Anda di halaman 1dari 11

Makalah Pola Organisasi Bimbingan Konseling

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling

Dosen pengampu

KUSNARTO KURNIAWAN, S. Pd., M. Pd., Kons.

Disusun oleh :

1. Amira Lutfiyanti 2101418028


2. Alan Aji Pamungkas 2501418086
3. Eva Julia 2404419034
4. Setyoko Herlambang 2401418041

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Pola Organisasi bimbingan dan konseling.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Semarang, 1 Juni 2020

Kelompok 10
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penuliasn

BAB II PEMBAHASAN

A. Pola organisasi bimbingan dan konseling di sekolah


B. Tugas dan fungsi kepala sekolah
C. Tugas dan fungsi coordinator bimbingan dan konseling
D. Tugas dan fungsi guru bimbingan dan konseling
E. Tugas dan fungsi guru mata pelajaran
F. Tugas dan fungsi wali kelas
G. Staf administrasi

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Berbicara mengenai bimbingan, tentunya tidak dapat terlepas dari pendidikan, karena
bimbingan ada di dalam pendidikan. Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan.
Siswa sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming),
yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian
tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam
menentukan arah kehidupannya. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang
administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan
menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual.

Tugas bidang layanan bimbingan dan konseling adalah memberikan pelayanan agar siswa
memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan yang sedang
ditempuhnya. Jadi bimbingan dan konseling merupakan salah satu bagian yang terintegrasi
dalam proses pendidikan untuk membantu tercapaianya tujuan pendidikan yaitu
perkembangan siswa secara optimal sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, dan potensi
masing-masing peserta didik.

Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan
tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelola dalam suatu sistem manajemen
yang bermutu. Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan
manajer pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
dan mengendalikan sumber daya yang ada.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pola organisasi dalam pelayanan bimbingan dan konseling?


2. Bagaimana tugas dan fungsi kepala sekolah?
3. Bagaimana tugas dan fungsi coordinator bimbingan dan konseling?
4. Bagaimana tugas dan fungsi guru bimbingan konseling?
5. Bagaimana tugas dan fungsi guru mata pelajaran
6. Bagaimana tugas dan fungsi wali kelas?
C. TUJUAN

1. Mengetahui pola organisasi dalam pelayanan bimbingan dan konseling


2. Mengetahui tugas dan fungsi kepala sekolah
3. Mengetahui fungsi dan tugas coordinator bimbingan dan konseling
4. Mengetahui tugas dan fungsi guru bimbngan konseling
5. Mengetahui tugas dan fungsi guru mata pelajaran
6. Mengetahui tugas dan fungsi guru wali kelas
BAB 2
PEMBAHASAN

A. POLA ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING

Manajemen Bimbingan dan Konseling agar bisa berjalan seperti yang diharapkan antara
lain perlu didukung oleh adanya organisasi seperti yang jelas dan teratur. Organisasi yang
demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil
sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau
pola organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah
masing-masing.Sebagai contoh untuk sebuah sekolah yang jumlah siswanya sedikit
dengan jumlah guru yag terbatas maka pola organisasinya biasanya bersifat sederhana.
Sebaliknya jika seseorang tersebut siswanya jumlah banyak dengan didukung oleh
personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola oraganisasi Bimbingan dan
Konseling yang lebih kompleks.
Namun demikian pada umumnya pola organisasi Bimbingan dan Konseling yang dewasa
ini banyak disarankan adalah seperti tampak pada gamabar berikut ini :
Keterangan :
a. Unsur Kan Depdiknas, adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan
terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam hal
ini adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam petunjuk pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling di sekolah.
b. Kepala sekolah (bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah penanggung jawab
pendidikan pada satuan pendidikan (SLTP, SMA, SMK) secara keseluruhan,
termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling.
c. Koordinator Bimbingan dan Konseling (bersama guru pembimbing/konselor sekolah)
adalah pelaksanaan utama pelayanan bimbingan dan konseling.
d. Guru (mata Pelajaran atau Praktik) adalah pelaksanaan pengajaran dan praktik atau
latihan.
e. Wali Kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi pembinaan dan
adminitrasi (seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran siswa) satu kelas tertentu.
f. Siswa adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran, praktik / latihan,
dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK.
g. Tata Usaha adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggara adminitrasi dan
ketatausahaan.
h. Komite Sekolah, adalah Organisasi yang terdiri dari unsure sekolah, orang tua dan
tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan
yang bersangkutan.

Sifat hubungan tersebu dapat di artikan secara variatif. Hubungan antara Unsur
Kedepdiknas dengan kepala sekolah dan koordinator BK adalah hubungan adminitrasif.
Hubungan antara koordinator BK dengan guru dan wali kelas adalah hubungan kerjasama
sekaligus koordinatif bila di tinjau dari garis adminitrasi Kepala Sekolah ke bawah.
Sedangkan hubungan koordinator BK (dan Guru Pembimbing / konselor Sekolah), Guru
Mata Pelajaran, Wali Kelas dengan siswa adalah hubungan layanan.

B. TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH


Sebagai pennggungjawab keseluruhan program pendidikan di sekolah, seorang kepala
sekolah juga memiliki tugas dan fungsi yang vital dalam pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling. Tugas tersebut meliputi :
1. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah,
sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan
suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
2. Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya
pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
3. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan
program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
5. Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan
profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.
6. Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan
yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

C. TUGAS DAN FUNGSI KOORDINATOR BIMBINGAN DAN KONSELING


Tugas dari coordinator bimbingan dan konseling adalah :
1. Mengkoordinasikan para konselor dalam menjalankan bimbingan.
2. Memasyarakatjan pelayanan bimbingan konseling kepada seluruh masyarakat
sekolah.
3. Menyusun program bimbingan dan konseling.
4. Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
5. Mengadministrasi program bimbingan dan konseling.
6. Menilai hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling
7. Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan konseling.
8. Mempertanggungjawabkan program bimbingan dan konseling.

D. TUGAS GURU BIMBINGAN KONSELING


Adapun tugas dan fungsi Guru BK adalah :
1. Melakukan studi kelayakan dan needs assessment pelayanan bimbingan dan
konseling.
2. Menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling yang meliputi waktu
kegiatan, metode bimbingan konseling, serta pengolahan data hasil bimbingan dan
konseling. Program bimbingan dan konseling dilaksanakan untuk satuan‐satuan waktu
tertentu. Program‐program tersebut dikemas dalam program harian/mingguan,
bulanan, semesteran, dan tahunan.
3. Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.\
5. Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan dan konseling.
6. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan bimbingan dan
konseling.
7. Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan
oleh Pengawas Sekolah/Madrasah Bidang Bimbingan dan Konseling.
8. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas serta pihak terkait dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
9. Mengadakan koordinasi dengan wali kelas, guru bidang studi dan ketua jurusan serta
urusan kesiswaan dalam rangka pembinaan siswa dan orangtua wali murid.
10. Bersama wali kelas dam kesiswaan dalam menangani kesiswaan yang berkaitan
secara psikis dengan kenakalan siswa, penyimpangan disiplin dan gangguan belajar.
11. Mengembangkan potensi siswa sesuai dengan bakat dan minat siswa.
12. Mengembangkan potensi siswa dalam pengenalan lingkungan dan dunia kerja
13. Memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa secara individu yang berkaitan
dengan hambatan hidup, latar belakang sosial, pengaruh lingkungan, kesukaran
belajar dan sebagainya.
14. Mengadministrasikan kegiatan program pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakannya.
15. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dalam pelayanan bimbingan dan
konseling secara menyeluruh kepada Koordinator Bimbingan dan Konseling serta
Kepala Sekolah/Madrasah.
16. Membuat laporan berkala kepada kepala sekolah. Untuk menjelaskan tugas dan fungsi
Guru BK kepada Guru dilaksanakan setiap rapat dinas sekolah dan untuk menjelaskan
kepada peserta didik setiap ada jam BK,apel pagi dan jam kosong.

E. TUGAS DAN FUNGSI GURU MATA PELAJARAN


1. Membantu konselor mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan pelayanan
bimbingan konseling.
2. Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Menerima peserta didik alih tangan dari konselor.
4. Memberikan kesempatan dan memudahkan peserta didik yang memerlukan pelayanan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti pelayanan tersebut.
5. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta didik.
6. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan konseling.

F. TUGAS DAN PERAN WALI KELAS


Tugas dan fungsi dari wali kelas yaitu sebagai berikut :
1. Melaksanakan peranannya sebagai penasihat kepada peserta didik khususnya di kelas
yang menjadi tanggungjawabnya.
2. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik yang ada di
kelasnya mengikuti pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Berpartisipasi aktif dalam konferensi kasus.
4. Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
konselor.

G. STAF ADMINISTRASI
Straf administrasi memiliki peranan yang penting dalam memperlncar pelaksanaan
program bimbingan dan konseling. Mereka diharapkan membantu menyediakan format-
format yang diperlukan dan membantu para konselor dalam memelihara data dan serta
sarana dan fasilitas bimbingan dan konseling yang ada.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen bimbingan dan konseling yang baik haruslah diwadai oleh sebuah organisasi
bimbingan dan konseling yang baik pula. Organisasi bimbingan dan konseling diperlukan
untuk tujuan pembagian tugas dan wewenang setiap personil baim ditingkat birokrasi di
atas sekolah maupun di dalam sekolah itu sendiri. Disamping itu, dengan adanya
organisasi baik, strukturnya akan menghindarkan dari tumpang tindih tugas dan fungsi
setiap personal, dengan demikian jelas garis komando dari koordinasinya. Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah pada hakikatnya adalah sebuah kerja tim yang
membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak.

B. SARAN

Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah maka di perlukan


kerjasama dengan personil sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling harus di
laksanakan bersama-sama dengan guru bimbingan konseling/konselor, guru mata
pelajaran dan personil sekolah yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, maria Theresia. Awalya,DLL. Bimbingan dan Konseling. 2019. UNNES PRESS:
SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai