Inventory Turn Over
Inventory Turn Over
Oleh :
Ahmad Meilani
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Djumilah Zain SE.
ABSTRAK
Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan
persediaan. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada sebuah risiko, tidak dapat
memenuhi keinginan para pelanggannya. Pengelompokan ABC dalam pengendalian persediaan berangkat
dari konsep 80-20 yang dikenal sebagai hukum Pareto. Konsep 80-20 berguna untuk merencanakan
persediaan jika klasifikasi ABC akan diterapkan untuk jenis barang yang jumlahnya banyak sekali.Jenis
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan bantuan analisis
kuantitatif yaitu nilai rata-rata persediaan.Peneliti mendeskripsikan pengendalian persediaan yang
dilakukan oleh AUTO2000 cabang Sutoyo Malang. Selanjutnya digunakan pengelompokan barang
berdasarkan analisis ABC yaitu kelompok A (nilai penjualan tinggi), kelompok B (sedang), dan kelompok
C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengendalian persediaan yang diterapkan oleh
AUTO2000 Cabang Sutoyo Malang saat ini dan mengetahui rancangan analisis ABC mulai dari
pengelompokan, menghitung nilai rata-rata persediaan, inventory turnover, rasio layanan dalam penentuan
persediaan spare part di AUTO2000 cabang Sutoyo Malang.Hasil penelitian ini menunjukkan safety stock
yang harus dimiliki oleh kelompok A sebanyak 3.362 unit dan kelompok B sebanyak 228 unit. Titik
pemesanan ulang (Reorder Point) dilakukan pada saat kelompok A berjumlah 3.592 unit dan kelompok B
sebanyak 258 unit.Persediaan rata-rata yang harus dimiliki oleh kelompok A yaitu sebanyak 5.388 unit
yang setara dengan Rp. 286.824.253 dan untuk persediaan maksimal sebanyak 7.184 unit. Untuk
kelompok B, persediaan rata-rata yang harus dimiliki digudang sebanyak 387 unit yang setara dengan Rp.
25.453.989 dan untuk persediaan maksimal sebanyak 516 unit. Inventory turnoveruntuk kelompok A yaitu
sebanyak 9 kali dan kelompok B sebanyak 16 kali. Rasio layanan yang mampu diberikan oleh
pengendalian persediaan AUTO2000 cabang Sutoyo Malang adalah senilai 95%.
Kata kunci: Analisis ABC, Persediaan, Safety stock, ROP, ITO, Rasio Layanan
1
ABSTRACT
Every company, whether it's corporate services and manufacturing company, always need supplies.
Without the inventory, the company will be faced with a risk, can not meet the desires of its customers.
ABC grouping in inventory control departing from 80-20 concept known as the law of Pareto. 80-20 The
concept is useful for planning inventory if ABC classification will be applied to the type of goods which are
numerous. Type of research used in this study was a descriptive study with the help of quantitative analysis
is the average value of inventory. Researchers describe inventory control is done by AUTO2000 Sutoyo
Malang branch. Subsequently used grouping items based on the ABC analysis of group A (high sales),
Group B (medium), and group C.The purpose of this study is to describe inventory control is applied by
AUTO2000 Branch Malang Sutoyo current design analysis and knowing the ABC ranging from clustering,
calculate the average value of inventory, inventory turnover, the ratio of service in determining the
inventory of spare parts in AUTO2000 Sutoyo Malang branch. The results of this study show that the
safety stock must be owned by a group of as many as 3,362 units A and group B were 228 units. Reorder
point (Reorder Point) performed at the time amounted to 3,592 units in group A and group B as many as
258 units. Average inventory that must be owned by a group of as many as 5,388 units equivalent to Rp.
286 824 253 and to supply a maximum of 7,184 units. For group B, the average inventory in warehouse
should be owned as many as 387 units equivalent to Rp. 25,453,989 and to supply a maximum of 516 units.
Inventory turnover for the group A which is about 9 times and 16 times the B group. The ratio of services
that can be given by the inventory control AUTO2000 Sutoyo Malang branch is worth 95%.
