Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KUJANGSARI
Jl Terusan Buah Batu No.314 Telp.(022) 7530456
BANDUNG
KODE POS 40287

NOTULEN
KEGIATAN SOSIALISASI PENANGANAN GANGGUAN FUNGSI DAN GANGGUAN
INDRA PENDENGARAN & INDRA PENGLIHATAN

Kegiatan : Sosialisasi Penanganan Gangguan Fungsi Dan Gangguan


Indra Pendengaran & Indra Penglihatan
Hari/Tanggal : Rabu/ 29 Agustus 2018
Waktu : Jam 08.00 s/d selesai
Tempat : Aula Kecamatan Bandung Kidul
Acara :
1. Pembukaan
2. Pembahasan
3. Penutup

PIMPINAN KEGIATAN

Ketua : dr. Rita Irmawaty


Pemegang Program :
1. Vivin Fitria Anggraeni, SKM
2. Tresna Widiyanti, Amd.Kep
3. Oktrina Gustanela, SKM
Pencatat : Saniy Rida Anjani, Amd.Kep

Peserta pertemuan : 70 orang

1. Kata Pembukaan :
 Ucapan Selamat datang dan terima kasih atas kehadiran
 Sambutan dari dr. Rita Irmaway selaku Kepala UPT Puskesmas Kujangsari
 Sambutan dari Ibu Wahyu Rinjaningsih selaku Sektretaris Kecamatan
Bandung Kidul
 Selayang pandang tentang kegiatan program Sosialisasi Penanganan
Gangguan Fungsi Dan Gangguan Indra Pendengaran & Indra Penglihatan

2. Pembahasan :
 Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
a. Pengertian

1
Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU-PTM) adalah
kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi
(Penyakit jantung ,diabetes, penyakit paru,asma,dan kanker) serta
gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah
tangga yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu.

b. Manfaat Posbindu PTM


Membudayakan gaya hidup sehat dengan berperilaku CERDIK
C  Cek kondisi kesehatan secara berkala
E  Enyahkan asap rokok
R  Rajin aktifitas fisik
D  Diet yang sehat dengan kalori seimbang
I  Istirahat yang cukup
K  Kelola stres
c. Kegiatan Yang Dilakukan Pada Posbindu PTM
o Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko
keturunan dan perilaku.
o Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks
Massa Tubuh termasuk analisa lemak tubuh.
o Melakukan pengukuran tekanan darah.
o Melakukan pemeriksaan gula darah.
o Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan
trigliserida).
o Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan
lain-lain) dan penyuluhan kelompok termasuk sarasehan.
o Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
o Melakukan rujukan ke Puskesmas
d. Peran Kader Dalam Pelaksanaan Posbindu PTM
o Melakukan pendekatan kepada pimpinan kelompok/ lembaga/
institusi.
o Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.
o Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah
termasuk penentuan jadwal penyelenggaraan posbindu PTM.
o Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah
bila diperlukan.
o Mendorong anggota kelompok masyarakat/ untuk datang ke
posbindu PTM ( mengajak anggota keluarga/ masyarakat agar hadir,
memberikan serta menyebarluaskan informasi kesehatan, menggali
dan menggalang sumber daya termasuk dana yang berasal dari
masyarakat).
o Melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM.

 Pemeriksaan Tajam Penglihatan


a. Macam-macam Pemriksaan Tajam Penglihatan
o Menggunakan Alat (snellen chart)
o Menggunakan Metode Hitung Jari
o Menggunakan Gerakan atau Lambaian Tangan
o Membedakan Gelap dan Terang

2
b. Tujuan Pmeriksaan Tajam Penglihatan
Untuk mendeteksi dini ada atau tidaknya kelainan penglihatan.
c. Langkah-langkah Pemeriksaan Tajam Penglihatan Metode Hitung Jari
o Pastikan ruangan cukup terang
o Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
o Posisikan pasien pada jarak 6 meter dari pemeriksa
o Pengujian dilakukan pada setiap mata, bila pasien memakai
kacamata, maka pemeriksaan harus menggunakan kacamata
o Tutup mata yang tidak diperiksa (dengan penutup mata atau
meminta menutup mata menggunakan tangan pasien)
o Lalu mulai melakukan pemeriksaan hitung jari
o Gunakan jari Anda pada jarak 6 meter dan meminta pasien
mengitungnya
o Pemeriksaan dianggap benar apabila pasien bisa menyebutkan
minimal 4 kali benar dari 5 kali pemeriksaan
o Tuliskan gangguan penglihatan:
- YA (Bila tidak mampu menghitung jari)
- TIDAK (Bila mampu menghitung jari)
o Dalam dokumentasi pasien, catat kemampuan melihat untuk setiap
mata
o Catat juga apakah pemeriksaan dilakukan dengan atau tanpa
kacamata
o Lakukan pemeriksaan pada mata sebelah dan ulangi langkah
tersebut
o Pasien yang tidak mampu melihat jari dirujuk ke puskesmas atau
pelayanan kesehatan sekunder
o Hasil pemeriksaan dan data pasien dimasukkan ke dalam database

d. Diagnosis dan Tatalaksana


o Bahwa semua penderita DBD wajib untuk ditangani.
o Diagnosis dan Penanganan harus sesuai dengan standar tatalaksana
kasus DBD yang ada.
o Penanganan penderita dilaksanakan mulai dari tingkat Puskesmas
maupun Rumah Sakit sebagai rujukan.
o Deteksi dini kasus DBD di puskesmas terus ditingkatkan seiring
dengan adanya bantuan rapid test NS1 dan IgG dan IgM dari Pusat.
e. Penyelidikan Epidemiologi (PE)
o Merupakan upaya penyelidikan/investigasi fokus penularan penyakit
dengue.
o Bertujuan untuk mengetahui potensi penularan dan penyebaran
DBD lebih lanjut serta tindakan penanggulangan yang perlu
dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita fokus
penularan.
o Semua kasus DBD baik DD, DBD dan DSS harus dilaksanakan PE.

 Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ( G1R1J )

a. Latar belakang
3
o Penyakit DBD masih menjadi masalah di Indonesia
o Nyamuk Aedes aegypti menularkan Dengue, Chikungunya dan Zika
o Nyamuk Aedes aegypti hidup dan berkembang biak hampir di
seluruh wilayah Indonesia
o Resistensi insektisida semakin meluas
o Pemberantasan jentik dengan cara PSN 3 M Plus merupakan cara
yang paling efektif
o Strategi Pendekatan Keluarga dilakukan untuk pencegahan dan
pengendalian DBD
o Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik perlu diterapkan terutama di daerah
endemis DBD

b. Dasar G1R1J
Surat Edaran Menkes No.PM.01.11/591/2016
Tentang Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M PLUS dengan
Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik

c. Pengorganisasian 1 Rumah 1 Jumantik


o DefinisiJumantik ( Juru Pemantau Jentik ) :
Adalah orang yang melakukan pemeriksaan, pemantauan dan
pemberantasan jentik nyamuk khusunya Aedes aegpti dan Aedes
albopictus
o Jumantik Rumah
Adalah kepala keluarga /anggota keluarga/penghuni dalam satu
rumah yang disepakati untuk melaksanakan kegiatan pemantauan
jentik di rumahnya.
Kepala Keluarga sebagai penanggung jawab Jumantik Rumah.
o Jumantik Lingkungan
Adalah satu atau lebih petugas yang ditunjuk (oleh Ketua ola
gedung/instansi) untuk melaksanakan pemantauan jentik di tempat
– tempat umum (TTU) atau di tempat – tempat institusi (TTI).
o Koordinator Jumantik
Adalah kader Jumantik yang ditunjuk oleh Ketua RT untuk
melakukan pembinaan dan pemantauan (crosscheck) pelaksanaan
Jumantik Rumah dan Jumantik Lingkungan.
o Supervisor Jumantik
Adalah satu atau lebih anggota dari Pokja DBD yang ditunjuk oleh
Ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan pembinaan,
pemantauan, dan pengolahan data Koordinator Jumantik di
wilayahnya.

d. Pemanatauan Jentik
o Pelaksanaan
 Hari pemantauan:
 Seminggu sekali
 Hari Sabtu/Minggu/Libur/Disepakati
 Cukup 15 menit

4
 Tempat yang dipantau:
 Toren
 Bak mandi
 Vas bunga
 Tempat minum burung
 Tatakan dispenser, dll

e. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


* Pemantauan jentik seminggu 1x harus diiringi dengan PSN 3M Plus,
yaitu :
1. Menguras/Membersihkan
 Bak mandi
 Vas bunga
 Tempat minum burung/binatang piaraan
 Tatakan dispenser

2. Menutup rapat tempat penampungan air


Bagi tempat penampungan air yang tidak mungkin di kuras atau
ditutup, berikan larvasida

3. Memanfaatkan/Mendaur ulang barang bekas


 Ban bekas
 Botol plastik
 Kaleng bekas

PLUS:
 Memberantas jentik:
 Larvasidasi
 Memelihara ikan pemakan jentik
 Memasang ovitrap/larvitrap/mosquitotrap
 Menghindari gigitan nyamuk
 Menanam tanaman pengusir nyamuk
 Kelambu
 Repelent/lotion anti nyamuk
 Memasang kasa di lubang ventilasi
 Tidak menggantung pakaian, dll

f. Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan


• Jumantik rumah dan Jumantik Lingkungan mencatat hasil pemantauan
jentik pada kartu jentik rumah/bangunan
• Kartu jentik rumah/bangunan diletakkan di tempat yang mudah dilihat
oleh Koordinator Jumantik
• Koordinator jumantik melakukan rekapitulasi dan melaporkan kepada
Supervisor Jumantik/Pokja DBD sebulan sekali
• Supervisor jumantik/Pokja DBD melakukan penghitungan ABJ dan
melaporkan kepada Puskesmas setiap bulan
• Petugas Puskesmas melakukan rekapitulasi dan analisis ABJ lalu
melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

g. Peran Puskesmas
• Melakukan rekapitulasi ABJ yang dilaporkan oleh Supervisor Jumantik.
5
• Melaporkan ABJ ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap bulan.
• Melakukan monitoring dan evaluasi melalui kegiatan Pemantauan Jentik
Berkala (PJB) minimal 3 bulan sekali.

3. Penutup :

 Kesimpulan

a. Penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan di Kota Bandung.


Kejadian DBD di Kota Bandung fluktuatif (naik turun) dengan
kecendrung mengalami peningkatan.

b. Kegiatan pencegahan dan pengendalian yang telah dilaksanakan :


diagnosis/deteksi dini dan tatalaksana kasus, PE, penyuluhan-
penyuluhan, larvasidasi, fogging, pelatihan dan penelitian serta
penggerakan 3M Plus dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan kerja
sama lintas program dan lintas sektor.

c. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan P2DBD diatas masih belum optimal,


sehingga perlu dukungan dari semua pihak.

 Kesepakatan bersama :

a. Kegiatan akan mulai dilaksanakan pada awal bulan September 2018


b. Setiap kader Jumantik akan mensosialisasikan ke pada seluruh warga
masyarakat nya
c. Setiap RW akan membentuk Koordinator Kader Jumantik yang
selanjutnya akan bertugas untuk melaporkan ke Puskesmas
d. Puskesmas harus memantau kegiatan di lapangan minimal 3 bulan
sekali

Bandung, 12 Juli 2018

PIMPINAN SIDANG/RAPAT

dr. Rita Irmawaty


Penata Tk.I
6
NIP.19690920 200212 2 002

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KUJANGSARI
Jl Terusan Buah Batu No.314 Telp.(022) 7530456
BANDUNG
KODE POS 40287

Anda mungkin juga menyukai