Anda di halaman 1dari 30

“DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA

SOSIALISASI BALAWISTA DAN PENCEGAHAN


KECELAKAAN PANTAI DI KUTA-BALI”
Aryo Flavio Utomo
NIM : 200906017
Program Studi/Jurusan : DKV/Desain

Abstrak
Keberadaan Balawista di Kuta Bali yang berdiri sejak 1972, didirikan
dengan latar belakang sosial untuk memberikan pertolongan kepada wisatawan
yang tenggelam atau terseret arus. Balawista memiliki visi untuk menyelamatkan
nyawa di pantai melalui layanan pendidikan, pencegahan dan penyelamatan. Hal
ini akan dicapai melalui visi dam misi dari Balawista untuk menyediakan pantai
yang aman di wilayah Badung. Dalam usaha sosialisasi, setiap media komunikasi
visual memiliki peranan dan fungsi yang berbeda seperti halnya strategi sosialisasi
untuk memperkenalkan program-program dari Balawista. Oleh karena itu perlu
adanya perencanaan baik secara konseptual maupun visual yang menyesuaikan
dengan instansi. Perancangan media sosialisasi ini bertujuan untuk memperoleh
media komunikasi visual yang efektif, komunikatif dan sesuai kriteria desain
untuk mensosialisasikan program-program dari Balawista sehingga dimana
nantinya dapat mengurangi angka kecelakaan di pantai.
Melalui metode penelitian, data-data yang diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, kepustakaan dan dokumentasi di Balawista disesuaikan kembali
dengan strategi sosialisasi. Teori yang digunakan dalam studi ini adalah teori
komunikasi massa dan semiotika. Kemudian diolah melalui analisis deskriptif
kualitatif dan sintesa sehingga diperoleh konsep dasar desain.
“Inovatif dan Edukatif” merupakan konsep dasar yang digunakan pada
proses desain komunikasi visual untuk sosialisasi Balawista. Konsep yang
dimaksut adalah dimana nantinya media-media yang akan dibuat diharap bisa
lebih mampu membuat masyarakat tahu dan lebih mengenal keberadaan serta
program-program dari Balawista, hingga nantinya masyarakat tahu tentang
pentinggnya bahaya kecelakaan di pantai. Dalam proses desain, telah ditentukan
media yang tepat dan sesuai yaitu Folder, X- banner, iklan majalah, T-Shirt, Topi,
Pin, Gantungan Kunci, Stiker One Way Vision, Papan Peringatan dan Katalog.
Media komunikasi visual tersebut memiliki fungsi masing-masing, efektif
dan mampu memberikan informasi mengenai program-program dari Balawista
serta mampu mensosialisasikan Balawista kepada seluruh masyarakat luas.
Kata Kunci : desain, media komunikasi visual, Balawista. Inovatif dan
Edukatif.

1
Abstract
The existences Balawista at Kuta Bali establish since 1972 with social
back growd to give aid to visitor (tourist) who swept or shuffle by current.
Balawista has mission to save the soul (people) at the beach (sea) by aducation,
prevention and salvation. We can achieve this point with effective work by
cooperation between community and goverment to allcocated the beach and
sorrounding save at Badung regency. To attempt the socialization every medium
communication medium visual has a role and diffrend function like a socializtion
strategi for Balawista, so we need to make planing with a good concept and visual
which acclimatise with institution. This design purposful to get the affectif medium
communication visual and communicative and approprite with design criteria to
equip Balawista socialization activity and helpfully add socialization medium,
also to introduce institution to public.

By observation method, the data we got from observation, interview,


reference library and Balawista document.readjust with socialization strategi. In
the study we use communication mass theory, and then cultivated through
analysis description kualitatif and sintesis to get the basic concept of design.

“Innovation and Education” constitute the basic concept whice use in


process design communication visual for Balawista socialization the concept
which intend is all medium which going to create make people understand and
knows the socialization done by Balawista. So after people knows how import
prevent the danger accident on the beach (sea). In process design, decided exact
design and appropriate that is Folder, X-Banner, Advertisement Magazine, T-
Shirt, Hat, Pin, Key Hanger, Stiker One Way Vision, caution board and
cataloque.

The visual communication media have their respective functions, effective


and able to provide information about the programs of and be able to socialize
Balawista Balawista to the entire public at large.

Keyword : Design, Medium Communication Visual, Balawista, Innovation and


Education.

2
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Bali adalah sebuah kepulauan di Indonesia yang dikelilingi oleh lautan.


Bali juga dikenal memiliki pantai yang indah. Para wisatawan, baik wisatawan
mancanegara maupun wisatawan domestik, menjadikan pantai sebagai tempat
untuk bermain, berwisata, olahraga di laut seperti surfing, diving, dan snorkling
atau sekedar bersantai menikmati keindahan pemandangan yang ada.

