Anda di halaman 1dari 58

HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI

PNEUMOCOCCAL CONJUGATE VACCINE (PCV) DENGAN


KELENGKAPAN STATUS IMUNISASI PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUMI MAKMUR

PROPOSAL

Oleh :
LENY RISMONIKA
NPM. 2214201210254

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN RPL
BANJARMASIN, 2022
HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI
PNEUMOCOCCAL CONJUGATE VACCINE (PCV) DENGAN
KELENGKAPAN STATUS IMUNISASI PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUMI MAKMUR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan


Pada Program Studi S.1 Keperawatan RPL

Oleh :
LENY RISMONIKA
NPM. 2214201210254

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN RPL
BANJARMASIN, 2022

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL

Proposal ini dengan judul “Hubungan Peran Orang Tua Dalam Pemberian
Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dengan kelengkapan status
Imunisasi Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Makmur”, yang dibuat
oleh Leny Rismonika NPM 2214201210254 telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing, dan akan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Seminar
Proposal Program Studi S.1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Banjarmasin, Februari 2023


Pembimbing 1

Alit Suwandewi, Ns.,M.Kep (Pimpinan Sidang)


NIK. 01 02051988 093 012 012

Pembimbing 2

Roly Marwan Mathuridy, Ns., M. Kep (Anggota)


NIK. 01 12021984 038 010 007

Mengetahui
Ketua Program Studi S.1 Keperawatan

Izma Daud, Ns.,M.Kep


NIK. 01 16071984048 003 010

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Leny Rismonika


NPM : 2214201210254
Prodi : S1 Keperawatan RPL
Judul Skripsi : Hubungan Peran Orang Tua Dalam Pemberian
Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)
dengan kelengkapan status Imunisasi Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Makmur

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan hasil karya cipta
saya sendiri dan bukan flagiat, begitu pula hal yang terkait di dalamnya baik
mengenai isinya, sumber yang dikutip/dirujuk, maupun teknik di dalam
pembuatan dan penyusunan skripsi ini.

Pernyataan ini akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya, apabila di kemudian


hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya cipta saya atau flagiat atau
jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut berdasarkan
UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 25 (2) dan Pasal
70.

Dibuat di : Banjarmasin
Pada tanggal : Februari 2023
Saya yang menyatakan,

Leny Rismonika
NPM. 2214201210254

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,
berkat rahmat dam bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan proposal dengan
judul “Hubungan Peran Orang Tua Dalam Pemberian Imunisasi Pneumococcal
Conjugate Vaccine (PCV) terhadap kelengkapan status Imunisasi Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Makmur”.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag, Rektor Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
2. Bapak Solikin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB Dekan Fakultas Keperawatan dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
3. Ibu Izma Daud, Ns.,M.Kep, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga
dedikasinya terhadap ilmu keperawatan.
4. Ibu Alit Suwandewi, Ns.,M.Kep, selaku pembimbing 1 dan penguji 1 yang
banyak memberikan bimbingan, masukan, petunjuk maupun saran kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
5. Bapak Roly Marwan Mathuridy, Ns., M.Kep selaku pembimbing 2 dan
penguji 2 yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk maupun saran
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal ini.
6. Kepada Puskesmas Bumi Makmur dan seluruh staf yang telah memberi
kesempatan, izin dan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan proposal
ini.
7. Seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis.

v
8. Kedua orangtua saya yang senantiasa memberikan inspirasi serta pelajaran
hidup yang sangat berharga dan mendukung, mendoakan, dan selalu ada untuk
saya.
9. Teman-teman seperjuangan dan seperjalanan prodi S1 Keperawatan
khususnya kelas Banjarmasin 1 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam menyelesaikan


proposal terdapat kesalahan baik di sengaja ataupun tidak, karena saya juga
makhluk biasa yang tidak lepas dari kekhilafan dan saya menyadari bahwa
proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sebagai penyusun
proposal ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga proposal ini bermanfaat bagi orang lain dan dapat di jadikan bahan untuk
menambah pengetahuan kita semua.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Banjarmasin, Februari 2023

Leny Rismonika

vi
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL ..................................iii
PERNYATAAN ORISINILITAS PENELITIAN .................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI .........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xi

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................1


1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................4
1.5 Penelitian Terkait.........................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................7


2.1 Peran Orang Tua..........................................................................7
2.2 Imunisasi....................................................................................20
2.3 Kerangka Konsep.......................................................................26
2.4 Hipotesis....................................................................................26

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN .........................................................27


3.1 Desain Penelitian.......................................................................27
3.2 Variabel Penelitian.....................................................................27
3.3 Definisi Operasional..................................................................27
3.4 Populasi dan Sampel..................................................................29

vii
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................30
3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan data.................................30
3.7 Uji Validitas...............................................................................33
3.8 Uji Reabilitas.............................................................................34
3.9 Teknik Pengumpulan Data........................................................34
3.10 Teknik Pengolahan Data............................................................35
3.11 Etika Penelitian..........................................................................37

DAFTAR PUSTAKA

viii
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Definisi Operasional ...........................................................................28


Tabel 3.2 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner .............................................................31

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep ...............................................................................26

x
DAFTAR LAMPIRAN

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)


INFORMED CONSENT (Persetujuan menjadi Partisipan)

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Nomor: Berdasarkan
HK.01.07/MENKES/6780/2021 sebagaimana diubah dalam Keputusan
Menteri tentang pemberian Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine
(PCV), Imunisasi PCV ditetapkan sebagai Imunisasi rutin yang diberikan
Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur tahun 2020 dan di seluruh wilayah
Indonesia lainnya pada tahun 2022.Pelaksanaan imunisasi PCV pada
daerah perluasan introduksi imunisasi PCV tahun 2022 akan dimulai bulan
Juli 2022.

Negara berkembang menunjukan 60% kasus pneumonia disebabkan oleh


bakteri sementara di negara maju umumnya disebabkan oleh virus. Bakteri
Stroptococcus pneumoniae atau pneumokokus dapat menyebabkan
penyakit yang ringan dan bersifat non-invasif, naupuun yang berat dan
bersifat invasive. Manifestasi klinis yang berat dan bersifat invasive antara
lain berupa bakterimia, pneumonia, dan meningitis. WHO Position Paper
tahun 2012 yang selanjutnya diperbaharui pada tahun 2019
merekomendasikan imunisasi Pneumokokus Konyugasi (Pneumococcal
Conjugate Vaccine/PCV) untuk dimasukan ke dalam Program Imunisasi
Nasional terutama padda negara dengan angka mortaliktas bayi yang
tinggi.

Di Indonesia, pneumonia juga merupakan masalah besar. Survey Sample


Registration System yang dilaksanakan oleh Balitbangkes tahun 2014
menunjukkan bahwa pneumonia menempati urutan ke-3 sebagai penyebab
kematian balita (9,4%). Sejak tahun 2015, Kementrian Kesehatan juga
telah membuat estimasi angka kesakitan pneumonia sebesar 3,55% dari

1
jumlah balita. Selain itu, menurut hasil Riskesdas 2018, prevalensi
pneumonia

2
2

balita di Indonesia adalah 4,8% dengan prevalensi tertinggi pada balita


adalah kelompok usia 12-23 bulan, yaitu 6%. (buku petunjuk teksin
pelaksanaan imunisasi pneumokokus konjugasi / PCV tahun 2022 ). Di
tanah laut tahun 2022 ditemukan sebanyak 666 orang terinfeksi
pneumonia, dan 5 orang diantaranya dari wilayah kecamatan Bumi
Makmur.

Pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan


penyakit ringan hingga berat pada semua kelompok usia.Beberapa jenis
pneumonia dapat dicegah dengan melakukan vaksin, namun pneumonia
masih menjadi penyebab kematian yang menular pada anak-anak di bawah
usia 5 tahun di seluruh dunia (CDC,2016). Penyakit pneumonia juga dapat
disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b (Hib). Dalam rangka
pencegahan penyakit pneumonia yang disebabkan oleh Haemophilus
influenzae tipe b (Hib), telah dilakukan introduksi vaksin Hib yang
dikombinasikan dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib ke dalam Program
Imunisasi Nasional sejak tahun 2013. Hal ini dilaksanakan karena Hib
merupakan penyebab kurang lebih 23% pneumonia yang serius pada anak.
Upaya ini akan lebih efektif bila dibarengi dengan pemberian imunisasi
PCV sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kematian akibat
pneumonia.

Pneumonia di tandai dengan nafas cepat, adanya tarikan dinding dada saat
bernafas dan merupakan penyakit yang menular sehingga memerlukan
peran orang tua dalam membantu meningkatkan imunitas anak dengan cara
melakukan imunisasi PCV.

Peran orang tua yaitu cara yang digunakan oleh orang tua atau keluarga
dalam menjalankan tugas dalam mengasuh, mendidik, melidungi,dan
mempersiapkan anak dalam kehidupan bermasyarakat. Peran orang tua
sangat penting dalam perkembangan anak baik dari aspek kognitif, efektif
3

fan psikomotor.

Dapat disimpulkan bahwa pneumonia pada balita nasih menjadi masalah


kesehatan utama. Salah satu upaya untuk pencegahan pneumonia adalah
dengan memberikan imunisasi PCV pada balita, untuk itu peran orang tua
sangat dibutuhkan untuk membawa anak-anak nya ke fasilitas kesehatan
untuk melakukan imunisasi.

Dari hasil studi pendahuluan di beberapa posyandu wilayah kerja


puskesmas Bumi Makmur pada bulan desember 2022 didapatkan data bayi
yang masuk sasaran imunisasi PCV yaitu kelahiran dari bulan juni 2022
ada 135 orang bayi. Dilakukan wawancara kepada 10 orang tua bayi
didapatkan hasil bahwa 7 orang tidak setiap bulan membawa anak nya ke
posyandu karena alasan sibuk, tidak ada yang mengantar, ada 6 orang yang
rutin datang keposyandu tetapi tidak memberikan imunisasi PCV kepada
anak dengan alasan terlalu sering di suntik dan di larang sama suaminya.

Berdasarkan fakta tersebut calon peneliti tertarik untuk mengetahui


hubungan peran orang tua dalam permberian imunisasi PCV dengan
kelengkapan status imunisasi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bumi
Makmur.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas saya tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Apakah ada Hubungan Peran Orangtua dalam Pemberian
Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dengan Kelengkapan
Status Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Makmur?”.
4

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Peran
Orangtua Dalam Pemberian Imunisasi Pneumococcal Conjugate
Vaccine (PCV) Dengan Kelengkapan Status Imunisasi Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Makmur.

1.3.2 Tujuan khusus


1.3.2.1 Mengidentifikasi peran orangtua dalam pemberian
Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Makmur.

1.3.2.2 Mengidentifikasi kelengkapan status imunisasi PCV pada


bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Makmur.

1.3.2.3 Menganalisis hubungan Peran Orangtua Dalam Pemberian


Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) Dengan
Kelengkapan Status Imunisasi PCV Pada Bayi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bumi Makmur

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat teoritis
Diharapkan penelitian mendukung informasi ilmiah dalam
pengembangan ilmu keperawatan khususnya Ilmu Keperawatan
komunitas Pada agregrat anak yang dapat memberi suatu wacana
tentang hubungan peran orang tua dalam pemberian Imunisai
Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dengan Status Imunisasi
bayi.
5

1.4.2 Manfaat praktis


1.4.2.1 Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dimanfaatkan sebagai salah satu
bahan pemikiran dan masukan ilmu pengetahuan untuk
menunjang peningkatan pengembangan kelimuan
mengenai imunisasi PCV.
1.4.2.2 Pelayanan kesehatan
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait peran orang
tua dan peran petugas kesehatan.
1.4.2.3 Bagi responden
Sebagai sumber informasi tentang imunisasi PCV yang
diwajibkan oleh pemerintah
1.4.2.4 Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi yang benar bagi masyarakat terkait imunisasi
PCV pada balita

1.5 Penelitian Terkait


Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan
penelitian ini adalah :
1.5.1 Penelitian oleh Sri Winarsih et al yang berjudul “ Hubungan Peran
Orang Tua Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Dengan Status
Imunisasi Bayi Di Desa Wilayah Kerja Puskesmas Dringu
Kabupaten Probolinggo”. hasil dari penelitian tersebut bahwa peran
orang tua dalam pemberian imunisasi dasar dengan status imunisasi
bayi ada hubungan, nilai alpha (0.000<0.05) perbedaan dengan
penelitian yang akan diteliti terletak pada variabel independen
dimana hanya imunisasi dasar berfokus pada imunisasi PCV.
6

1.5.2 Penelitian oleh Anisa Putri dan Nurhayati yang berjudul “ Hubungan
Peran Orang Tua Terhadap Cakupan Imunisasi Pada Bayi 0-11
Bulan Di Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar
Baru Jakarta Pusat ”. Hasil dari penelitian tersebut bahwa peran
orang tua terhadap cakupan imunisasi pada bayi 0-11 bulan ada
hubungan, nilai alpha (0.016<0.05) perbedaan dengan penelitian
yang akan diteliti terletak pada variabel independen dimana hanya
imunisasi dasar berfokus imunisasi PCV dan usia yang diteliti pada
bayi 2-12 bulan.

1.5.3 Penelitian oleh Baidah dan Ernawati yang berjudul “ Hubungan


Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Imunisasi Dengan Pemberian
Imunisasi Hepatitis B pada Usia Dini 0-7 Hari di Kelurahan Kelayan
Selatan Banjarmasin “hasil dari penelitian tersebut bahwa peran
orang tua dalam kegiatan imunisasi dengan pemberian imunisasi
hepatitis B pada usia dini 0-7 hari ada hubungan, nilai alpha
(0.000<0.05) perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti terletak
pada variabel independen dimana hanya imunisasi dasar berfokus
pada bayi 2-12 bulan yang mendapatkan imunisasi PCV.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Orang Tua


2.1.1 Pengeritan peran
Menurut Martinah (2018: 61) peran adalah pola perilaku yang
menyertai suatu status dan menjadikannya sebagai karakteristik
pada diri seseorang. Sedangkan orangtua yaitu ayah dan ibu yang
bertanggung jawab secara penuh untuk mengasuh, mendidik,
memberikan kasih sayang, serta memperhatikan segala kebutuhan
dan perkembangan anak (Sari, 2019: 15). Dari kedua pendapat
tersebut dapat diketahui bahwa peran orangtua adalah sebuah
tindakan yang dilakukan dalam membimbing dan memberikan
motivasi kepada anak sebagai bentuk kodrati menjadi orangtua
(Lilawati, 2020: 551). Disimpulkan bahwa peran orangtua
merupakan cara yang digunakan orangtua mengenai segala tugas
yang harus dijalankan dalam mengasuh anak agar nantinya dapat
berguna bagi orang lain. Adapun tugas orangtua untuk membantu
anak dalam menyiapkan media yang digunakan, mengasuh,
membina, mendidik, dan mendampingi proses belajarnya.

Bentuk pendampingan yang dilakukan orangtua bisa berupa:


mendampingi anak saat belajar dengan memberikan pengajaran
tanpa rasa kesal apabila anak lamban memahami pembelajaran,
memperhatikan pola makannya, dan tidak segan membantu apabila
anak mengalami kesulitan (Handayani, 2020: 14). Selain itu Saputri
(2017: 290-291) juga menuturkan mengenai bentuk pendampingan
yang dapat diterapkan orangtua meliputi:

7
8

2.1.1.1 Pendampingan bersikap, dengan memberikan contoh yang


baik
2.1.1.2 Pendampingan terhadap perilaku, melalui orangtua
memberi contoh mengenai perilaku-perilaku yang baik
2.1.1.3 Pendampingan dalam berbicara, dengan mengajarkan anak
bertutur kata sopan
2.1.1.4 Pendampingan kegiatan belajar
2.1.1.5 Pendampingan beribadah.

