PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau, dan dapat dipertanggung
jawab kan serta mempunyai batas waktu pencapaian. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana
upaya kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai tujuan
pembangunan kesehatan, oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
(SPM-RS) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal, alat ukur mutu layanan rumah
sakit yang dapat mendukung pencapaian indikator kinerja rumah sakit. Juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan
Umum kepada masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 2/2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum, telah diatur tentang Standar Pelayanan Minimal yang di
dalamnya memuat dimensi kualitas, pemerataan dan kesetaraan, biaya dan kemudahan, khusus
untuk Rumah Sakit, Pemerintah menerbitkan Kepmenkes No.228/2002 yang menyebutkan
bahwa Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit harus memuat standar penyelenggaran
pelayanan medik, pelayanan penunjang, pelayanan keperawatan, pelayanan bagi keluarga miskin
dan standar manajemen Rumah Sakit, yang terdiri dari manajemen sumber daya manusia,
keuangan, sistem informasi Rumah Sakit, sarana prasarana dan manajemen mutu pelayanan.
Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan , terlebih lagi
pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah Rumah Sakit di mata
masyarakat, sehingga menuntut adanya profesionalisme perawat pelaksana maupun perawat
pengelola dalam memberikan dan mengatur kegiatan asuhan keperawatan kepada pasien.
Di Rumah Sakit, sumberdaya yang paling banyak menyumbang sebagai pendukung
kepuasan kepada pasien, salah satunya adalah perawat. Perawat memberikan pengaruh besar
untuk menentukan kualitas pelayanan. Perawat sebagai ujung tombak pelayanan terhadap pasien
dan Keluarganya di Rumah Sakit, karena frekuensi pertemuannya dengan pasien yang paling
sering. Dalam perawat memberikan pelayanan pasien , terkadang pengaruh karakteristik yang
dimiliki oleh pasien, mulai dari umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan atau pekerjaan, dan
lain sebagainya mungkin akan membuat situasi pelayanan yang diberikan oleh perawat berbeda
karena pasien bisa saja mempunyai harapan yang berbeda berdasarkan karakteristik yang mereka
miliki.
Perawat diharapkan mampu memahami karakteristik pasien berdasarkan hal-hal yang
bersifat pribadi sampai pada jenis penyakit yang diderita pasien, sebagai suatu referensi perawat
dalam melakukan pendekatan kepada pasien.Namun pada saat ini muncul paradigma masyarakat
bahwa pelayanan yang diberikan oleh perawat kurang maksimal, sehingga pasien dan keluarga
pasien kurang puas dengan pelayanan yang diberikan. Mengenai jumlah komplain yang masuk di
kotak saran selalu meningkat pertahun 10 % untuk rawat inap karena pelayanan yang dilakukan
oleh perawat di ruang rawat inap bekerjanya lamban disebabkan banyak perawat yang hamil,
perawat terbatas, sehingga mereka sering sibuk dan melakukan kerja rangkap, dan perawat masih
bekerja di luar kompetensinya. Perawat memberikan pengaruh paling besar dalam menentukan
kualitas pelayanan kepadapasien. Pelayanan optimal dan kenyamanan berdampak pada
kesembuhan pasien. Berdasarkan observasi awal tanggal 3 Februari 2009, Perawat di RS
Tugurejo yang berjumlah kurang lebih 150 orang diambil 15 orang yang mewakili ruangan
perawatan berpendapat bahwa pasien tetap akan datang kembali ke RS Tugurejo, dikarenakan
tarif yang ditetapkan RSUD Tugurejo terjangkau bagi pasien, ditambah pernyataan perawat yang
menyampaika ada atau tidaknya pasien, rumah sakit Negeri tetap akan berjalan, karena RSUD
adalah rumah sakit milik Pemerintah dan menjadi sumber rujukan bagi kab/kota yang lain,
tentunya biaya operasional didukung sepenuhnya oleh anggaran Pemerintah melalui dukungan
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Tk I. Pernyataan tersebut sebagai sebuah
alasan sehingga perawat cenderung mengabaikan pelayanan prima sesuai harapan pasien yang
mengakibatkan ketidakpuasan terhadap pasien, sehingga pasien tidak akan merekomendasikan
RSUD Tugurejo sebagai salah satu Rumah Sakit rujukan terbaik di Jawa Tengah.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 129/Menkes/SK/II/2008
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
Kedua : Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam
lampiran ini.
Ketiga : Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada Diktum
Kedua agar digunakan sebagai pedoman bagi Rumah Sakit dalam menjamin
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Keempat : Setiap Rumah Sakit agar menyesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimal ini
dalam waktu 2 (dua) tahun sejak Keputusan ini ditetapkan.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : J a k a r t a
Pada tanggal : 6 Februari 2008
MENTERI KESEHATAN RI,
3.1 Kesimpulan
Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan , terlebih lagi
pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah Rumah Sakit di mata
masyarakat, sehingga menuntut adanya profesionalisme perawat pelaksana maupun perawat
pengelola dalam memberikan dan mengatur kegiatan asuhan keperawatan kepada pasien.
Ini masih kurang reek…..tolong dibetulin yaa kalau salah :v