Anda di halaman 1dari 7

2021

PERTEMUAN

Oleh:
07
Tim Dosen Perpajakan

Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Link:
Perppu No. 1 Tahun 2020:
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/2020-
04/Perpu%20Nomor%201%20Tahun%202020.pdf
UU PPh No. 36/2008:
https://www.pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-36-tahun-2008

Pajak Penghasilan Pasal 24 mengatur tentang hak Wajib Pajak untuk memanfaatkan
kredit pajak mereka di luar negeri. Hal ini bertujuan agar Wajib Pajak tidak terkena pajak
ganda. PPh Pasal 24 mengatur tentang nominal pajak yang dibayarkan di luar negeri yang
berfungsi sebagai pengurang nilai pajak terutang yang dimiliki di Indonesia.

Penghasilan untuk menentukan batas jumlah pajak yang boleh di kreditkan:


a. Penghasilan dari saham dan surat berharga lainnya, serta keuntungan dari pengalihan
saham dan surat berharga lainnya.
b. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa yang berkaitan dengan penggunaan
harta bergerak.
c. Penghasilan berupa sewa yang berkaitan dengan penggunaan harta-benda tidak
bergerak.
d. Penghasilan berupa imbalan yang berhubungan dengan jasa, pekerjaan, dan
kegiatan.
e. Pendapatan dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) di luar negeri.
f. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda
keikutsertaan dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.
g. Keuntungan dari pengalihan aset tetap.
h. Keuntungan dari pengalihan aset yang merupakan bagian dari suatu bentuk usaha
tetap (BUT).

1-6
Proses pengkreditan pajak luar negeri harus disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak
dengan melampirkan:
1. Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri.
2. Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri.
3. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.

Batas Maksimum kredit pajak diambil yang terendah diantara 3 hal berikut:
a. Jumlah Pajak yang dibayar di luar negeri
b. (Penghasilan Luar Negeri : Total Penghasilan) x Seluruh PPh yang dikenai tarif
pasal 17
c. Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak ( dalam hal PKP
lebih kecil dari penghasilan luar negeri

1. Penghasilan dari luar negeri berasal dari 1 negara


Soal 1:
PT ABC memperoleh penghasilan neto sebagai berikut:
a. Penghasilan dari luar negeri 1.000.000.000 tarif 40%
b. Penghasilan dalam negeri 2.000.000.000 tarif 22%

Jawab:
a. Jumlah Pajak yang dibayar di luar negeri

= 1.000.000.000 x 40%
= 400.000.000

b. (Penghasilan Luar Negeri : Total Penghasilan) x Seluruh PPh yang dikenai tarif pasal 17

Total Penghasilan Neto = 1.000.000.000 + 2.000.000.000


= 3.000.000.000

Seluruh PPh yang dikenai PPh pasal 17


= 3.000.000.000 x 22%
= 660.000.000

( 1.000.000.000 : 3.000.000.000 ) x 660.000.000


= 220.000.000

2-6
c. Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak

= 3.000.000.000 x 22%
= 660.000.000

Jadi Kredit pajak yang diperkenankan adalah 220.000.000

2. Penghasilan dari luar negeri berasal lebih dari 1 negara

Perhitungan batas kredit maksimum untuk masing-masing negara. Jika ada kerugian di
luar negeri, maka tidak digunakan sebagai pengurang
Soal 2:
PT PQR memperoleh penghasilan neto sebagai berikut:
a. Penghasilan dari luar negeri negara A 1.000.000.000 tarif 35%
b. Penghasilan dari luar negeri negara B 2.000.000.000 tarif 20%
c. Penghasilan dari luar negeri negara C (RUGI) ( 500.000.000 ) tarif 40%
d. Penghasilan dalam negeri 3.000.000.000 tarif 25%

Jawab:
1. Pajak yang dibayarkan di luar negeri
a. Negara A
= 1.000.000.000 x 35% = 350.000.000

b. Negara B
= 2.000.000.000 x 20% = 400.000.000

c. Negara C
Karena rugi, maka tidak dihitung

2. Total Penghasilan Neto Negara A 1.000.000.000


Negara B 2.000.000.000
Negara C -
Dalam Negeri 3.000.000.000 +
6.000.000.000

3-6
4. Batas masksimum masing-masing negara:
a. Negara A
=( 1.000.000.000 : 6.000.000.000 ) x 1.500.000.000
= 250.000.000

Pajak yang dibayarkan di negara A 350.000.000


maka besarnya Maksimum Kredit pajak di negara A adalah
250.000.000

b. Negara B
=( 2.000.000.000 : 6.000.000.000 ) x 1.500.000.000
= 500.000.000

Pajak yang dibayarkan di negara B 400.000.000


maka besarnya Maksimum Kredit pajak di negara A adalah
400.000.000

Jadi Kredit pajak yang diperkenankan adalah

= 250.000.000 + 400.000.000 = 650.000.000

4-6
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

Link:
UU PPh No. 36/2008:
https://www.pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-36-tahun-2008
PP 23 Tahun 2018:
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/2019-
05/PP%20Nomor%2023%20Tahun%202018.pdf
PER-08/PJ/2020
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/2020-04/Salinan%20PER-08-PJ-2020.pdf

PPh pasal 25 dimaksudkan untuk meringankan beban pajak terutang pada akhir tahun.
Apabila Wajib Pajak bukan termasuk wajib pajak yang menggunakan tarif PPh final
berdasarkan PP 23 Tahun 2018 maupun bukan termasuk orang pribadi pengusaha
tertentu, maka Wajib Pajak diwajibkan melakukan pengangsuran PPh Pasal 25 setiap
bulan.

Besarnya angsuran PPh Pasal 25 secara umum:


penghasilan neto dikalikan dengan tarif pajak, kemudian dibagi dua belas atau banyaknya
bulan dalam bagian tahun pajak. Dalam hal wajib pajak orang pribadi, penghasilan neto
terlebih dahulu dikurangkan dengan penghasilan tidak kena pajak sebelum dikalikan
dengan tarif pajak.

Penghasilan Neto adalah :


a. Dalam hal wajib pajak orang pribadi yang menyelenggarakan pembukuan dan dari
pembukuannya dapat dihitung besarnya penghasilan neto setiap bulan,
penghasilan neto fiskal dihitung berdasarkan pembukuannya;
b. Dalam hal wajib pajak orang pribadi hanya menyelenggarakan pencatatan dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto atau menyelenggarakan
pembukuan tetapi dari pembukuannya tidak dapat dihitung besarnya penghasilan
neto setiap bulan, penghasilan neto fiskal dihitung berdasarkan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto atas peredaran atau penerimaan bruto.

5-6
c. Dalam hal wajib pajak badan, penghasilan neto fiskal dihitung dari hasil perhitungan
penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan.

Soal 1:
Jumlah PPh Andi tang terutang tahun 2020 15.000.000.000
PPh yang sudah dibayar dan dipotong atau dipungut:
PPh 21 1.000.000.000
PPh 22 2.000.000.000
PPh 23 3.000.000.000
PPh 25 4.000.000.000 10.000.000.000 (-)
Kurang Bayar (Pasal 29) tahun 2020 5.000.000.000

Jawab:
Besarnya Angsuran PPh pasal 25 tahun 2021
PPh terutang tahun 2020 15.000.000.000
Pengurang:
PPh 21 1.000.000.000
PPh 22 2.000.000.000
PPh 23 3.000.000.000 6.000.000.000 (-)
Dasar perhitungan PPh 25 tahu 2021 9.000.000.000

Besarnya PPh pasal 25 per bulan


9.000.000.000 / 12 = 750.000.000

6-6

Anda mungkin juga menyukai