Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PIJAT

PUNGGUNG PADA NY. S DI WISMA MAWAR UPT PSTW


JEMBER

TUGAS

Oleh:
Karina Diana Safitri, S.Kep
NIM 132311101019

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PIJAT


PUNGGUNG PADA NY. S DI WISMA MAWAR UPT
PSTW JEMBER

TUGAS

Disusun untuk memenuhi laporan akhir Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh:
Karina Diana Safitri, S.Kep
NIM 132311101019

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi

Masa lansia merupakan tahap akhir dari proses perkembangan kehidupan


manusia. Lansia akan mengalami berbagai perubahan fisik dan psikologisnya
(Efendi & Makhfudli, 2009). Perubahan fisik yang paling sering dijumpai pada
lansia yaitu terjadi pada perubahan di sistem muskuloskeletal. Terdapat banyak
permasalahan musculoskeletal yang dapat muncul pada lansia, salah satunya
adalah permasalahan nyeri punggung. Penyebab nyeri punggung bawah yang
paling umum adalah keregangan otot atau postur tubuh yang tidak tepat. Hal-hal
yang dapat mempengaruhi timbulnya nyeri punggung bawah adalah kebiasaan
duduk, bekerja membungkuk dalam waktu yang relatif lama, mengangkat dan
mengangkut beban dengan sikap yang tidak ergonomis, tulang belakang yang
tidak normal, atau akibat penyakit tertentu seperti penyakit degeneratif (Astuti,
R.D, 2009).
Menurut Smeltzer & Brenda G. Bare (2002), kebanyakan nyeri punggung
bawah disebabkan oleh masalah-masalah musculoskeletal, seperti perenggangan
lumbosakral akut, osteoartritis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus
intervertebra, dan panjang tungkai yang tidak sama. Lansia mungkin mengalami
nyeri punggung bawah yang berkaitan dengan fraktor vertebra osteoporosis atau
metastasis tulang. Banyak kondisi medikal dan psikosomatis lain menyebabkan
nyeri punggung. Obesitas, stres, dan depresi dapat menunjang terjadinya nyeri
punggung bawah. Pasien dengan nyeri punggung bawah kronis mungkin
mengalami ketergantungan pada alkohol atau analgesik.
Di Swedia, LBP adalah penyebab tersering penyakit kronis pada usia
kurang dari 65 tahun dan peringkat kedua setelah penyakit vaskuler pada usia 65
tahun keatas (Kim, 2005). Nyeri punggung umum terjadi, di Inggris sekitar 60-
80% orang pernah mengalami nyeri punggung. Nyeri punggung merupakan salah
satu alasan utama untuk tidak bekerja, dan setiap tahunnya jutaan hari kerja hilang
akibat nyeri punggung. Di Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung
terutama nyeri bagian bawah telah mencapai proporsi endemik. Survei yang telah
dilakukan melaporkan bahwa 17,3 juta orang di Inggris pernah mengalami nyeri
punggung. Dari jumlah ini 1,1 juta orang mengalami kelumpuhan akibat nyeri
punggung (Bull & Archad, 2007). Dalam satu tahun terdapat lebih dari 500.000
kasus nyeri punggung bagian bawah dan dalam 5 tahun angka insiden naik
sebanyak 59%. Prevalensi pertahun mencapai 15 - 45% dengan titik prevalensi
30%. Sebanyak 80-90% kasus LBP akan sembuh dengan sendirinya selama 2
minggu. Dari 500.000 kasus tersebut 85% penderitanya adalah usia 18-56 tahun
(Wheeler, 2013).
Di Indonesia, pada tahun 2003, dilaporkan prevalensi seumur hidup NPB
antara 59,3% - 62,4% dan prevalensi tahunan antara 20,9% - 31,2% (Handono
dalam Widodo, 2005). Berdasarkan hasil survei tentang akibat sakit leher dan
pinggang, produktivitas kerja dapat menurun sehingga hanya tinggal 60% (H.
Mayrika et al, 2009). Masalah NPB pada pekerja pada umumnya dimulai pada
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