Pendampingan dan keaktifan orangtua saat menemani anak akan


menentukan sejauh mana kegiatan belajar dari rumah dapat
memberikan manfaat dan kebermaknaan bagi anak. Karenanya
orangtua memiliki peran penting tidak hanya dalam perkembangan
kognitifnya, namun juga perkembangan afektif dan psikomotorik
(Kusumaningrum et al., 2020:144).

Selain memperhatikan perkembangan kognitif dan afektif mereka,


orangtua juga perlu mendukung keberhasilan anak pada aspek
psikomotornya. Ariyana et al., (2018: 11) mengemukakan bahwa
aspek psikomotor merupakan keterampilan melakukan pekerjaan
dengan melibatkan anggota gerak tubuh yang berkaitan dengan
gerak fisik (motorik), misalnya gerak refleks, keterampilan gerak
dasar, ketepatan, ekspresif, dan interperatif. Mayasari (2019: 12)
juga mengemukakan bahwa aspek psikomotorik berkaitan dengan
kemampuan fisik seseorang seperti manipulasi objek, koordinasi
syaraf, serta keterampilan motorik dan syaraf. Kebiasaan yang anak
lakukan di rumah dapat mempengaruhi aspek psikomotornya.
Karenanya sebagai orangtua harus bisa memberikan pembiasaan
yang baik agar nantinya anak tidak memiliki kepribadian yang
buruk. Menurut Syafa’ati et al., (2021: 126) orangtua yang dapat
mendukung dan mengarahkan secara penuh bakat dan minat anak,
9

dapat membuat prestasi keterampilannya menjadi baik. Roshonah et


al., (2020: 4) mengatakan dengan bermain dapat menjembatani anak
dalam belajar, dan digunakan sebagai sarana mereka untuk
mengoptimalkan potensinya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran


orang tua yaitu cara yang digunakan oleh orang tua atau keluarga
dalam menjalankan tugas dalam mengasuh, mendidik, melindungi,
dan mempersiapkan anak dalam keidupan bermasyarakat. Peran
orang tua sangat penting dalam perkembangan anak baik dari
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

2.1.2 Aspek peran orang tua


2.1.2.1 Aspek kongnitif
Kongnitif secara istilah berasal dari kata cognition, juga
diistilahkan knowing, berarti mengetahui.Pengertian
cognition ialah perolehan, penataan dan penggunaan
pengetahuan. Selanjutnya kognitif dapat diartikan dengan
kemampuan belajar, berpikir, kecerdasan, dan
keterampilan mempelajari konsep baru, seperti
keterampilan untuk Memahami apa yang terjadi di
lingkungannya, serta menggunakan keterampilan daya
ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana (Susanto,
2012). Menurut Desmita kognitif merupakan kemampuan
Eka Ristiani Fatimah, Raden Rachmy Diana/Peran Orang
Tua/Hal 33-43 35 untuk berfikir dan dipahami dalam
memecahkan permasalahan secara komplek (Mulyani,
2018).

Aspek kognitif menjadi aspek utama dalam banyak


kurikulum pendidikan dan menjadi tolok ukur penilaian
10

perkembangan anak. Kognitif yang berasal dari bahasa


latin cognitio memiliki arti pengenalan, yang mengacu
kepada proses mengetahui maupun kepada pengetahuan itu
sendiri (Benjamin Bloom dan kawan – kawan pada tahun
1956).

Dengan kata lain, aspek kognitif merupakan aspek yang


berkaitan dengan nalar atau proses berpikir, yaitu
kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan
kemampuan rasional. Dalam aspek kognitif dibagi lagi
menjadi beberapa aspek yang lebih rinci yaitu :
11

a. Pengetahuan
Aspek ini adalah aspek yang mendasar yang merupakan
bagian dari aspek kognitif. mengacu kepada
kemampuan untuk mengenali dan mengingat materi –
materi yang telah dipelajari mulai dari hal sederhana
hingga mengingat teori – teori yang memerlukan
kedalaman berpikir. Juga kemampuan mengingat
konsep, proses, metode, serta struktur.

b. Pemahaman
Aspek ini lebih tinggi daripada aspek pengetahuan.
Mengacu kepada kemampuan untuk
mendemonstrasikan fakta dan gagasan dengan
mengelompokkan, mengorganisir, membandingkan,
memberi deskripsi, memahami dan terutama
memahami makna dari hal – hal yang telah dipelajari.
Memahami suatu hal yang telah dipelajari dalam
bentuk translasi (mengubah bentuk), interpretasi
(menjelaskan atau merangkum), dan ekstrapolasi
(memperluas arti dari satu materi).
12

c. Penerapan
Tujuan dari aspek ini adalah untuk menerapkan materi
yang telah dipelajari dengan menggunakan aturan serta
prinsip dari materi tersebut dalam kondisi yang baru
atau dalam kondisi nyata. Juga kemampuan
menerapkan konsep abstrak dan ide atau teori tertentu.
Penerapan merupakan tingkat yang lebih tinggi dari
kedua aspek sebelumnya yaitu pengetahuan dan
pemahaman.

d. Analisis
Menganalisa melibatkan pengujian dan pemecahan
informasi ke dalam beberapa bagian, menentukan
bagaimana satu bagian berhubungan dengan bagian
lainnya, mengidentifikasi motif atau penyebab dan
membuat kesimpulan serta materi pendukung
kesimpulan tersebut. Tiga karakteristik yang ada dalam
aspek analisa yaitu analisa elemen, analisa hubungan,
dan analisa organisasi.

e. Sintesis
Sintesis termasuk menjelaskan struktur atau pola yang
tidak terlihat sebelumnya, dan juga mampu
menjelaskan mengenai data atau informasi yang
didapat. Dengan kata lain, aspek sintesis meliputi
kemampuan menyatukan konsep atau komponen
sehingga dapat membentuk suatu struktur yang
memiliki pola baru. Pada aspek ini diperlukan sisi
kreatif dari seseorang atau anak didik.

f. Evaluasi
13

Adalah kemampuan untuk berpikir dan memberikan


penilaian serta pertimbangan dari nilai  – nilai materi
untuk tujuan tertentu. Atau dengan kata lain,
kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan tertentu.
Evaluasi ini dilakukan berdasarkan kriteria internal dan
eksternal.

Aspek kognitif yaitu orang tua berperan sebagai guru,


yakni: membimbing, mengawasi dan mengevaluasi belajar
anak dalam perkembangan intelektualnya. Peran tersebut
sekaligus memotivasi anak untuk memiliki daya ingin tahu
yang kuat dalam pencarian informasi dan pengetahuan.

2.1.2.2 Aspek afektif


Syah (2013: 59) juga mengemukakan bahwa
perkembangan afektif merupakan proses perkembangan
mental yang berhubungan dengan perubahan cara anak
berkomunikasi dengan orang lain. Anak dikatakan
memiliki afektif yang baik apabila mampu membedakan
nilai negatif dan nilai positif sebagai sistem pengambilan
nilai sikap dalam pembentukan kehidupannya (Mansyur,
2020: 117). Hal yang sama diungkapkan oleh Miftah et al.,
(2019: 29) bahwa afektif merupakan kemampuan yang
berhubungan dengan sikap yang dapat diaplikasikan dalam
bentuk tanggung jawab, menghargai Jurnal Educatio,
Volume 7, No. 4, 2021, pp. 1410-1420 1413 pendapat
orang lain, kerjasama dan jujur. Berdasarkan beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
afektif dapat ditunjukkan dari adanya perubahan sikap anak
dari yang negatif menjadi positif. Keberhasilan anak
ditentukan dari bagaimana cara orangtua menjalankan
14

fungsinya dalam membentuk watak anak, penguatan yang


bisa dilakukan dengan memberikan tauladan melalui cara
yang benar dalam melakukan pembiasaan yang baik
(Rahmi, 2020: 90).

