Diktat Pajak 2 Pertemuan 07
Diktat Pajak 2 Pertemuan 07
PERTEMUAN
Oleh:
07
Tim Dosen Perpajakan
Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24
Link:
Perppu No. 1 Tahun 2020:
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/2020-
04/Perpu%20Nomor%201%20Tahun%202020.pdf
UU PPh No. 36/2008:
https://www.pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-36-tahun-2008
Pajak Penghasilan Pasal 24 mengatur tentang hak Wajib Pajak untuk memanfaatkan
kredit pajak mereka di luar negeri. Hal ini bertujuan agar Wajib Pajak tidak terkena pajak
ganda. PPh Pasal 24 mengatur tentang nominal pajak yang dibayarkan di luar negeri yang
berfungsi sebagai pengurang nilai pajak terutang yang dimiliki di Indonesia.
1-6
Proses pengkreditan pajak luar negeri harus disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak
dengan melampirkan:
1. Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri.
2. Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri.
3. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.
Batas Maksimum kredit pajak diambil yang terendah diantara 3 hal berikut:
a. Jumlah Pajak yang dibayar di luar negeri
b. (Penghasilan Luar Negeri : Total Penghasilan) x Seluruh PPh yang dikenai tarif
pasal 17
c. Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak ( dalam hal PKP
lebih kecil dari penghasilan luar negeri
Jawab:
a. Jumlah Pajak yang dibayar di luar negeri
= 1.000.000.000 x 40%
= 400.000.000
b. (Penghasilan Luar Negeri : Total Penghasilan) x Seluruh PPh yang dikenai tarif pasal 17
2-6
c. Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak
= 3.000.000.000 x 22%
= 660.000.000
Perhitungan batas kredit maksimum untuk masing-masing negara. Jika ada kerugian di
luar negeri, maka tidak digunakan sebagai pengurang
Soal 2:
PT PQR memperoleh penghasilan neto sebagai berikut:
a. Penghasilan dari luar negeri negara A 1.000.000.000 tarif 35%
b. Penghasilan dari luar negeri negara B 2.000.000.000 tarif 20%
c. Penghasilan dari luar negeri negara C (RUGI) ( 500.000.000 ) tarif 40%
d. Penghasilan dalam negeri 3.000.000.000 tarif 25%
Jawab:
1. Pajak yang dibayarkan di luar negeri
a. Negara A
= 1.000.000.000 x 35% = 350.000.000
b. Negara B
= 2.000.000.000 x 20% = 400.000.000
c. Negara C
Karena rugi, maka tidak dihitung
3-6
4. Batas masksimum masing-masing negara:
a. Negara A
=( 1.000.000.000 : 6.000.000.000 ) x 1.500.000.000
= 250.000.000
b. Negara B
=( 2.000.000.000 : 6.000.000.000 ) x 1.500.000.000
= 500.000.000
4-6
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25
Link:
UU PPh No. 36/2008:
https://www.pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-36-tahun-2008
PP 23 Tahun 2018:
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/2019-
05/PP%20Nomor%2023%20Tahun%202018.pdf
PER-08/PJ/2020
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/2020-04/Salinan%20PER-08-PJ-2020.pdf
PPh pasal 25 dimaksudkan untuk meringankan beban pajak terutang pada akhir tahun.
Apabila Wajib Pajak bukan termasuk wajib pajak yang menggunakan tarif PPh final
berdasarkan PP 23 Tahun 2018 maupun bukan termasuk orang pribadi pengusaha
tertentu, maka Wajib Pajak diwajibkan melakukan pengangsuran PPh Pasal 25 setiap
bulan.
5-6
c. Dalam hal wajib pajak badan, penghasilan neto fiskal dihitung dari hasil perhitungan
penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan.
Soal 1:
Jumlah PPh Andi tang terutang tahun 2020 15.000.000.000
PPh yang sudah dibayar dan dipotong atau dipungut:
PPh 21 1.000.000.000
PPh 22 2.000.000.000
PPh 23 3.000.000.000
PPh 25 4.000.000.000 10.000.000.000 (-)
Kurang Bayar (Pasal 29) tahun 2020 5.000.000.000
Jawab:
Besarnya Angsuran PPh pasal 25 tahun 2021
PPh terutang tahun 2020 15.000.000.000
Pengurang:
PPh 21 1.000.000.000
PPh 22 2.000.000.000
PPh 23 3.000.000.000 6.000.000.000 (-)
Dasar perhitungan PPh 25 tahu 2021 9.000.000.000
6-6