Anda di halaman 1dari 43

1

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition)

MICE adalah Istilah yang dipakai untuk suatu kegiatan pertemuan dalam

jumlah besar yang berhubungan dengan wisata, di Indonesia MICE dikenal

juga dengan wisata konvensi. Biasanya kegiatan MICE berhubungan dengan

hotel-hotel berbintang, di Palembang sendiri kegiatan MICE masih

menggunakan hotel-hotel yang memiliki fasilitas MICE seperti Hotel Aston,

Hotel Aryaduta, Hotel Arista, dikarenakan tidak adanya bangunan atau

tempat khusus MICE seperti Jakarta Convention Center (JCC) di Jakarta.

Adanya rencana management Daira Hotel Palembang untuk mengembangkan

hotel dengan merencanakan pembelian lahan milik H.Abdul Rozak disebelah

Barat hotel yang terdapat rumah limas didalam kawasan sebesar + 2 Ha.

Sehingga lahan sebesar + 2 Ha diasumsikan menjadi Pusat MICE Building

di Palembang yang merupakan bagian dari Daira Hotel Palembang.

2.1.1. Meeting

Meeting adalah istilah bahasa Inggris yang berarti rapat, pertemuan atau

persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam

MICE. Menurut Kesrul (2004:8), Meeting adalah pertemuan atau kumpulan

dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi

formal maupun nonformal untuk membicarakan, merundingkan dan

memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama.


2

Meeting atau rapat ada beberapa jenis yaitu :

A. Rapat Umum (Massa Meeting)

Rapat umum adalah pertemuan terbuka yang dilakukan untuk

menyampaikan pendapat dengan tema tertentu.

Gambar 2.1 Rapat Umum


Sumber:www.shallmanalfarizy.com, 2017

B. Rapat Intern

Rapat yang hanya dihadiri oleh warga atau anggota-anggotanya

sendiri. Misalnya rapat Internal dari partai.

Gambar 2.2 Rapat Internal


Sumber:www.dprd-dkijakartaprov.go.id, 2017
3

C. Rapat Ekstern

Rapat yang diadakan oleh suatu organisasi dengan mengundang

organisasi lain.

Gambar 2.3 Rapat Ekstern


Sumber:www.klikkalbar.go.id, 2017

D. Sidang

Pertemuan antara pengurus atau antara pengurus dan seluruh

anggota, untuk membicarakan sesuatu, kemudian diambilnya suatu

keputusan yang dimufakati bersama. Dengan demikian, istilah

sidang adalah bagi sesuatu lembaga yang mengadakan musyawarah

untuk mencapai keputusan.

Gambar 2.4 Kegiatan Sidang


Sumber:www. Hukum Online.com, 2017
4

2.1.1.1. Tabel Kegiatan Meeting

Gambar 2.5 Tabel Persiapan Meeting


Sumber:www. Hukum Online.com, 2017
5

2.1.1.2. Tata Letak Ruang Meeting

A. Gaya Kelas (Classroom Style)

Tata letak ini membariskan meja dengan 2 atau 3 kursi. Meja-meja

disusun menghadap bagian depan ruangan. Tata letak ini tepat untuk

konferensi atau presentasi di mana presenternya sering memberikan

informasi dan berdialog dengan peserta.

Gambar 2.5 Meeting Gaya Kelas


Sumber:www. fairuzelsaid.wordpress.com, 2017
6

B. Gaya Teater(Theater Style)

Gaya Teater dibuat dengan deretan kursi yang menghadap ke depan

ruangan. Terdapat pemisah seperti gang kecil antar kelompok. Tata

letak ini dipakai untuk memaksimalkan ruangan dan presentasi

kurang dari 2 jam. Cocok buat pertemuan yang menuntut pesertanya

untuk mencatat.

