Anda di halaman 1dari 11
MANUSIA DAN LINGKUNGAN JOURNAL OF PEOPLE AND ENVIRONMENT NOVEMBER 2012 Volume 19, Nomor 3 Artikel-artikel: ie T3 Martono, E.; Suratman Woro S.; dan Tandjung, S.D. Analisis Pola Serangga Gulma pada Fkosistem Sawsh Surjan dan Lembaran yang dikelola Secara Organik dan Konvensional 207-217 2. Aminatun, Tz Martono, E.; Suratman Woro S.; dan Tandjung, S.D. Adsorpsi fon Logatn PL(I), Ca(I1) dan Cr(IT1) oleh Poli 5 allil-kaliks[4] arena Tetraester 3. Nurhadi, A.; Setiawan, B.; dan Baiquni Kearifan Lingkungan dalam Perencanaan dan Pengelolaan Hutan Wonesadi Kecamaten Ngawen Kabupaten Gunungkidul 226-237 4. Arianti, RD.; Suratman; Martono, E.; dan Suprayogi, S. Dampak Pengslolaan Lahan Per- tanian terhadap Hasil Sedimen di’ Daerah Aliran Sungai Galeh Kabupaten Semarang 238 - 246 5. Koestiari, T.; Harsini, H.; Prawita, A.; dan Effendy Karakterisasi Bentonit Teknis sebagai Adsorben Indigo Biru 247-254 6. Susilo, B. Kusumastuti, T.4.; Suranindyah, Y; Suwignyo, B. Kesesuaian Lehan Hijeuan akan Kambing di Yogyakaria Menggunakan Pendekaian Sistem InformasiGeografis 255 - 263 7. Buhani; Narsito; Nuryono; di ‘Merkap\ Kunarti, ES. Proses Sol-Gel dalam Pembuatan Hibrida -Silika untuk Adsorpsi fon Cu(I}) dalam Larutan, 204-272 8. Basna, N. Marsono, D5 Gunawan, Ts dan Irham Model Pengelolaan Lingkungan Taman Wisata Alam Gunung Mejs Manokwari Papua Barat 273-284 9. Sarto; Bendiyasa, LM.; dan Rusnawati, ¥. Potcnsi Pemanfastan Air Limbah Pemucat Tndustei Tenun ATBM untuk Menurunkan Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) Air Limbah Pewamaan 285-293 10, Djohan, T:S. Distribusi dan Kemelimpahan Vegetasi Bakau di Ekosistem Hutan Rusak Segara Anakan Jawa Tengah 294-302 11, Muhdi; Elias; Murdiyarso, D.; Matangaran, J.R.Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Pemancnan Kayu Reduced Impact Logging dan Konvensional di Hutan Alam Tropika 303-311 Diterbitkan oleh: R : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada (PSLH UGM) ISSN 0854-5510 Terakreditasi Berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 68b/DIKTW/Kep/2011 Tanggal 9 September 2011 JURNAL MANUSIA DAN LINGKUNGAN JOURNAL OF PEOPLE AND ENVIRONMENT Pelindung | Advisor Réktor Universitas Gadjah Mada | Recior of Gadjah Mada University Pemimpin Umum dan Penanggung Jawab | Publisher Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup | Director of the Center of Environment Studies Universitas Gadjah Mada | Gadjah Mada University Hari Kusnanto Pemimpin Redaksi | Editor-in-Chief Utoro Yahya Staf Ahli | Editorial Advisory Board Hari Kusnanto Eko Sugiarto Hemanto Redaksi Pelaksana | Editors Utoro Yahya Suharko, Ana Nadhya Abrar Bambang Agus Suripto Sekreariat | Administrative Staff Tuti Widhastuti Sugiman Lily Esti Seriosa Alamat redaksi | Adress Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada JI, Lingkungan Budaya, Sckip Utara, Yogyakarta, $5281, Indonesia Telp. 62 274 565722, Fax. 517863 pplhugm@indosat.net.id psth@ugm.ac.id Web-site:htip:/psth.ugmac.id ewe een ey tiga kali sétohun (Maret, Juli dan November) olch Cece mettre ira! tas Gadjah Sacer reer eon Pees ae sac eS ete eee eee ee eT ee eee een Case Deen minee sme timrc sca aan el en G ao Ske sey P EIT J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vel. 19, No. 3, November, 2012, 255-263 KESESUAIAN LAHAN HIJAUAN PAKAN KAMBING DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (ALand of Unit Map for Goat Tree Leaves in Yogyakarta using Geographic Information System Approach) B Susilo**, T.A. Kusumastuti *, ¥ Suranindyah*, B Suwignyo* ** Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada *Fakultas Petemakan Universitas Gadjah Mada Email: triaksp@yahoo.co.id ‘Alamat Korespondensi: Diterima: 10 Agustus 