Ranah afeksi adalah materi yang berdasarkan segala


sesuatu yang berkaitan dengan emosi seperti penghargaan,
nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap
sesuatu hal. Pada ranah afeksi, Bloom menyusun
pembagian kategorinya dengan David Krathwol yaitu :
a. Penerimaan
Mengacu kepada kemampuan untuk memperhatikan
dan merespon stimulasi yang tepat, juga kemampuan
untuk menunjukkan atensi atau penghargaan terhadap
orang lain. Dalam domain atau ranah afektif,
penerimaan merupakan hasil belajar yang paling
rendah. Contohnya, mendengarkan pendapat orang lain.

b. Responsif
Domain ini berada satu tingkat di atas penerimaan, dan
ini akan terlihat ketika siswa menjadi terlibat dan
tertarik terhadap suatu materi. Anak memiliki
kemampuan berpartisipasi aktif dalam suatu
pembelajaran dan selalu memiliki motivasi untuk
bereaksi dan mengambil tindakan. Contoh, ikut
berpartisipasi dalam diskusi kelas mengenai suatu
pelajaran.

c. Penilaian
Domain ini mengacu pada pentingnya nilai atau
keterikatan diri terhadap sesuatu, seperti penerimaan,
15

penolakan atau tidak menyatakan pendapat. Juga


kemampuan untuk menyatakan mana hal yang baik dan
yang kurang baik dari suatu kegiatan atau kejadian dan
mengekspresikannya ke dalam perilaku. Contoh,
mengusulkan kegiatan kelompok untuk suatu materi
pelajaran.

d. Organisasi
Tujuan dari ranah organisasi adalah penyatuan nilai,
sikap yang berbeda yang membuat anak lebih konsisten
dan membentuk sistem nilai internalnya sendiri, dan
menyelesaikan konflik yang timbul diantaranya. Juga
mengharmonisasikan berbagai perbedaan nilai yang ada
dan menyelaraskan berbagai perbedaan.

e. Karakterisasi
Acuan domain ini adalah karakter seseorang dan daya
hidupnya. Kesemua hal ini akan tercermin dalam
sebuah tingkah laku yang ada hubungannya dengan
keteraturan pribadi, sosial, dan emosi. Nilai – nilai telah
berkembang sehingga tingkah laku lebih mudah untuk
diperkirakan.

2.1.2.3 Aspek Psikomotor


Selain memperhatikan perkembangan kognitif dan afektif
mereka, orangtua juga perlu mendukung keberhasilan anak
pada aspek psikomotornya. Ariyana et al., (2018: 11)
mengemukakan bahwa aspek psikomotor merupakan
keterampilan melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota gerak tubuh yang berkaitan dengan gerak fisik
(motorik), misalnya gerak refleks, keterampilan gerak
16

dasar, ketepatan, ekspresif, dan interperatif. Mayasari


(2019: 12) juga mengemukakan bahwa aspek psikomotorik
berkaitan dengan kemampuan fisik seseorang seperti
manipulasi objek, koordinasi syaraf, serta keterampilan
motorik dan syaraf. Kebiasaan yang anak lakukan di rumah
dapat mempengaruhi aspek psikomotornya. Karenanya
sebagai orangtua harus bisa memberikan pembiasaan yang
baik agar nantinya anak tidak memiliki kepribadian yang
buruk. Menurut Syafa’ati et al., (2021: 126) orangtua yang
dapat mendukung dan mengarahkan secara penuh bakat
dan minat anak, dapat membuat prestasi keterampilannya
menjadi baik. Roshonah et al., (2020: 4) mengatakan
dengan bermain dapat menjembatani anak dalam belajar,
dan digunakan sebagai sarana mereka untuk
mengoptimalkan potensinya.

Psikomotorik adalah domain yang meliputi perilaku


gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan
kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan
berkembang jika sering dipraktekkan ini dapat diukur
berdasarkan jarak, kecepatan, kecepatan, teknik dan cara
pelaksanaan. (Benjamin Bloom dan kawan – kawan pada
tahun 1956).

Dalam aspek psikomotorik terdapat tujuh kategori mulai


dari yang terendah hingga tertinggi:
17

a. Peniruan
Kategori ini terjadi ketika anak bisa mengartikan
rangsangan atau sensor menjadi suatu gerakan motorik.
Anak dapat mengamati suatu gerakan kemudian mulai
melakukan respons dengan yang diamati berupa
gerakan meniru, bentuk peniruan belum spesifik dan
tidak sempurna.

b. Kesiapan
Kesiapan anak untuk bergerak meliputi aspek mental,
fisik, dan emosional. Pada tingkatan ini, anak
menampilkan sesuatu hal menurut petunjuk yang
diberikan, dan tidak hanya meniru. Anak juga
menampilkan gerakan pilihan yang dikuasainya melalui
proses latihan dan menentukan responsnya terhadap
situasi tertentu.

c. Respon Terpimpin
Merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran
gerakan kompleks yang meliputi imitasi, juga proses
gerakan percobaan. Keberhasilan dalam penampilan
dicapai melalui latihan yang terus menerus.
18

d. Mekanisme
Merupakan tahap menengah dalam mempelajari suatu
kemampuan yang kompleks. Pada tahap ini respon
yang dipelajari sudah menjadi suatu kebiasaan dan
gerakan bisa dilakukan dengan keyakinan serta
ketepatan tertentu.

e. Respon tampak kompleks


Ini tahap gerakan motorik yang terampil yang
melibatkan pola gerakan kompleks. Kecakapan gerakan
diindikasikan dari penampilan yang akurat dan
terkoordinasi tinggi, namun dengan tenaga yang
minimal. Penilaian termasuk gerakan yang mantap
tanpa keraguan dan otomatis.

f. Adaptasi
Pada tahap ini, penguasaan motorik sudah memasuki
bagian dimana anak dapat memodifikasi dan
menyesuaikan keterampilannya hingga dapat
berkembang dalam berbagai situasi berbeda.

g. Penciptaan
Yaitu menciptakan berbagai modifikasi dan pola
gerakan baru untuk menyesuaikan dengan tuntutan
suatu situasi. Proses belajar menghasilkan hal atau
gerakan baru dengan menekankan pada kreativitas
berdasarkan kemampuan yang telah berkembang pesat

Menurut Lestari (2012:153) peran orang tua adalah cara-


cara yang digunakan oleh orang tua terkait erat dengan
pandangan orang tua mengenai tugas-tugas yang mesti
19

dijalankan dalam mengasuh anak. Menurut Jhonson (2004:


8), mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu
pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau
diluar keluarga. Adapun fungsi keluarga terdiri dari:
a. Fungsi sosialisasi anak fungsi sosialisasi menunjuk
pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian
anak. Dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

b. Fungsi afeksi salah satu kebutuhan dasar manusia ialah


kebutuhan kasih sayang atau rasa cinta. Dilihat dari
bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan
dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
nerkomunikasi dan 18 berinteraksi antar sesame
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama
lain dan menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

c. Fungsi edukatif keluarga merupakan lingkungan


pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Keluarga berfungsi sebagai “transmitter budaya atau
mediator” social budaya bagi anak .
20

d. Fungsi religius dalam masyarakat Indonesia dewasa ini


fungsi di keluarga semakin berkembang, diantaranya
fungsi keagamaan yang mendorong dikembangkannya
keluarga dan seluruh anggotanya menjadi insan-insan
agama yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

e. Fungsi protektif keluarga merupakan tempat yang


nyaman bagi para anggotanya. Dilihat dari bagaimana
keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga
merasa terlindungi dan merasa aman.

