produk baru yang masih belum dikenal
masyarakat luas.
E. Lampiran