Draft Laporan Pratikum Bendung Dasar - Kelompok3
Draft Laporan Pratikum Bendung Dasar - Kelompok3
MEKANIKA FLUIDA II
BENDUNG DASAR
KELOMPOK 3
Bambang Ahmadulhadi 1222925035
Mayadita Idzni Shabrina 1222925036
Humam Abshar Karyapraja 1222925003
Okta Viani 1222925007
Patrick Anggito Lubis 1222925004
Rakha Yohanes 1222925005
Sandy Yuda Triharso 1222925034
Susi Susanti 1222925019
Tania Tiarawanti 1222925033
Vinni Alvionita Br Kaban 1222925008
Asisten:
Teguh Sandi Wijaya
BENDUNG DASAR
A. Tanggal Praktikum
18 Juni 2023
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengukur debit air dengan alat pengukur debit air yang berbentuk
V notch dan U notch
2. Untuk menentukan koefisien kontraksi (Cd) dari pengukur debit
berbentuk V notch dan U notch
3. Untuk menentukan hubungan antara koefisien kontraksi (Cd) dan debit air
C. Teori Dasar
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi meninggikan
muka air sungai agar bisa di sadap. Bendung merupakan salah satu dari
bagian bangunan utama. Bangunan utama adalah bangunan air (hydraulic
structure) yang terdiri dari bagian-bagian: Bendung (weir structure),
bangunan pengelak (diversion structure), bangunan pengambilan (intake
structure), bangunan pembilas (flushing structure), dan bangunan kantong
lumpur (sediment trapstructure). Besarnya aliran dalam suatu aluran dapat
dihitung dengan berbagai cara. Untuk pada sungai-sungai kecil dan alur-alur
buatan dapat dengan mudah diukur dengan penggunaan bendung atau juga
tabung jenis venture. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan
model di laboratorium,yang hasil pengukuran tersebut menunjukkan
hubungan antara tinggi energi dan debit.
1. Bendung U notch
Bendung persegi panjang tekan standar memiliki puncak horizontal yang
melintasi lebar saluran penuh. Ketinggian puncak cukup tinggi untuk
memastikan kontraksi penuh puncak bawah nappe. Dinding samping vertikal
dari saluran pendekat berlanjut ke hilir melewati pelat bendung, mencegah
kontraksi samping atau ekspansi lateral dari semburan luapan.
Q = 2/3 . Cd . B . √2 . √𝐻3
dimana :
Q = Debit aliran yang melimpas diatas dasar lubang
Cd = Koefisien Kontraksi
B = Lebar Bendung
H = Head diatas dasar bending
G = 9,81 m/det2
2. Bendung V notch
V-Notch Weir adalah suatu struktur piringan tipis yang memiliki celah
berbentuk segi tiga. Struktur ini sudah lama dan populer digunakan untuk
mengukur debit air pada saluran terbuka. Namun, sebagaimana kita ketahui,
pembacaan hasil pengukurannya tidak langsung menunjukkan besarnya debit,
tetapi membaca tingginya permukaan air yang ditimbulkan terlebih dahulu
untuk kemudian dihitung atau melihat tabel debit. Cara seperti ini dianggap
tidak praktis dan pengukuran hanya dapat dilakukan secara lokal. Air yang
mengalir melalui weir memungkinkan laju aliran atau debitnya diukur sebagai
fungsi dari kedalaman air yang mengalir. Besar kecilnya debit proporsional
dengan tinggi rendahnya muka air yang ditimbulkan dan tinggi rendahnya
muka air membangkitkan tekanan hidrostatis yang proporsional pula. Pada
jenis weir tersebut, hubungan debit (Q) dengan tinggi muka air (h) dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut:
dimana :
Q = Debit aliran yang melimpas diatas dasar lubang
Cd = Koefisien Kontraksi
Ɵ = sudut bendung V notch
H = Head diatas dasar bendung
1. Meja hidrolika
2. Alat ukur/mistar
3. Bendung dasar berbentuk U Notch dan V Notch (600&450)
4. Flowmeter
E. Langkah Kerja
1. Sambungkan listrik dari stopkontak dan lindungi dengan plastic/bahan
kedap air
2. Nyalakan panel control dengan menaikkan tuas MCB hingga power
lamp menyala
3. Tekan tombon ON yang berada di samping panel control
4. Pasang pelimpah berbentuk U Notch/V Notch (600&450) pada bak
pengaliran
5. Putar keran untuk mengalirkan air dari bak penampung ke bak
pengaliran dan atur debit sesuai debit yang telah ditentukan pada
flowmeter
6. Usahakan agar tinggi muka air yang melalui pelimpah memiliki
tinggi yang konstan
7. Setelah konstan, ukur tinggi dari muka air menggunakan mistar
8. Ulangi percobaan dengan debit yang berbeda
9. Ulangi percobaan diatas dengan bentuk pelimpah yang berbeda
F. Data Pengamatan
a. Bendung dasar U Notch
B (lebar dari pelimpah) : 14 cm
No Debit (LPM) Debit (m3/s) H (m)
.
1 15 0.00025 0,33
2 20 0.00033 0,36
3 25 0.00042 0,39
4 30 0.00050 0,41
G. Pengolahan Data
a. Untuk pembukaan U Notch
Perhitungan Cd
Q = 2/3 . Cd . B . √2𝑔 . √𝐻3
0.003
0.002
0.001
0.000
0.031 0.033 0.035 0.036
H (m)
Perhitungan Cd
Q = 8/15 . Cd . √2𝑔 . tan Ɵ/2 . √𝐻5
Cd = 0,00722493
2. 0.0003333333 = Cd. 8/15 . √2 . 9,81 . tan 60o/2 . √0,245
Cd = 0,0086609
Cd = 0,00806476
Cd = 0,00543857
Q2/5 (m3/s)
0.0500 0.047818
0.044454
0.040659
0.0400 0.036239
0.0300
Q2/5
0.0200
0.0100
0.0000
0.085 0.084 0.088 0.090
H (m)
Cd = 0,0100704
Cd = 2,18525
Cd = 0,011241
Cd = 0,00758053
Grafik Perbandingan Q 2/5 dan H
0.060
0.050 0.047818
0.044454
0.040659
0.040 0.036239
Q 2/5
0.030
0.020
0.010
0.000
0.095 0.100 0.105 0.107
H (m)
H. Analisis
a. Analisa Percobaan
Pada tanggal 18 Juni 2023, praktikan melakukan praktikum Mekanika Fluida
II modul Bendung Dasar, yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik
Sipil Universitas Bakrie. Pertama-tama, praktikum ini memerlukan meja
hidrolika, flowmeter, penggaris, dan seperangkat alat-alat bendung dasar
seperti bukaan berbentuk segiempat ( U Notch ) dan segitiga ( V notch ),
untuk bukaan segitiga kita menggunakan 2 jenis sudut yaitu 60 o dan 45o. Lalu
kita pasangkan bukaan, pertama kita menggunakan bukaan U notch. Setelah
itu, alirkan air hingga air mengalir keluar dari lubang dari hulu sampai hilir
dengan menggunakan stopwatch sampai air sampai ke mata pancing. Setelah
itu, kita ukur berapa panjang air dengan menggunakan penggaris dan catat
sebagai data
H. Ulangi langkah tersebut dengan bukaan V notch.
c. Analisa Kesalahan
Pada praktikum ini, terdapat beberapa kesalahan yang dapat terjadi, sehingga
hasil data yang didapatkan tidak 100% akurat, kesalahan-kesalahan tersebut
diantaranya :
Kesalahan dalam perhitungan data
Kekeliruan dalam mengatur ketinggian
Kekeliruan dalam menghitung H air
I. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa debit alirasn
air yang mengalir melalui lubang segiempat lebih besar daripada lubang
bukaan segitiga, dan terbukti nilai Cd lubang bukaan segiempat lebih besar
daripada bukaan segitiga dikarenakan air yang mengalir pada bukaan
segiempat lebih banyak daripada bukaan segitiga.
J. Daftar Pustaka