f. Fungsi rekreatif fungsi ini bertujuan untuk memberikan


suasana yang sangat gembira dalam lingkungan.

g. Fungsi ekonomis anggota keluarga bekerjasama


sebagai suatu team dan andil bersama dalam hasil
mereka. Fungsi ekonomis ini juga dapat dilihat dari
bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,
mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

h. Fungsi status sosial keluarga berfungsi sebagai suatu


dasar yang menunjukkan kedudukan atau status bagi
anggota-anggotanya. Dalam sebuah keluarga, seseorang
menerima serangkaian status berdasarkan umur, urutan
kelahiran, dan sebagainya.
21

2.2 Imunisasi
2.2.1 Definisi imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan
kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit
sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Vaksin adalah prooduk biologi yang berisi antigen berupa


mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein
rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Imunisasi adalah cara yang efektif, mudah dan relatif murah untuk
meningkatkan daya tahan tubuh anak. Anak sangat rentan terkena
infeksi. Program imunisasi yang telah dijalankan selama ini,
menurut Departemen Kesehatan (Depkes) telah berhasil
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (Irianto, 2014). Vaksinasi rutin
pada anak adalah salah satu kemajuan medis yang paling penting.
Masalah penting tentang vaksinasi mencakup usia anak dan kondisi
medis yang mendasari, beban penyakit, efektivitas vaksin, reaksi
merugikan, dan anjuran resmi.

2.2.2 Tujuan imunisasi


Tujuan imunisasi adalah agar memdapatkan imunitas atau
kekebalan anak secara individu dan eradikasi atau pembasmian
sesuatu penyakit dari penduduk sesuatu daerah atau negeri.
Sedikitnya 70% dari penduduk suatu daerah atau negeri harus
22

mendapatkan imunisasi. Yang tidak kalah pentingnya adalah


imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan dalam waktu-
waktu tertentu untuk meningkatkan kembali imunitas/kekebalan
penduduk.

2.2.3 Manfaat imunisasi


2.2.3.1 Untuk anak : dapat mencegah penderitaan yang disebabkan
penyakit dan yang kemungkinan cacat atau kematian.
2.2.3.2 Untuk keluarga : dapat menghilangkan rasa kecemasan dan
psikologi pengobatan apabila anak sakit. Serta mendorong
keyakinan orang tua bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang merasa lebih nyaman.
2.2.3.3 Untuk negara : dapat memperbaiki tingkat kesehatan serta
menciptakan bangsa yang kuat untuk melanjutkan
pembangunan bangsa (Arianti, 2017).

2.2.4 Pengertian kelengkapan imunisasi


Imunisasi sangat penting bagi kesehatan keluarga dan masyarakat.
Imunisasi dapat mencegah penyebaran penyakit menular, berbahaya
dan mematikan. Jika imunisasi yang diberikan tidak lengkap atau
tidak tuntas, maka penyakit tersebut akan muncul kembali
dikemudian hari (American Academy of Family Physicians, 2017).
Bayi dan anak yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap akan
terlindungi dari penyakit berbahaya dan mencegah penularan ke
lingkungan sekitar. Anak yang tidak diberikan imunisasi dasar
lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik
terhadap penyakit tersebut. Bila kuman berbahaya yang masuk
banyak maka tubuhnya tidak mampu melawan kuman tersebut
sehingga dapat menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal
(Soedjatmiko, 2013).
23

Imunisasi dasar diberikan saat bayi berusia kurang dari 24 jam


diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan
(BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan
Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4
bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio
suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR) (Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, 2014).

Diseluruh negara ASEAN dan SEAR, imunnisasi campak diberikan


pada bayi usia 9-12 bulan dan merupakan imunisasi terakhir yang
diberikan kepada bayi diantara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT,
Polio, Hepatitis, dan Campak). Dengan demikian, diasumsikan bayi
yang mendapatkan imunisasi campak telah mendapatkan imunisasi
lengkap (Kemenkes RI, 2013) Tanggung jawab keluarga terutama
para ibu terhadap imunisasi bayi atau balita sangat memegang
peranan penting sehingga akan diperoleh suatu manfaat terhadap
keberhasilan imunisasi serta peningkatan kesehatan anak status
imunisasi pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan
keluarga, jarak dan keterjangkauan tempat pelayanan, sikap, usia
dan jumlah anak.

Beberapa teori yang mengungkap determinan perilaku dari analisis


faktor-fakto yang mempengaruh perilaku, khususnya perilaku yang
berhubungan dengan perilaku kesehatan, antara lain Teori
Lawrence Green (1980), yang menyatakan bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
24

2.2.4.1 Faktor predisposisi (Presdiposing factors)


Faktor-faktor ini yang mempermudah atau
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,
tradisi, dan sebagainya .

2.2.4.2 Faktor pemungkin (Enabling factors)


Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) adalah
faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin adalah sarana
dan prasarana atas fasilitas untuk terjadinya perilaku
kesehatan, misalnya Puskesmas, Posyandu, rumah sakit,
kelengkapan alatimunisasi dan sebagainya (Notoatmodjo,
2005).

2.2.4.3 Faktor pendorong (Reinforcing factors)


Faktor ini meliputi faktor-faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun
seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi
tidak melakukannya. sikap dan perilaku para petugas
termasukpetugas kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Menurut
Lawrence W. Green, ketersediaan dan keterjangkauan
sumberdaya kesehatan termasuk tenaga kesehatan yang ada
dan mudah dijangkau merupakan salah satu faktor yang
memberi kontribusi terhadap perilaku sehat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan.

2.2.5 Imunisasi pneumokokus konyugasi (PCV)


Imunisasi PCV merupakan bagian dari kebijakan pencegahan dan
pengendalian pneumonia pada balita yang tertuang dalam Rencana
Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian Pneumonia.
25

Pelaksanaan imunisasi PCV dilakukan secara bertahap sampai


mencapai skala nasional pada tahun 2022. Hal ini diperkuat dengan
Keputusan Mentri Kesehatan Nomor:HK.01.07/MENKES/6780/2021
sebagaimana diubah dalam KeputusanMentri Kesehatan Nomor:
HK.01.07/MENKES/779/2022 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi (PCV).

2.2.6 Tujuan imunisasi pneumokokus konyugasi (PCV)


Imunisasi PCV bertujuan untuk memberikan perlindungan yang
efektif untuk bayi dan anak-anak terhadap penyakit pneumonia atau
radang paru akibat infeksi bakteri pneumokokus.

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru


(alveoli) sehingga tergolong dalam infeksi Pernafasan Akut (ISPA)
bawah. Gejala pneumonia pada balita adalah demam, batuk, dan
kesukaran bernafas yang ditandai dengan nafas cepat (Frekuensi
nafas bayi < 2 bulan ≤ 60x/menit ; 2-11 bulan ≥ 50x/menit ; 12
bulann – 59 bulan ≥ 40x/menit) atau tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam (TDDK).