2012 Disetujui: 2 Oktober 2012 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membuat pemetaan kesesusisn lahan pakan hijavan kambing di kabupaten Dzerah Istimewa Yosyakarta, Metode penelitian mencakup ? kegiatan viama yaitu (1) Analisis proksimat untuk mengetahui kandungan energi tertinggi dari jenis kacang-kecangan atau legum ( 2) Pemewwan laban pakan dari tanaman legum yang mempunyai kandungan energi tertinggi di tip Kabupaten. Analisis kesesuaiaa lahan pada setiap satuan Ihan dipcrolch melalui proses tunpangsusun (overlay) peta lereng, bentuk lahan dan penggunaan lahan dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hesil penelitian menunjukkan tanaman legum yang mempunyai sumber energi tertinggi adalah Kaliandra dengan berat kering berkisar 30-40%. Lahan ttuk Kaliandra hampir sama di 4 kabupaten yaina lebih dari 25%. Lahan yang paling sesuai untuk kaliandre adalah di Kabupaten Sleman Kota kunci: kesesuaian Iahan, kambing, Sistem Informasi Geografis Abstract The study aimed 10 provide a land unts map at district in Special District of Yogyakarta and a land appropriateness map, especially for goat tree leaves. The method of the study cenisted of main activities which was 1) preximare analysis to find out the energy sources for nutrition need as provided by the tree leaves to geat that an appropriate was obtained from legume. 2) Mapping from legum that have highest dry maiter in each district. The analysis of land appropriateness in every land unit obtained from overlaying process of slope map, land morphology and management using Geographic Information System. The result showed that the highest energy source was Calliandra Calothyrsus and have dry matter content ranged from 30-4076. The lund suitable for Calliandra Calothyrsus almost the same in districts more than 2825. The land most suitable for Calliandra Calothyrsus was located in Sleman district. Keywords: a land unit map, gout, Geographic Information System PENDAHULUAN Kenyatazn di Tepangan menunjukkan bahwa masih benyak . petemak - yang Kebethasilan pengembangan pakan lokal -memberikan pakan tanpamemperhatikan berdasar indikator kinerja Direktorat Jenderal _—_persyaratan_Kualitas, kuantitas dan teknis Petcmnakan Bidang Ruminansia salahsatunya pemberiannya. Akibetnya _produktivites, sdalah—eningkatnya—pengguraan/ _ternak yang dipelihara tidak optimal, bahkan. pemanfaaten bahan baku pakan lokal banyak di sntara peternak yang mengalami (Anonim, 2009). kerugian akibat pemberian 256 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN pakan yang kurang memadai. Faktor pakan hharus menjadi pethatian khusus sehingga kendala-kendala yang terkait dengan penyediaan hijauan pakan yang berkualitas dan mencukupi kebutuhan iernak sepanjang tahun dapat distesi ontara Iain dengan penyediaan berbagai jenis tanaman hijauan pakan, pengolzhan bahan beku pakan dari hhasil ikutan pertanian dan agroindustri yang dapat menjadi pilihan sebagai sumber akan, Dalam —memilih suata__komoditas pertanian yang kan ditanem, petemak seringksli hanya mempertimbangkan faktor ekonomis tanpa terlalu. mempertimbangkan foktor ckologisnya sehingga menimbulkan erusakan lohan. Pemanfaatan laban yang ‘mendatangkan Kerusakan disebabkan Salah satunya adalah kurangnya informasi tentang kesesuaian penggunaan Iahan. Oleh Karena itu perlu ketersediaan data iklim, tanah, persyaratan penggunaan lahan (land use requirement), dan persyaratan tumbuh tanaman (crop requirement). Kambing merupakan temak ruminansia kecil unggaian di DIY di samping sapi potong schingga perlu dijaga keberlanjutan uusahanya (Budisatria dkk, 2008). Temak kambing merupakan salahsatu jenis temak yang tidak memerlukan banyak modal dan Gapat dipelihara dengan pemberian pakan