usia dewasa muda dengan puncak prevalensi pada kelompok usia 45-60 tahun
dengan sedikit perbedaan berdasarkan jenis kelamin (Widiayanti et al, 2009).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 19 September 2016 oleh
mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember, diketahui bahwa Ny. S di
Wisma Mawar UPT PSTW Jember mengalami permasalahan nyeri punggung.
Hasil dari pengkajian tersebut didapatkan data TD 120/90 mmHg, Nadi:
90x/menit, dan RR: 20x/menit. Menurut Ny. S, ia sering mengalami linu-linu atau
nyeri di daerah punggungnya. Dalam melakukan setiap kegiatan Ny. S
melaksanakannya dengan posisi membungkuk sehingga dapat menimbulkan
sensasi nyeri pada bagian punggung karena adanya kontraksi otot yang statis dan
dilakukan secara terus menerus dan skala nyeri yang dirasakan berkisar 4. Adanya
fenomena tersebut mendorong penulis untuk melakukan pijat punggung dengan
nyeri punggung pada Ny. S di Wisma Mawar UPT PSTW Jember.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan
yang akan dilakukan ini adalah pijat punggung pada Ny. S di Wisma Mawar UPT
PSTW Jember?

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan terapi pijat punggung dengan
nyeri punggung Ny. S di Wisma Mawar UPT PSTW Kabupaten Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Setelah dilakukan terapi pijat punggung, Ny. S di Wisma Mawar UPT
PSTW Jember menunjukkan adanya pengurangan keluhan tentang nyeri
punggung;
2. Ny. S mampu mendemonstrasikan terapi pijat punggung.

2.2 Manfaat
1. memberikan rasa nyaman pada Ny. S di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember.
2. menambah keterampilan Ny. S dalam mempraktikkan terapi pijat
punggung dengan tepat di Wisma Mawar UPT PSTW Jember.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Semakin seseorang bertambah usia maka seseorang akan rentan terhadap
suat penyakit karena adanya penurunan pada sistem tubuhnya. Lansia
cenderung mengalami penurunan pada sistem muskuloskeletal. Penurunan
pada sistem muskuloskeletal ini dapat mempengaruhi mobilitas fisik pada
lansia dan bahkan dapat mengakibatkan gangguan pada mobilitas fisik pada
lansia (Taslim, 2001).
Perubahan struktur fungsi, baik fisik maupun mental akan mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk tetap beraktivitas. Lansia dengan proses menua
akan berpengaruh terhadap penampilan, penyakit, penyembuhan dan
memerlukan proses rehabilitasi. Lansia mempunyai penampilan yang khas
seperti adanya tanda dan gejala lansia dalam berjalan karena adanya
penurunan pada regeneratif sendi sehingga menyebabkan lansia mengalami
immobilitas fisik. Banyak kasus degeneratif dengan gejala seperti nyeri
muskuloskeletal. Nyeri muskuloskeletal merupakan sindpijat punggunga
geriatrik yang paling sering dijumpai dan berkaitan dengan masalah
kesehatan pada usia lanjut (Taslim, 2001).
Gangguan muskuloskeletal pada umumnya memberikan gejala atau
keluhan nyeri, dari tingkat ringan sampai berat. Keluhan nyeri yang timbul
dapat mengganggu penderita sehingga, penderita tidak dapat bekerja atau
beraktivitas dengan nyaman bahkan juga tidak dapat merasakan kenyamanan
dalam hidupnya. Oleh karena itu, penanganan untuk gangguan
muskuloskeletal yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengurangi
nyeri atau gejala yang ditimbulkan (Martono, 2009).
Lansia dengan jenis kelamin perempuan cenderung beresiko cidera. Pada
perempuan yang berusia lebih dari 50 tahun mengalami penurunan pada
fleksibilitas otot (Taslim, 2001). Hal ini dapat ditangani dengan pemberian
terapi pijat punggung. Pijat punggung dapat menurunkan ketegangan otot,
menurunkan nyeri, dan memberikan efek relaksasi.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah pada Ny. S adalah melalui pijat
punggung yang memberikan efek relaksasi yang berdampak pada
vasorelaksasi yang menurunkan ketegangan otot dan menurunkan nyeri.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pemberian terapi nonfarmakologi pada klien merupakan upaya untuk
memberikan terapi secara langsung dengan tanpa menggunakan pengobatan medis
sehingga dapat meminimalisir adanya efek samping. Dalam realisasi penyelesaian
masalah mengenai nyeri punggung yang dapat dilakukan adalah melakukan
penanganan atau terapi pijat punggung pada Ny. S di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan kesehatan ini yaitu Ny. S di Wisma Mawar UPT
PSTW, Jember.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : Demonstrasi
2. Landasan teori : Konstruktivisme
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menagajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindakan lanjut