WHO dan UNICEF meluncurkan Rencana Aksi Global Pneumonia


dan Diare (Global Action Plan for Pneumonia and
Diarrhoea/GAPPD), dengen pendekatan multi sectoral, terintegrasi
untuk menurunkan insiden pneumonia dan diare, menurunkan
angka stunting balita, dan mencegah kemmatian anak karena
pneumonia dan diare. Rencana aksi ini memuat kerangka kerja
terintegrasi dari intervensi-intervensi utama yang telah tebukri
untuk melindungi, mencegah dan melakukan tatalaksana pneumonia
dan diare anak secara terkoordinasi. Intervensi ini terdiri dari
beberapa intervensi sederhana seperti pemberian zinc, ASI ekslusif,
dan pemberian antibiotik.
26

WHO Position Paper on Pneumococcal Conjugate Vaccine for


Childhood Immunizzation tahun 2012 yang selanjutnya diperbaharui
pada tahun 2019 menyebutkan bahwa dengan mempertimbangkan
tingginya beban penyakit akibat infeksi Pneumokokus pada balita
dan telah adanya vaksin yang aman dengan efikasi yang baik maka
direkomendasikan bagi negara dengan angka kematian balita yang
tinggi untuk mengintegrasi vaksin Pneumokokus kedalam Program
Imunisasi Nasional.

Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) juga telah


mengeluarkan rekomendasi pada 21 Februari 2020 agar Imunisasi
PCV dipertimbangkan menjadi program imunisasi nasional.

2.2.7 Jadwal pemberian imunisasi PCV


Imunisasi PCV diberikan sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan
pada usia 2 bulan, dosis kedua diberikan pada bayi usia 3 bulan dan
dosis ketiga (imunisasi lanjutan) diberikan pada bayi usia 12 bulan.
Vaksin PCV dosis pertama dan kedua diberikan bersamaan dengan
vaksin DPT-Hb-Hib dan OPV. Untuk Provinsi DI Yogyakarta,
vaksin PCV dosis pertama dan kedua diberikan bersamaan dengan
vaksin DPT-Hb-Hib dan IPV.

Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV pada usia 2 dan 3


bulan, maka imunisasi PCV masih dapat diberikan 2 kali sampai
usia 11 bulan dengan interval 4 minggu. Kemudia imunisasi
lanjutan PCV dapat diberikan pada usia 12 bulan dengan
memperhatikan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua.
27

2.3 Kerangka Konsep

Faktor yang
mempengaruhi
kelengkapan Imunisasi :
Kelengkapan Status
Pengetahuan
Imunisasi :
Pendidikan
Lengkap
Keyakinan
Usia 2 bulan PCV 1x
Tradisi / adat
Usia 3-11 bulan PCV 2x
Usia 12 bulan PCV 3x

5. Peran Orang Tua Tidak Lengkap


Aspek Kognitif Usia 2 bulan tidak PCV 1x
Aspek Afektif Usia 3-11 bulan PCV kurang
Aspek Psikomotor dari 2x
Usia 12 bulan PCV kurang dari
3x

Gambar 1 Kerangka Konsep

2.4 Hipotesis
2.4.1 Ha. Ada hubungan antara peran orang tua dalam pemberian
imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dengan
kelengkapan status imunisasi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Bumi Makmur.

2.4.2 H0. Tidak ada hubungan antara peran orang tua dalam pemberian
imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dengan
kelengkapan status imunisasi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Bumi Makmur.
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif analitik dengan pendekatan
crossecsional yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan dari dua
variable yaitu variable independen dan variable dependent dan pengukuran
ini dilakukan secara bersamaan. Adapun variable yang diteliti yaitu peran
Orang Tua dalam pemberian Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine
(PCV) dengan kelengkapan status imunisasi pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Bumi Makmur.

3.2 Variabel Penelitian


3.2.1 Variabel independen
Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel yang lainnya. Jadi, pada penelitian ini variabel terikatnya
adalah peran orang tua dalam pemberian imunisasi Pneumococcal
Conjugate Vaccine (PCV).

3.2.2 Variabel dependen


Variabel dependen merupakan variabel yang nilainnya dipengaruh
oleh variabel yang lain. Jadi, pada penelitian ini varibel bebasnya
adalah kelengkapan status imunisasi pada bayi

3.3 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang
diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci operasional, untuk
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat
diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2014).

28
29

Table 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Parameter Instrumen Hasil Ukur Skala
Operasional Penelitian
Peran orang Cara yang 1. Aspek Kuesioner 1. Baik = jika Ordinal
tua dalam digunakan Kognitif jawaban
pemberian orang tua 2. Aspek benar 76%-
imunisasi dalam Afektif 100%
Pnemococca menjalankan 3. Aspek 2. Sedang =
l Conjugate tugas dalam Psikomotor jika jawaban
Vaccine mengasuh, benar 51%-
(PCV) mendidik, 75%
melinduungi, 3. Cukup = jika
dan jawaban
mempersiapkan benar ≤ 50 %
anak dalam
kehidupan
bermasyarakat
Kelengkapan Kelengkapan Observasi Buku KIA 1. Lengkap = Nominal
status imunisasi PCV jika bayi
imunisasi adalah bayi berusia 2
pada bayi yang bulan
mendapatkan mendapatkan
imunisasi PCV imunisasi
sebanyak 3 kali PCV
pada umur 12 sebanyak 1x,
bulan, bayi 3-11 bulan
berusia 2 bulan mendapatkan
mendapatkan imunisasi
imunisasi PCV PCV 2x dan
1x, atau usia 3- usia 12 bulan
11 bulan mendapatkan
mendapatkan imunisasi
imunisasi PCV PCV 3x
2x 2. Tidak
lengkap = jika
bayi berusia 2
bulan belum
mendapatkan
imunisasi
PCV, dan usia
3-11 bulan
mendapatkan
imunisasi
PCV kurang
dari 2x, dan
usia 12 bulan
mendapatkan
imunisasi
PCV kurang
dari 3x
30

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Orang Tua yang memiliki bayi
kelahiran mulai dari juni 2022 sampai januari 2023 diwilayah kerja
Puskesmas Bumi Makmur yaitu berjumlah 150 orang.

3.4.2 Sampel
Teknik penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Purposive
sampling adalah suatu teknik yang digunakan untuk menetapkan
sampel caranya dengan memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam
penelitian). Pada penelitian ini perkiraan besar sampel ditetapkan
berdasarkan rumus sebagai berikut:

N
n=
1+ N ( d )2

Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : tingkat signifikasi ( d=0,05 )

150
n= =190,0
1+150 ( 0,05 )2
Jadi besar sampel dalam penelitian adalah 109 responden.
31

3.4.2.1 Kriteria inklusi


Kriteria inklusi adalah karakteristik umum yang dimiliki
oleh subjek penelitian dari target populasi yang ingin
diteliti:
a. Orangtua yang memiliki bayi kelahiran mulai dari juni
2022 – januari 2023
b. Orangtua yang bisa baca dan tulis
c. Orangtua yang bersedia manjadi responden
d. Orangtua yang sudah menjadi sampel tidak diteliti lagi.

3.4.2.2 Kriteria ekslusi


Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena
berbagai sebab. Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah
orang tua yang tidak datang ke posyandu.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian


3.5.1 Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bumi Makmur
Kabupaten Tanah Laut.

3.5.2 Waktu penelitian


Penelitian dilakukan mulai bulan Maret sampai bulan Mei 2023.

3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan data


3.6.1 Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
kuesioner terbuka, yang diajukan kepada klien sebagai responden
untuk mengumpulkan data. Kuesioner berisikan data identitas
responden yaitu, nomor kuesioner, nama, umur, alamat, tingkat
pendidikan orang tua, perkerjaan orang tua, dan kuesioner tentang
32

peran orang tua dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.