Namun beragam potensi yang dapat ditawarkan dari wisata tirta/wisata


bahari yang dilaksanakan pada kawasan perairan maupun pesisir pantai Bali juga
kerap kali menimbulkan kecelakaan yang menimpa wisatawan. Oleh karena itu di
Bali dirasa perlu sebuah badan untuk menangani hal semacam ini. Badan yang
telah terbentuk bernama Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta). Keberadaan
Balawista di Kuta Bali yang berdiri sejak 1972 ini sangat penting. Kehadirannya
amat dibutuhkan untuk memberikan pertolongan kepada wisatawan yang
tenggelam atau terseret arus. Balawista juga bertugas mengawasi dan
memberikan pencegahan dini kepada wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara yang berlibur di pantai Kuta dan sekitarnya. Tapi keberadaan
Balawista masih dirasa kurang dikenal oleh masyarakat luas, karena perhatian
masyarakat hanya tertuju pada keindahan dan keunikan pantai. Sehingga mereka
tidak menghiraukan atau memperhatikan adanya rambu – rambu yang di pasang
oleh petugas Balawista.

Desain komunikasi visual disini merupakan disiplin ilmu yang berperan


dalam penyampaian informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada
khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan, foto,
ilustrasi, warna, garis, titik. Merupakan solusi komunikasi yang menjembatani
antara pemberi informasi dengan publik, baik secara perseorangan, kelompok,
lembaga maupun masyarakat secara luas yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi visual. Dalam mewujudkan media untuk mensosialisasikan
keberadaan balawista untuk pencegahan kecelakaan pantai harus informatif,

3
mendidik, dan dapat membuat masyarakat lebih jelas dan memahami tentang
keadaan pantai. Tujuan mensosialisasikan keberadaan balawista untuk
pencegahan kecelakaan pantai adalah untuk meminimalkan korban di pantai,
maka dari itu penulis merasa tertantang dalam mendesain media komunikasi
visual yang diharapkan dapat lebih efektif, komunikatif dan sesuai kriteria desain
untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat luas lokal maupun internasional.
Peran desain dalam media sosialisasi sangatlah penting, karena tanpa adanya
desain sosialisasi suatu instansi tidak dapat tertuju dengan baik.

Maka dari itu perlu penambahan media untuk menanggulangi masalah


tersebut, dan media-media yang akan diwujudkan nantinya dibuat setepat dan
seefektif mungkin untuk pencegahan kecelakan pantai yaitu dengan teks, warna,
dan tipografi. Dari hal tersebut, penulis ingin membantu dalam hal desain untuk
mensosialisasikan Balawista.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan diatas,


permasalahan yang timbul dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana merumuskan konsep yang tepat pada perancangan media


komunikasi visual dalam upaya mensosialisasikan kegiatan program
Balawista sebagai sarana pencegahan kecelakan pantai?
2. Media apa saja yang efektif dirancang sebagai sarana sosialisasi dan
pencegahan kecelakan di pantai?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah disini lebih menitik beratkan pada proses merumuskan


masalah konsep inovatif dan edukatif yang akan digunakan sebagai acuan untuk
perancanan sosialisasi Balawista melalui media komunikasi visual yang efektif
dan komunikatif dalam mensosialisaikan Balawista sehingga lebih dikenal

4
masyarakat serta mencakup proses mewujudkan media media tersebut sebagai
contoh kepada Balawista.

1.4 Tujuan dan Manfaat Desain

Tujuan dan manfaat dari desain ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.4.1 Tujuan

a. Untuk menentukan konsep desain Balawista sebagai sarana pencegahan


kecelakan pantai kepada maryarakat luas khususnya pengunjung pantai.

b. Mengetahui jenis media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif


sebagai sarana pencegahan kecelakan pantai “Balawista.

c. Mendapatkan informasi-informasi yang sesuai untuk digunakan di dalam


desain media untuk pelayanan masyarakat untuk keselamatan.

1.4.2 Manfaat

a. Manfaat bagi mahasiswa supaya mahasiswa mampu merancang media


sosialisasi yang efektif, komunikatif dan sesuai kriteria desain dalam
mensosialisasikan sebuah instansi dan programnya..

b. Manfaat bagi lembaga menambah referensi bagi akademis khususnya


desain komunikasi visual mengenai desain media sebagai sarana
pencegahan kecelakan pantai untuk usaha yang bergerak dibidang untuk
pelayanan masyarakat untuk keselamatan serta sebagai bahan masukan
untuk penulis selanjutnya.

c. Manfaat bagi masyarakat agar mendapatkan informasi serta memberi


pengarahan tentang kecelakaan di pantai.

5
1.5 Metode Pengumpulan Data

Proses dalam mendesain sosialisasi Balawista menggunakan metode


pengumpulan data yang dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu metode
pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder.

1.6 Metode Analisis Data

Analisis Metode analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. (Sugiyono
2006:164). Metode analisis data yang digunakan dalam pengantar karya ini
adalah metode analisis deskriptif kualitatif yaitu penggambaran sifat suatu
keadaan yang berjalan pada saat penelitian. Deskriptif merupakan penelitian non
hipotesis sehingga dalam penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
(Suharsimi Arikunto, 1998 : 245). Kualitatif merupakan analisis yang didasarkan
pada adanya hubungan semantis antara variabel yang sedang diteliti. Tujuanya
ialah agar penelitian mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga
dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisis kualitatif
penelitian tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisis
kuantitatif.(Sarwono, 2007 : 110).

Deskriptif Kualitatif menekankan pada makna dan pemahaman dari dalam,


penalaran, definisi suatu situasi tertentu, lebih banyak meneliti hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut,
mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu
urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya
gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-
hal yang bersifat praktis.

6
Indikator serta Model Penilaian Desain

Indikator yang nantinya akan dipakai sebagai acuan didalam menilai


desain ialah ilustrasi, teks, warna, teknik cetak. Dibuat alternatif desain dari
media yang dipilih. Desain yang terbaik dipilih dari tiga alternatif desain yang
diukur berdasarkan kriteria desain. Kriteria yang dimaksud yakni dari segi
fungsional, komunikatif, informatif, ergonomis, artistik, unity, simplycity, kreatif,
surprise dan etis.

Menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian


alternatif-alternatif desain menggunakan skala koordinat (skala yang
menunjukkan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan
penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain.

Setelah masing-masing desain dinilai berdasarkan prinsip-prinsip desain


akan terlihat satu desain yang menduduki ranking teratas dan desain inilah yang
nantinya sebagai desain terpilih (Nazir, 2003: 338).

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA

2.1 Data Teoritis / Aktual

Data aktual merupakan data yang diperoleh dari literatur mengenai


teori tentang desain komunikasi visual yang berhubungan dengan konsep
pengerjaan desain ini.

2.1.1 Pengertian Objek / Kasus

Pada judul kasus yang diangkat adalah “Desain komunikasi visual


sebagai sarana sosialisasi Balawista untuk pencegahan kecelakan pantai di
Kuta – Bali”. Dimana dari judul tersebut dapat diartikan sebagai proses
pemikiran yang dituangkan berupa gambar maupun tulisan yang nantinya
dapat dimengerti dengan penglihatan secara langsung yang berfungsi untuk

7
membantu mensosialisasikan Balawista yang beralamat di Jalan Pantai Kuta -
Bali kepada masyarakat lokal maupun internasional agar nantinya mampu
meminimal jumblah angka kecelakaan di pantai.

Kedatangan wisatawan di pantai Kuta semakin hari semakin


meningkat, maka kegiatan Balawista semakin sibuk. Untuk menjaga
keselamatan pengunjung pantai Kuta maka dibentuklah pos – pos penjagan
dimana untuk saat ini sudah terbentuk 7 pos sepanjang pantai Kuta. Aktivitas
yang mereka lakukan adalah memasang rambu – rambu dan memantau arus
yang berbahaya di sepanjang pantai lalu mengawasi para pengunjung yang
sedang berenang. Balawista di sini juga mensosialisasikan keberadaannya
melalui program – program yang diawali program yang mendasar yaitu berupa
pengenalan dan pelatihan kepada anak anak di usia dini hingga ke tingkat
SMA, dan Balawista juga mengadakan program untuk masyarakat yang ingin
berpartisipasi atau yang hanya untuk ikut merasakan pelatihan tentang cara –
cara penyelamatan korban tenggelam secara gratis.

Dilihat dari fungsinya, media komunikasi visual merupakan sarana


yang tepat digunakan untuk mengkomunikasikan program – program dari
Balawista dalam kegiatan sosialisasi serta sebagai pencegahan kecelakaan di
pantai. Penggunaan dan perencanaan media komunikasi visual yang baik
diyakini sebagai salah satu langkah untuk mensosialisasi tersebut. Akan tetapi,
setiap media komunikasi visual dalam kondisi tertentu memiliki peranan dan
fungsi yang berbeda seperti halnya dalam perancangan media untuk
mensosialisasikan Balawista, maka perlu adanya perencanaan yang baik
secara konseptual maupun visual didalam setiap desain media. Sehingga
nantinya media-media yang dirancang dapat berfungsi dengan baik.

Dengan mengedepankan efektifitas dalam pelaksanaan sosialisasi, oleh


karena itu media-media yang bertujuan untuk mensosialisasikan Balawista ini
akan dibuat dengan memasukkan informasi yang mengarah dan tertuju
sehingga dapat meningkatkan citra (image) positif di masyarakat luas.

8
2.1.2 Aspek-Aspek Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep


komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai
media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri
dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout. Jadi media desain dapat
dipakai sebagai alat didalam mencapai maksud dan tujuan serta dapat berupa
alat atau sarana informasi yang tidak terlepas dari aspek-aspek desain
komunikasi visual seperti media, ilustrasi, warna, teks dan huruf.
2.1.3 Prinsip Desain Komunikasi Visual

Prinsip desain merupakan suatu prinsip atau acuan yang harus


diketahui untuk menghasilkan desain grafis yang baik untuk tampilan iklan.
Adapun prinsip-prinsipnya seperti prinsip keseimbangan dan prinsip hirarki
visual.

2.1.4 Aspek Teknis Perwujudan

Aspek teknis perwujudan merupakan suatu aspek yang perlu


diperhitungkan agar visual desain yang dibuat dapat menjadi satu kesatuan
konsep dengan eksekusi perwujudan. Teknis perwujudan yang dimaksud yaitu
tata letak dan kompisisi (layout), bahan dan teknik cetak.

2.1.5 Teori Sosial yang Mendukung Kasus

Komunikasi Massa

Teori sosial yang mendukung adalah teori tentang komunikasi massa.


Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan
menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi
media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan
mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka
hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media

9
menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam
komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi,
memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak. (Sumber :
adiprakosa, Komunikasi Massa -diunduh 03/04/2013)

Dari model menggunakan model komunikasi yang telah dijelaskan di


atas, dalam mensosialisasikan Balawista dapat dilakukan dengan teori
komunikasi massa. Karena model komunikasi massa bersifat luas dan bisa
menyangkup khalayak masyarakat luas yang beragam, sehingga masyarakat
mampu dengan baik menerima pesan sosialisasi yang di sampaikan. Sehingga
penulis dapat mengetahui seberapa besar manfaat sosialisasi Balawista bagi
masyarakat sebagai upaya pencegahan kecelakaan di pantai.

Teori Semiotika

Kata Semiotika berasal dari kata semeion (bahasa Yunani), yang


berarti tanda, maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang
ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi
pengguna tanda (menciptakan dan menyampaikan makna melalui tanda
berkenaan dengan komunikasi). Selalu ada yang beragam makna untuk suatu
tanda. Komunikasi selalu melibatkan penafsiran. Semiotika adalah suatu cara
atau teknik untuk mengetahui kemungkinan bagaimana tanda atau lambang
ditafsirkan. Jika cabang semiotik lain mempelajari ilmu bahasa atau kata,
desain menggunakan semiotik untuk memahami makna dalam komunikasi
visual.
Penulis (desainer) menggunakan teori ini karena teori semiotik
bertujuan untuk menggambarkan suatu pesan atau informasi dalam desain
lewat tanda-tanda/ symbol/ isyarat. Kegunaan dari semiotika dalam kasus ini
digunanakan sebagai alat untuk menciptakan tanda melalui bahasa verbal
sebagai sarana mengkomunikasikan pesan kepada target audience dengan
tujuan tertentu (Safanayong, 2006:48).

10
2.2 Data Lapangan / Faktual

Data Faktual merupakan data-data yang diambil berdasar fakta yang ada
dilapangan. Fakta artinya peristiwa, sesuatu yang terjadi sungguh-sungguh,
sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi (Anwar, 2003:137).

2.2.1 Nama Objek / Kasus

Pada pengantar karya Tugas Akhir ini, penulis mengangkat judul Desain
Komunikasi Visual Sebagai Pencegahan Kecelakaan Pantai Oleh Balawista di
Kuta-Bali.

2.2.2 Instansi

- Nama Tempat : Balawista


- Tahun Berdiri : 1972
- No. Telepon : (0361) 755660 / 725273
- Ketua : Komang Ipel, SH
- Jumlah Anggota : 170
- Sasaran : Masyarakat luas (pengunjung pantai)

Balawista berdiri sejak tahun 1972, kehadirannya amat dibutuhkan


untuk memberikan pertolongan kepada wisatawan yang tenggelam atau
terseret arus. Balawista juga bertugas mengawasi dan memberikan
pencegahan dini kepada wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara yang berlibur di pantai Kuta dan sekitarnya.

Misi dari Balawista adalah untuk menyelamatkan nyawa di pantai


melalui layanan pendidikan, pencegahan dan penyelamatan. Hal ini akan
dicapai melalui 'Visi' bekerja secara efektif dengan masyarakat untuk
menyediakan pantai lebih aman dan lingkungan perairan untuk wilayah Kuta
Bali

11
- Logo Perusahaan :

Dalam logo Balawista terdiri dari beberapa ilustrasi yang dapat


dijabarkan yaitu: Ilustrasi air yang merupakan simbol dari laut dan simbol
tangan yang menjulur ke atas yang menimbulkan minta pertolongan.
Sedangkan pada bagian atas dan bawah terdapat typografi yang merupakan
nama Balawista itu sendiri dan moto dari Balawista. Pada logo Balawista
penulis akan tetap memakai logo ini meredesain, karena logo ini sudah
menjadi trademark .

- Warna corporate identity :

Warna yang digunakan Balawista terdiri dari warna kuning dan


merah, yang mana warna tersebut diambil dari warna bendera dan seragam
yang melambangkan dari tanda bahaya dan tanda peringatan sehingga
warna tersebut dijadikan trademark untuk warna Corporate Identity dari
Balawista. Pada perancangan nantinya penulis akan tetap menggunakan

12
warna kuning dan merah yang menjadi warna Corporate Identity dari
Balawista.