: Sasaran

: Pemateri
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil Kegiatan


5.1.1 Evaluasi Struktur
a. Kegiatan pijat punggung dilakukan pada hari Sabtu tanggal 26
September 2017 pukul 11.00-11.20 WIB.
b. Pemateri menuju tempat dilakukannya kegiatan Pijat punggung di
Wisma Mawar UPT PSTW Jember pada pukul 07.00 WIB. Acara
dimulai pada mulai pukul 11.00 WIB.
c. Persiapan lain yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan
untuk kegiatan pijat punggung, seperti handbody, tissue,
spignomanometer,dan stetoskop
d. Persiapan kegiatan pijat punggung terdiri atas preplanning (Bab I-
IV), SAP, SOP, leaflet, lembar daftar hadir, dan berita acara.
e. Pemateri mampu menyiapkan diri untuk bersikap empati, netral,
menghargai, dan caring pada klien.
f. Pemateri telah melakukan pengkajian yang akurat dari berbagai
sumber (klien, teman klien) sebagai data dasar sebelum memulai
proses kegiatan pijat punggung.
g. Klien menyatakan bersedia mengikuti proses kegiatan pijat
punggung.
h. Telah terbina mutual relationship dan trust relationship antara
klien dan pemateri.
5.1.2 Evaluasi Proses
Selama proses kegiatan berjalan dengan lancar dan dengan durasi
waktu yang sesuai perencanaan yaitu 20 menit. Hal ini karena klien
bersikap kooperatif sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
5.1.3 Evaluasi Hasil
a. Kegiatan pijat punggung dihadiri oleh 8 orang yang terdiri atas 2
lansia (klien dan teman sekamar klien), dan 4 mahasiswa P2N
Universitas Jember.
b. Klien tampak antusias mengikuti petunjuk pemateri saat kegiatan
pijat punggung.
c. Lansia mengikuti semua rangkaian kegiatan pijat punggung mulai
dari awal sampai akhir.
d. Lansia aktif menjawab saat kegiatan pijat punggung.

