Upaya Pembinaan Bahasa Indonesia
Upaya Pembinaan Bahasa Indonesia
A. Pengajaran
pemakaian bahasa yang baik dengan tidak mengabaikan adanya berbagai ragam bahasa
Indonesia yang hidup dalam masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan bahasa itu dilakukan
bahasa.
B. Pemasyarakatan
dan penyuluhan tidak langsung. Penyuluhan langsung dilakukan dengan cara bersemuka
(bertatap muka) antara peserta penyuluhan (pesuluh) dan penyuluh. Sementara itu,
Penyuluhan langsung yang sudah dilakukan adalah penyuluhan untuk guru (khususnya guru
nonbahasa), kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha sekolah, dan para pejabat
di kantor pemerintahan, baik di Jakarta maupun di luar Jakarta. Penyuluhan melalui media
elektronik yang telah dilakukan selama ini adalah penyuluhan di TVRI dan RRI. Penyuluhan
di TVRI dilakukan melalui program Bahasa Indonesia yang Benar (BINAR), sedangkan
penyuluhan di RRI dilakukan melalui program Aku Cinta Bahasa Indonesia (ACBI), Mercu
Media massa memiliki fungsi sangat strategis dalam upaya pembinaan bahasa
Indonesia.Media massa, baik itu media cetak ataupun media elektronik memiliki jangkauan
yangsangat luas. Negara kita wilayahnya luas sekali dan juga memiliki banyak pulau. Hal ini
Media massa selama ini dijadikan konsumsi sehari-hari oleh sebagian besar
masyarakatIndonesia. Oleh karena itu, menempatkan media massa sebagai salah satu upaya
pembinaanbahasa Indonesia adalah hal yang tepat. Dikatakan tepat oleh karena melalui media
massamasyarakat yang tersebar luas itu dapat membaca atau mendengarkan secara langsung
bahasaIndonesia yang digunakan oleh media massa tersebut. Jika bahasa Indonesia yang
digunakantersebut adalah bahasa Indonesia yang benar, ini berarti bahwa secara tidak
langsung pulamasyarakat telah diarahkan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang benar
pula. BahasaIndonesia yang digunakan dalam media massa sangat mempengaruhi kebiasaan
berbahasa parapembaca media massa tersebut. Jika bahasa Indonesia yang digunakan dalam
media massatersebut tidak sesuai dengan kaidah, maka hal ini akan merusak penggunaan
bahasa Indonesia.
D. Jalur Kepemimpinan
Bahasa seorang pemimpin, baik pejabat maupun pemuka masyarakat, berpengaruh terhadap
termasuk para pegawai rendahan dengan latah ikut-ikutan bertuturseperti beliau. Padahal,
bawahannya belum tentu memiliki bahasa ibu yang sama denganPresiden Soeharto. Pada saat
itu hampir setiap pejabat bertutur selalu menggunakan bahasaIndonesia yang kental dengan
dialek yang dipakai Presiden Soeharto. Dengan demikian, pejabat tidak hanya dituntut dapat
berbahasa dengan santun, tetapi juga mampu menunjukkan kemampuan berbahasa Indonesia
yang baik dan benar agar dapat memotivasi masyarakat untuk berbahasa dengan baik dan
benar pula.
Upaya peningkatan kualitas penggunaan bahasa Indonesia bagi masyarakat Indonesia masih
menghadapi banyak persoalan. Persoalan mendasar adalah masih rendahnya sikap positif
Indonesia dianggap tidak penting dikuasai, sebaliknya penguasaan bahasa asing sangat
didambakan. Sikap meremehkan bahasa Indonesia ini berakibat pada tidak dipelajarinya
segala aturan kebahasaan Indonesia. Walhasil, bahasa Indonesia yang yang digunakan
cendrung salah. Awak media massa belum sepenuhnya menyugukan bahasa Indonesia yang
diharapkan. Penggunaan kalimat yang tidak efektif, diksi yang tidak tepat, atau pengggunaan
kata/istilah bahasa Indonesia yang tidak konsisten banyak dtemukan di beragam media.
Pejabat pun masih banya yang belum konsisten menggunakan bahasa Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang ditemukan sebagai penyebab problematika
pembinaan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran diantaranya sebagai berikut. (1)
kurangnya kesadaran sikap positif pemakai bahasa, (2) ingin gagah “hebat”(3) faktor
psikologis, (4) ketidaksengajaan pemakaian bahasa, (5) pengaruh bahasa Inggris, (6)
pengaruh bahasa daerah, (7) pengaruh penggunaan bahasa gaul, (8) kurangnya pemahaman
Jika faktor-faktor semacam ini tidak segera diatasi maka jati diri dan kepribadian bahasa
Indonesia akan terkikis bahkan hilang. Berkaitan dengan hal itulah, maka perlu dicarikan
bagaimana strategi yang tepat dalam mekanisme berkomunikasi demi terjaganya eksistensi
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, pemersatu, dan identitas bangsa Indonesia.
2.1.1.5 Solusi Meningkatkan Pembinaan Bahasa Indonesia
Untuk meningkatkan kembali eksistensi bahasa Indonesia strategi yang ditempuh untuk
meningkatkan pembinaan bahasa Indonesia maka strategi yang kiranya dapat ditempuh
adalah (1) menyadarkan diri pemakai bahasa akan pentingnya memiliki sikap positif
berbahasa Indonesia, (2) peningkatan penggunaan bahasa dengan baik dan benar di kalangan
pejabat dan awak media massa, (3) menghilangkan rasa “malu” dan “enggan” dalam
mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (4) pembatasan penggunaan bahasa
Inggris, bahasa daerah, ataupun bahasa gaul dalam berkomunikasi formal, (5) penanaman
pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar, (6) menjadikan lembaga
pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa, (7) peningkatan mutu sumber daya para pakar,
dan (8) kegiatan penyuluhan bahasa di luar bulan bahasa dan sastra.
Berdasarkan kedeladapan strategi ini diharapakan kepada seluruh lapisan masyarakat, mulai
dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua, baik golongan yang terdidik maupun
pribadi sebagai tolok ukur derajat inteletualitas pemakai bahasa. Oleh karena itu, sebaiknya
kaum terpelajar atau pun orang-orang yang berpengaruh dalam masyarakat hendaknya
menjadi contoh atau teladan dalam berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidah