Anda di halaman 1dari 4

Upaya Pembinaan Bahasa Indonesia

Usaha-usahapembinaan ini mencakup upaya peningkatan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan berbahasa.Usaha pembinaan yang dilakukan, antara lain, melalui pengajaran,

pemasyarakatan, peran media massa, dan jalur kepemimpinan.

A.           Pengajaran

Usaha pembinaan melalui pengajaran bahasa Indonesia melalui sistem

persekolahandilakukan dengan mempertimbangkan bahasa sebagai satu keseluruhan

berdasarkan kontekspemakaian yang ditujukan untuk peningkatan mutu penguasaan dan

pemakaian bahasa yang baik dengan tidak mengabaikan adanya berbagai ragam bahasa

Indonesia yang hidup dalam masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan bahasa itu dilakukan

melalui kegiatan sebagai berikut:

1.             pengembangan kurikulum bahasa Indonesia;

2.             pengembangan bahan ajar yang sesuai dengankebutuhan siswa dan perkembangan

metodologi pengajaran bahasa;

3.             pengembangan tenagakependidikan kebahasaan yang profesional; dan

4.             pengembangan sarana pendidikan bahasa yangmemadai, terutama sarana uji kemahiran

bahasa.

B.            Pemasyarakatan

Usaha pembinaan dapat pula dilakukan melalui pemasyarakatan bahasa

Indonesia.Pemasyarakatan bahasa Indonesia ini dimaksudkan untuk meningkatkan sikap

positif masyarakatterhadap bahasa Indonesia dan meningkatkan mutu

penggunaannya. Pemasyarakatan bahasa Indonesia dilakukan melalui penyuluhan langsung

dan penyuluhan tidak langsung. Penyuluhan langsung dilakukan dengan cara bersemuka

(bertatap muka) antara peserta penyuluhan (pesuluh) dan penyuluh. Sementara itu,

penyuluhan tidak langsung, antara lain, dilakukan melalui media elektronik.

Penyuluhan langsung yang sudah dilakukan adalah penyuluhan untuk guru (khususnya guru

nonbahasa), kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha sekolah, dan para pejabat

di kantor pemerintahan, baik di Jakarta maupun di luar Jakarta.  Penyuluhan melalui media
elektronik yang telah dilakukan selama ini adalah penyuluhan di TVRI dan RRI. Penyuluhan

di TVRI dilakukan melalui program Bahasa Indonesia yang Benar (BINAR), sedangkan

penyuluhan di RRI dilakukan melalui program Aku Cinta Bahasa Indonesia (ACBI), Mercu

Bahasa, dan Pujangga (Badan Bahasa, 2016).

C.            Peran Media Massa

Media massa memiliki fungsi sangat strategis dalam upaya pembinaan bahasa

Indonesia.Media massa, baik itu media cetak ataupun media elektronik memiliki jangkauan

yangsangat luas. Negara kita wilayahnya luas sekali dan juga memiliki banyak pulau. Hal ini

tentunyamembutuhkan alat komunikasi yang dapat menjangkau semua wilayah itu.

Media massa selama ini dijadikan konsumsi sehari-hari oleh sebagian besar

masyarakatIndonesia. Oleh karena itu, menempatkan media massa sebagai salah satu upaya

pembinaanbahasa Indonesia adalah hal yang tepat. Dikatakan tepat oleh karena melalui media

massamasyarakat yang tersebar luas itu dapat membaca atau mendengarkan secara langsung

bahasaIndonesia yang digunakan oleh media massa tersebut. Jika bahasa Indonesia yang

digunakantersebut adalah bahasa Indonesia yang benar, ini berarti bahwa secara tidak

langsung pulamasyarakat telah diarahkan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang benar
pula. BahasaIndonesia yang digunakan dalam media massa sangat mempengaruhi kebiasaan

berbahasa parapembaca media massa tersebut. Jika bahasa Indonesia yang digunakan dalam

media massatersebut tidak sesuai dengan kaidah, maka hal ini akan merusak penggunaan

bahasa Indonesia.