Gambar 2.6 Meeting Gaya Teater


Sumber:www. fairuzelsaid.wordpress.com, 2017

C. Gaya Konferensi (Conference Style)

Meja 6 atau 8 kaki disatukan di tengah ruangan sebagai tempat

berkumpul. Kursi-kursi ditempatkan di sekelilingnya. Tata letak

inicocok untuk sesi brainstorming di mana tidak ada yang namanya


7

pimpinan rapat pun memiliki ruang yang cukup lapang buat semua

peserta dan pandangan yang bebas pada masing-masing peserta.

Gambar 2.7Meeting Gaya Konferensi


Sumber:www. fairuzelsaid.wordpress.com, 2017

D. U-Shape/ Open Style

Meja 6 atau 8 kaki ditempatkan dari ujung ruangan ke ujung lainnya

membentuk huruh U. Kursi-kursi ditempatkan di luar huruf U.

Bagus untuk kelompok-kelompok kecil yang membutuhkan

percakapan, baik antara presenter dan peserta atau peserta dengan

peserta.

Gambar 2.8 U-Shape / Open Style


Sumber:www. fairuzelsaid.wordpress.com, 2017
8

E. Hollow Square

Meja 6 atau 8 kaki ditempatkan dalam kerangka persegi panjang

dengan ruang terbuka di tengahnya. Kursi-kursi diletakkan di luar

sekeliling persegi panjang tersebut. Sama halnya dengan Gaya

Konferensi, Tata letak ini cocok untuk sesi brainstorming di mana

tidak ada yang namanya pimpinan rapat. Pun memiliki ruang yang

cukup lapang buat semua peserta dan pandangan yang bebas pada

masing-masing peserta.

Gambar 2.9 Hollow Square


Sumber:www. fairuzelsaid.wordpress.com, 2017
9

F. Gaya Banquet

Digunakan untuk acara makan-makan dengan diameter meja sekitar

60 – 72 inci. Meja bundar yang disusun menyerupai bunga,

berkapasitas sekitar 4, 8 atau 12 kursi.

Gambar 2.10 Gaya Banquet


Sumber:www. fairuzelsaid.wordpress.com, 2017
10

G. Half Moon Rounds

Tata letak ini dibuat setengah lingkaran. Tempat duduk diletakkan

setengah dari meja bundar. Semua peserta menghadap depan dan

tidak ada yang membelakangi presenter.

Gambar 2.11 Half Moon Rounds


Sumber:www. fairuzelsaid.wordpress.com, 2017

H. Chevron or “V” Shape

Gaya Chevron memungkinkan diskusi kelompok kecil antar peserta

setelah presenter memberikan materi pada semua peserta. Tata letak

ini menghilangkan perasaan tertutup buat presenter dan peserta.

Gambar 2.12 Chevron or “V” Shape


Sumber:www. fairuzelsaid.wordpress.com, 2017
11

I. Herringbone

Sangat tepat untuk pertemuan yang bersifat presentasi informatif.

Herringbone menghilangkan perasaan tertutup buat presenter dan

peserta.

Gambar 2.13 Herringbone


Sumber:www. fairuzelsaid.wordpress.com, 2017

2.1.2. Incentive

Undang-Undang No.9 tahun 1990 menjelaskan bahwa perjalanan incentive

merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu

perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan

penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi

yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Kesrul (2004:18), bahwa incentive merupakan hadiah atau

penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien,

atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.
12

2.1.3 Conference

Menurut (Pendit,1999:29), istilah conference diterjemahkan dengan

konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama.

Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference, maka secara

teknis akronim MICE sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang

mengingatnya bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai

perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive,

conference dan exhibition hakikatnya merupakan sarana yang sekaligus

adalah produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. Kegiatan-kegiatan

ini dalam industri pariwisata dikelompokkan dalam satukategori, yaitu

MICE.Menurut Kesrul, (2004 :7), conference atau konferensi adalah suatu

pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata,

karena adat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian

antara negara-negara para penguasa Pemerintahan atau perjanjian

Internasional mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.

Gambar 2.14 Kegiatan Konferensi


Sumber: phri.or.id, 2017
13

2.1.3.1 Jenis-jenis Conference(Konferensi)

A. Konferensi Pers

Konferensi pers adalah suatu kegiatan mengundang wartawan untuk

berdialog, dengan materi yang telah disiapkan secara matang oleh

pemimpin rapat, sedangkan sasaran pertemuan itu diharapkan dapat

dimuat media massa dari wartawan yang diundang (Soemirat &

Ardianto, 2002:135). Menurut Jefkins (2002:136), konferensi pers

adalah sebuah pertemuan para jurnalis yang sengaja berkumpul

untuk mendapatkan informasi perihal topik yang tengah hangat

dibicarakan. Biasanya acara ini diselenggarakan secara mendadak,

dan tempatnya pun seadanya. Jangan berharap akan memperoleh

aneka fasilitas kenyamanan dalam acara pers seperti ini. Segala

akomodasi atau jamuan boleh dikatakan minim. Konferensi pers

bahkan seringkali berlangsung di ruangan tunggu bandar udara,

segera setelah tokoh yang ditunggu-tunggu baru saja turun dari

pesawatnya.

Gambar 2.15 Kegiatan Konferensi Pers


Sumber:www. Kemendag.go.id, 2017
14

B. Konferensi Kasus

Konferensi kasus merupakan kegiatan pendukung atau pelengkap

dalam Bimbingan dan Konseling untuk membahas permasalahan,

pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Artinya,

tidak semua pihak bisa disertakan dalam konferensi kasus, hanya

mereka yang dianggap memiliki pengaruh dan kepentingan langsung

dengan permasalahan.

Gambar 2.16 Kegiatan Konferensi Kasus


Sumber: www. Matematikakehidupan.wordpress.com, 2017

C. Konferensi Video

Perkembangan teknologi komunikasi membawa perubahan pada

proses penyampaian informasi. Bentuk informasi yang disampaikan

tidak hanya audio, tetapi juga visual. Konferensi video

menggunakan telekomunikasi audio dan video untuk membawa


15

orang-orang di berbagai tempat mengadakan rapat bersama. Konsep

konferensi video sama seperti percakapan antara dua orang (point-

to-point) atau melibatkan beberapa tempat (multi-point) dengan lebih

dari satu orang di ruangan besar pada tempat berbeda. Selain

pengiriman audio dan visual kegiatan pertemuan, konferensi video

dapat digunakan untuk berbagi dokumen, informasi yang

diperlihatkan komputer, dan papan tulis.

Video conference atau dalam bahasa Indonesia disebut konferensi

video, Konferensi atau pertemuan melalui video. Pertemuan ini

dibantu oleh berbagai macam media jaringan seperti telepon ataupun

media lainnya yang digunakan untuk transfer data video. Kemudian

televisi dihubungkan dengan saluran tadi yang membawa data

informasi video dan suara.

Gambar 2.17 Kegiatan Konferensi Video


Sumber: www. Systempro.asia, 2017
16

2.1.4 Exhibition

Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata,

pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat

Keputusan Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I,

Pasal 1c, yang dikutip oleh Pendit (1999:34) yang berbunyi “Pameran

merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi

yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada

kaitannya dengan pariwisata”. Menurut Kesrul (2004:16), exhibition adalah

ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu

ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok produsen

atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang

berbeda.

Gambar 2.18 Kegiatan Exhibition


Sumber:www.expocheck.com, 2017
17

2.1.4.1. Jenis-jenis Kegiatan Exhibition

A. Trade show and fairs, yang mengumpulkan penjual dan pembeli

produk, barang dan jasa bersama-sama dalam sektor industri tertentu.

B. Consumer show or fair, pameran yang terbuka untuk masyarakat

umum.

C. Campuran trade-consumer shows or fair, yang mengizinkan

masyarakat umum mengikuti atau membuka pameran pada hari-hari

tertentu saja.

D. Private exhibitions, di mana masing-masing perusahaan atau lembaga

menyelenggarakan pameran mereka sendiri untuk menunjukkan produk

yang mereka pilih atau ciptakan ke khalayak.

E. Peluncuran produk, yang memperkenalkan barang baru dan layanan

yang mungkin ditampilkan dalam perdagangan, pameran pribadi atau

keduanya.

2.1.4.2. Sirkulasi Ruang Pameran (Exhibition)

Gambar 2.19 Ruang Pameran


Sumber:www. hoethealth.blogspot.co.id, 2017
18

Gambar 2.20 Sirkulasi


Sumber: www.perpusnas.go.id, 2017

2.1.4.3. Jarak Pandang Pameran

Gambar 2.21 Jarak Pandang Manusia


Sumber:  Ernst and Peter Neufert, Architects’ Data, Third Edition, 2017
19

2.1.4.4. Pencahayaan

Pencahayaan terbagi menjadi 2 yaitu pencahayaan alami yang berasal dari

matahari dan pencahayaan buatan yang secara umum berasal dari karya

manusia.

Gambar 2.22 Pencahayaan Alami


Sumber:  Ernst and Peter Neufert, Architects’ Data, Third Edition, 2017

Gambar 2.23 Pencahayaan Buatan


Sumber:  Ernst and Peter Neufert, Architects’ Data, Third Edition, 201
20

2.2 Kegiatan yang diwadahi MICE Building

A. Kongres, merupakan pertemuan untuk mendiskusikan atau menetapkan

penyelesaian sejumlah permasalahan.

Gambar 2.24 Kegiatan Kongres


Sumber:Jawa Post, 2017

B. Convention, merupakan pertemuan sejumlah orang untuk suatu objek

umum atau untuk bertukar pikiran, pandangan dalam grup.

Gambar 2.25 Kegiatan Convention


Sumber:www. Hukum Online.com, 2017
21

C. Conference, merupakan sesi umum dan face to face kelompok dengan

partisipasi yang tinggi terutama terhadap perencanaan, mendapatkan

fakta informasi, ataupun menyelesaikan masalah. Biasanya terdiri dari

satu golongan seperti profesi, asosiasi, dan perusahaan. Pertemuan ini

terkesan sangat formal dan mendorong partisipasi kolektif dalam

mencapai pendapat objektif dan tujuan.

Gambar 2.26 Kegiatan Konferensi


Sumber:www. Pendidikan.com, 2017

D. Seminar, umumnya tatap muka berbagi pengalaman tentang fakta di

bawah bimbingan seorang pemimpin diskusi. Pesertanya lebih dari 30

orang.

Gambar 2.27 Kegiatan Seminar


Sumber:www.healthcoachsolutions.net, 2017
22

E. Workshop, umumnya terdiri dari sesi umum bersamaan dengan tatap

muka peserta untuk meningkatkan pengetahuan baru, kemampuan dan

wawasan dalam masalah. Pesertanya lebih dari 35 orang.

Gambar 2.28 Kegiatan Workshop


Sumber:www.univpgri-palembang.ac.id, 2017

F. Simposium, diskusi panel dengan pemberian pemaparan ahli sebelum

sesi audiensi. Walaupun partisipasi pendengar rendah dalam simposium.

Gambar 2.29 Kegiatan Simposium


Sumber:kaltim.tribunnews.com, 2017
23

G. Forum, diskusi panel yang mengambil sisi yang bertolak belakang oleh

ahli dengan pemberian pemaparan dan memberikan kesempatan kepada

pendengar untuk berpartisipasi.

Gambar 2.30 Kegiatan Forum


Sumber:www.kppu.go.id, 2017

H. Kuliah umum, presentasi resmi oleh seorang ahli yang diikuti dengan

sesi tanya jawab.

Gambar 2.31 Kegiatan Kuliah Umum


Sumber: cdc.unpar.ac.id, 2017
24

I. Panel, dua atau lebih pembicara yang mengemukakan sudut pandang

dengan diskusi antar pembicara yang dipimpin oleh moderator.

Gambar 2.32 Kegiatan Panel


Sumber: bkpd.jabarprov.go.id, 2017

J. Colloquium, program dengan penentuan masalah oleh peserta di awal

yang kemudian didiskusikan, pemimpin diskusi kemudian membangun

program seputar masalah yang paling banyak. Diskusi ini memiliki

penekanan yang sama pada diskusi dan instruksinya.

Gambar 2.33 Kegiatan Colloquium


Sumber: www.abbindonesia.co.id, 2017
25

2.3 Pelaku Kegiatan MICE Building

A. Pejabat Pemerintah meliputi delegasi pemerintah baik dalam maupun

luar negeri yang mengunjungi suatu konvensi dan pameran. Biasanya

tujuan mereka datang adalah untuk membahas masalah negara. Untuk

tujuan di eksibisi biasanya untuk melihat-lihat karya seperti produk

pameran sayembara arsitektur dan lain-lain.

Gambar 2.34 Delegasi Indonesia dan Delegasi China


Sumber: www.Infopublik.id, 2017

B. Usahawan di bidang konvensi biasanya datang dalam bentuk seminar

produk. Dan dalam bidang eksibisi datang dalam pameran promosi

produk.

Gambar 2.35 Seminar Market Acces Indonesia


26

Sumber: www.Kemendag .go.id, 2017


C. Cendekiawan dan professional meliputi ilmuwan dan sebagainya,

dalam acara konvensi mereka datang guna membahas suatu

permasalahan sains dan atau membagi ilmu mereka dalam seminar dan

sejenisnya. Apabila dalam kegiatan pameran, tak terlalu sering mereka

melakukan pameran, namun biasanya pameran dilakukan berupa

memamerkan karyanya seperti pameran desain arsitektur

Gambar 2.36 Seminar functioning of the EEA 


Sumber: www.efta. int, 2017

D. Peserta umum peserta ini biasanya datang dalam acara berupa konser

pertunjukan musik maupun kebudayaan. Dalam bidang eksibisi, mereka

datang untuk sekedar melihat pameran.

Gambar 2.37 Edwin’s Gallery 


27

Sumber: www.outoftheboxindonesia.wordpress.com, 2017

E. Penyelenggara disebut Organizing Comitee yang merupakan induk atau

sponsor dari penyelenggara acara beserta kepanitiannya.

F.Pengelola pada umumnya bangunan seperti ini dikelola oleh pihak

swasta. Mereka mengelola dalam bidang perawatan bangunan,

kelancaran operasional, dan administrasi.

2.4 Ruang dan Fasilitas MICE Building

Jenis ruang dan fasilitas yang tersedia dalam MICE Building menurut Fred

Lawson (1981:91) adalah sebagai berikut:

A. Ruang konvensi utama atau auditorium, berjumlah satu atau dua

dengan kapasitas antara 1000 – 3000 tempat duduk.

Gambar 2.38 Auditorium Rackham Michigan


Sumber: Photos by David Smith Photography and Paul P. Jaronski, 2017
28

B. Ruang konvensi sedang atau ballroom berjumlah dua atau tiga buah

dengan kapasitas 200 – 500 tempat duduk.

Gambar 2.39 Sidoluhur Ballroom Aston Solo


Sumber: astonhotelsinternational.com, 2017

C. Ruang pertemuan berjumlah empat sampai sepuluh buah dengan

kapasitas antara 20 – 50 tempat duduk.

Gambar 2.40 Magenta Ballroom Fave Braga


Sumber: www.favehotels.com, 2017
29

D. Exhibition hall.

Gambar 2.41 Brisbane Convention & Exhibition Centre,Australia


Sumber: en.wikipedia.org/wiki/BrisbaneConvention,2017

E. Service food untuk peserta konvensi.

Gambar 2.42 The Orient Restaurant ,novotel Palembang


Sumber: www.novotel/Palembang.com,2017
30

F. Monitor televisi dan broadcasting.

Gambar 2.43 Master Control Room


Sumber: am-knowledges.blogspot.co.id/master control room,2017

G. Pelayanan pers, conference organizer untuk delegasi.

H. Pelayanan penggandaan, printing, dan penerjemah bahasa.

I. Pelayanan recording, filming, dan publisitas.

J. Pelayanan parkir untuk delegasi (VIP) dan parkir umum.

2.5 Syarat Pencapaian ke MICE Building

Menurut Fred Lawson (1981:158) perencanaan lokasi dan pencapaian

ke bangunan harus memenuhi beberapa syarat yaitu:

A. Lokasi berdekatan dengan jalan utama dan lalu lintas yang lancar.

B. Berdekatan dengan hotel berbintang dan perkantoran.

C. Memiliki sistem lalu lintas dengan lebar jalan yang cukup lebar.

D. Pintu masuk harus terlihat jelas dan mudah dikenali.

E. Pintu masuk harus mempunyai fasilitas bag drop yang dapat dilalui

mobil dan taksi.


31

2.6 Akustik Ruangan

Akustik Ruang  terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam

suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi.

Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau

objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi

suara, misalnya dalam gedung rapat akan sangat memengaruhi artikulasi

dan kejelasan pembicara.

Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu :

 Perubahan suara karena pemantulan dan

 Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain.

Pengukuran jangkah frekuensi dan besarnya, dapat dilakukan dengan

bantuan sebuah RTA (Real Time Analyzer) untuk mengetahui dan

menentukan frekuensipantulan atau ketembusan, sehingga dapat ditentukan

jenis material penyerap suara yang digunakan.

Gambar 2.44 Ruang Akustik


Sumber: www. id.wikipedia.org/wiki/Akustik_ruang, 2017
32

Penyelesaian kebisingan dapat dilakukan dengan berbagai cara

menurut Mediastika (2005:122), yaitu:

A. Penyelesaian kebisingan secara outdoor yaitu dengan

memperpanjang medium yang dilalui gelombang bunyi agar

intensitasnya menurun. Caranya adalah menjauhkan posisi ruangan

dari jalan yang dilalui kendaraan atau benda bising lainnya.

B. Penyelesaian kebisingan pada selubung bangunanyaitu dengan

mengatur lubang-lubang udara pada dinding yang gunanya

menyerap suara dari dalam maupun luar.

C. Penyelesaian kebisingan ruangan dengan interior yaitu dengan

menambahkan lapisan pada dinding dan langit-langit bangunan yang

dapat menyerap pada beberapa sisi dan dapat memantulkan di sisi

yang lainnya.

Gambar 2.45 Dinding Akustik


Sumber: www. peredamsuara.com/panduan-soundproofing-wall,2017
33

2.7 Tinjauan Lokasi


34

Gambar 2.46 Lokasi Perencanaan di Jl.Jend.Sudirman


Sumber: www.Google Maps.com,2017

Lokasi site berada di jalan Jenderal Sudirman kecamatan Ilir Timur 1

Palembang tapatnya disebalah barat hotel Daira Palembang, dimana

nantinya rencana MICE Building akan terhubung dengan hotel Daira

sebagai salah satu fasilitasnya.

Luas site + 1,2 Ha dengan bentuk lahan irregular dan kontur relatif datar.

Lokasi site berada di pusat kota karena jalan Jenderal Sudirman

merupakan jalan poros Utara-Selatan yang menghubungkan wilayah ilir

dan wilayah ulu, sehingga lokasi site sangat strategis.

2.7 Studi Komparatif Bangunan Sejenis

Dalam pendekatan perancangan MICE Building Palembang, penulis

melakukan studi komparatif bangunan sejenis ke beberapa referensi baik

yang ada didalam negeri maupun diluar negeri dan khususnya di Kota

Palembang sendiri.

2.7.1 The Brisbane Convention & Exhibition Center

Brisbane Convention & Exhibition Centre (BCEC) adalah pusat

konvensi di Brisbane, Australia. Terletak di Brisbane Selatan dan

menempati sebagian besar blok yang dibentuk oleh Gray Street, Melbourne

Street, Merivale Street, dan Glenelg Street. Pusat ini dimiliki oleh South

Bank Corporation dan dikelola oleh AEG Ogden.


35

Gambar 2.47 Denah The Brisbane Convention & Exhibition Center


Sumber: www.bcec.com.au,2017

The Brisbane Convention & Exhibition Center (BCEC) langsung

terhubung dengan halte bus sehingga memudahkan pengunjung serta The Brisbane

Convention & Exhibition Center memiliki berapa pintu masuk masuk parkir

sebagai pemecah kepadatan untuk masuk ke BCEC.


36

Gambar 2.48 FasadeThe Brisbane Convention & Exhibition Center

Sumber: www.bcec.com.au,2017

Dilihat dari fasade The Brisbane Convention & Exhibition Center


merupakan jenis arsitektur post-modern.
The Brisbane Convention & Exhibition Center memiliki kekurangan yaitu
Jarak antara bangunan dengan jalan sangat dekat sehingga terjadi distorsi
terhadap bangunan BCEC.
37

Gambar 2.49 Exhibition Hall BCEC


Sumber: www.bcec.com.au,2017

Gambar 2.50 GreatHall BCEC


Sumber: www.bcec.com.au,2017
38

Gambar 2.51 Boulevard Auditorium


Sumber: www.bcec.com.au,2017
Kapasitas :

4,000  (Great Hall)

620  (Plaza Auditorium)

430  (Boulevard Auditorium)

2.7.2 Jakarta Convention Center (JCC)

Jakarta Convention Center terletak di kompleks olahraga Bung

Karno, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Jakarta Convention Center

memiliki Plenary Room yang memiliki 5.000 tempat duduk, dan juga balai

sidang seluas 3.921 m². JCC memiliki 13 ruangan pertemuan dengan

berbagai ukuran. JCC juga terhubung dengan Hotel Hilton (sekarang Sultan

Hotel) Jakarta melalui terowongan bawah tanah.

Gedung ini dibangun pada tahun 1960, sebagai perlengkapan

menyelesaikan diresmikan pembukaan sejak tahun 1970 dengan nama Balai

Sidang Jakarta.
39

Gambar 2.52 Denah Jakarta Convention Center


Sumber: www.jcc.co.id,2017

Gambar 2.53 Fasade Jakarta Convention Center


Sumber: www.jcc.co.id,2017
40

Gambar 2.54 Auditorium Jakarta Convention Center


Sumber: www.jcc.co.id,2017

kelebihan JCC memiliki daya tampung yang besar yaitu 15.000 dan juga
auditoriumnya memiliki tempat duduk bawah dan atas sistem tempat
duduk teater serta JCC juga langsung terhubung dengan Hotel Hilton
yang menambah nilai lebih. Untuk kegiatan MICE skala Internasional.

Gambar 2.55 Meeting Room Cendrawasih JCC


Sumber: www.jcc.co.id,2017
41

2.7.3 Palembang Sport dan Convention Center (PSCC)

Palembang Sport dan Convention Center adalah arena indoor multi

guna yang terletak di pusat Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia,

di salah satu daerah bisnis terkenal di kota Palembang.

PSCC tidak sepenuhnya untuk MICE karena PSCC merupakan area indoor

olahraga seperti volly futsal dan bisa diahlih fungsikan menjadi tempat

convention, sedangkan untuk kegiatan Exhibition PSCC di untungkan

dengan berdampingan Palembang Icon yang merupakan salah satu Mall di

Palembang yang menjadi nilai tambah.

Gambar 2.56 Fasade PSCC


Sumber:www.harnas.com, 2017
42

Gambar 2.57 Audotorium PSCC


Sumber: id.foursquare.com, 2017
43

Anda mungkin juga menyukai