2.2.1 Lokasi
Balawista beralamat di Jalan Pantai Kuta Bali.

2.2.3 Sarana Komunikasi yang Ada

Sarana komunikasi yang ada yang telah didapatkan selama


pengumpulan data di Balawista yaitu papan peringatan, bendera peringatan

13
2.2.4 Potensi Kasus

Balawista yang berdiri pada sejak tahun 1972 ini sangat penting.
Kehadirannya amat dibutuhkan untuk memberikan pertolongan kepada
wisatawan yang tenggelam atau terseret arus. Balawista juga bertugas
mengawasi dan memberikan pencegahan dini kepada wisatawan domestic
maupun wisatawan mancanegara yang berlibur di pantai Kuta dan sekitarnya.
Balawista memiliki keunggulan dalam memberikan berbagai
pelayanan kepada masyarakat berupa program–program yang dilakukan
Balawista yaitu For Kids to Familirase About The Sea (Badung Balawista
Nippers), Balawista Goes to Scholl, Regular Traning For Public. Program
tersebut berupa pelatihan renang, pelatiahan penyelamatan dan Teknik Life
Saving di pantai. Tetapi program – program yang dilakukan Balawista dirasa
masih belum tertuju ke masyarakat karena masih kurangnya sosialisasi
kepada masyarakat. Selain itu dari penempatan atau bentuk media-media
yang ada juga dirasa kurang menarik perhatian. Sehingga media-media yang
ada terabaikan oleh pengunjung dan sosialisasi yang di sampaikan Balawista
tidak mengena ke masyarakat dengan baik.
Dengan kurangnya sosialisasi yang diterapkan Balawista, penulis
merasa tertantang untuk mewujudkan media sosialisasi yang efektif,
komunikatif dan sesuai kriteria desain. Mengetahui fakta mengenai etika
berpromosi secara umum, dalam mewujudkan media sosialisasi pada
Balawista juga harus jujur, informatif, mendidik, dapat menguatkan citra

14
positif dan dapat membuat masyarakat lebih jelas dan memahami tentang
sosialisasi pencegahan kecelakaan di pantai.

2.3 Analisis & Sintesa

Dalam proses ini, penulis meneliti berbagai media sosialisasi yang terdapat
di Balawista. Dari analisis media-media tersebut penulis dapat menentukan
kelemahan maupun kekuatan dari setiap media untuk diaplikasikan ke dalam
desain yang akan dibuat melalui sintesa. Adapun prosesnya adalah sebagai
berikut:

2.3.1 Analisis

Analisis adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui


sebab musababnya, unsur-unsurnya dan prosesnya. Analisis dalam hal ini
meliputi beberapa bahasan, diantaranya: media, ilustrasi, warna, teks, huruf,
prinsip-prinsip desain, Ukuran bahan dan teknik cetak.

2.3.2 Sintesa

Sintesis sendiri merupakan paduan beberapa pengertian agar terbentuk


kesatuan yang selaras.. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan secara teori
dan dari data-data yang didapat, maka diketahui bahwa media komunikasi
visual yang digunakan sebagai sarana promosi masih kurang, untuk itu guna
mencapai tujuan yang diinginkan.
Adapun media yang dirancang yaitu berupa T-Shirt, Folder, Pin,
Gantungan Kunci, Stiker One Way Vision, Iklan Majalah, X-Banner, Papan
Peringatan dan Katalog . Teknik yang digunakan menggunakan teknik
ilustrasi heandwaring penunjang ilustrasi utama yang disesuaikan dengan
media, agar media yang dibuat dapat terlihat lebih menarik. Kemudian
dipadukan dengan pisikologi warna dengan menggunakan warna yang sesuai
dengan corporate identity dari instansi, jadi warna yang digunakan berupa
warna kuning dan merah.

15
Teks yang digunakan pada naskah (bodycopy) yaitu berupa nama dari
instansi. Huruf yang digunakan adalah jenis huruf arial balck, arial narrow
dan arial bold dengan penataan yang lebih rapi agar mudah dibaca. Ukuran
yang akan digunakan memakai satuan cm dan pixels, bahan yang digunakan
terdiri dari art paper, acrelyc combat. Teknik cetak yang digunakan
menggunakan teknik cetak digital, cetak offset dan teknik airbrush.

3. KONSEP DESAIN

3.1 Konsep Dasar Desain

Konsep adalah hal yang paling utama dan penting dalam mendesain
atau membuat suatu karya karena suatu konsep merupakan dasar inspirasi
yang nantinya akan digunakan sebagai suatu acuan desainer dalam mendesain
media-media komunikasi visual. Konsep dasar dalam desain merupakan
penjabaran yang lengkap mengenai isi pesan dalam desain serta gambarannya
dan alasan yang kuat dalam pemilihan bentuk desain. Selain itu pula konsep
dapat memberikan kesan yang hidup dan menjiwa pada suatu sengingga dapat
disajikan dengan kesan yang inovatif, kreatif dan memenuhi kreteria desain
yang baik yang dimana nantinya mampu memberikan informasi yang berguna
dalam media komunikasi dalam mensosialisasikan Balawista.

Konsep dasar dalam mendesain media-media komunikasi visual yang


akan digunakan untuk sosialisasi Balawista adalah “Inovatif dan Edukatif”
yang menyesuaikan dengan warna corporate identity dari Balawista. Inovatif
berasal dari kata bahasa inggis “innovate” yang artinya memperkenalkan
sesuatu yang baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui.
Kemudian kata “innovate” dan “innovative” yang merupakan bahasa
Indonesia dengan mengalami perubahan penulisan manjadi “inovatif” yang
dapat diartikan bersifat memperkenalkan suatu yang baru. Arti kata baru yang
dimaksut adalah dengan merancang media–media untuk mensosialisasikan
Balawista dengan desain yang baru dari sebelumnya dan merancang media-

16
media apa saja yang dirasa perlu di tambah untuk mensosialisasikan
Balawista. Edukatif berasal dari kata bahasa Inggris "to educate" yang artinya
mendidik, sehingga edukatif “educative” bisa diartikan segala sesuatu yang
bersifat mendidik atau berhubungan dengan pendidikan. Edukatif di sini
adalah memberikan pelajaran atau pengarahan kepada masyarakat bahwa
pentingnya keselamatan di pantai. Dengan adanya konsep tersebut maka
dapat dijabarkan inovatif yang akan diaplikasikan ke dalam desain media
sosialisasi di sini adalah menampilkan media-media yang baru dengan
meredesain media-media yang sudah ada dengan lebih menonjolkan warna
corporate identity dari Balawista dan menampilkan ilustrasi berupa tanda-
tanda larangan sehingga menimbulkan kesan yang inovatif. Warna yang akan
digunakan adalah warna merah dan kuning yang memiliki karakter enerjik,
atraktif dan komunikatif. Edukatif yang mengandung arti pendidikan, dalam
aplikasi desain disini akan ditampilkan pada keterangan atau isi dari tagline,
dimana pesan pada tagline menyebutkan program dari Balawista, dan juga
pada tipografi yang menggunakan huruf dari jenis sans serif yang
memberikan kesan simpel dan mudah dibaca. Inovatif dan Edukatif yang
dimaksud adalah dimana nantinya media-media yang akan dibuat diharap bisa
lebih mampu membuat masyarakat tahu dan mengenal sosialisasi yang
dilakukan oleh Balawista, hingga nantinya masyarakat tahu tentang
pentinggnya kecelakaan di pantai.

3.2 Skema Pola Pikir

Salah satu hal penting agar kegiatan sosialisasi ini dapat difungsikan
secara maksimal dan tepat sasaran adalah dengan memahami terlebih dahulu
pola pikir dalam desain.

Konsep pola pikir yang dimaksud adalah langkah-langkah pemikiran


dalam desain media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna
memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran

17
Adanya sebuah permasalahan tentunya memerlukan sebuah pemecahan /
kebutuhan solusi. Dalam kasus ini diperlukannya informasi kebutuhan informasi
tentang pentingnya keselamatan di pantai. Untuk memperoleh informasi tentang
pentingnya keselamatan di pantai yang akan disosialisasikan, maka
diperlukannya sumber komunikasi. Dari hasil penggalian informasi dengan
komunikan, ditemukan solusi yang akan dikemukakan untuk menyampaikan
pesan. Peranan media tentunya menjadi hal pokok yang harus dipikirkan. Media
yang dibuat harus sesuai dengan target audient namun tetap berpedoman pada
norma-norma yang berlaku. Dengan terbentuknya media komunikasi visual yang
efektif dan sesuai dengan target audien maka akan adanya feed back antara media
dan masalah yang ada, dimana media bertugas sebagai sebuah sarana yang bisa
berfungsi efektif menyapa target audien untuk memberikan informasi. Dengan
penyampaian informasi yang didukung dengan media yang tepat, maka masalah
yang ada dapat teratasi.

3.3 Skema Proses Desain

Konsep proses desain juga digunakan untuk mendukung pemecahan


masalah. Oleh karena itu, diperlukan dukungan data teori yang ada dan data yang
didapat di lapangan. Skema ini akan menunjukkan perjalanan desain dari latar
belakang permasalahan yang akan dipecahkan melalui perwujudan media
komunikasi visual terpilih.

Proses perancangan adalah prosedur atau alur proses penelitian


perancangan di lapangan dari penentuan tema atau variabel perancangan dan
persiapan administrasi research. Kemudian menentukan masalah, tujuan dan
sasaran yang ingin dituju. Untuk mendukung solusi masalah diperlukan
dukungan data teori berupa data aktual dan faktual yang kemudian dianalisis
berdasarkan metode terkait sehingga menghasilkan sintesa. Setelah itu media
terpilih yang akan di desain sesuai dengan kriteria desain. Dengan adanya media
terpilih yang akan didesain maka akan melewati proses pra desain dan analisis
pradesain sehinga diperoleh desain terpilih. Selanjutnya masuk ke proses

18
perwujudan yang meliputi teknik cetak alat dan bahan. Setelah proses tersebut
selesai maka akan dilanjutkan ke proses distribusi dimana akan menimbulkan
feed back terhadap masalah.

3.4 Strategi Media

Hubungan masyarakat yang akan dilakukan dalam sosialisasi Balawista


akan didukung melalui media lini bawah (Below-the-Line Media) yang akan di
buat seperti: X- Banner, Folder, Stiker, Topi, Pin, Gantungan Kunci, T-Shirt, dan
Katalog, sedangkan media lini atas (Above-the-Line Media) yang akan di buat
seperti: Papan Peringatan dan Iklan Majalah. Media ini akan disosialisasikan
secara serentak. Jenis media tersebut digunakan agar sosialisasi dapat lebih
efektif dan efisien dimana media tersebut disesuaikan juga dengan kebutuhan
yang diperlukan oleh Balawista.

3.5 Program Tayangan Media

Program tayangan media hendaknya dilaksanakan pada saat-saat atau


momen-momen tertentu sehingga media yang dipublikasikan dapat memberikan
kesan mendalam bagi masyarakat. Aspek yang terkait diantaranya yaitu Kapan,
Dimana, dan Frekuensi.

3.6 Strategi Kreatif

Strategi kreatif adalah upaya pendekatan media promosi untuk


memaksimalkan daya tarik visual melaui bentuk isi dan perwujudan media.
Adapun strategi kreatif yang dilakukan pada media komunikasi visual
mensosialisasikan Balawista serta program dari Balawista antara lain
mempertimbangkan isi pesan, bentuk pesan, strategi visual, gaya visual dan
material

19
4. VISUALISASI DESAIN

4.1 Buku

Nama Media : Iklan Majalah


Ukuran : 14cm x 11
Bahan : Art Paper 150 gsm
Huruf : Arial Bold, Arial Black
Teknik : Cetak Offset

4.2 Folder

Nama Media : Folder


Ukuran : 21cm x 10cm (tertutup), 21cm x 29,7cm (terbuka)
Bahan : Art Paper 210 gsm
Huruf : Arial Regular, Arial Italic dan Arial Bold.
Teknik : cetak offset

20
4.3 T-Shirt

Nama Media : T-Shirt


Ukuran : M, L, XL
Bahan : Catton 30s
Huruf : Arial Black
Teknik : Sablon

4.4 Stiker One Way Vision

Nama Media : Stiker


Ukuran : 130 cm x 60 cm
Bahan : One Way Vision
Huruf : Arial Bold dan Arial Black
Teknik : Digital Print

21
4.5 X-Banner

Nama Media : X - Banner


Ukuran : 160 cm x 60 cm
Bahan : PVC
Huruf : Arial Bold dan Arial Black
Teknik : Digital Print

4.6 Gantungan Kunci

Nama Media : Gantungan Kunci


Ukuran size : 8 cm x 4 cm
Bahan : Acrylic
Huruf : Arial Bold dan Arial Black
Teknik : Cetak Digita

22
4.7 Pin

Nama Media : Pin


Ukuran : Diameter 60mm
Bahan : Plastik
Huruf : Arial Bold dan Arial Black
Teknik : Digital Print.

4.8 Topi

Nama Media : Topi


Ukuran : M, L, XL
Bahan : Laken
Huruf : Arial Black
Teknik : Cetak Sablon
Teknik : Digital Print

23
4.9 Papan Peringatan

Nama Media : Papan Peringatan


Ukuran : 120 cm x 90 cm
Bahan : Plat
Huruf : Arial Bold dan Arial Black
Teknik : Air Brust

4.10 Katalog

Nama Media : Katalog


Ukuran : 14.8cm x 21cm (tertutup), 14.8 x 42cm (terbuka)
Bahan : Art Paper 120 gsm
Huruf : Arial Bold dan Arial Black
Teknik : Digital Print

24
5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan survey dan penelitian pada studi kasus desain


komunikasi visual untuk mensosialisasikan Balawista, di Jalan Pantai Kuta - Bali,
berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari instansi bersangkutan dengan
menerapkan metode-metode penelitian maka dapat ditarik suatu kesimpulan
antara lain:

1. Dalam desain media komunikasi visual perlu dipertimbangkan teori-teori


desain, teori sosial, prinsip desain, kriteria desain, serta mempertimbangkan
keadaan konsumen sehingga akan terwujud media komunikasi visual yang
efektif, komunikatif dan sesuai kriteria desain. Konsep dasar “ Inovatif dan
Edukatif” yang digunakan pada proses desain komunikasi visual untuk
mensosialisasikan Balawista. Konsep tersebut dapat membantu dalam
desain media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif, serta tepat
pada sasaran. Sehingga tujuan untuk sosialisasi akan tercapai.
2. Media komunikasi visual yang efektif, komunikatif dan sesuai kriteria
desain untuk melengkapi kegiatan sosialisasi Balawista adalah Iklan
Majalah, T-Shirt, Topi, Folder, X-Banner, Pin, Gantungan kunci, Stiker
One Way Vision , Papan Pengumunan dan Katalog. Setiap media tersebut
memiliki fungsi masing-masing, efektif dan sesuai untuk memberikan
informasi mengenai Balawista dan mampu mensosialisasikan Balawista
kepada seluruh masyarakat luas.
.

5.2 Saran

Saran-saran penulis sebagai pertimbangan setelah mengetahui dan


melakukan berbagai kegiatan dalam desain komunikasi visual untuk
mensosialisasikan Balawista, di Jalan Pantai Kuta - Bali, antara lain :

25
1. Balawista harus bisa tetap mempertahankan corporate identity yang
digunakan agar memperoleh media komunikasi visual yang efektif dan
komunikatif yang disesuaikan dengan kreteria desain yang bisa
mensosialisasikan dan menambah citra yang positif untuk Balawista.
2. Balawista harus memiliki berbagai media sosialisasi yang bisa menarik
pengunjung untuk bisa memahami tentang pentingnya keselamatan di
pantai, selain itu bagi para desainer dalam membuat desain media sosialisasi
untuk Balawista sebaiknya memperhatikan latarbelakang dari instansi yang
bersangkutan seperti konsep yang digunakan yang nantinya akan
disesuaikan dengan unsur-unsur desain seperti penggunaan ilustrasi,
huruf/tipografi, warna dan layout. Selanjutnya diwujudkan dengan teknik
cetak yang sesuai dengan media sosialisasi, di samping itu pula
memperhatikan kapan, dimana, dan frekuensi media sosialisasi akan
disebarkan. Sengingga media sosialisasi, bisa efektif, dan efesien digunakan
sebagai sarana media sosialisasi yang layak untuk dipahami oleh
masyarakat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka.

Anwar, Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya:

Amelia

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta

Darmaprawira, S, W.A.(2002) Warna: Teori Kreativitas dan Penggunaannya.


Bandung: Penerbit ITB. Imanjaya.

Hendi, Hendratman, 2008. Graphics Design. Bandung: Informatika

Ima, Hardiman. 2008. 400 Istilah Pr Dan Periklanan. Jakarta: Gagas Ulung

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V.


ANDI OFFSET

Marzuki, 1995. Metodelogi Riset. Yogyakarta: Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Erlangga: Jakarta

Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta:


C.V. ANDI OFFSET

Poerwadarminta WJS. 2002 Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Balai


Pustaka.

Rustan, Surianto, S.Sn. 2011. Huruf Font Tipografi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

Sadjiman, Drs. (2005) Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta : Jalasutra

Safanayong Yongky.2006.Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta : Arte


Media

27
Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide book. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Sanyoto, Ebdi Sadjiman. 2005. Dasar-dasar Tatarupa Dan Desain. Yogyakarta:


Arti Bumi Intaran

Sarwono, Jhonatan & Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi

Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar teori dan manajemen komunikasi.


Yogyakarta :Media Pressindo.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuanlitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Yuniar, Tanti. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indinesia. Jakarta: PT Agung Media
Mulia

28
KUTIPAN DARI INTERNET

http://desaindigital.com/membuat-gambar-abstrak-dinamis-dengan-ilustrasi-dan-
garis-geometris/ diunduh tanggal 03/04/2013

https://github.com/yanete/pengenalan-rambu /pull/1 diunduh tanggal 16/04/2013

http://irenkdesign.files.wordpress.com/2008/09/paletwarna

di unduh tanggal 16/04/2013

http://karleemackie.wordpress.com/2010/07/13/surf-time-magazine/diunduh
tanggal 03/04/2013

http://kirara-shop.com/category/6246/lainlain.html diunduh tanggal 03/04/2013

http://kamusbahasaindonesia.org/ diunduh tanggal 03/04/2013

http:// macam-macam-skema-warna-color-scheme.html

di unduh tanggal 16/04/2013

http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/england/7644524.stm- diunduh tanggal


03/04/2013

http://robhammerphotography.com/pacific-magazine-s-w-a-t-bomb-squad-
firefighter-portraits/ diunduh tanggal 03/04/2013

http://smart-pustaka.blogspot.com/2010/12/teori-warna.html di unduh tanggal


16/04/2013

http://sk8indonesia.blogspot.com/2009/11/pic-on-surf-time-magz.html diunduh
tanggal 03/04/2013

http://thechronicleherald.ca/metro/129819-lifeguards-to-leave-beaches diunduh
tanggal 03/04/2013

29
http://topiku-topi.blogspot.com/2012/03/html -diunduh- 30/04/2013

http://www.adglitz.com/category/uncategorized/page/2/ diunduh tanggal


03/04/2013

http://www.vintageposterdesign.com/california-posters-surfboard-on-beach-
poster-p-940.html- diunduh tanggal 03/04/2013

http://www.coloribus.com/adsarchive/prints/originals-lifeguard-13272955/-
diunduh 03/04/2013

http://www.freefoto.com/preview/11-19-51/Lifeguard/ diunduh tanggal


03/04/2013

30

Anda mungkin juga menyukai