rumput lokal dan berbagai_jenis limbah pertanian schingga ternak ini banyak dipilih petani kecil pada lahan marginal (Bums and Devendra, 1993). Semua jenis tanaman untuk dapat tumbuh memerlukan persyaratan tertentu yang kemungkinan antare satu dengan yang Jainnya berbeda. Untuk menentukan Kelas kesesuaian Ishan maka persyaratan tumbuh tanaman dijadikan dasar dalam menyusun Kriteria Kelas Kescsuaian lehan yang dikaitkan dengan Kualitas dan karakteristik Jahan. Oleh Karena itu peru altematif pemenfeaian sumber daya pakan dan temak melalui pendekatan fisik yaitu pemetaan kesesuaian Iahan untuk iemak kambing dengan teknik informasi geografis sehingga bermanfaat untuk peningkatan kuentitas dan kualitas pakan temak. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang berbasis Komputer yang memberikan kemampuan Vol. 19, No. 3 untuk menangani data bereferensi geografis meliputi——pemasukan, —_pengelolaan, manipulasi den analisis serta output data- (Aronof, 1989). Penelitian ini bertujuan untuk membuat peta digital kesesuaian Jahan pekan hijavan untuk temak kambing sebagai temak andaln di Yogyakara. Kesesuaian Lahan Tanaman Pakan Hijauan Ternak dengan Model Sistem Informas! Geografl (SIG) Penilaian esesuaian lahan dilakukan dengan memetakan karakteristik lahan. Satuan pemetaan untuk kerakteristik Iahan adalah satuanTahan, —yaitu —hasil tumpangsusun antara peta bentuk lahan, peta jenis tanah dan peta lereng. Peta bentuklahan, peta tanh dan peta lereng dalam hal ini disebut sebagai peta analitik dalam penyusunan peta safuan lahan. Penyusunan peta analitik dan peta satuan Tahan, dilakukan dengan bantuan perangkat Tunak Sistem Informasi Geografi (SIG). Hasil pemetaan karakteristik lahan pada setiap satuan lahan digunakan sebagai dasar menilai Kesesuaian Than untuk tanaman paken temak ruminansia kecil di dacrah perelitian. Metode penilaian kesesuaian Jehan adalah matching antara karakteristik Jahan dengan syarat penggungan lahan untuk ‘keperluan tertentu, Kesesusian —lehan diklasifikasikan mengscu pada suatu sistem Klasifikesi tertentu. Sistem _ klasifikasi kesesuaian Ishan pada _penelitian ini mengacu pada sistem FAO (1976), yang secata hierarki dapat dibedakan menjadi 4 Kategori, yaitu Kesesuaian lahan pada tingkat ‘order, kesesuaian lahan pada tingkatan Kelas, Kkesesuaian lahan pada tingkatan subkelas dan kesesuain lahan pada tingkat unit Dalam penclitian ini, tingkaten Kesesuaian Tehan yang digunakan pada tingkaten subkelas, Adapun keempat Kategori Kesesuaian Jahan menurut FAO disgjikan pida Tebel 1. : Karakteristik lahan merupakan eiri atsu keadaan tunsur-unsur Iehan yang mempunyai hhubungan dengan tujuan evaluasi yang dapat divkur etau diperkirakan, dan diperolch dari pengukuran dan pengamatan langsung di lepangan dan analisis di laboratorium. November 2012 Kualitas lahan adalch sifst kompleks laban yang mempengaruhi kesesuaian untuk penggunaan tertentu yang ditentukan olch seperangkat karakteristik lahan yang saling berintcraksi (FAO, 1976). Oleh karena itu dalam evaluasi kesesuaian lahan, kuslites Jahan merupakan masukan utama untuk proses = “membandingkan”. Hal ini discbabkan kualitas lahan _mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut: 8). kualitas lahan berkaitan erat dengan persyaratan-persyaratan terientu. dalam ‘penggunaan Iahan, 5). kuslites_Iahan merupakan interaksi antara_ factor-faktor Jingkungan, c). jumlah kualitas tahan te SUSILO, B, DKK: KESESUAIAN LAHAN, 257 sedikit daripada jumlah karakteristik lahan. Sesuai dengan tujuan evaluasi yang akan dilakukan dalam perelitian, kuslitas lahen yang digunakan meliputi: 1. Temperatur (1); 2. Ketersediaan air (w); 3. Kondisi perakaran (1); 4. Retensi hara (f); Ketersedizan hara (n); 5. Toksisitas (x); 