R : 17 tahun
2) Keluhan utama
:-
3) Riwayat kesehatan sekarang : 4) Riwayat kesehatan masa lalu : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami hipovolemia, perdarahan dari mulut, hidung dan gusi, sering muntah dengan atau tanpa darah, kulit nampak pucat dan dingin. 5) Riwayat kesehatan keluarga : 6) Riwayat Psikososial Selama sakit klien hanya ditunggui teman kuliahnya secara bergantian, keluarganya belum ada yang datang karena tempat tinggal yang jauh. 7) Data spiritual Selama sakit klien merasa tidak mampu untuk melakukan ibadah ritualnya.
o Pemeriksaan fisik Inspeksi Palpasi Auskultasi Perkusi : wajah memerah, gelisah, berkeringat, petechiae, ekimosis : kulit dingin ::-
ANALISA DATA No 1 Data Fokus DO : S : 39O C S : 41OC Kadang-kadang klien mengalami kejang DS : Nampak wajah memerah karena demam Etiologi Arbovirus Beredar dalam aliran darah Infeksi virus dengue dan demam,hiperemi di tenggorokan Termostrat di hipotalamus Set point temperatur naik Demam Hipertermi Peningkatan reabsorpsi Na & H20 Masalah Keperawatan Hipertermi
Perdarahan
mengalami hipovolemia, perdarahan dari mulut, hidung dan gusi, sering muntah dengan atu tanpa darah. Pada hari ke 5 nampak petechiae dan ekimosis DO : 3 DO : DS : -
Peningkatan reabsorpsi Na & H2O Permeabilitas membran Agregasi trombosit Trombositopeni Perdarahan Resiko perfusi jaringan tidak efektif Permeabilitas membran meningkat Kebocoran plasma Isi pembuluh darah berkurang Syok hipovolemik
Syok hipovolemik
DO : Sering muntah DS : -
DO : DS : -
DO : DS : -
Kebocoran plasma Ke ekstravaskuler Paru-paru Efusi pleura Resiko pola nafas tidak efektif Ke ekstra vaskuler Hepar Abdomen Hepatomegali Asites Mual, muntah Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hipetermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai dengan demam, suhu 39 0C. Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 2 x 24 jam suhu tubuh normal. Kriteria : suhu tubuh antara 36 oC 37.5oC. No. INTERVENSI 1. Kaji suhu tubuh pasien RASIONAL Mengetahui peningkatan suhu,
3.
Berikan pasien untuk banyak Mengganti cairan tubuh yang hilang minum 1500 cc 2000 cc akibat evaporasi setiap hari (sesuai toleransi)
4.
Anjurkan
pasien
menggunakan pasien tipis dan keringat mudah menyerap keringat. 5. Observasi intake dan output, Mendeteksi penurunan cairan TTV 6. Kolaborasi : pemberian cairan Sangat penting untuk pasien intravena dan beri obat sesuai program.
2. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan berlebihan Tujuan : Setelah 2 x 24 jam tidak terjadi hipovolemik. Kriteria : TTV dalam batas normal. No. INTERVENSI 1. RASIONAL
2.
3.
Jelaskan pada pasien dan Antisipasi perdarahan. keluarga tentang tanda tanda laporkan terjadi. perdarahan segera dan jika
4.
Kolaborasi cairan
Tujuan : Setelah 2 x 24 jam tidak terjadi perdarahan. Kriteria : TD = 100/60 mmHg, N = 80- 100 x per menit regular. No. INTERVENSI 1. RASIONAL tanda kebocoran
Monitor tanda tanda penurunan Merupakan trombosit yang disertai tanda klinis darah
2. 3.
Anjurkan pasien banyak bedrest Beri penjelasan jika ada tanda Antisipasi perdarahan perdarahan klien harus melapor
4.
4. Risiko pemenuhan nutrisi No. INTERVENSI 1. Observasi dan catat RASIONAL masukan Mengetahui intake gizi pasien
makanan pasien 2. 3. 4. Timbang berat badan setiap hari Beri makanan sedikit, tapi sering Monitor asupan gizi klien Mempertahankan nutrisi klien intake makanan
5.
6.
Dibutuhkan pasien
5. Intoleransi aktivitas berdasarkan penurunan suplai oksigen Kriteria : penurunan tanda fisiologis intoleransi No. INTERVENSI 1. Kaji kemampuan pasien RASIONAL
aktivitas. 4. 5. 6. 7. Beri lingkungan tenang Pertahankan tirah baring Beri bantuan dalam beraktiviatas Rencanakan dengan klien 8. Gerakan teknik hemat energi, Menurunkan jumlah energi kemajuan aktivitas Memudahkan klien