5.2 Faktor Pendorong


5.2.1 Dukungan dari staf dan koordinator Wisma Mawar UPT PSTW
Jember, yang menyambut baik dan memberikan izin dengan adanya
kegiatan pijat punggung pada klien di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember.
5.2.2 Klien antusias untuk mengikuti kegiatan pijat punggung
5.2.3 Mahasiswa P2N lainnya membantu pelaksanaan kegiatan pijat
punggung, seperti menjadi fasilitator dan dokumentasi.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil evaluasi kegiatan pijat punggung Ny. S memahami
manfaat dari latihan. Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh
masalah-masalah musculoskeletal, seperti perenggangan lumbosakral akut,
osteoartritis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus intervertebra, dan
panjang tungkai yang tidak sama. Lansia mungkin mengalami nyeri punggung
bawah yang berkaitan dengan fraktor vertebra osteoporosis atau metastasis tulang.
Banyak kondisi medikal dan psikosomatis lain menyebabkan nyeri punggung.
Obesitas, stres, dan depresi dapat menunjang terjadinya nyeri punggung bawah.
Kegiatan pijat punggung yang diberikan pada Ny. S mampu mengurangi nyeri.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Sasaran
Lansia dalam hal ini adalah Ny. S di Wisma Mawar UPT PSTW
Jember diharapkan dapat melakukan kegiatan pijat punggung dengan
bantuan perawat atau antar teman sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan dan pencegahan terjadinya masalah kesehatan pada
lansia khususnya hipertensi, misalnya dengan melakukan pijat
punggung seminggu 2 kali.
6.2.4 Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan dalam hal ini adalah perawat di UPT PSTW
Jember diharapkan dapat lebih mengaktifkan pelayanan kesehatan
lansia melalui pemeriksaan rutin kepada seluruh lansia di UPT PSTW
Jember dengan cara mengadakan kegiatan pijat punggung pada lansia
dengan hipertensi.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R.D. 2009. Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat Terhadap
Kelelahan Musculoskeletal. [serial online]. https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CC
EQFjAA&url=http%3A%2F%2Fpuslit2.petra.ac.id%2Fejournal
%2Findex.php%2Fgem%2Farticle%2Fdownload
%2F17602%2F17516&ei=X69OVYf4EoKXuATkkIDwCQ&usg=AFQjC
NEONedqnWVTGZFT1FkcbDujoBJ0Dg . Gema teknik Vol 2: 28-29.
diakses pada tanggal 11 Maret 2015, pukul 21.40 WIB].

Bull, Eleanor & Archard, Graham. 2007. Nyeri Punggung. Terjemahan oleh
Juwalita Surapsari. Jakarta: Erlangga.

Cahyono, J.B. Suharjo. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta:
Kanisius.

DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta.

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
H. Mayrika, et al. 2009. Beberapa Faktor yang Berpengaruh terhadap Keluhan
Nyeri Punggung Bawah pada Penjual Jamu Gendong. [serial online]. http:
ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/viewFile/2429/2147 [diakses
pada tanggal 22 April 2015, pukul 12.10 WIB]
NANDA, 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta: EGC.
Price, sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
Riskesdas. 2007. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C., dan Bare, Brenda G. 2002. Keperawatan Medical Bedah
Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.

Widiyanti, et al. 2009. Hubungan Sikap Tubuh Saat Mengangkat dan


Memindahkan Pasien Pada Perawat Perempuan dengan Nyeri Punggung
Bawah. [serial online]. Departemen Kedokteran Komunitas-Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 59(3).
diakses melalui
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/
630/622. [diakses pada tanggal 28 Maret 2015, pukul 15.51 WIB].
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Prosedur Operasional (SPO)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi

Pemateri,

Karina Diana Safitri, S.Kep


NIM 122311101019
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari Kamis, 28 September 2017 jam 11.00 s/d 11.20 WIB bertempat di
Wisma Mawar UPT PSTW Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
Kegiatan Pemberian Terapi Pijat Punggung oleh Karina Diana Safitri, S.Kep
Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 6
orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 28 September 2017

Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik
PSIK Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

DAFTAR HADIR
Kegiatan Pemberian Terapi Pijat Punggung oleh Mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Jember. Pada hari Kamis, 28 September 2017 jam 11.00 s/d 11.20
WIB bertempat di Wisma Mawar UPT PSTW Jember Propinsi Jawa Timur.

Jember, 28 September 2017

Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
PSIK Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 3: SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : Pijat Punggung


Sasaran : Ny. S
Waktu : 11.00 – 11.20 WIB
Hari/ Tanggal : Kamis, 28 September 2017
Tempat : Wisma Mawar UPT PSTW Jember

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan terapi pijat punggung, sasaran akan dapat mengerti,
memahami, dan mendemonstrasikan terapi pijat punggung.