Kemudian instrumen penelitian lain adalah melakukan observasi
pada buku KIA bayi atau buku pencatatan imunisasi Puskesmas
Bumi Makmur.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner

No Variabel Indikator Nomor Pertanyaan Jumlah

Nama, umur, alamat,


Pendidikan terakahir,
1 Data arakteristik
pekerjaan ibu, pekerjaan
suami, status imunisasi
1. Aspek kognitif 1-19 19
2 Peran Orang tua 2. Aspek afektif
3. Aspek psikomotor
33

3.6.2 Teknik pengumpulan data


3.6.2.1 Peneliti akan meminta izin untuk melakukan uji validitas
ke puskesmas Padang Luas.
3.6.2.2 Setelah diberikan izin berupa surat dari Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin, peneliti akan menyerahkan
surat tersebut ke Puskesmas Padang Luas.
3.6.2.3 Peneliti akan melakukan uji validitas kuesioner Peran
orangtua dalam pemberian imunisasi Pneumococcal
Conjugate Vaccine (PCV) dengan membagikan kuesioner
kepada 15 orangtua di Puskesmas Padang Luas.
3.6.2.4 Peneliti akan mengajukan surat permohonan izin penelitian
kepada Dekan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Kaprodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.
3.6.2.5 Peneliti akan memperoleh surat izin penelitian dari Dekan
Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Kaprodi S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
3.6.2.6 Mengurus surat izin penelitian di Puskesmas Bumi
Makmur
3.6.2.7 Peneliti akan memperoleh surat izin penelitian dari
Puskesmas Bumi Makmur
3.6.2.8 Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang
penelitian yang akan dilakukan.
3.6.2.9 Peneliti meminta persetujuan dari responden
3.6.2.10 Peneliti memberikan lembar kuesioner pengetahuan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan kepada
responden untuk di isi dengan waktu kurang lebih 10
menit.
3.6.2.11 Kuesioner yang sudah di isi oleh responden akan di cek
kembali oleh peneliti untuk memastikan bahwa semua
jawaban sudah di isi oleh responden.
34

3.6.2.12 Setelah semua data diperoleh, kemudian data tersebut


dikumpulkan dan dilanjutkan dengan pengolahan data.

3.7 Uji Validitas


Uji validitas merupakan langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
dari suatu instrumen penelitian. Tujuan Uji validitas adalah untuk
mengukur ketepatan pada suatu instrumen yang digunakan sebagai alat
penelitian. Pada Instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen
tersebut dapat mengukur segala sesuatu yang seharusnya bisa diukur pada
situasi dan keadaan tertentu. Ada dua bagian pada uji validitas yang terdiri
dari uji validitas konstruksi dan uji validitas isi. Uji validitas isi adalah
validitas yang memuat rumusan-rumusan yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Uji validitas nanti dilakukan di wilayah kerja puskesmas
Padang Luas dengan responden sebanyak 15 orang ibu bayi balita yang
memiliki bayi kelahiran mulai dari bulan juni 2022 dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 19.
Uji validitas dapat dinilai kevalidannya dengan menggunakan rumus
korelasi person product moment :

( ∑ XY ) −( ∑ X )( ∑ Y )
R=
√ {n ∑ X 2−(∑ X 2 )} . {n ∑ Y 2−(∑ Y 2 )}
Keterangan :
R = Koefisien korelasi setiap item dengan skor total
∑ X = Skor pertanyaan
∑ Y = Skor total
n = Jumlah responden
∑ XY = Skor pertanyaan dikalikan skor total
35

Keputusan hasil uji validitas adalah jika nilai R.hitung > R.tabel maka
pertanyaan dinyatakan valid, tetapi jika nilai R.hitung < R.tabel maka
pertanyaan dinyatakan tidak valid. Dari table dibawah ini semua
pertanyaan dinyatakan valid karena R hitung > R tabel.

3.8 Uji Reabilitas


Reabilitas merupakan kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan apabila
fakta atau kenyataan diukur dalam waktu yang berlainan. Rumus yang
digunakan untuk mencari reabilitas instrumen adalah Rumus alpha karena
berbentuk lembar kuesioner. Reabilitas untuk data dilakukan dengan
Rumus Alpha, yaitu :

1−∑ σ b
2
k
rn = −
k−1 2
σ t

keterangan :
rn = reabilitas instrument
k = banyaknya jumlah pertanyaan atau soal
∑ σ b2 = varians jumlah
2
σ t = varians total

Reliabilitas konstruksi variabel dikatakan baik, jika alpha Cronbach >


0,60. Sebagai acuan suatu kuesioner pada penelitian, dapat ditentukan
ukuran indeks reliabilitas, yaitu :
3.8.1 0.00-0.20 = tidak reliabel
3.8.2 0.221-0.40 = kurang reliabel
3.8.3 0.61-0.80 = reliabel
3.8.4 0.80-1.00 = sangat reliabel
36

3.9 Teknik Pengumpulan Data


3.9.1 Rencana persiapan
Penelitian dimulai dengan mencari masalah yang ingin diangkat,
melihat fenomena di sekitar dan sedang banyak terjadi, kemudian
mencari sumber baik dari buku maupun internet yang termasuk
aspek masalah kesehatan. Setelah itu peneliti merumuskan masalah
penelitian dan menentukan tempat yang akan diteliti dengan
langkah awal peneliti meminta izin, sehingga mendapatkan data
yang sesuai dengan masalah penelitian di Puskesmas Bumi
Makmur. Setelah mendapatkan data, konsultasi judul kepada
Pembimbing Akademik, barulah mengajukan proposal skripsi ke
Komite Skripsi. Setelah diterima, dilanjutkan konsultasi dengan
pembimbing dan segera mencari teori-teori dan rencana cara
penelitian yang akan dilakukan berhubungan dengan judul
penelitian.

3.9.2 Rencana pelaksanaan


Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bumi Makmur.
Untuk pengumpulan data dibagi menjadi dua :
3.9.2.1 Data primer didapat adalah secara langsung dari
responden, melalui kuesioner.
3.9.2.2 Data sekunder didapat dari hasil laporan bulanan dan
laporan tahunan Puskesmas Bumi Makmur

3.10 Teknik Pengolahan Data


Setelah melakukan pengambilan data dengan menggunakan kuesioner hasil
data penelitian terkumpul kemudian akan diolah dalam bentuk tabel dan
dilakukan analisis dengan uji statistik menggunakan komputer tahapan
pengolahan sebagai berikut :
37

3.10.1 Editing (Pemeriksaan data)


Pemeriksaan dan meneliti kembali data yang sudah yang telah
terkumpul adalah langkah pertama tahap pengolahan data. Langkah
tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah
terkumpul tersebut baik sehingga dapat dipersiapkan untuk tahap
analisi berikutnya. Proses pemeriksaan dan meneliti kembali data
tersebut disebut dengan editing (Suyanto.B, 2015).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap editing adalah
sebagai berikut :
3.10.1.1 Lengkapnya pengisian jawaban
3.10.1.2 Kejelasan tulisan
3.10.1.3 Kejelasan makna jawaban.

3.10.2 Coding (Pembuatan kode)


Setelah tahap pemeriksaan data selesai dikerjakan dan jawaban
responden dalam kuesioner dikira cukup memadai maka langkah
berikutnya yaitu pembuatan kode (coding). Coding dilakukan
sebagai usaha untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberi
symbol angka pada tiap-tiap jawaban, atau suatu cara
mengklasifikasikan jawaban responden atas suatu pertanyaan
menurut macamnya dengan menandai masing-masing jawaban
dengan kode tertentu. Menurut neuman (2000) secara tegas
mengartikan coding adalah pengorganisasian data mentah secara
sistematik kedalam format yang dapat dibaca mesin seperti mudah
untuk analisis menggunakan computer(Suyanto.B, 2015).
38

3.10.3 Tabulating (Penyusunan data)


Tabulasi yaitu usaha penyajian data terutama pengelolahan data
yang akan menjurus ke analisis kuantitatif dan biasanya
menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel
silang. Dalam hal ini pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat
tabel jawaban-jawaban yang sudah di beri kode katagori, kemudian
jawaban tersebut di masukkan ke dalam tabel.

3.10.4 Entering (Memasukkan data)


Memasukkan data hasil penelitian dalam tabel dari setiap jawaban
responden yang sudah diberi kode atau nilai. Memasukkan data
yang telah diskor kedalam komputer seperti dalam program SPSS
(Statistical Product and Service Solutions). Data juga dapat
dimasukkan kedalam format kolom menggunakan cara manual.

3.10.5 Cleaning (Pembersihan data)


Cleaning yaitu pengecekan kembali data yang sudah di entry
apakah ada kesalahan atau tidak. Tahapan ini dilakukan pada saat
mengumpulkan data kuisioner dari responden.

3.11 Etika Penelitian


Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti mengajukan surat permohonan
untuk mendapatkan rekomendasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Banjarmasin dan permintaan izin kepada kepala
Puskesmas Bumi Makmur. Setelah mendapat persetujuan barulah
penelitian ini dilakukan dengan menekankan pada masalah etika, yang
meliputi :
3.11.1 Lembar persetujuan penelitian (Informed Concert)
Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti.
Peneliti menjelaskan maksud dari penelitian serta dampak yang
mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika
39

responden bersedia, maka mereka harus menandatangani surat


persetujuan penelitian. Jika responden menolak untuk diteliti,
peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

3.11.2 Tanpa nama (Anonimity)


Untuk menjaga kerahasiaan dan menjaga privacy dari masing-
masing subyek, dalam lembar pengumpulan data tidak dicantumkan
nama dan cukup dengan memberi nomor kode.

3.11.3 Kerahasiaan (Confidentiality)


Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden dijamin oleh
peneliti. Hanya sekelompok data tertentu saja yang akan disajikan
dan dilaporkan sebagai hasil rise.

3.11.4 Keadilan (Justice)


Perlakuan secara adil dari sebelum dilakukan penelitian maupun
sesudah dilakukan penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila
ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.
Prinsip keadilan yang dipakai peneliti seperti tidak membedakan
agama, suku, dan sebagainya. Semua subjek pada penelitian ini
mendapat perlakuan dengan keuntungan yang sama. Peneliti
memberikan penjelasan tentang kelengkapan status imunisasi tanpa
melakukan deskriminasi.

3.11.5 Kemanfaatan (Beneficience)


Etika penelitian ini mempunyai manfaat maksimal dan resiko
minimal. Manfaat penelitian ini penting dilakukan untuk
mengidentifikasi peran orang tua dalam pemberian imunisasi
Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dengan kelengkapan
status imunisasi pada bayi . Penggunaan asas kemanfaatan ini
40

dilakukan dengan cara menjelaskan secara detail mengenai tujuan,


manfaat kepada responden.
DAFTAR PUSTAKA

Arianti, W. I. (2017). Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong


Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Apung Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten
Asahan.

Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi Pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Hak.

Direktorat pengelolaan imunisasi kementrian Kesehatan RI. 2022. Petunjuk


Teknis Pelaksanaan Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV). Jakarta
Handayani, T. (2020). Peran Orang Tua Dalam Membimbing Anak Pada
Pembelajaran Daring Di Desa Ngrapah Kecamatan Banyubiru Tahun
Pelajaran 2019/2020. (Doctoral dissertation, IAIN Salatiga).

Hamalik, Oemar. 2007. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo

http://lib.unnes.ac.id/21156/1/1301410060-s.pdf > (Diakses tanggal 12 Januari


2023)

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-13736-BAB
%20II.Image.Marked.pdf > (Diakses pada tanggal 12 Januari 2023)

Irianto, Koes. (2014). Ilmu Kesehatan Anak. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian


Kesehatan RI.

Kemenkes RI, 2017. Peraturan Mentri Kesehatan RI nomor 12 tahun 2017


tentang penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta

Kusumaningrum, B., Kuncoro, K. S., Arigiyati, T. A., & Trisniawati. (2020).


Pendampingan Orangtua Dalam Pembelajaran Daring Di Sekolah
Dasar : Evaluasi Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19.
Inventa: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 04(2), 142–150

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Preanada Media Group

Lilawati, A. (2020). Peran Orang Tua dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran


di Rumah pada Masa Pandemi. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 5(1), 549–558. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.630
Mansyur, A. R. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran Di
Indonesia. Education and Learning Journal, 1(2), 113–123

Martinah, W. (2018). Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Curup. Terampil, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 5(1), 58–
79.

Mayasari, D. (2019). Hubungan Pola Asuh Orangtua Dan Kebiasaan Belajar


Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Gugus Ahmad Yani
Kecamatan Karangrayung (Doctoral dissertation, UNNES).

Miftah, M. F., Sari, T. T., & Meita, N. M. (2019). Pengaruh Peran Ayah Dalam
Keluarga Terhadap Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas IVa Di MIN 2
Sumenep. Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1), 26–41.

Mulyani, N. (2018). Perkembangan Dasar Anak Usia Dini. Gava Media

Rahmi, M. (2020). Penguatan Peran Keluarga Dalam Mendampingi Anak


Belajar Di Masa Pandemi Covid-19. Kreatifitas : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Islam, 9(1), 81–105.

Roshonah, A. F., Putri, S. A. D., & Yulianingsih, I. (2020). Peran Orang Tua
dalam Membimbing Anak Selama Pembelajaran Daring di Rumah.
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ, 1–7.

Sari, L. K. (2019). Peran Orangtua Dalam Perkembangan Kognitif Anak (Studi


Kasus Di MI KhanzulHuda Gundik, Slahung, Ponorogo) Tahun Pelajaran
2018/2019. (Doctoral Dissertation, IAIN Ponorogo).

Saputri, A. E. (2017). Pendampingan Anak Dalam Keluarga Di TK Pertiwi


Kebasen Kabupaten Banyumas. Jurnal Elektronik Mahasiswa Pend. Luar
Sekolah-S1, 6(3), 287–298.

Saputri, Apriliana Ega. 2017. “Pendampingan Anak Dalam Keluarga Di TK


Pertiwi Kebasen Kabupaten Banyumas.” Jurnal Elektronik Mahasiswa
Pend. Luar Sekolah-S1 6(3): 287–98.

Susanto, A. (2012). Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana

Syafa’ati, J. S. N., Sucipto, & Roysa, M. (2021). Analisis Prestasi Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Educatio,
7(1), 122–128. https://doi.org/10.31949/educatio.v7i1.882

Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)

1. Kami adalah Peneliti berasal dari institusi/jurusan/program studi Universitas


Muhammadiyah Banjarmasin/Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan/S1
Keperawatan RPL 2022 dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan
sukarela dalam penelitian yang berjudul Hubungan Peran Orangtua Dalam
Pemberian Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) Dengan
Kelengkapan Status Imunisasi Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bumi
Makmur.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah mengetahui Hubungan Peran
Orangtua Dalam Pemberian Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine
(PCV) Dengan Kelengkapan Status Imunisasi Pada Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bumi Makmur yang dapat memberi manfaat berupa mendukung
informasi ilmiah dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya Ilmu
Keperawatan komunitas Pada anak yang dapat memberi suatu wacana tentang
hubungan peran orang tua dalam pemberian Imunisai Pneumococcal
Conjugate Vaccine (PCV) dengan Status Imunisasi bayi. Penelitian ini akan
berlangsung selama 3 bulan yang akan dilaksanakan mulai bulan maret-mei
2023.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan


menggunakan pedoman wawancara yang berlangsung lebih kurang 15-20
menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak
perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan
asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
adalah Anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan
yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian, silahkan


menghubungi peneliti pada nomor Hp.085250894881.

PENELITI

( LENY RISMONIKA)
INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah


mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Leny Rismonika dengan judul Hubungan Peran Orangtua
Dalam Pemberian Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) Dengan
Kelengkapan Status Imunisasi Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bumi
Makmur.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini
secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.

Tanah Laut, 2023


Saksi Yang memberikan persetujuan

(…………………..….) (…………………..….)

Tanah Laut, 2023


Peneliti

(LENY RISMONIKA)

Anda mungkin juga menyukai