6. Medan (s); 7. Banjir dan genangan (i), dan 8. Erosi (e). Temperatur (t) merupakan salah satu faktor penentu kualitas lahan yang dalam hal ini sebagai bagien dari “karakteristik ‘kim, yaitu suhu udora rata-rata tehunen (°C). Melalui foto udara diketshui daersh yang memiliki ketinggian yang relatif sama, Tabel 1. Kelas Kesesusian Lehan menurut FAO ‘Kecesvalan tan tngkat Or Kelas Subisas Tait KeaiainS (sual) amu Si (engatsesa) hss jangaik Dibeiakan aus daar Keadaan kesesuinn sccan Ishin yang dapat mcmpursah perbotms sone seis jevispembatssrgs ston en di dalam gcbal —iguralan’serara_untskimenerpian prgsllean yang mucim perbalan yang subielas yang, betelangsungan, éengan tampa at Sberitan aud menpunyalpenbuus dipean. Tap Kelas ddatarkan pada nz_twWak befor secure nyata dapet_—dibetaion siftsiit tumbahan gat ST roilo Eeneyeh icky podikiviss mud mts tues ya” bene Kervhan san metsidan masuan Sublelis trpatnng dalam peepelslaan as yang telah bias iberksn jenis. pembatas yang lehan aca, "din setap 32 dnp cena) ha yang Imempuryat pembates yang. apa sens untth aghast pengdlasn are herut diraplan, Pentaus yang ada aan 29% eruiargi tagkat prodaktivias S38 vst Keuntungan recmaithi sats alae ebm perbats, ng ‘ataan pembaas yang ‘Sonvinant Shempatian potas Seni pembatas dan 3 Gharpir sen) an VAM symbol er pemgunysi penbulas yung seus Sigunakan ada? tok rempershankan pengeoaan yang tmphatpenganh tenpenture, ans Sem ketesabaan afc Spertinbanghan. Pemiutss yang > fendia parabens F fla akan mengursng produkt dan Jeuncangan, ‘eningkatan mish rasutan yang tgkisas: 1 = meds Spetiskan Nidae = eens “hare, n= Woh etesedinan hava 2 = banjr dan genes ) NI (dak seal aa in) Iman dane cosh Tahun yang memiliki herembaus lebih seus yang Yesulian sedemkisn mash memenghinkas untuk dias, rua sehngga tapi upaya peralkan tak dapat Silckukan dengan tngat pongelolasn dengan modil yang Sede Keaduan perbusas sed sehingga mencegah penggunaaraya srcaaberkclnsingm NZ (BGsK sewva) seaman) an yang merpunjaipembas prominin, sehinggamencegah ek empha penegunaanaya ua bertelaneurgan 258 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN kemudian bea ditentukan —_kisaran tempereturnya. Ketersediaan air (w) ditentukan oleh reta-rata jumlah balan ering per tahun (curch hujan bulanan kurang dari 75 mm dan rata-rata jumiah curah jan tahunan (mm). Data Ketersediaan air diperolch dari data sekunder ‘yaitu deta curah hujan di stasiun cuaca yang berada di wilayah DIY. Variabel kondisi perakaran (r) ditentukan olch 3 karakteristik fanah yaitu: Kelas drainase,, tekstur tanah Tapisan atas, dan kedalaman efektif tanth ‘Melalui foto udara diperoleh informasi Kelas drainase soara. umum yang. ditafsirkan berdasarkan bentuk aha, terutama berdasarkan Kemiringan lereng dan ada idaknya genangan air, Hasil akhir selain pengamatan langsung dilapangan juga dianalisis di laboratorium untuk menentukan kelas tekstur tanzh. Retensi hara (1) ditentukan olch kandungen Kepasitas Tukar Kation (KTK) tanch Tapisan bawah dan kemasaman tanah lapisan atas. Data diperolch melalui pengamatan langsung di apangan dan sampel tanah yang: diambil dari,lokasi penelitian kemudian dianalisis di laboratorium. Ketersediaan hara (n) ditentukan oleh Kesuburan tanah lapisan tas, yang ditunjukkan dengan nilai N total, P;0; tersedia dan KO tersedia. Melalui analisis aboratorium data ini diperoleh berdasarkan sampel tanah yang diuji, Toksinitas (x) penentuan kuslitas Tlahan yang dilihat dari tinggi rendahnya persentase penggaraman Galinitas) pada tanah lapisan bawah (sub soil). Date yang diperoleh dari hasil analisis laboratorium tanh, Keadaan medan (8), terdapat 3 karakteristik Jahan yang menentukan Kuslitas Ishan _berdasarkan variabel _tersebut yaitu kemiringan lereng, jumlah batuan permukaan dan Iuas singkepan batuan induk. Data kemiringan lerang dan singkapan batuan induk diperoleh dari intepretast foto udara dan pengamatan lapangan, sedangkan data jumlah batuan permukaan scluruhnya di dapat dari pengamatan lapangan. Bahaya banjir (1) ditetapkan sebagai pengaruh dari keadzan banjir dan lamanya banjir. Data diperoleh di lapangan melalui wawancara dengan penduduk sekitar Vol. 19, No.3 mengenai daerah yang. sering mengalami banjir atau genangan. Selain itu ditanyakan_ Jamanya banjir dan kedalaman banjir. Erosi (©), dapat diprediksi berdasarkan keadaan lapangen, ysitu mempethatikan adanya erosi Jembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (rll erosion) dan erosi parit (gully erosion). Pendekatan lain dilakukan dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (ratrata penahun) dibandingkan dengan yang tidak tererosi yang dicirikan dengan adanya horison A. Horison A. dicirikan oleh warna gelap karenz relatif. mengandung bahan organik yang cukup banyak. Melalui foto udara juga dapat diketahui daerah yang terkena erosi. ‘Tabel 2. Kualitas Lahan dan Fakior-Faktor Diagnostik ‘Kualitas Lana Faktordisgoostk Regimiempeniur() tempera whunan asta 2. Reteadiaanair(w) a jumibhbulenheing <6 mn) ‘Jomlsh cuah fujan whunsn rater (ran) 2-Kendisi perkarn(r) a. ketas erase nar ‘teksturtanah «© kedsleranefitif tins 4. Revensi hans (D) 2 KPK DpH O 5 Ketersdiaan haa (n) a.Ntotal B.FOs 0a © KO tl 6 Toknias (9) star 7. Medan homing err 9) b.bauan di permskaan (4) €-snghapan Baan (%) 8. Baya benir() bani dan genangan 9. Erosi(@) 4 Kesamgakan esi Untuk menghasilkan Karsktcristik lahan, maka daerah penelitian dibuat ke dalam ‘bentuk satuan lahan yang merupakan hasil overlay dari bentuk lahan, kemiringgn lereng dan jenis tanah. November 2012 SUSILO, B., DKK.: KESESUATAN LAHAN 289 Gambar 1, Iustrasi Proses Interpretasi Bentuklahan dari Citra SRTM Gambar 2, Data Lereng Format Raster dan Data Lereng Format Vektor METODOLOGI Pemilihan lokasi dilakukan di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Guaung Kidul ' Provinsi Daerah Istimewa Yogyakara. Langksh pertama mengetahui tingkat Kesesuaian Jahan daerh penclitian sceara umum untuk beberapa tanaman pakan ternake adalah melekuken analisis proksimat untuk menentukan kadar nutrisi termak. Cara yang, dilakukan adalah melskukan identifikasi Jenis pakan ternak yang biasa diberikan pada Kambing di 4 kabupaten di wilayah DIY. Komponen yang dianalisis adalah kadar cenergi dalam pakan atau Berat Kering (BK) dalam % dan satuan gram. Sesudah diketahui tanaman _pakan hijauan dominan yang mempunyai_berat kering tertinggi maka langkah selanjutnya adalah memetekan satuzn tahan dan mengidentifikasi karakteristik lahan pada setiap satuan Jahan tersebut. Karakteristik Jahan pada cetiep satvan lahan selanjutnys digunakan sebagai daser menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman pakan temnak dominan. Peta satuan Iahan dihasilkan dengan cara tumpangsusun (overlay) beberapa peta Penyusunnya. Peta yang dimaksud adalah: peta bentuklchan, peta jenis tanah dan peta kemiringan lereng. Tumpangsusun ketiga peta akan menghasilkan satuan pemetaan bara yang disebut satuan Ishan (land unit) Proses tumpangsusun dilakukan dengan bantuan perangkat’ nak SIG (Sistem Informasi Geografi) * Peta-peta penyusun satuan lahan diperotch, dengan cara yang berbeda, Pete bentuklahan diperoleh dari hasil interpretasi citra radar SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission) resolusi 90 m. Interpretasi dilakukan secara visual digabungkan dengan teknik digitesi on sereen. Peta geologi skala 1: 100.000 digunakan sebagai acuan dalam proses interpretasi. 