2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 20 Menit
sasaran akan mampu:
a. Menjelaskan tentang tujuan pijat punggung
b. Mendemonstrasikan terapi pijat punggung.

3. Pokok Bahasan
Pijat Punggung

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian pijat punggung
b. Tujuan pijat punggung
c. Pelaksanaan pijat punggung

5. Waktu
1x20 Menit

6. Bahan/ Alat yang digunakan


Leaflet

7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Demonstrasi
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

8. Persiapan
Penyuluh mencari materi tentang pijat punggung

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Kegiatan Waktu
Kegiatan Penyuluhan
peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 5 Menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 10 menit
tentang: menganggapi
a. Pengertian pijat dengan
punggung pertanyaan
b. Tujuan pijat punggung
c. Pelaksanaan pijat
punggung
2. Memberikan kesempatan
pada Ny. S untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan kesempatan
kepada Ny. S untuk
menjelaskan kembali dan
mempraktikan materi yang
sudah disampaikan
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang Memperhatikan 5 menit
telah diberikan dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan leaflet tentang
pijat punggung
4. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apakah pengertian pijat punggung?
b. Apakah tujuan pijat punggung?
c. Bagaimana pelaksanaan pijat punggung?
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 4: SOP

MASASE PUNGGUNG
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
NO
NO DOKUMEN: HALAMAN:
REVISI:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL
DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1 PENGERTIAN Masase punggung merupakan tindakan stimulasi kulit dan
jaringan di bawahnya dengan variasi tekanan tangan
untuk mengurangi nyeri, memberikan relaksasi, dan
meningkatkan sirkulasi yang diberikan selama 10 menit.
2 MANFAAT 1. Menurunkan ketegangan otot
2. Meningkatan sirkulasi darah
3. Menurunkan tekanan darah
4. Menurunkan nyeri
5. Meningkatkan relaksasi
3 INDIKASI 1. Klien yang mengalami nyeri/ketidaknyamanan
2. Klien yang mengalami ansietas
3. Klien dengan keluhan kekakuan dan ketegangan otot
di punggung dan bahu
4. Klien dengan kesulitan tidur
4 KONTRAINDIKASI 1. Fraktur tulang rusuk atau vertebra
2. Luka bakar
3. Daerah kemerahan pada kulit
4. Luka terbuka pada daerah punggung
5 PERSIAPAN ALAT 1. Selimut mandi
2. Handuk mandi
3. Minyak zaitun, baby oil, hand body
PERSIAPAN LINGKUNGAN 1. Persiapan tempat
2. Persiapan posisi klien
3. Persiapan ruangan
8 PERSIAPAN PASIEN 1. Mengatur posisi klien
2. Mengkaji kondisi klien:
3. Mengkaji kondisi kulit
4. Mengkaji tekanan darah
9 PERSIAPAN PERAWAT a. Beri salam dan perkenalkan diri
b. Kaji kondisi klien
c. Jaga privacy klien
d. Jelaskan tujuan pemberian intervensi
e. Mencuci tangan
10 CARA KERJA 1. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

3. Dekatkan alat ke sisi tempat tidur pasien


4. Posisikan pasien senyaman mungkin
5. Cuci tangan
6. Periksa keadaan kulit dan tekanan darah sebelum
memulai masase punggung
7. Bantu pasien melepas baju
8. Bantu pasien dengan posisi pronasi
9. Buka punggung pasien, bahu, lengan atas tutup
sisanya dengan selimut mandi
10. aplikasikan lubrikan atau lotion pada bagian bahu dan
punggung
11. meletakkan kedua tangan pada sisi kanan dan kiri
tulang belakang pasien. Memulai masase dengan
gerakan effleurage, yaitu masase dengan gerakan
sirkuler dan lembut secara perlahan ke atas menuju
bahu dan kembali ke bawah hingga ke bokong.
Menjaga tangan tetap menyentuh kulit.