Keywords: ABC analysis, Inventory, Safety Stock, ROP, ITO, Service Ratio
3
penting diterapkan oleh perusahaan agar tujuan Analisis ABC
efektivitas dan efisiensi tercapai.Semua Analisis ABC merupakan salah satu analisis
organisasi mempunyai beberapa jenis yang digunakan untuk memecahkan masalah
perencanaan dan pengendalian persediaan. penentuan titik optimum, baik jumlah
pemesanan maupun order point. Analisis ABC
Fungsi Persediaan sangat berguna dalam memfokuskan perhatian
Beberapa alasan diadakannya persediaan manajemen terhadap penentuan jenis barang
berkaitan dengan pelayanan konsumen atau yang paling penting dalam system inventori yang
untuk meminimalkan biaya yang secara tidak bersifat multisystem
langsung dihasilkan dari usaha memuaskan Konsep 80-20 berguna untuk merencanakan
pelanggan. Secara singkat dapat dipaparkan persediaan bilamana jumlah jenis barang
sebagai (Ballou, 2004): mencapai ratusan. Sejumlah persediaan akan
1. Meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu disebut
Sistem pengendalian persediaan yang kelompok A yang mempunyai nilai penjualan
dijalankan oleh perusahaan tidak selalu dapat 80% dari 20% jenis spare part, disebut
bereaksi secara cepat dan ekonomis terhadap kelompok B yang mempunyai nilai penjualan
permintaan konsumen atau jasa, yang jika sekitar 15% dari 30% jenis spare part, dan
diperhitungkan secara benar dapat memenuhi sisanya disebut kelompok C yang mempunyai
fluktuasi permintaan yang tinggi akan produk nilai penjualan sekitar 5% dari 50% jenis spare
maupun jasa. Adanya persediaan berpengaruh part. Konsep 80-20 memiliki arti bahwa 80%
pada peningkatan penjualan. dari penjualan suatu perusahaan yang dihasilkan
2. Mengurangi biaya operasional, agar : oleh 20% dari item lini produk.
a. Pelaksanaan produksi lebih ekonomis karena
persediaan bertindak sebagai penyangga Lead Time
antara jumlah yang harus diproduksi dengan Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara
variasi permintaan. pemesanan dengan barang sampai di perusahaan
b. Dapat mengurangi biaya transportasi dan sehingga lead time berhubungan dengan reorder
menyeimbangkan biaya dari sejumlah point dan saat penerimaan barang (Zulfikarijah,
kuantitas yang dibeli dengan penurunan harga 2005:96).Lead time muncul karena setiap
pasar. pesanan membutuhkan waktu dan tidak semua
c. Pembelian dalam jumlah yang besar semakin pesanan bisa dipenuhi seketika, sehingga selalu
mendekati kuantitas kebutuhan yang ada jeda waktu.
mendesak.
d. Persediaan bertindak sebagai penyangga Safety Stock
terhadap variasi waktu antara produksi dan Safety stock adalah persediaan tambahan yang
pengiriman. diadakan untuk melindungi atau menjaga
e. Persediaan dapat mengantipasi masalah kemungkinan terjadi kekurangan bahan (stock
pemogokan buruh, bencana alam, keterlam- out) (Sofyan Assauri, 2004:186). Tujuan safety
batan pengiriman. stock adalah untuk meminimalkan terjadinya
stock out dan mengurangi penambahan biaya
Pengertian Pengendalian Persediaan penyimpanan dan biaya stock out total, biaya
Pengendalian persediaan adalah salah satau penyimpanan disini bertambah seiring dengan
kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang adanya penambahan yang berasal dari reorder
bertautan erat satu sama lain dalam seluruh point oleh karena adanya safety stock. Keun-
operasi produksi perusahaan tersebut sesuai tungan adanya safety stock adalah pada saat
dengan apa yang telah direncanakan lebih dahulu jumlah permintaan mengalami lonjakan, maka
baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya persediaan pengaman dapat digunakan untuk
(Sofjan Assauri, 2004:176) menutup permintaan tersebut.
