Anda di halaman 1dari 37
BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 18 TAHUN 2020 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH INDRASARI RENGAT Menimbang :a, Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI HULU bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat, maka Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2010 tentang Peraturan Internal Rumah Sakit Indrasari Rengat perlu ditinjau kembali; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) Pada Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat; Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Indragiri Hilir dengan mengubah Undang-Undang Nomor 12 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2754); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036); 4. Undang-Undang. 10. cor 12, 13, Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 _ tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587}, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negam Republik Indonesia Nomor 5607); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322, tanggal 12 Maret 2019); Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman Organisasi. Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang —_Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit; 14. Peraturan Menteri 14, 15. 16, 17, 18. 19. 20. 21, 22. 23. Menetapkan : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2018 tentang Komite Etik Dan Hukum Rumah Sakit; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 194/MENKES/SK/II/1993 tentang Persetujuan Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat Milik Pemerintah Daerah Tingkat If Kabupaten Indragiri Hulu; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws); Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2014 Nomor 7); Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor 101 Tahun 2011 tentang Tata Kelola RSUD Indrasari Rengat Kabupaten Indragiri Hulu (Berita Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2011 Nomor 101; Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah (Berita Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2008 Nomor 14), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah (Berita Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2014 Nomor 15), MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH INDRASARI RENGAT. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Indragiri Hulu; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Indragiri Hulu; 10. VW 12, 13. 14, 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22. Rumah Sakit adalah institusi_pelayanan kesehatan _ yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat; Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative; Pelayanan Rumah Sakit adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit dalam rangka upaya-upaya penyembuhan dan pemulihan, peningkatan, pencegahan dan pelayanan rujukan; Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat yang selanjutnya disebut RSUD Indrasari Rengat adalah Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu dengan Kelas C yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian kepada masyarakat untuk semua jenis penyakit dari pelayanan dasar sampai dengan sub spesialistik sesuai dengan kemampuannya; Pemilik RSUD Indrasari Rengat yang selanjutnya disebut Pemilik adalah Pemerintah Daerah; Pengelola adalah Direktur, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Bidang Keperawatan, Kabid APTRS; Peraturan internal rumah sakit (Hospital By Laws) adalah peraturan organisasi Rumah Sakit (corporate by laws) dan Peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff by laws) yang disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola rumah sakit yang baik (good corporate governance) dan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance); Pengelola adalah Direktur, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Bidang Keperawatan, Kabid APTRS; Staf Medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis di Rumah Sakit; Dewan Pengawas adalah wadah non struktural yang bersifat independen dan bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan Rumah Sakit; Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu; Kepala Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu; Direktur adalah Direktur RSUD Indrasari Rengat; Direksi adalah Pejabat Pengelola RSUD Indrasari Rengat yang terdiri dari Direktur dan Kepala Bagian atau Kepala Bidang; Kepala Bagian adalah Kepala Bagian RSUD Indrasari sesuai dengan bidang tugasnya di Rumah Sakit yang secara teknis operasional bertanggungjawab kepada Direktur; Kepala Bidang adalah Kepala Bidang RSUD Indrasari sesuai dengan bidang tugasnya di Rumah Sakit yang secara teknis operasional bertanggungjawab kepada Direktur; Satuan Pemeriksaan Internal yang selanjutnya disingkat SPI adalah wadah non struktural yang bertugas melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan Internal Rumah Sakit; Kewenangan Klinis (clinical previlege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment); Penugasan Klinis (clinical appointment} adalah penugasan direktur Rumah Sakit kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan; 23. Komite... 23. 24, 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34, Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit; Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola Klinis (clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis; Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi; Komite atau Tim PPI merupakan organisasi nonstruktural pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mempunyai fungsi utama menjalankan PPI serta menyusun kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk pencegahan infeksi yang bersumber dari masyarakat berupa Tuberkulosis, HIV (Human Immunodeficiency Virus), dan infeksi menular lainnya; Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil; Komite Farmasi dan Terapi yang merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit mengenai kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya; Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit; Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Komite Etik dan Hukum adalah unsur organisasi nonstruktural yang membantu kepala atau direktur rumah sakit untuk penerapan etika rumah sakit dan hukum perumahsakitan; Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis; Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang Kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan; Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit; Unit Pelayanan adalah unit kerja non struktural yang menyelenggarakan pelayanan di lingkungan RSUD Indrasari Rengat, meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, rawat intensif, kamar operasi, rehabilitasi. medis, radio diagnostik, laboratorium, dan pelayanan penunjang lainnya; 35. Pegawai... 35. Pegawai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Tidak Tetap adalah pegawai RSUD Indrasari Rengat yang diangkat dengan sistem kontrak, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur dengan masa kerja untuk jangka waktu tertentu dan dibiayai menggunakan anggaran BLUD; 36. Badan Layanan Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat BLUD adalah instansi di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas; 37. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku; 38. Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional. Pasal 2 (1)Tujuan umum ditetapkannya Peraturan ini sebagai tatanan peraturan dasar yang mengatur hubungan Pemilik, Pengelola, Komite, Satuan Pemeriksaan Internal, sehingga penyelenggaraan Rumah Sakit dapat berjalan secara efektif, efisien dan berkualitas. (2) Tujuan khusus ditetapkannya Peraturan ini sebagai berikut: a. Sebagai pedoman oleh Rumah Sakit dalam hubungannya dengan Pemilik atau yang mewakili, Direktur Rumah Sakit dan Staf medis; b.Sebagai_pedoman dalam pembuatan kebijakan teknis operasional Rumah Sakit; c. Sebagai pedoman dalam pengaturan Staf Medis. Pasal 3 (1) Manfaat ditetapkannya Peraturan ini untuk Rumah Sakit sebagai berikut: a. Rumah Sakit memiliki acuan hukum dalam bentuk anggaran rumah tangga; b.Rumah Sakit memiliki kepastian hukum dalam pembagian kewenangan dan tanggungjawab baik secara eksternal maupun internal yang dapat menjadi alat/sarana perlindungan hukum bagi Rumah Sakit atas tuntutan/gugatan; c. Menunjang persyaratan akreditasi Rumah Sakit; d. Memiliki alat/sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit; e. Rumah Sakit memiliki kejelasan arah dan tujuan dalam melaksanakan kegiatannya. (2) Manfaat ditetapkannya Peraturan ini untuk Pengelola Rumah Sakit sebagai berikut: @.Memiliki acuan tentang batas kewenangan, hak, kewajiban dan tanggungjawab yang jelas sehingga memudahkan dalam menyelesaikan masalah yang timbul serta dapat menjaga hubungan serasi dan selaras; b.Mempunyai pedoman resmi untuk menyusun kebijakan teknis operasional. (3) Manfaat ditetapkannya Peraturan ini untuk Pemerintah sebagai berikut: a. Mengetahui arah dan tujuan Rumah Sakit tersebut didirikan; b. Acuan dalam menyelesaikan konflik di Rumah Sakit. (4) Manfaat. (4) Manfaat ditetapkannya Peraturan ini untuk Pemilik sebagai berikut: a. Mengetahui tugas dan kewajibannya; », Acuan dalam menyelesaikan konflik internal; c. Acuan dalam menilai kinerja Direktur Rumah Sakit. (5) Manfaat ditetapkannya Peraturan ini untuk Masyarakat sebagai berikut: a. Mengetahui visi, misi dan tujuan Rumah Sakit; b. Mengetahui hak dan kewajiban pasien. BAB II IDENTITAS Bagian Kesatu Identitas Paragraf 1 Kedudukan Rumah Sakit Pasal 4 (1) Jenis RSUD Indrasari Rengat adalah Rumah Sakit Umum Kelas C; (2) RSUD Indrasari berkedudukan di Jalan Lintas Timur Sumatera Rengat Kelurahan Pematang Reba Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu, Kode pos 29351, Telepon (0769) 341061, Fax mili (0769) 341061, Email : indrasarirsud@gmail.com, Website : indrasarirsud id; (3)Rumah Sakit sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang menerapkan PPK-BLUD Secara Penuh. Paragraf 2 ‘Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Pasal 5 RSUD Indrasari Rengat memiliki Tugas Pokok Menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang penyelenggaraan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai peningkatan kesehatan dan pencegahan. Pasal 6 Untuk menyelenggarakan Tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Rumah Sakit mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan medis kesehatan; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang pelayanan medis kesehatan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan medis kesehatan serta ketatausahaan Rumah Sakit Umum Daerah; d.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas. dan fungsinya; e. Perencanaan strategis dibidang pelayanan kesehatan perorangan; Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk data base serta analisa data untuk menyusun program kegiatan; g. Pemberian... §. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah bidang pelayanan kesehatan; h.Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pelayanan kesehatan perorangan; i, Penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal Pegawai ‘Negeri Sipil Daerah yang wajib dilaksakan bidang pelayanan kesehatan; J. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Rumah Sakit Umum Daerah; k. Pengkoordinasian, Integrasi dan sinkronisasi kegiatan bidang kepegawaian dilingkungan Pemerintah Daerah; 1. Penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Daerah; m._ Pelayanan medik; n. Pelayanan penunjang medik dan non medik; o. Pelayanan dan asuhan keperawatan; p. Pelayanan rujukan; q. Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan dan bidang lainnya sesuai kebutuhan Rumah Sakit; r. Penelitian dan pengembangan; 8. Pengelolaan sumber daya Rumah Sakit; t, Pelayanan fungsi sosial dengan memperhatikan kaidah ekonomi; u.Perencanaan program, rekam medik, evaluasi dan pelaporan serta humas dan pemasaran rumah sakit; v.Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan lembaga lainnya; w.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Nilai-nilai Dasar, Motto dan Logo, Budaya Kerja Rumah Sakit Paragraf 1 Visi dan Misi Pasal 7 Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2021-2026. Visi dan Misi RSUD Indrasari Rengat mengacu kepada Visi dan Misi Bupati Indragiri Hulu yang terpilih. Visi Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2021-2026 yaitu : Pasal 8 Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Berkenaan dengan Visi Misi Bupati Indragiri Hulu dan berdasarkan Rencana Strategi (RENSTRA) Dinask Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu, maka RSUD Indrasari Rengat mengacu pada Misi ke 6 (enam) yaitu Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Misi ke 7 (tujuh) yaitu Tata Kelola Pemerintahan yang Melayani a. Misi. b. Misi ke 6 (enam) : Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Misi ini diarahkan untuk meningkatkan layanan kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat a) Tujuan Meningkatan Layanan Kesehatan yang Berkualitas b) Sasaran _: Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat ¢. Misi ke 7 (tujuh) : Tata Kelola Pemerintahan yang Melayani Misi ini diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan system pemerintahan daerah yang bersih, transparan, dan akuntabel melalui peningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan daeah serta peningkatan kualitas pelayanan publik. a) Tujuan —: Meningkatkan Penyelenggaran system pemerintahan daerah yang bersih, trasnparan dan akuntabel. b) Sasaran : 1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah 2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Visi dan Misi Bupati Indragiri Hulu yang tertuang dalam RPJMD dan Rencana Strategi (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu menjadi tanggungjawab bersama untuk mewujudkannya. RSUD Indrasari Rengat mendukung Visi dan Misi tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi RSUD Indrasari Rengat yang diwujudkan melalui program dan kegiatan di RSUD Indrasari Rengat. Paragraf 2 Palsafah Pasal 9 Falsafah RSUD Indrasari Rengat adalah Rumah sakit yang memberikan pelayanan Kesehatan dengan mutu yang setinggi-tingginya dengan tujuan meningkatkan derajat_kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui penerapan Tata Kelola Organisasi yang baik Paragraf 3 Tujuan dan Nilai-nilai Dasar Pasal 10 (1) Tujuan Strategis RSUD Indrasari Rengat adalah: a. Kemandirian finansial Rumah Sakit; b. Kepuasan pelanggan; c. Proses pelayanan yang prima; d. Sumber Daya Manusia yang berkomitmen tinggi dan kompeten. (2) Nilai-nilai dasar RSUD Indrasari Rengat dalam memberikan pelayanan Kesehatan berdasarkan pada: Profesionalisme; Kepedulian; Kepuasan pelanggan; Kewirausahaan; Transparansi; Efisiensi ; Pe pogp Paragraf... Paragraf 4 Motto dan Logo Pasal 11 Motto RSUD Indrasari adalah “Kesembuhan ada, Prioritas Kami”, Logo RSUD Indrasari adalah sebagai berikut : oP Paragraf 5 Budaya Kerja Pasal 12 Budaya Kerja RSUD Indrasari Rengat dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit dengan membudayakan 5 (lima) rasa, yaitu : peduli, melayani, ramah dan bersih serta harmonis, Pasal 13 Penjelasan masing-masing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 adalah: a. Peduli : Sebagai bentuk sikap memperhatikan dan bertindak proaktif untuk melakukan sesuatu dalam rangka memberikan inspirasi, perubahan dan perbaikan kepada lingkungan Rumah Sakit. b. Melayani : Mencerminkan semangat dalam memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan pelayanan yang terbaik, tanpa membedakan status sosial pasien. c. Ramah : mencerminkan sikap bersahabat kepada pengunjung Rumah Sakit sehingga menumbuhkan kepercayaan kepada Rumah Sakit akan jasa pelayanan yang diberikan. d. Bersih : Mencerminkan komitmen Rumah Sakit dalam menciptakan dan menjaga kebersihan agar terlihat rapi dan teratur sehingga menimbulkan rasa nyaman baik kepada pengunjung maupun seluruh komponen yang ada di Rumah Sakit. e. Harmonis : Terwujudnya pelayanan Rumah Sakit yang prima dengan kerjasama yang baik antara seluruh komponen Rumah Sakit. Bab III... BAB IIL DEWAN PENGAWAS Pasal 14 (1) Dewan Pengawas dibentuk oleh Bupati ; (2) Pembentukan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh BLUD yang memiliki realisasi pendapatan menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua) tahun terakhir atau nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir; (3) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibentuk untuk pengawasan dan pengendalian internal yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola. Pasal 15 Untuk dapat diangkat sebagai Dewan Pengawas yang bersangkutan harus memenuhi syarat: a. sehat jasmani dan rohani; b. memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan BLUD; . memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah; . memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD; . menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; berijazah paling rendah S-1 (Strata Satu); . berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun; mooae h, tidak... h, tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha yang dipimpin inyatakan pailit; tidak sedang menjalani sanksi pidana; j. tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon Bupati atau calon wakil Bupati, dan/atau calon anggota legislatif. Pasal 16 (1) Dewan Pengawas memiliki tugas: a. memantau perkembangan kegiatan BLUD; b.menilai kinerja keuangan maupun kinerja nonkeuangan BLUD dan memberikan rekomendasi atas hasil penilaian untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola BLUD; ¢. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja dari hasil laporan audit pemeriksa eksternal pemerintah; d. memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya; dan e. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai: 1. RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola; 2. permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan BLUD; 3. kinerja BLUD. (2) Penilaian kinerja keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diukur paling sedikit meliputi: a. memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan yang diberikan {rentabilitas); b. memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas); ¢. Memenuhi... ¢. memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas); d.kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk membiayai pengeluaran. (3) Penilaian kinerja non keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diukur paling sedikit berdasarkan perspektif pelanggan, proses internal pelayanan, pembelajaran, dan pertumbuhan; (4) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada kepala daerah secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan. Pasal 17 (1) Bupati dapat mengangkat sekretaris Dewan Pengawas untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas; (2) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan anggota Dewan Pengawas. Pasal 18 Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas dan sekretaris Dewan Pengawas dibebankan pada BLUD dan dimuat dalam RBA. BAB IV ORGANISASI RUMAH SAKIT Bagian Kesatu ngelola Rumah Sakit Paragraf 1 Direktur Pasal 19 (1) RSUD Indygsari Rengat dipimpin oleh Direktur dengan Klasifikasi harus tenaga kesehataf yang mempunyai kemampuan dan keahlian dibidang perumahsakitan yang melaksanakan tugas dan fungsi RSUD Indrasari Rengat; (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur mempunyai tugas pokok sebagai berikut: a. Menetapkan kebijakan di bidang pelayanan medis Kesehatan; b, Merumuskan rencana strategi dan program kerja RSUD yang sesuai dengan visi dan misi Daerah; c. Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan kebijakan di bidang pelayanan medis Kesehatan; 4. Membina dan mengarahkan Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang dan Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya; e. Membina Pelaksanaan Program Pengawasan Melekat di Lingkungan RSUD Indrasari Rengat; f, Melakukan Pembinaan terhadap kedisiplinan pegawai dalam lingkup RSUD Indrasari Rengat; Melakukan upaya pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya pegawai dalam lingkup RSUD Indrasari Rengat; Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait; Menyelenggarakan urusan penatausahaan RSUD Indrasari Rengat; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. ves @ Paragraf 2 Bagian Tata Usaha Pasal 20 (1) Bagian Tata Usaha yang dipimpin oleh Kepala Bagian Tata Usaha dengan Klasifikasi minimal Sarjana atau S1 yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan penyusunan program dan hubungan masyarakat, umum, perlengkapan, tata usaha, logistik dan kepegawaian serta keuangan; (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana dan program kerja RSUD; b, Penyelenggaraan pelayanan administrasi, keuangan, kepegawaian, tata persuratan, perlengkapan, logistik umum dan rumah tangga RSUD; c. Pelaksanaan koordinasi pelayanan administrasi RSUD; d. Pengkoordinasian rapat dinas dan keprotokolan; ¢. Mengkoordinasikan kegiatan ke rumah tanggaan, penerimaan tamu, rapat dan upacara resmi RSUD; (§ Penyusunan. f, Penyusunan Laporan keuangan RSUD; g. Penyelenggaraan Fasilitas dan asistensi; h, Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur. (3) Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai uraian tugas sebagai berikut: a. Merencanakan operasionalisasi pengelolaan Administrasi Umum dan Kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta keuangan; b. Mewakili Direktur apabila yang bersangkutan berhalangan atau tidak berada di tempat; c. Mempelajari dan menelaah Peraturan dan Perundang-Undangan dan naskah dinas dibidang tugasnya; d. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang dan Sub Bagian dalam melaksanakan tugas; ¢. Melaksanakan urusan Umum, kepegawaian, surat menyurat, Inventarisasi dan perlengkapan perencanaan dan pelaporan serta rumah tangga RSUD; Melaksanakan urusan keuangan; Menerima naskah/surat Dinas yang masuk, _ mencatat, mendistribusikan ke bidang-bidang; Menyimpan data/arsip naskah Dinas keluar/masuk; Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerumah tanggaan RSUD; Mempersiapkan bahan dan menyusun laporan kepada pimpinan sesuai bidang tugas; Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; Memberikan tugas kepada bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan karir; m. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan karir; n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. cre ge oe Pasal 21 (1) Bagian Tata Usaha terdiri dari: a. Sub Bagian Program; b. Sub Bagian Umum; c. Sub Bagian Keuangan; (2) Sub bagian Program mempunyai uraian tugas sebagai berikut: a. Mengkoordinasikan usulan setiap bidang dan pengelolaan data serta informasi tentang RSUD; b. Menyusun program kerja dan membuat laporan tahunan; ¢. Merumuskan dan melaksanakan pengendalian dan pelaporan; d.Merumuskan, melaksanakan dan menghimpun petunjuk teknis yang berhubung dengan penyusunan program; .Merumuskan rencana strategis, rencana kerja dan program pembangunan tiap tahunnya di lingkungan Badan; Membagi tugas kepada bawahan agar dapat diproses lebih lanjut; ;Memberi petunjuk kepada bawahan agar bawahan mengerti dan memahami pekerjaannya; Membuat konsep pedoman dan petunjuk teknis; Menilai prestasi bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan karir; . Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. ro mm of (3) Sub... (3) Sub Bagian Umum mempunyai uraian tugas sebagai berikut: a. ao n. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Umum sebagai pedoman pelaksanaan tugas; Mengkoordinasikan kegiatan persuratan di lingkungan RSUD sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas; Membagi tugas bawahan sesuai dengan bidangnya; Memberi petunjuk kepada bawahan dalam melaksanakan tugas agar terjalin kerjasama yang baik; Menyeleksi pelaksanaan tugas bawahan agar hasil yang dicapai sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan; Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pembinaan dan pengembangan karir; Menyusun rencana pengadaan alat tulis, pemelinaraan gedung dan perlengkapan kantor; Mengkoordinirkan kegiatan kerumah tanggaan RSUD penerima tamu, rapat, dan upacara resmi; Memberikan layanan informasi yang diperlukan; Mengumpulkan, mensosialisakan dan menyebarluaskan Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Perlengkapan dan Kepegawaian dilingkungan RSUD; Mengumpulkan dan mengolah data di bidang kepegawaian dan perlengkapan; Mempersiapkan administrasi kepegawaian dan mutasi pegawai antara lain Kenaikan Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala, Cuti, Pemindahan, Pemberhentian dan Pensiunan; . Melaksanakan pengelolaan barang yang mencakup pengadaan, pendataan barang, pemeliharaan dan penghapusan barang serta pengelolaan arsip; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (4) Bagian Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. b. ° re poe oer Merumuskan dan mengkoordinasikan pembinaan bidang keuangan; Merencanakan Program kerja meliputi koordinasi dan pembinaan bidang keuangan RSUD berdasarkan petunjuk atasan dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; Melaksanakan verifikasi serta meneliti kelengkapan Surat Permintan Pembayaran (SPP); Menyiapkan Surat Perintah Membayar (SPM); Melakukan Verifikasi harian atas penerimaan; Melakukan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran; Melakukan akuntansi RSUD; Menyiapkan laporan keuangan RSUD; Merencanakan Program kerja pengelolaan dan Perjalanan RSUD; Merencanakan program kerja pengelolaan biaya operasional rumah tangga RSUD; Membagi tugas kepada bawahan agar dapat diproses lebih lanjut; Memberi petunjuk kepada bawahan agar bawahan mengerti dan memahami pekerjaannya; . Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaannya; Membuat konsep pedoman dan petunjuk teknis; 0. Mengevaluasi... 0. Mengevaluasi tugas pembinaan bidang keuangan RSUD berdasarkan informasi, data, laporan yang diterima untuk bahan penyempumnaan lebih lanjut; P. Melaporkan pelaksanaan tugas pembinaan bidang keuangan RSUD kepada atasan berdasarkan hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan; q. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pembinaan dan pengembangan karir; r. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya Paragraf 3 Bidang Keperawatan Pasal 22 (1) Bidang keperawatan dipimpin oleh seorang kepala Bidang dengan Klasifikasi minimal Ners / S1 Kebidanan, S1 Kesehatan dengan Latar Belakang Pendidikan Keperawatan/Kebidanan yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok RSUD berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah; (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bidang Keperawatan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Perencanaan progam kerja; b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas; ¢. Perumusan Petunjuk Pelaksana; d. Penyiapan bahan-bahan penyusunan rancangan rencana; e. Pengkoordinasian rumusan kebijakan teknis perencanaan; f. Penyusunan laporan Bidang; 8. Pengkoordinasian penyiapan bahan rencana _ pengembangan pembangunan bidang keperawatan; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Bidang Keperawatan mempunyai uraian tugas sebagai berikut: a. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan bidang tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidangnya; ¢c. Memberi petunjuk kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas; 4. Mengkoordinasikan bawahan dalam melaksankan tugas agar terjalin kerjasama yang baik; e. Menyeleksi pelaksanaan tugas bawahan agar hasil yang dicapai sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan ; f Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan dan pengembangan karir; g. Menelaah Peraturan Perundang-undangan yang berhubungan dengan bidang tugas; h. Merumuskan bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun kebijaksanaan, program kerja, prosedur kerja, petunjuk teknis dan Iaporan yang berkaitan dengan bidang tugasnya; i, Melaksanakan supervisi dan evaluasi kegiatan yang berkaitan dengan Bidang keperawatan; i. Merumuskan saran-saran dan pertimbangan kepada Direktur tentang langkah dan tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya; k, Melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang terkait dalam lingkungan RSUD; 1. Melaksanakan... 1. Melaksanakan pengendalian pengarahan, bimbingan melakukan pembinaan terhadap pelaksaan tugas; m, Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya; Pasal 23 (1) Bidang Keperawatan, terdiri dari: a. Seksi Pelayanan keperawatan; b. Seksi Sumber Daya Manusia dan logistik Keperawatan; (2) Seksi pelayanan perawatan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyiapkan usulan pengembangan/pembinaan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan; b. Menyiapkan program upaya peningkatan mutu asuhan Keperawatan, koordinasi dengan tim keperawatan/komite keperawatan Rumah Sakit; c. Berperan serta menyusun SOP pelayanan keperawatan Sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan memberikan bimbingan dalam pembinaan asuhan keperawatan sesuai standar; 4. Memberikan bimbingan pendokumentasian asuhan keperawatan dan melaksanakan evaluasi secara berkala dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan evaluasi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit; ¢. Menyiapkan usulan penetapan/distribusi tenaga keperawatan scsuai kebutuhan pelayanan; f Merencanakan pengembangan staf sesuai kebutuhan_pelayanan, koordinasi dengan Kepala Instansi serta mengumpulkan berkas kepegawaian tenaga keperawatan; 8 Menghadiri rapat pertemuan berkala dengan Kepala Bidang Perawatan, Kepala Instalasi, Kepala Ruangan terkait untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan; h. Memberikan saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan pada atasan dan mewakili tugas dan wewenang Kepala Bidang Keperawatan atas persetujuan Direktur sesuai dengan kebutuhan; i, Menjelaskan kebijakan Rumah Sakit kepada Staf Keperawatan Berkoordinasi dengan Kepala Ruangan/Kepala Instalasi; J. Mengawasi kegiatan tenaga keperawatan di keperawatan di seluruh unit pelayanan keperawatan; k. Menyiapkan rencana kebutuhan peralatan perawatan baik jumlah maupun kualitas alat serta pendistribusian peralatan keperawatan sesuai kebutuhan seluruh unit pelayanan; 1 Menyusun Protap/SOP pendayagunaan dan pemeliharaan peralatan berdasarkan kebijakan Rumah Sakit; m. Menganalisa dan mengkaji usulan kebutuhan peralatan dan Kepala ruangan/Kepala Instalasi; n, Sebagai Koordinator Supervisor jaga; ©. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya; (3) Seksi Sumber Daya Manusia dan Logistik Keperawatan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kerja dan kebutuhan tenaga keperawatan baik jumlah maupun kualifikasi tenaga keperawatan, berkoordinasi dengan Kepala Instalasi; b. Menyusun rencana kerja Sub Bidang sumber daya manusia dan logistik keperawatan berkala dengan Kepala Bidang; c. Menghadiri... c. Menghadiri rapat pertemuan Keperawatan/Kepala Bagian/Kepala Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan; d. Mewakili tugas dan wewenang Kepala Bidang Keperawatan atas persetujuan Direktur sesuai dengan kebutuhan; e. Mengupayakan peralatan keperawatan selalu dalam keadaan siap pakai koordinasi dengan instalasi; f. Melaksanakan —pengawasan —_pengendalian dan __penilaian pendayagunaan dan pemeliharaan peralatan keperawatan; g. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian sistem inventarisasi peralatan perawatan untuk mencegah terjadinya kehilangan alat; h, Melakukan penilaian mutu terapan etika serta kemampuan profesi tenaga keperawatan serta memberikan pembinaan pengembangan profesi tenaga keperawatan; Melakukan pengawasan, pengendalian, _penilaian _terhadap pendayagunaan profesi tenaga keperawatan; j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Paragraf 4 Bidang Pelayanan Pasal 24 (1) Bidang Pelayanan, terdiri dari : a. Seksi Pelayanan Medik; b. Seksi Penunjang Medik; (2) Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas sebagai berikut: a.Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan pelayanan medik; b. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap standar pelayanan medik; c. Pengkoordinasian kegiatan penjagaan mutu pelayanan medik; d.Pengkoordinasian kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga medik baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun diskusi yang diselenggarakan di dalam/luar Rumah Sakit Umum Daerah; e. Pengkoordinasian pemantauan mobilisasi dan distribusi pcralatan medik; f. Penyusunan kebutuhan sarana medik dan pengadaan peralatan medik, pengumpulan dan pengolahan data peralatan medik sebagai bahan rencana pengadaan peralatan medik serta penyusunan laporan; 8. Penganalisaan kebutuhan tenaga medik berdasarkan perkembangan pelayanan, sebagai masukan dalam perencanaan kebutuhan pegawai; h, Pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan medik; Pengkoordinasian penyusunan —prosedur_—tetap _tentang pendayagunaan sarana/peralatan medik; j. Pelaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; k. Pelaksanaan.... k, Pelaksanaan koordinasi pelayanan medik dengan sub unit kerja lain di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah; 1. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya; (3) Seksi Penunjang Medik mempunyai tugas sebagai berikut: @. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penunjang medik; b. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap standar penunjang medik; ¢, Pengkoordinasian kegiatan penjagaan mutu penunjang medik; d. Pengkoordinasian kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga penunjang medik baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun diskusi yang diselenggarakan di dalam/luar Rumah sakit; €. Pengkoordinasian pemeliharaan perawatan kalibrasi peralatan medik dan penunjang medik; f, Pengkoordinasian pemantauan mobilisasi dan distribusi peralatan penunjang medik; 8. Pelaksanaan program dan kegiatan Pengendalian Instalasi; h. Penyusunan kebutuhan sarana, prasarana dan logistik penunjang medik dan pengadaanya, pengumpulan dan pengolahan data peralatan penunjang medik sebagai bahan rencana pengadaan peralatan penunjang medik serta penyusunan laporan; Penganalisaan kebutuhan tenaga penunjang medik berdasarkan perkembangan pelayanan, sebagai masukan dalam perencanaan kebutuhan pegawai; j. Pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan penunjang medik; k. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap pendayagunaan sarana/peralatan penunjang medik; 1. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; m. Pelaksanaan koordnasi penunjang medik dengan sub unit kerja lain di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah; n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya; Paragraf 5 Bidang Penyelenggaraan Rekam Medis dan Administrasi Pelayanan Terpadu Rumah Sakit Pasal 25 (1) Bidang Penyelenggaraan Rekam Medis dan Administrasi Pelayanan ‘Terpadu Rumah Sakit, terdiri dari: a, Seksi Rekam Medis; b. Seksi Administrasi Pelayanan Terpadu Rumah Sakit; (2) Seksi Rekam Medis mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyelenggarakan kegiatan penyusunan perencanaan kegiatan dan anggaran pelayanan dan pengendalian mutu rekam medis; b. Menyelenggarakan.... b. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan pendaftaran/administrasi pasien rawat jalan dan rawat inap; c. Mengkoordinasikan pemantauan dan penilaian mutu pelayanan rekam medis; Menyelenggarakan kegiatan pengawasan dan pengendalian atas perencanaan kebutuhan pelayanan rekam medis; Menyelenggarakan kegiatan korespondensi unit rekam medis; Mengelola sumber daya agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien; Menghimpun dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas bawahan dilingkungannya; Memberikan saran-saran dan pertimbangan mengenai langkah- langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya; Menyusun petunjuk teknis rekam medi Menyusun program dan kegiatan sub bidang rekam medis sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; k. Melaksanakan pengumpulan, analisa dan informasi data rekam medis; 1. Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan sub bidang rekam medis; m, Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Seksi Administrasi Pelayanan Terpadu Rumah Sakit mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyelenggarakan kegiatan penyusunan perencanaan kegiatan dan anggaran sub bidang administrasi pelayanan terpadu Rumah Sakit; b. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dan sistem administrasi pclayanan terpadu Rumah Sakit; c. Menyelenggarakan pengawasan, evaluasi dan pengendalian mutu pada sub bidang administrasi pelayanan terpadu Rumah sakit; d. Mengelola sumber daya sub bidang administrasi pelayanan terpadu Rumah Sakit agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien; e. Bekerjasama dengan seluruh pihak terkait dengan kelengkapan isi dokumen rekam medis untuk kepentingan pengajuan klaim biaya pelayanan; f. Bekerjasama dengan pihak penjamin pembiayaan pelayanan dalam penerbitan surat jaminan pelayanan di Rumah Sakit; g. Melakukan telaah dan Klarifikasi kelengkapan rekam medis yang terkait yang telah diberikan kepada pihak penjamin dengan pelayanan pembiayaan pelayanan; h. Melaksanakan entri data kelengkapan rekam medis yang dibutuhkan dalam rangka pengajuan claim kepada pihak penjamin pembiayaan Pelayanan; Melaksanakan pengumpulan data, penghitungan dan pembagian jasa pelayanan; j. Mengajukan usulan pembagian jasa pelayanan dari _hasil pengumpulan data dan penghitungan yang sesuai aturan berlaku kepada Sub Bagian Keuangan Rumah Sakit; k. Melaksanakan dan menyiapkan sarana, prasarana dan logistik rekam medis; 1, Melakukan evaluasi formulir rekam medis; m, Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2 pomp BAB. BABV SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL Pasal 26 (1) Satuan Pemeriksaan Internal merupakan unsur organisasi yang bertugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal Rumah Sakit; (2) Satuan Pemeriksaan Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas, Satuan Pemeriksaan Internal menyelenggarakan fungsi: a. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan manajemen risiko di unit kerja rumah sakit; b. penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan, dan pemantauan efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur dalam bidang administrasi pelayanan, serta administrasi umum dan keuangan; c. pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup pengawasan intern yang ditugaskan oleh kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit; d. pemantauan pelaksanaan dan ketepatan pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil audit; dan e. pemberian konsultasi, advokasi, pembimbingan, dan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan operasional rumah sakit. BAB VI KOMITE Bagian Kesatu Komite Pasal 28 (1) Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit; (2) Komite berada di bawah dan bertanggungjawab kepada pimpinan rumah sakit; (3) Komite dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan rumah sakit; (4) Selain komite medis, dapat dibentuk komite lain untuk penyelenggaraan fungsi tertentu di Rumah Sakit sesuai kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien; (5) Komite-Komite di RSUD Indrasari Rengat terdiri dari : a. Komite Medik; b. Komite Keperawatan; c. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya; d. Komite PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi); e. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien; f. Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS); g. Komite... g. Komite Farmasi dan Terapi; h. Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit. Bagian Kedua Komite Medik Pasal 29 (1) Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola Klinis (clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis; (2) Komite medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola Klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi, Pasal 30 (1) Komite medik merupakan organisasi non struktural yang dibentuk di rumah sakit oleh kepala/direktur; (2) Komite medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan wadah perwakilan dari staf medis. Pasal 31 (1) Susunan organisasi komite medik sekurang-kurangnya terdiri dari: a. ketua; b. sekretaris; dan c. subkomite. (2)Dalam keadaan keterbatasan sumber daya, susunan organisasi komite medik sekurang-kurangnya dapat terdiri dari: a, ketua dan sekretaris tanpa subkomite; atau b. ketua dan sekretaris merangkap ketua dan anggota subkomite. Pasal 32 (1) Komite medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara: a, melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit; b. memelihara mutu profesi staf medis; dan c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis. (2)Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi sebagai berikut: a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku; b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian: 1. kompetensi; 2. kesehatan fisik dan mental; 3. perilaku; 4. etika profesi. c. evaluasi... c.evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan; d. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis; e. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekua; f, pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik; g. melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan h.rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan Klinis. (3) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis komite medik memiliki fungsi sebagai berikut: a, pelaksanaan audit medis; b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis; c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka _pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit tersebut; dan d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring} bagi staf medis yang membutuhkan. (4) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis komite medik memiliki fungsi sebagai berikut: . pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran; pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin; rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis pasien. aoe Pasal 33 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik berwenang: a. b. ce. rare memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege); memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment); memberikan rekomendasi penolakan kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu; dan memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan Klinis (delineation of clinical privilege); memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis; memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan; memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring); dan memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin; Pasal 34 (1) Personalia komite medik berhak memperoleh insentif sesuai dengan kemampuan keuangan rumah sakit; (2) Pelaksanaan kegiatan komite medik didanai dengan anggaran rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bagian. Bagian Ketiga Komite Keperawatan Pasal 35 (1) Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi; (2) Komite Keperawatan dibentuk oleh kepala/direktur Rumah Sakit. Pasal 36 (1) Susunan organisasi Komite Keperawatan sekurang-kurangnya terdiri dari: a. ketua Komite Keperawatan; b. sekretaris Komite Keperawatan; dan c. subkomite. (2) Dalam keadaan keterbatasan sumber daya, susunan organisasi Komite Keperawatan sekurang-kurangnya dapat terdiri dari ketua dan sekretaris merangkap subkomite. Pasal 37 (1) Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara: a. melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit; b. memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan. (2)Dalam melaksanakan fungsi Kredensial, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut: a. menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih; b. melakukan verifikasi persyaratan Kredensial; c, merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan; d. merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis; e. melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan; f. melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit. (3)Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu profesi, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut: a. menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik; b.merekomendasikan — perencanaan —pengembangan _ profesional berkelanjutan tenaga keperawatan; c. melakukan audit keperawatan dan kebidanan; dan d. memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan. (4) Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut: a. melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan; ‘b, melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan; cc. merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan; d. merekomendasikan... d. merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis; dan ¢. memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan keperawatan dan kebidanan. Pasal 38 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang: memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis; memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klis memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu; memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis; memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan; f, memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan berkelanjutan; dan g. memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin. eeogp Pasal 39 (1) Kepengurusan Komite Keperawatan berhak memperoleh insentif sesuai dengan aturan dan kebijakan Rumah Sakit; (2) Pelaksanaan kegiatan Komite Keperawatan didanai dengan anggaran Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bagian Keempat Komite Tenaga Kesehatan Lainnya Pasal 40 Komite Tenaga Kesehatan Lainnya bertugas: a. Melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa Tenaga Kesehatan yang akan melakukan pelayanan di Rumah Sakit kredibel; b. Mendapatkan dan memastikan Tenaga kesehatan yang profesional dan akuntabel bagi pelayanan di Rumah Sakit; c.Menyusun jenis-jenis kewenangan kerja klinis bagi setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit sesuai dengan cabang ilmu yang ditetapkan oleh Kolegium Tenaga Kesehatan di Indonesia; d. Menetapkan dasar untuk menerbitkan penugasan kerja klinis bagi setiap Tenaga kesehatan untuk melakukan pelayanan di Rumah Sakit; e. Menjaga reputasi dan kredibilitas para Tenaga Kesehatan dan Institusi Rumah Sakit di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan (stakeholders) Rumah Sakit lainnya. Pasal 41 Komite Tenaga Kesehatan Lainnya berfungsi untuk: a. Mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme pelayanan yang diberikan oleh tenaga yang kompeten sesuai kewenangannya; b, Meningkatkan mutu profesi tenaga kesehatan; c. Menegakkan.. ¢. Menegakkan etika dan disiplin profesi tenaga kesehatan; d. Melaksanakan kredensial tenaga kesehatan di rumah sakit. Pasal 42 Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis. Pasal 43 Semua Staf Klinik (Dokter, Perawat, dan Tenaga Kesehatan lainnya) yang bekerja di Rumah Sakit harus di Kredensial. Bagian Kelima Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pasal 44 (1)Pelaksanaan PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilakukan melalui pembentukan Komite atau Tim PPI; (2) Komite atau Tim PPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan organisasi nonstruktural pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mempunyai fungsi utama menjalankan PPI serta menyusun kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk pencegahan infeksi yang bersumber dari masyarakat berupa Tuberkulosis, HIV (Human Immunodeficiency Virus), dan infeksi menular lainnya; (3) Dikecualikan dari ketentuan pembentukan komite atau tim PPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaan PPI pada praktik mandiri tenaga kesehatan dilakukan dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pasal 45 (1) Komite atau Tim PPI dibentuk untuk menyelenggarakan tata kelola PPI yang baik agar mutu pelayanan medis serta keselamatan pasien dan pekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan terjamin dan terlindungi; (2) Fembentukan Komite atau Tim PPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan jenis, kebutuhan, beban kerja, dan/atau kiasifikasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pasal 46 (2) Komite atau Tim PPI bertugas melaksanakan kegiatan kegiatan pengkajian, Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan pembinaan; (2) Hasil pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) harus dilaporkan kepada pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan secara berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, atau sesuai dengan kebutuhan; (3) Laporan.. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipergunakan pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai dasar penyusunan perencanaan dan pengambilan keputusan. Bagian Keenam Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Pasal 47 Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil; Pasal 48 (1) Setiap rumah sakit wajib membentuk Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien. (2) Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada kepala rumah sakit. (3) Keanggotaan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari manajemen rumah sakit dan unsur dari profesi kesehatan di rumah sakit. (4) Komite Mutu dan Keselamatan Pasien melaksanakan tugas: a. mengembangkan program keselamatan pasien di rumah sakit sesuai dengan kekhususan rumah sakit tersebut; b,menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit; ¢. menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan {implementasi) program keselamatan pasien rumah sakit; d.bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untulk melakukan pelatihan internal keselamatan pasien rumah sakit; e. melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta mengembangkan solusi untuk pembelajaran; f, memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit; dan g. membuat laporan kegiatan kepada kepala rumah sakit. Bagian Ketujuh Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Pasal 49 (1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit; (2) Pengaturan... (2) Pengaturan K3RS bertujuan untuk terselenggaranya keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan. Pasal 50 Sistem Manajemen K3RS meliputi: a. penetapan kebijakan K3RS; b. perencanaan K3RS; ¢. pelaksanaan rencana K3RS; d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS; dan e. peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS, Pasal 51 (1) Pelaksanaan rencana K3RS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf ¢ meliputi: a. manajemen risiko K3RS; b. keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit; c. pelayanan Kesehatan Kerja; d.pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; €. pencegahan dan pengendalian kebakaran; f. pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; 8. pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan h. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana. (2) Pelaksanaan rencana K3RS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan standar K3RS; (3) Pelaksanaan rencana K3RS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3RS, sarana dan prasarana, dan anggaran yang memadai. Pasal 52 (1) Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf d dilakukan oleh sumber daya manusia di bidang K3RS. yang ditugaskan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit. (2) Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pemeriksaaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3 Rumah Sakit. (3) Dalam hal Rumah Sakit tidak memiliki sumber daya manusia di bidang K3RS untuk melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat menggunakan jasa pihak lain. (4) Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan. Bagian.., Bagian Kedelapan Komite Farmasi dan Terapi Pasal 53 (1) Komite Farmasi dan Terapi yang merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit mengenai kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya; (2) Komite Farmasi dan Terapi dapat diketuai oleh seorang dokter atau seorang Apoteker, apabila diketuai oleh dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker, namun apabila diketuai oleh Apoteker, maka sekretarisnya adalah dokter. Pasal 54 Komite Farmasi dan Terapi mempunyai tugas: a. mengembangkan kebijakan tentang penggunaan Obat di Rumah Sakit; b. melakukan seleksi dan evaluasi Obat yang akan masuk dalam formularium Rumah Sakit; mengembangkan standar terapi; |. mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan Obat; melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan Obat yang rasional; mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki; mengkoordinir penatalaksanaan medication error; menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit. spo mom Bagian Kesembilan Komite Etik dan Hukum Pasal 55 (1) Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Komite Etik dan Hukum adalah unsur organisasi nonstruktural yang membantu kepala atau direktur rumah sakit untuk penerapan etika rumah sakit dan hukum perumahsakitan; (2) Komite Etik dan Hukum dibentuk oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit melalui surat keputusan; (3) Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit; (4) Pembentukan Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh Rumah Sakit. Pasal 56 (1) Susunan Organisasi Komite Etik dan Hukum paling sedikit terdiri atas: a. ketua; b. sekretaris; dan c, anggota. (2) Ketua. (2) Ketua dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merangkap sebagai anggota; (3) Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak merangkap jabatan lain di Rumah Sakit; (4) Selain susunan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dibentuk subkomite etik penelitian sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit. Pasal 57 Keanggotaan Komite Etik dan Hukum paling sedikit terdiri atas: a. tenaga medis; b. tenaga keperawatan; c. tenaga kesehatan lain; d. unsur yang membidangi mutu dan keselamatan pasien; . unsur administrasi umum dan keuangan, pengelola pelayanan hukum; dan f, unsur administrasi umum dan keuangan, pengelola sumber daya manusia, Pasal 58 Keanggotaan Komite Etik dan Hukum diangkat dan diberhentikan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit. Pasal 59 Kewajiban Etik dan Hukum meliputi: kewajiban umum Rumah Sakit; kewajiban Rumah Sakit terhadap masyarakat; kewajiban Rumah Sakit terhadap staf, menyelesaikan masalah medikolegal dan etika Rumah Sakit; dan melakukan koordinasi dengan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu dan Tim Penasehat/Advokasi Hukum yang ditunjuk Pemilik dalam menyelesaikan masalah medikolegal paoge Pasal 60 (1) Komite Etik dan Hukum bertugas meningkatkan dan menjaga kepatuhan penerapan etika dan Hukum di Rumah Sakit, dengan cara: a. menyusun Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct); b. menyusun pedoman Etika Pelayanan; ¢. membina penerapan Etika Pelayanan, Etika Penyelenggaraan, dan Hukum perumah sakitan; d. mengawasi pelaksanaan penerapan Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan; e, memberikan analisis dan pertimbangan etik dan Hukum pada pembahasan internal kasus pengaduan Hukum,; f. mendukung bagian Hukum dalam melakukan pilihan penyelesaian sengketa (alternative dispute resolution) dan/atau advokasi Hukum kasus pengaduan Hukum; dan g. menyelesaikan... 8. menyelesaikan kasus pelanggaran etika pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh Komite Etika Profesi terkait atau kasus etika antar profesi di Rumah Sakit. (2)Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite Etik dan Hukum bertugas: a. memberikan pertimbangan kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai kebijakan, peraturan, pedoman, dan standar yang memiliki dampak etik dan/atau Hukum; dan b. memberikan pertimbangan dan/atau rekomendasi terkait pemberian Bantuan Hukum dan rehabilitasi bagi Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. Pasal 61 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1), Komite Etik dan Hukum memiliki fungsi: a. pengelolaan data dan informasi terkait etika Rumah Sakit; b. pengkajian Etika dan Hukum perumah sakitan, termasuk masalah profesionalisme, interkolaborasi, pendidikan, dan penelitian serta nilai- nilai bioetika dan humaniora; ¢. sosialisasi dan promosi Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman etika pelayanan; 4. pencegahan penyimpangan Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan; €. monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan; f. pembimbingan dan konsultasi dalam penerapan Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman Btika Pelayanan; penelusuran dan penindaklanjutan kasus terkait Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan sesuai dengan Peraturan internal Rumah Sakit; dan h. penindaklanjutan terhadap Keputusan etik profesi yang tidak dapat diselesaikan oleh komite profesi yang bersangkutan atau kasus etika antar profesi. Pasal 62 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Komite Etik dan Hukum berwenang: @. menghadirkan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah etik Rumah Sakit; b. melakukan klarifikasi dengan pihak terkait sebagai penyusunan bahan rekomendasi; dan ¢. memberikan rekomendasi kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai sanksi terhadap pelaku pelanggaran Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan. Pasal 63 (1) Pendanaan penyelenggaraan Komite Etik dan Hukum berasal dari dana anggaran Rumah Sakit; (2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi, serta insentif anggota Komite Etik dan Hukum, BAB. BAB VIL INSTALASI Pasal 64 (1) Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit; (2) Pembentukan instalasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan rumah sakit; (3) Instalasi dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan rumah sakit; (4) Kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional dan atau non medis; (5) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis instalasi dilaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik; (6) Jenis-jenis instalasi terdiri atas: Instalasi Rawat Jalan; Instalasi Rawat Inap; Instalasi Gawat darurat; Instalasi Bedah sentral; Instalasi Perawatan Intensif; Instalasi Radiologi; Instalasi Farmasi; Instalasi Gizi; Instalasi Laboratorium; Instalasi Fisioterapi; Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS). Foo R De po gp Pasal 65 (1) Instalasi rawat Jalan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pengelolaan dan pelayanan kesehatan rawat jalan; (2) Instalasi Rawat Jalan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a.Penyusun rencana kerja dalam bidang pelayanan kesehatan rawat jalan; b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang pelayanan kesehatan rawat jalan; ¢.Pelaksanaan koordinasi dalam diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan penyakit dan peningkatan keschatan bagi pasien di instalasi rawat jalan; . Pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian laporan di bidang pelayanan kesehatan rawat jalan; ©, Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan Kesehatan rawat jalan, Pasal 66 (1) Instalasi Rawat Inap mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pengelolaan dan pelayanan kesehatan rawat inap; (2) Instalasi... (2) Instalasi Rawat Inap dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana kerja dalam bidang pelayanan kesehatan rawat inap; b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang pelayanan kesehatan rawat inap; ¢. Pelaksanaan koordinasi dalam diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan bagi pasien di instalasi rawat inap; d. Pengumpulan dan’ pengolahan data serta penyusunan laporan dibidang pelayanan kesehatan rawat inap; e. Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan kesehatan rawat inap; f, Pelaksanaan penerimaan dan pemulangan pasien. Pasal 67 (1) Instalasi Gawat Darurat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan gawat Darurat; (2)Instalasi Gawat Darurat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kerja dalam bidang pelayanan kesehatan gawat darurat; b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang pelayanan keschatan gawat darurat; c.Pelaksanaan koordinasi dalam diagnosa, pengobatan, kesehatan pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan pasien di instalasi gawat darurat; . Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan di bidang pelayanan kesehatan gawat darurat; ¢. Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan kesehatan gawat darurat. Pasal 68 (1) Instalasi Bedah Sentral mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pelayanan bedah; (2)Instalasi Bedah Sentral dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kerja dalam bidang pelayanan bedah; b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang pelayanan bedah; c. Pelaksanaan koordinasi dalam pelayanan pembedahan; d. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan di bidang pelayanan bedah; e, Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan bedah. Pasal 69 (1) Instalasi Perawatan Intensif mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pelayanan perawatan intensif, (2) Instalasi... {2)Instalasi Perawatan Intensif dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kerja dalam bidang pelayanan perawatan intensif, b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang pelayanan perawatan intensif; ¢. Pelaksanaan koordinasi dalam diagnosa, pengobatan, perwatan, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan bagi penderita perawatan intensif; d. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan di bidang pelayanan perawatan intensif; e. Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan Pperawatan intensif. Pasal 70 (1) Instalasi Radiologi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pelayanan perawatan radiologi; (2) Instalasi Radiologi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kerja dalam bidang pelayanan radiologi; b. Pelaksanaan pelayanan radiologi yang meliputi radiodiagnostik, radioterapi dan ultrasonografi; ¢. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan di bidang pelayanan radiologi; d. Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan perawatan radiologi Pasal 71 (1) Instalasi Farmasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pelayanan kefarmasian; (2) Instalasi Farmasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi a. Penyusunan rencana kerja dalam bidang pelayanan kefarmasian; b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang pelayanan kefarmasian; ¢. Pelaksanaan koordinasi dalam kegiatan peracikan dan penyuluhan obat- obatan, alat kesehatan serta bahan kimia; d. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan di bidang pelayanan kefarmasian; e. Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan kefarmasian. Pasal 72 (1) Instalasi Gizi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan dalam bidang pelayanan gizi; (2) Instalasi Gizi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kerja dalam bidang pelayanan gizi; b.Pelaksanaan kegiatan pengolahan, penyaluran |'makanan dan penyuluhan gizi; c. Pengumpulan.., ¢. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan di bidang pelayanan gizi; 4. Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan gizi. Pasal 73 (1) Instalasi_ Laboratorium mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan dalam bidang pelayanan patologi Klinik dan patologi anatomi; (2) Instalasi Laboratorium dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a, Penyusunan rencana kerja dalam bidang pelayanan patologi Klinik dan patologi anatomi; b. Pelaksanaan kegiatan dalam bidang pelayanan patologi klinik dan patologi anatomi; ©. Pelaksanaan pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan patologi Klinik dan patologi anatomi; 4. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan di bidang pelayanan patologi klinik dan patologi anatomi; ©. Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan patologi klinik dan patologi anatomi. Instalasi Fisioterapi Pasal 74 (1) Instalasi Fisioterapi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan dalam bidang pelayanan rehabilitasi medis; (2) Instalasi Fisioterapi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kerja dalam bidang pelayanan rehabilitasi medik; b. Pelaksanaan_koordinasi pelayanan rehabilitasi medis yang meliputi pelayanan fisioterapi, alat pembantu buatan dan latihan kerja, Pengobatan, pendidikan, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan kesehatan; ¢. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan di bidang pelayanan rehabilitasi medis; d.Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pelayanan rehabilitasi medis. Pasal 75 (1) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan sarana Rumah Sakit. (2) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kerja dalam bidang pemeliharaan sarana Rumah Sakit; b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang pemeliharaan sarana Rumah Sakit termasuk didalamnya kebersihan lingkungan Rumah Sakit; c. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana, peralatan medis, peralatan non medis, bangunan dan sarana penunjang lainnya; d. Pengumpulan... d. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan di bidang pemeliharaan sarana rumah sakit; e. Penganalisaan dan penyiapan sarana untuk kebutuhan pemeliharaan sarana rumah sakit. BAB VIII KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 76 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku. Pasal 77 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Masing-masing tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di di lingkungan unit kerja rumah sakit sesuai dengan kompetensinya. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (I) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX STAF MEDIK FUNGSIONAL Pasal 78 (1) Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional; (2) Staf Medik Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan Kesehatan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, _penelitian. dan pengembangan; (3) Dalam melaksanakan tugasnya, staf medik fungsional menggunakan pendekatan tim dan tenaga profesi terkait. BABX KETENTUAN PENUTUP Pasal 79 Pada Saat Peraturan Bupati ini mulai Berlaku Peraturan Bupati Nomor 45 ‘Tahun-2610 tentang Peraturan Internal Rumah sakit (Hospital By Laws) (Berita Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2610 Nomor 45), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal... Pasal 80 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan upati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Ditetapkan di Rengat pada tanggal 16 Maret 2020 BUPATI INDRAGIRI HULU ttd H. YOPI ARIANTO Diundangkan di Rengat pada tanggal 16 Maret 2020 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU ttd HH. HENDRIZAL BERITA DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN 2020 NOMOR 18

Anda mungkin juga menyukai