12. Effleurage diberikan awal, diselah pergantian antara


gerakan dan diakhir sesi masase punggung
13. selanjutnya meremas kulit dengan mengangkat
jaringan di antara ibu jari dan jari tangan (petrissage).
Meremas ke atas sepanjang di kedua sisi tulang
belakang dari bokong ke bahu dan sekitar leher
bagian bawah dan usap ke bawah ke arah bokong.

14. Akhiri gerakan dengan masase memanjang ke bawah.


15. Bersihkan sisa lotion pada punggung dengan handuk
16. Bantu klien memakai baju kembali
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

17. Bantu klien ke posisi semula


18. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai
19. Bereskan alat-alat yang telah digunakan Kaji respon
klien
20. Berikan reinforcement positif pada klien
21. Akhiri kegiatan dengan baik
8 Evaluasi 1. Evaluasi respon klien
2. Mengecek kembali tekanan darah klien
3. Berikan reinforcement positif
4. Akhiri pertemuan dengan baik
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 5: Materi

PIJAT PUNGGUNG

A. Pengertian
Pijat punggung merupakan tindakan stimulasi kulit dan jaringan di bawahnya
dengan variasi tekanan tangan untuk mengurangi nyeri, memberikan relaksasi,
dan meningkatkan sirkulasi yang diberikan selama 10 menit.

B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan pijat punggung adalah sebagai berikut.
1. Menurunkan ketegangan otot
2. Meningkatan sirkulasi darah
3. Menurunkan tekanan darah
4. Menurunkan nyeri
5. Meningkatkan relaksasi

C. Alat dan Bahan


1. Selimut mandi
2. Handuk mandi
3. Minyak zaitun, baby oil, hand body

D. Langkah-Langkah
Langkah-langkah pelaksanaan pijat punggung yaitu:
1. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Dekatkan alat ke sisi tempat tidur pasien
4. Posisikan pasien senyaman mungkin
5. Cuci tangan
6. Periksa keadaan kulit dan tekanan darah sebelum memulai masase
punggung
7. Bantu pasien melepas baju
8. Bantu pasien dengan posisi pronasi
9. Buka punggung pasien, bahu, lengan atas tutup sisanya dengan selimut
mandi
10. Aplikasikan lubrikan atau lotion pada bagian bahu dan punggung
11. Meletakkan kedua tangan pada sisi kanan dan kiri tulang belakang pasien.
Memulai masase dengan gerakan effleurage, yaitu masase dengan gerakan
sirkuler dan lembut secara perlahan ke atas menuju bahu dan kembali ke
bawah hingga ke bokong. Menjaga tangan tetap menyentuh kulit.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

12. Effleurage diberikan awal, diselah pergantian antara gerakan dan diakhir
sesi masase punggung
13. Selanjutnya meremas kulit dengan mengangkat jaringan di antara ibu jari
dan jari tangan (petrissage). Meremas ke atas sepanjang di kedua sisi
tulang belakang dari bokong ke bahu dan sekitar leher bagian bawah dan
usap ke bawah ke arah bokong.

14. Akhiri gerakan dengan masase memanjang ke bawah


15. Bersihkan sisa lotion pada punggung dengan handuk
16. Bantu klien memakai baju kembali
17. Bantu klien ke posisi semula
18. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai
19. Bereskan alat-alat yang telah digunakan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 6: Media (Leaflet)


Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 7 : Dokumentasi

Gambar 1. Telah dilaksanakan kegiatan pijat punggung pada Ny. S di Wisma Mawar
UPT PSTW Jember oleh Karina Diana Safitri, S.Kep Mahasiswa P2N
Universitas Jember

Gambar 2. Telah dilaksanakan kegiatan pijat punggung pada Ny. S di Wisma Mawar
UPT PSTW Jember oleh Karina Diana Safitri, S.Kep Mahasiswa P2N
Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai