Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank Islam pertama, Bank Muamalat Indonesia. Didirikan pada tahun 1991 dan
memulai kegiatan operasionalnya pada bulan Mei 1992. Pendirian Bank Muamalat Indonesia
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kemudian di dukung oleh sekelompok
pengusaha dan cendekiawan muslim. PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tbk. merupakan
bank pertama di Indonesia yang mengoperasikan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip
Islam. Sebagai suatu bank, BMI tetap melaksanakan operasionalnya sama dengan bank-bank
konvensional lainnya selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. BMI tidak terlepas
dari usaha-usaha untuk mencapai keuntungan yang akan dibagi hasilkan kepada para
nasabahnya. Selain itu BMI juga tetap harus berpegangan pada prinsip Prudential Banking,
yaitu prinsip kehati-hatian bank dalam mengoperasikan usahanya agar tetap dalam kondisi
kinerja yang baik dan memenuhi kriteria bank sehat. Pendirian perbankan syariah awalnya
meragukan, banyak pihak beranggapan bahwa system perbankan bebas bunga (interest free)
merupakan sesuatu yang tidak mungkin dan tidak lazim.

Ketika Indonesia dilanda krisis moneter 1997 dan adanya kebijakan Bank
Indonesia untuk menerapkan tigh money policy dengan menetapkan bunga simpanan hingga
70%, membuat dunia perbankan panik. Di sisi lain Bank Indonesia berhasil menyedot uang
masuk kembali sistem perbankan, sehingga bisa menekan spekulasi yang meningkatkan
pembelian dollar. Dampak negative spread tersebut ternyata tidak mempengaruhi kinerja
Bank Muamalat yang menjalankan zero interest atau tanpa bunga. Bank Muamalat terhindar
dari kerugian akibat spekulasi di pasar uang, kerena tidak adanya transaksi derivative.
Dengan kenyataan ini bukan berarti Muamalat tidak terkena dampak dari krisis ekonomi,
Muamalat memang bisa bertahan dari krisis namun kinerjanya mengalami penurunan. Pada
tahun 1998, Muamalat mengalami kerugian operasional hingga Rp.105 milyar. Namun
dengan kinerja yang mereka tingkatkan maka Bank Muamalat mampu mengembalikan modal
yang merosot.

Mengukur kinerja perusahaan yang nota bene adalah profit motif dapat digunakan
analisis profitabilitas. Profitability analisys yang implementasinya adalah profitability ratio
disebut juga operating ratio, ada dua tipe rasio yakni margin on sale dan return on asset.
Profit margin untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mengendalikan pengeluaran
yang berhubungan dengan penjualan, melalui gross profit margin, operating profit margin
dan net profit margin (Shapito, 2000). Dengan ini hubungan antara Return On Asset dan
Shareholder equity ada dua ukuran yakni Return On Asset (ROA) dan Return On Equity
(ROE). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam
operasi perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi
pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Marwadi, 2005 dikutip oleh Batuara, 2013). Bank
Indonesia juga lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan ROA
dibandingkan dengan ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas
suatu bank yang diukur dengan asset dananya sebagian besar berasal dari simpanan
masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas bank
(Dendawijaya, 2001 dikutip oleh Arimi, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bank Muamalat?
2. Bagaimana pembentukan Bank Muamalat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bank muamalat
2. Untuk mengetahui pembentukan bank muamalat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Muamalat
Bank muamalat adalah bank yang menerapkan prinsip syariah Islam dalam
menjalankan oprasionalnya. Bank muamalat Indonesia didirikan pada 1 November 1991,
yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia dan Pemerintah Indonesia. Mulai beroprasi
pada tahun 1992, yang diddukung oleh cendikiawan Muslim dan pengusaha, serta
masyarakat luas. Pada tahun 1994, telah menjadi bank devisa. Produk pendanaan yang ada
menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi hasil). Sedangkan
penanaman dananya menggunakan prinsip jual beli, bagi hasil, dan sewa.
Sejak kehadirannya pada 27 Syawwal 1412 Hijriah, Bank Muamalat telah membuka
pintu kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan layanan bank syariah. Kehadiran Bank
Muamalat tidak hanya untuk memposisikan sebagai bank pertama murni syariah, tetapi
dilengkapi dengan keunggulan jaringan Real Time On Line terluas di Indonesia. Saat ini
Bank Muamalat memberikan layanan melalui 312 gerai yang tersebar di 34 provinsi,
didukung jaringan lebih dari 3.800 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, serta
merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di
Kuala Lumpur, Malaysia.
B. Pembentukan Bank Muamalat

Ide mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) tercetus dalam sebuah lokakarya MUI
bertema “Masalah Bunga Bank dan Perbankan” yang diadakan pada pertengahan Agustus
1990 di Cisarua, Bogor. Hasan Basri, selaku Ketua Umum MUI membawakan masalah itu ke
Munas MUI yang diadakan akhir Agustus 1991. Munas MUI itu memutuskan agar MUI
mengambil prakarsa mendirikan bank tanpa bunga. Untuk itu, dibentuk kelompok kerja yang
diketuai oleh Sekjen MUI waktu itu HS Prodjokusumo. Dilakukan lobi melalui BJ Habibie
sampai akhirnya Presiden Soeharto menyetujui didirikannya Bank Muamalat Indonesia
(BMI).
Bank Islam yang terbentuk disepakati bernama Bank Muamalat Indonesia (BMI).
“Muamalat” dalam istilah fiqih berarti hukum yang mengatur hubungan antarmanusia. Nama
alternatif lain yang muncul pada masa pembentukan itu adalah Bank Syariat Islam. Namun
mengingat pengalaman pemakaian kata ‘syariat islam’ pada Piagam Jakarta, akhirnya nama
itu tidak dipilih. Nama lain yang diusulkan adalah Bank Muamalat Islam Indonesia. Presiden
Soeharto kemudian menyetujui nama terkahir dengan menghilangkan kata “Islam".
Saat ini saham Bank Muamalat terdiri atas Badan Pengelola Keuangan Haji (78,46% ),
Islamic Development Bank (10,00%), dan sisanya dimiliki oleh masyarakat/publik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bank muamalat adalah bank yang menerapkan prinsip syariah Islam dalam
menjalankan oprasionalnya. Bank muamalat Indonesia didirikan pada 1 November 1991,
yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia dan Pemerintah Indonesia. Mulai beroprasi
pada tahun 1992, yang diddukung oleh cendikiawan Muslim dan pengusaha, serta
masyarakat luas. Pada tahun 1994, telah menjadi bank devisa. Produk pendanaan yang ada
menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi hasil). Sedangkan
penanaman dananya menggunakan prinsip jual beli, bagi hasil, dan sewa.
Ide mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) tercetus dalam sebuah lokakarya MUI
bertema “Masalah Bunga Bank dan Perbankan” yang diadakan pada pertengahan Agustus
1990 di Cisarua, Bogor. Hasan Basri, selaku Ketua Umum MUI membawakan masalah itu
ke Munas MUI yang diadakan akhir Agustus 1991. Munas MUI itu memutuskan agar
MUI mengambil prakarsa mendirikan bank tanpa bunga. Untuk itu, dibentuk kelompok
kerja yang diketuai oleh Sekjen MUI waktu itu HS Prodjokusumo. Dilakukan lobi melalui
BJ Habibie sampai akhirnya Presiden Soeharto menyetujui didirikannya Bank Muamalat
Indonesia (BMI).

Anda mungkin juga menyukai