Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

NEGARA DAN KOSNTITUSI


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : A Basuni, S.H, M.H

Oleh kelompok 2
1. Devi Amelia 2720220179
2. Dewi Prihartini 2720220003
3. Fannia Putri Agustin 2720220111
4. Fitria Nur Karimah 2720220181
5. Julisa Madiyani 2720220221
6. Rahman Raehan 2720220051
7. Siti Bina Listiyani P. 2720220130
8. Tarsinah 2720220087
9. Unaisah Supriyanto 2720220180

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat meyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Negara dan
Konstitusi” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian Negara dan Konstitusi,
penerapan Kami sebagai penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri
maupun pembaca lainnya.
Mungkin terdapat kesalahan yang tidak kami sadari dalam pembuatan makalah ini. Maka
dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen pembimbing matakuliah Pendidikan
Kewarganegaraan maupun teman-teman selaku pembaca dengan segala kerendahan hati kami
selaku penyusun mengupkan terimakasih

Bekasi, 13 Mei 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................................3
1. Latar Belakang......................................................................................................................................................3
2. Rumusan Masalah................................................................................................................................................3
3. Tujuan Penelitian..................................................................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Negara..............................................................................................................................................4
2. 1.1 Unsur - unsur terbentuknya negara..........................................................................................................4
2.1.2 Sifat Negara..................................................................................................................................................5
2.1.3 Fungsi Negara...............................................................................................................................................6
2.1.4 Prinsip-prinsip Negara Indonesia..............................................................................................................6
2.2 Pengertian Konstitusi.........................................................................................................................................6
2.2.1 Kedudukan Konstitusi.................................................................................................................................7
2.2.2 Tujuan Konstitusi........................................................................................................................................7
2.2.3 Fungsi Konstitusi.........................................................................................................................................8
2.2.4 Hubungan Negara dan Konstitusi..............................................................................................................8
2.2.5 Lahirnya konstitusi di Indonesia................................................................................................................8
2.2.7 Konstitusi di Indonesia................................................................................................................................8
2.2.8 Nilai Konstitusi.............................................................................................................................................9
2.2.9 Konstitusi yang pernah berlakudi Indonesia............................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Sri
Soemantri tidak ada satu negara pun yang tidak mempunyai konstitusi atau Undang-Undang
Dasar. Dengan adanya kenyataan tersebut maka konsekuensinya tentu saja konstitusi memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam suatu sistem ketatanegaraan suatu negara. Menurut A.
Hamid S. Attamimi suatu konstitusi merupakan sebuah pemberi pegangan dan pemberi batas,
sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa konstitusi memiliki kedudukan yang tertinggi dalam sebuah negara, sebuah konstitusi
merupakan dasar pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara suatu bangsa.
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki konstitusi tertulis, yaitu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disingkat UUD NRI Tahun
1945). Sejak Negara Republik Indonesia menetapkan UUD NRI Tahun 1945 sebagai
Konstitusinya, maka terbentuk pula sistem norma hukum negara Republik Indonesia.
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini telah
mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada hakekatnya
merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara,
atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial” baru antara warga negara dengan
negara menuju apa yang dicita citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar
(konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi
negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara
yang seimbang. Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa
diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi
suatu bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya
komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.
2. Rumusan Masalah
1. Penjelasan pengertian Negara
2. Unsur-unsur apa saja yang dibutuhkan untuk membangun suatu Negara
3. Penjelasan tentang konstitusi
3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tentang pengertian Negara
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang dibutuhkan untuk membuat Negara
3. Untuk mengetahui tentang pengertian konstitusi

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara


Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau
persekutuan hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok orang yang
berada di dalamnya. Di Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau
nagara yang berarti wilayah atau penguasa. Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami atau wilayah tertentu dan mengakui
adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia tersbut (Supriatnoko, 2008).
Secara umum Negara dapat diartikan sebagai suatu organisasi utama yang ada di dalam
suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk turut campur
dalam banyak hal dalam bidang organisasi lainnya.
Secara terminologi, negara diartikan sebagai oraganisasi tertinggi di antara suatu
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari
sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah,
kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.
2. 1.1 Unsur - unsur terbentuknya negara
Unsur-unsur negara adalah bagian yang penting untuk membentuk suatu negara, sehingga
negara memiliki pengertian yang utuh. Jika salah satu unsur tidak terpenuhi, maka tidak
sempurnalah negara itu. Negara dapat memiliki status yang kokoh jika didukung oleh minimal
tiga unsur utama, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah berdaulat.
Selain itu, ada satu unsur tambahan, yaitu pengakuan dari negara lain.
1. Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap sebagai individu yang mendiami
dan berstatus sebagai warga di suatu Negara. Rakyat merupakan unsur terpenting dari
terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung utama keberadaan sebuah negara. Hal
ini karena rakyatlah yang merencanakan, mengendalikan, dan menyelenggarakan sebuah
negara. Dalam hal ini rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah suatu negara
serta tunduk pada kekuasaan negara tersebut.
2. Wilayah
Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah adalah tempat
bangsa atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap. Wilayah yang dimaksud dalam hal
ini meliputi daratan, lautan, udara, ekstrateritorial, dan batas wilayah negara, Wilayah
merupakan unsur kedua setelah rakyat. Dengan adanya wilayah yang didiami oleh
manusia, negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara permanen

4
oleh manusia, mustahil untuk membentuk suatu negara, Wilayah memiliki batas wilayah
tempat kekuasaan negara itu berlaku, Wilayah suatu negara sebagai berikut. Wilayah
daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas-batas tertentu dengan negara lain.
Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-batas yang
ditentukan menurut hukum internasional. Wilayah udara atau dirgantara, meliputi
wilayah di atas daratan dan lautan negara yang bersangkutan.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Kedaulatan sangat diperlukan bagi sebuah negara. Tanpa kedaulatan, sebuah
negara tidak akan berdiri tegak. Negara tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur
rakyatnya sendiri, terlebih mempertahankan diri dari negara lain. Oleh karena itu,
kedaulatan merupakan unsur penting berdirinya negara. Jadi, pemerintah yang berdaulat
berarti pemerintah yang mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintah baik ke dalam
maupun ke luar. Kedaulatan suatu negara mempunyai sifat sebagai berikut.
a. Permanen. Artinya, kedaulatan itu tetap ada pada negara selama negara itu tetap
ada (berdiri) sekalipun mungkin negara itu mengalami perubahan organisasinya.
Asli. Artinya, kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi,
tetapi asli dari negara itu sendiri
b. Bulat tidak terbagi-bagi. Artinya, kedaulatan itu merupakan satusatunya
kekuasaan yang tertinggi dalam negara dan tidak dapat dibagi-bagi. Jadi, dalam
negara hanya ada satu kedaulatan.
c. Tidak terbatas/absolut. Artinya, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun sebab
apabila bisa dibatasi berarti ciri kedaulatan yang merupakan kekuasaan tertinggi
akan hilang.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Pengakuan dari negara lain diperlukan sebagai suatu pernyataan dalam hubungan
internasional sebagai bukti bahwa Negara tersebut terbentuk dan berdiri secara resmi dan
legal. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ancaman dari dalam (kudeta) atau
campur tangan negara lain. Selain itu, pengakuan dari negara lain diperlukan untuk
menjalin hubungan terutama dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan
pertahanan keamanan.
2.1.2 Sifat Negara
Miriam Budiardjo menyatakan bahwa setiap negara mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Memaksa Sifat
Memaksa artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa kekerasan fisik
secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundang-undangan ditaati, ketertiban dalam
masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan) alam masyarakat dapat dicegah. Alat
pemaksanya bermacam-macam, seperti polisi, tentara, dan berbagai persenjataan lainnya.
Contohnya, setiap warga negara harus membayar pajak. Orang yang menghindari
kewajiban ini dapat dikenakan denda atau harta miliknya disita, bahkan dapat dikenakan
hukuman kurungan.
b. Monopoli

5
Sifat monopoli yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan
bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan hukuman kepada setiap warga negara
yang melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga negaranya
untuk mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh, memungut pajak, menentukan
mata uang yang berlaku dalam wilayahnya, serta melarang aliran kepercayaan atau aliran
politik tertentu yang dinilai bertentangan dengan tujuan masyarakat.
c. Mencakup semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan (misalnya
keharusan membayar pajak) barlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Hal ini memang
diperlukan karena kalau sesorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara,
maka usaha negara kearah tercapainya cita-cita negara.

2.1.3 Fungsi Negara


Fungsi negra dikemukakan oleh Miriam Budiarjo, yaitu :
1. Mengendalikan dang mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asocial.
2. Mengorganisir dang mengintergrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan kearah
tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya.

2.1.4 Prinsip-prinsip Negara Indonesia


Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945:
Alenia 1 : Menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya Negara dan banga Indonesia, yaitu
tentang kemerdekaan adalah hak kodrat segala bangsa didunia dan penjajahan itu tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan oleh karena itu harus dihapuskan.
Alenia 2 : Menjelaskan tentang perjalanan perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan.
Alenia 3 : Menjelaskan tentang kedudukan kodrat manusia Indonesia sebagai bangsa yang
religius.
Alenia 4 : Menjelaskan tentang terbentuknya bangsa dan Negara Indonesia, yaitu adanya rakyat
Indonesia, UUD Negara, Wilayah Negara serta dasar filosofi Negara yaitu Pancasila.

2.2 Pengertian Konstitusi


Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang berarti
membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu negara. Demikian pula
dalam bahasa Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yang berarti suatu Undang-Undang
yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum bentuk organisasi yang pada umumnya berbentuk
naskah yang sering disebut dengan Konstitusi atau Undang-Undang Dasar. Dahulu konstitusi

6
digunakan sebagai penunjuk hukum penting yang dikeluarkan oleh kaisar atau raja yang
digunakan secara luas dalam hukum kanon untuk menandakan keputusan substitusi tertentu.
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan
suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau
memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan
negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada
peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Dalam arti luas, konstitusi merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis yang mengatur
mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu Negara Dalam arti sempit,
merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-
ketentuan yang bersifat pokok dari ketatanegaran suatu

2.2.1 Kedudukan Konstitusi


Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara sangat penting
karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk mengetahui aturan-
aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara negara maupun masyarakat dalam
ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Sebagai hukum dasar
Dalam hal ini, konstitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai penyelengara negara,
yaitu badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan dan memberikan kekuasaan serta
prosedur penggunaan kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan
b. Sebagai hukum tertinggi
Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap peraturan-
peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan demikian, aturan-aturan
di bawah konstitusi tidak bertentangan dan harus sesuai dengan aturan-aturan yang
terdapat pada konstitusi.
2.2.2 Tujuan Konstitusi
Konstitusi memiliki tujuan yang berkaitan dengan:
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang
b. Berbagai lembaga kenegaraan dengan wewenang dengan tugasnya masing-masing.
c. Hubungan antar lembaga Negara.
d. Hubungan antar lembaga Negara (pemerintah) dengan warga Negara (rakyat).
e. Adanya jaminan atas hak asasi manusia.
f. Hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan perkembangan zaman. Semakin banyak
pasal yang terdapat dalam suatu konstitusi tidak menjamin konstitusi tersebut baik.

7
Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan penyelenggara
negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak- hak warga negara.
Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan yang dinamakan dengan konstitusionalisme.
Maksud dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah
(penyelenggara pemerintahan) sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan
atas nama rakyat.
2.2.3 Fungsi Konstitusi
Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut :
a. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
b. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan
dalam tahap berikutnya.
c. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu
yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya, baik penguasa maupun rakyat
2.2.4 Hubungan Negara dan Konstitusi
Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana konstitusi merupakan
Dasar Negara. Dasar Negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam
pasal-pasal yang terdapat pada UUD (Konstitusi) yang merupakan satu kesatuan utuh, dimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dengan dasar Negara Pancasila. Melaksanakan
konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar Negara. Berdasarkan teori hokum
ketatanegaraan yang dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa jenis kekuasaan Negara
yang diatur dalam suatu konstitusi itu umumnya terbagi atas enam dan masing-masing kekuasaan
itu diurus oleh suatu badan atau lembaga tersendiri yaitu :
1. Kekuasaan membuat undang-undang (legislative)
2. Kekuasaan melaksanakan undang-undang (eksekutif)
3. Kekuasaan kehakiman (yudikatif)
4. Kekuasaan kepolisian.
5.Kekuasaan kejaksaan
6. Kekuasaan memeriksa keuangan Negara

2.2.5 Lahirnya konstitusi di Indonesia


Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki konstitusi yang
dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945. Eksistensi UUD 1945 sebagai konstitusi di
Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya diterima sebagai landasan
hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia.
Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh
Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
beranggotakan 21 orang yang ditetpakan berdasarkan Maklumat Gunseikan Nomor 23 (Maian
2001:59). Badan ini menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia
merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

8
2.2.7 Konstitusi di Indonesia
1. Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tertulis (UUD)
UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-
pokok cara kerja badan tersebut (sebagai pengatur mekanisme dan dasar dari sistem
pemerintahan). Adapun sifat-sifatnya yaitu :
- Rumusannya merupakan suatu hokum positif yang mengikat pemerintah sebagai
penyelenggara Negara maupun mengikat bagi warga Negara
- UUD 1945 bersifat supel dan singkat kerena UUD 1945 memuat aturan-aturan pokok
yang harus dikembangkan sesuai perkembangan zaman
- memuat norma-norma yang dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional
- UUD 1945 dalam tata tertib hokum Indonesia merupakan peraturan hokum positif
tertinggi disamping sebagai alat control norma yang lebih rendah dalam hiraki tertib
hokum Indonesia.
2. Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tidak Tertulis (Convensi)
Convensi adalah hukum dasar yang tak tertulis yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara. Adapun sifat-sifatnya yaitu :
- Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara
- Tak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar
- Diterima oleh seluruh rakyat/masyarakat

2.2.8 Nilai Konstitusi


1. Nilai Normatif
Yakni suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bansa dan bagi mereka konstitusi
itu tidak hanya berlaku dalam arti hokum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam
masyarakat.
2. Nilai Nominal
Yakni suatu konstitusi yang menurut hokum berlaku, tetapi tidak sempurna. Ketidak
sempurnaan itu disebabkan pasal-pasal tertentu tidak berlaku/tidak seluruh pasal-pasal
yang terdapat dalam UUD berlaku bagi seluruh wilayah Negara.
3. Nilai Semantik
Yakni suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa saja. Dalam
memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi sebagai aat untuk
melaksanakan kekuasaan politik.

2.2.9 Konstitusi yang pernah berlakudi Indonesia


1. Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 s/d 27 Desember 1949)
2. Undang-Undang Dasar RIS (27 Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950)
3. Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 s/d 5 Juli 1959)
4. Undang-Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959 s/d 19 Oktober 1999)

9
5. UUD 1945 Masa Amandemen (19 Oktober 1999 s/d 10 Agustus 2002)
6. UUD 1945 Amandemen (10 Agustus 2002 s/d Sekarang)

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai Negara dan Konstitusi di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain
1. Negara adalah suatu organisasi dimana sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya
suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan kelompok tersebut di
wilayahnya.
2. Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum yang
dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk dasar
hubungan kerjasama antara Negara dan masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara.
3. Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana konstitusi merupakan
dasar Negara. Dasar Negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya
dirumuskan dalam pasal-pasal yang terdapat pada UUD (Konstitusi) yang merupakan
satu kesatuan utuh, dimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan dasar Negara
Pancasila.
4. Di Indonesia terdapat 2 jenis konstitusi yaitu Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tertulis
dan Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tidak Tertulis
5. Konstitusi yang pernah diterapkan dan berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945, UUD RIS,
UUDS 1950 dan UUD 1945 Amandemen.

3.2 Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar menambah bahan bacaan berupa buku
atau artikel yang berkaitan agar lebih memahami kedua hal tersebut guna menambah wawasan
dan pengetahuan tentang Konstitusi di Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/trending/pengertian-konstitusi-dan-fungsinya-dasar-hukum-negara-
yang-sangat-penting-kln.html
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
2f0542d649a363d3f04d06edb24599a0.pdf
Ayu Mey Stika. 2017. NEGARA DAN KONSTITUSI
Anzara Dwirika. 2020. Negara dan Konstitusi

12

Anda mungkin juga menyukai