4
Titik Pemesanan Ulang (ROP) 3. Inventory Turn Over (ITO), menentukan
ROP atau biasa disebut dengan batas atau titik berapakali pesanan yang perlu dilakukan oleh
jumlah pemesanan kembali termasuk permintaan AUTO2000 cabang Sutoyo Malang dalam 1
yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tahun untuk kelompok A dan B. Sedangkan
tenggang, misalnya suatu tambahan atau ekstra kelompok C, sesuai dengan teori lebih
stock. disederhanakan dengan cara melakukan
pengecekan secara periodik tiap bulan
Inventory Turn Over (ITO) (misalnya tiap bulan , 3 bulan atau 6 bulan).
Konsep yang berkaitan dan selalu digunakan 4. Rasio layanan, mengukur tingkat efektivitas
oleh manajemen untuk memonitor tingkat dari persediaan barang.
persediaan.Inventory Turn Over termasuk
kedalam pengukuran relative Metode analisis data
investasi.Perputaran persediaan merupakan Mengelompokkan data berdasarkan
angka yang menunjukkan kecepatan pergantian analisis ABC
dalam periode tertentu, biasanya dalam waktu Pengklasifikasian berdasarkan analisis ABC
satu tahun. dilakukan dengan mengelompokkan persediaan
berdasarkan nilai penjualan. Tahap-tahap yang
METODE dilakukan dalam pengklasifikasian persediaan
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian berdasarkan analisis ABC adalah:
ini adalah penelitian deskriptif dengan bantuan 1. Membuat daftar semua item yang
analisis kuantitatif yaitu nilai rata-rata diklasifikasikan dan harga beli masing-
persediaan.Peneliti mendeskripsikan pengenda- masing item
lian persediaan yang dilakukan oleh AUTO2000 2. Menentukan jumlah penjualan rata-rata per
cabang Sutoyo Malang. Selanjutnya digunakan tahun untuk setiap item tersebut
pengelompokan barang berdasarkan analisis 3. Menentukan nilai pemakaian per tahun setiap
ABC yaitu kelompok A (nilai penjualan tinggi), item dengan cara mengalikan jumlah
kelompok B (sedang), dan kelompok C. Masing- penjualan rata-rata per tahun dengan harga
masing kelompok memerlukan pengendalian beli masing-masing item
persediaan yang berbeda untuk memfokuskan 4. Menjumlahkan nilai penjualan tahunan semua
perhatian pengendalian terhadap penentuan jenis item untuk memperoleh nilai total penjualan
barang yang nilai penjualan tinggi dalam sistem 5. Menghitung persentase penjualan setiap item
persediaan yang bersifat multisistem. dari hasil bagi antara nilai penjualan per tahun
Lokasi penelitian adalah di AUTO2000 cabang setiap item dengan total nilai penjualan per
Sutoyo Malang dengan alamat Jl. Letjen Sutoyo tahun.
No. 25 Malang.Sumber data diperoleh dari 6. Mengurutkan sedemikian rupa nilai penjualan
wawancara dengan CRC dan Partman serta tahunan semua persediaan yang memiliki nilai
melalui internet dan brosur. uang paling tinggi sampai yang terendah agar
mempermudah pembagian persediaan atas
Definisi variable kelompok A, B, atau C sesuai dengan aturan
Definisi operasional adalah penjabaran masing- pengkasifikasian yang dipakai, yaitu disebut
masing variabel terhadap indikator-indikator kelompok A yang mempunyai nilai penjualan
yang membentuknya. Dalam penelitian ini, 80% dari 20% jenis spare part, disebut
variabel tersebut antara lain sebagai berikut : kelompok B yang mempunyai nilai penjualan
1. Analisis ABC, melakukan pengelompokan sekitar 15% dari 30% jenis spare part, dan
persediaan berdasarkan nilai penjualan bukan sisanya disebut kelompok C yang mempunyai
berdasarkan jumlah item permintaan. nilai penjualan sekitar 5% dari 50% jenis
2. Nilai rata-rata persediaan yang meliputi spare part. (Ballou, 2004)
perhitungan safety stock, ROP, persediaan
maksimal, dan menetapkan persedian rata-rata Menghitung nilai rata-rata persediaan
5
a) Menghitung Safety Stock dengan rencana HASIL PENELITIAN
service level yaitu 95% sehingga z = 1. 65. Pengendalian Persediaan AUTO2000 Cabang
Dengan menggunakan persamaan. Sutoyo Malang
……………............ (1) AUTO2000 Sutoyo Malang membedakan spare
part berdasarkan permintaan konsumenbukan
……………………(2)
dari nilai barangnya. Spare part yang paling
Dimana: sering diminta dimasukkan kategori fast moving,
SS = Safety Stock sedangkan spare part yang jarang diminta
Z = Service Level
dikategorikan dalam slow moving.Perusahaan
= Standar Deviasi
memfokuskan persediaan pada fast moving,
LT = Lead Time
sehingga barang yang termasuk dalam slow
n = jumlah sampel
y = permintaan tahunan moving seringkali tidak tersedia. Divisi part
= rata- rata permintaan direct AUTO2000 cabang Sutoyo malang
b) Menghitung Reorder Point melakukan reorder pada saat barang berkurang.
………..…….…(3) Apabila pada hari ini barang berkurang sejumlah
Dimana: 5 item maka akan langsung dilakukan
D = jumlah permintaan pemesanan ulang spare part sejumlah 5 item.
L = Lead time Hal ini menyebabkan biaya pengiriman menjadi
SS = Safety Stock besar karena terlalu sering terjadi pemesanan
c) Menghitung Jumlah Persediaan Maksimal
ulang.Cara ini diperlakukan untuk setiap item
……………(4)
tanpa memper-timbangkan harga item tersebut.
d) Menentukan Nilai Rata-Rata Persediaan
Pengelompokan Persediaan
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kelompokA
.…………………..(5) memiliki persentase kumulatif jumlah spare part
sebesar 19,95%atau sebanyak 77 jenis spare part
dari jumlah total jenis spare part utama (386
..(6) jenis). Selain itu, kelompok A memiliki persen
kumulatif penyerapan modal sebesar 82,63%
atau sejumlah Rp. 5.092.885.440 dari jumlah
Menghitung Inventory Turn Over (ITO) total biaya persediaan spare part Rp.
…………(7) 6.163.486.360.
Kelompok B memiliki persentase jumlah spare
part sebanyak 30,05% atau sebanyak 116 jenis
Perhitungan rasio layanan spare part dari jumlah total jenis spare part
Rasio layanan merupakan salah satu utama (386 jenis). Selain itu, kelompok B
parameter untuk mengukur tingkat efektivitas memiliki persen kumulatif penyerapan modal
dari persediaan barang.Artinya semakin tinggi sebesar 13,40% atau sejumlah Rp. 825.840.520
rasio layanan, maka persediaan semakin mampu dari jumlah total biaya persediaan spare part
utuk memenuhi permintaan yang datang berarti Rp.6.163.486.360.
pengelolaan persediaan semakin efektif. Spare part yang termasuk dalam kelompok C
memiliki persentase jumlah spare partsebanyak
50,00% atau sebanyak 193 jenis spare part dari
jumlah total jenis spare part utama (386 jenis).
................(8) Selain itu, kelompok C memiliki persen
kumulatif penyerapan modal sebesar 3,97 % atau
6
sejumlah Rp. 244.760.400 dari jumlah total Sumber : Data Primer diolah
biaya persediaan spare part Rp. 6.163.486.360. Dengan mengetahui safety stock untuk masing-
Tabel 4.3 masing klasifikasi atau kelompok, maka akan
Pengelompokkan Part Berdasarkan Analisis mempermudah AUTO2000 cabang Sutoyo
ABC Malang dalam memperkirakan kapan dilakukan-
Kelompok
Jumlah
Total Nilai % Nilai nya pemesanan kembali untuk masing-masing
Part yang
terjual
Permintaan Permintaan pengelompokkan tersebut, maka untuk kelompok
Adengan jumlah penjualan tahunannya sebanyak
Tinggi (A) 47.835 5.092.885.440 82,63%
47.835unit spare part, akan dilakukan ROP pada
Sedang (B) 6.278 825.840.520 13,40% saat barang mencapai jumlah 3.592 unit. Untuk
kelompok Bdengan jumlah penjualan
Rendah (C) 4.874 244.760.400 3,97%
tahunannya sebanyak 6.278 unit , ROP
Total 58.987 6.163.486.360 100,00% dilakukan pada saat barang mencapai jumlah 258
Sumber : Data Primer diolah unit.
Gambar 4.5 Tabel 4.6
Diagram Pareto Hasil Analisis ABC Persediaan Maksimal
Kelompok Persediaan Maksimal
A 7.184
B 516
Sumber : Data Primer diolah
Pada kelompokA jumlah persediaan yang boleh
ada digudang adalah sebesar 7.184 unit. Bila
jumlah persediaan spare part yang ada di gudang
melebihi jumlah tersebut, maka dikhawatirkan
jumlah biaya penyimpanan yang akan dikeluar-
kan untuk persediaan tersebut akan semakin
Sumber: Data Primer diolah besar.Pada kelompok B jumlah persediaan yang
Tabel 4.4 boleh ada digudang adalah sebesar 516 unit. Bila
Safety stock jumlah persediaan spare part yang ada di gudang
Kelompok Standar Deviasi Safety stock melebihi jumlah tersebut, maka dikhawatirkan
A 1663,62 3362 jumlah biaya penyimpanan yang akan
B 112,91 228 dikeluarkan untuk persediaan tersebut akan
Sumber : Data Primer diolah semakin besar.
Tingkat pelayanan persediaan pengamanspare
part dalam kelompok A adalah 95% menyatakan Tabel 4.7
bahwa dengan persediaan pengaman sebesar Nilai Rata-rata Persediaan
3362 unit spare part terdapat peluang sebesar Rata- rata Nilai rata- rata
Kelompok
5% untuk mengalami kekurangan persediaan persediaan
persediaan.Tingkat pelayanan persediaan A 5388 Rp 286.824.153
pengaman spare part dalam kelompok B adalah B 387 Rp 25.453.989
95% menyatakan bahwa dengan persediaan Sumber : Data Primer diolah
pengaman sebesar 228 unit spare part terdapat Tabel 4.8
peluang sebesar 5% untuk mengalami Inventory turn over
kekurangan persediaan. Kelompok ITO
Tabel 4.5 A 9
Reorder point
B 16
Kelompok Reorder point
Sumber : Data Primer diolah
A 3.592 Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada persediaan
B 258 spare part yang masuk dalam kelompokAdapat
7
melakukan perputaran sebayak 9 kali. Spare spare part dan apabila terjadi keterlambatan
partyang masuk dalam kelompokBdapat kedatangan barang yang dipesan, sehingga
melakukan perputaran sebayak 16 kali. dapat memenuhi service level yang diinginkan
Tabel 4.9 AUTO2000 Cabang Sutoyo Malang.
Rasio Layanan 4. Berdasarkan perhitungan reorder point
AUTO2000 Cabang Sutoyo Malang tidak
Transaksi Terpenuhi 16.302 harus melakukan pemesanan secara berulang-
ulang, tetapi hanya melakukan pemesanan
Transaksi Tidak
858 pada saat reorder point untuk meminimalkan
Terpenuhi
biaya pemesanan.
Rasio layanan yang 5. AUTO2000 Cabang Sutoyo Malang dapat
95%
terpenuhi menghindari biaya penyimpanan dengan cara
Rasio layanan yang menentukan persediaan maksimal, agar
5% jumlah persediaan spare part yang ada di
tidak terpenuhi
Sumber : Data Primer diolah gudang tidak berlebih.
Rasio layanan merupakan salah satu parameter 6. Berdasarkan perhitungan inventory turnover
untuk mengukur tingkat efektivitas dari menggunakan analisis nilai rata- rata
persediaan barang.Artinya semakin tinggi rasio persediaan perputaran spare part dinilai baik
layanan, maka persediaan semakin mampu untuk karena tidak terlalu besar dan tidak terlalu
memenuhi permintaan yang datang berarti tinggi yang berarti stok tidak terlalu banyak
pengelolaan persediaan semakin efektif. Diper- ataupun terlalu sedikit.
kirakan AUTO2000 Cabang Sutoyo Malang 7. Berdasarkan rasio layanan yang diinginkan
dapat memenuhi 95% layanan, karena 95% AUTO2000 Cabang Sutoyo Malang maka
merupakan rasio layanan yang diinginkan. hampir seluruh transaksi dapat terpenuhi.