260 Peta tanah diperoleh dari hasil interpretasi cia Landsat dan SRTM dengan menggunakan peta tanah tinjau sebagai scuan. Proses dan cara interpretasi adaioh sama dengan yang digunskan dalam penyusunan peta bentuklahan. Peta Kemiringan lereng diperoleh dengan cara mengolah data kontur menjadi DEM (Digital Elevation Model). Menggunaken_fasilitas analisis spasial, data DEM diturunkan menjedi date kemiringan lereng format raster. Teknik digitasi on screen digunakan untuk mengkonversi data format raster menjadi data format vektor. Gambar 2 menunjukkan contoh data lereng format raster dan data lereng format vektor hasil digitas. Gambar 3. Tanaman Kaliandra Peta tanah diperoleh_dari_hasil interpretasi citra Landsat dan SRTM dengan menggunakan peta tanah tinjau sebagai acuan. Metode analisis yang digunakan adalah maiching,’ yaitu-membandingkan Karakteristik lohan dengan _persyaratan tumbuh tanaman pakan hijauan temak. Persyaraian tumbuh tanaman didapat dari literatur baik tanaman rumput unggul, Tspangan (gramineae), tanaman legum maupun non legum yang biasa diberikan untuk pakan temak. Persyaratan basil analisis selonjutnya direpresentasikan dalam bentuk peta kesesuaian lahan. HASIL. DAN PEMBAHASAN Hijauan pakan temak merupakan pakan vtama bagi Kambing karena kendungan serat J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No.3 atau energinya sangat tinggi, Selain itu beberapa jenis hijauen pekan _tensk mengandung protein dan vitamin serta obat yong toik bagi pertumbuhan ternok (Kustantinah et al, 2006). Dari hasil penelitian tanaman legum dominan di Yogyakarta adalah jenis kaliandra, lamtoro, dan gamal. Kalianéra mempunyai Berat Kering tertinggi berkiser 30-40%, Tanaman sal Guatemala (Amerika ‘Tabel 3. Kandungan Berat Kering Jenis Legum di Yogyakarta (% jeislem = Slevan Banml Gunung Kulen Kidul Pogo 1 Kilania 37893513 30603861 2 Lamoroging IS 281 3230215 3. Gans W732 24s gio (1989 ‘Sumber: Hasil Analisis, 2010 Tengah) ini banyak dimanfaatkan kayunya sebagai sumber energi. Tanaman Kaliandra yang berbentuk perdu ini berdasar syarat Tumbuh tanaman dapat tumbun baik pada dacrah dengan ketinggian dari 0-1850 m dari permukaan laut (dpl). Suhu rata-rata bulansn maksimum sekitar 24.28°C, dan rata.raia suhu minimum sekitar 18-24°C. Tanaman ini rentan terhedap subu sanget dingin (bcku) tetapi spesies tropis memiliki daya tahan cukup tethadap dingin, tumbuh lami sampai Ketinggian 1800 m dpl di Guatemala dan dengan bagus sampai ketinggian 2000 m pl di Indonesia dan Kenya.( Wiersum and Rika 1992) Syarat tumbuh tanaman merupakan salzh satu dasar untuk menilei kesesuaien lahan untuk ditanami jenis tanaman tertentu (FAO, 1976). Kesesuaian lahan untuk tanaman liandra i daerah penelitian, dibedaken menjadi empat kategori yaitu sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuei marginal ($3) dan tidak sesuei (N). Luas dan proporsi setiap kelas kesesuaian Iahan, tethadap luas total dacrah penelitian, relatif hampir sema yaitu di atas 25 % kecuali untuk Kelas cukup sesuai ($2) yaitu 19 % Kategori SI ‘menempati areal seluas §9,609,67 hha atau 28,54 % dari lvas total dgerah penelitian. November 2012 SUSILO, B., DKK: KESESUAIAN LAHAN 261 Tabel 4, Persyaratan Pengguraan Lahan untuk Tanaman Kaliandra Rie Keenan Kuslitay Kerabseretk Laban a e a = “Tasaman Patan Teak Kanna dan gamat TTenpenter o Rata thunan © 202 18.20 iste <6 Kevrsdisan Ait 9. Cun ujantabun (mm 1590-2000 9e0-<1500 e00-<500 <0 2005-2800 32400-3000 > 3000 -Ketenbsban om <6 65-75 w15-85 se ‘Media Perlaran « “Drains bai, spakccpat —crhambat_——_nagatterhamhat apkichinbat sedans cepat Tekst Thay agakhahs = faar ier secang, agai kaart ~ Bahan kasar om 15 50.75 B <0 amu ‘Ketebalan cm <6 6-10 > 200 etal ik ada (en) 50 35-50 cas ‘ [pio 58-70 Ss-

Anda mungkin juga menyukai