D.           Jalur Kepemimpinan

Bahasa seorang pemimpin, baik pejabat maupun pemuka masyarakat, berpengaruh terhadap

masyarakat. Akhiran -ken Presiden Soeharto, misalnya,  hampirseluruh pejabat di bawahnya

termasuk para pegawai rendahan dengan latah ikut-ikutan bertuturseperti beliau. Padahal,

bawahannya belum tentu memiliki bahasa ibu yang sama denganPresiden Soeharto. Pada saat
itu hampir setiap pejabat bertutur selalu menggunakan bahasaIndonesia yang kental dengan

dialek yang dipakai Presiden Soeharto.  Dengan demikian, pejabat tidak hanya dituntut dapat

berbahasa dengan santun, tetapi juga mampu menunjukkan kemampuan berbahasa Indonesia

yang baik dan benar agar dapat memotivasi masyarakat untuk berbahasa dengan baik dan

benar pula.

2.1.1.4 Problematik Pembinaan Bahasa Indonesia

Upaya peningkatan kualitas penggunaan bahasa Indonesia bagi masyarakat Indonesia masih

menghadapi banyak persoalan. Persoalan mendasar adalah masih rendahnya sikap positif

berbahasa Indonesia di masyarakat penutur bahasa Indonesia. Kompetensi berbahasa

Indonesia dianggap tidak penting dikuasai, sebaliknya penguasaan bahasa asing sangat

didambakan. Sikap meremehkan bahasa Indonesia ini berakibat pada tidak dipelajarinya

segala aturan kebahasaan Indonesia. Walhasil, bahasa Indonesia yang yang digunakan

cendrung salah. Awak media massa belum sepenuhnya menyugukan bahasa Indonesia yang

diharapkan. Penggunaan kalimat yang tidak efektif, diksi yang tidak tepat, atau pengggunaan

kata/istilah bahasa Indonesia yang tidak konsisten banyak dtemukan di beragam media.

Pejabat pun masih banya yang belum konsisten menggunakan bahasa Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang ditemukan sebagai penyebab problematika

pembinaan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran diantaranya sebagai berikut. (1)

kurangnya kesadaran sikap positif pemakai bahasa, (2) ingin gagah “hebat”(3) faktor

psikologis, (4) ketidaksengajaan pemakaian bahasa, (5) pengaruh bahasa Inggris, (6)

pengaruh bahasa daerah, (7) pengaruh penggunaan bahasa gaul, (8) kurangnya pemahaman

terhadap aturan bahasa Indonesia, dan (9) faktor lingkungan.

Jika faktor-faktor semacam ini tidak segera diatasi maka jati diri dan kepribadian bahasa

Indonesia akan terkikis bahkan hilang. Berkaitan dengan hal itulah, maka perlu dicarikan

bagaimana strategi yang tepat dalam mekanisme berkomunikasi demi terjaganya eksistensi

bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, pemersatu, dan identitas bangsa Indonesia.
2.1.1.5 Solusi Meningkatkan Pembinaan Bahasa Indonesia

Untuk meningkatkan kembali eksistensi bahasa Indonesia strategi yang ditempuh untuk

meningkatkan pembinaan bahasa Indonesia maka strategi yang kiranya dapat ditempuh

adalah (1) menyadarkan diri pemakai bahasa akan pentingnya memiliki sikap positif

berbahasa Indonesia, (2) peningkatan penggunaan bahasa dengan baik dan benar di kalangan

pejabat dan awak media massa, (3) menghilangkan rasa “malu” dan “enggan” dalam

mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (4) pembatasan penggunaan bahasa

Inggris, bahasa daerah, ataupun bahasa gaul dalam berkomunikasi formal, (5) penanaman

pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar, (6) menjadikan lembaga

pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa, (7) peningkatan mutu sumber daya para pakar,

dan (8) kegiatan penyuluhan bahasa di luar bulan bahasa dan sastra.

Berdasarkan kedeladapan strategi ini diharapakan kepada seluruh lapisan masyarakat, mulai

dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua, baik golongan yang terdidik maupun

nonterdidik untuk sadar dan berhenti “mengambing hitamkan”globalisasi dan egoisme

pribadi sebagai tolok ukur derajat inteletualitas pemakai bahasa. Oleh karena itu, sebaiknya

kaum terpelajar atau pun orang-orang yang berpengaruh dalam masyarakat hendaknya
menjadi contoh atau teladan dalam berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidah

bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai